Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrian Luthfianto
"Limbah kulit nanas [Ananas comosus (L.) Merr.] yang melimpah umumnya masih jarang dimanfaatkan. Pada penelitian ini limbah kulit nanas tersebut dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi cuka. Sebanyak 250 g kulit nanas diekstrak untuk membuat 1 liter substrat fermentasi, kemudian ditambahkan 12,5%, 15%, 17,5%, atau 20% sukrosa. Sebanyak 540 ml substrat diinokulasikan dengan 10% (v/v) starter, yang mengandung suspensi sel bakteri (5 X 10® sel/ml) dan khamir (4 x 10® sel/ml) pada perbandingan 1:1. Fermentasi berlangsung selama 2 bulan dan pada akhir fermentasi dilakukan pengukuran konsentrasi asam asetat yang dihitung sebagai total asam, pH, dan konsen trasi alkohol yang masih tersisa. Pengukuran titrasi dengan 0,1 N NaOH menunjukkan ratarata konsentrasi asam asetat tertinggi (1,388%) diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan terendah (0,283%) dari penambahan 20% sukrosa. Hasil Uji Dunn pada a = 0,25 membuktikan bahwa perbedaan rata-rata konsentrasi asam asetat yang nyata terjadi antara penambahan sukrosa 12,5% dengan 15%, 17,5%, dan 20%. Pengukuran pH asam cuka menunjukkan nilai 3,0—3,6 dengan konsentrasi alkohol yang tersisa antara 12,4--23,2%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S30981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Disman Japhar Sidik
"Nitrogen dan fosfor inerupakan makro nutrien panting bagi khamir, yang sangat diperlukan untuk pertiimbuhan dan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan urea sebagai sumber nitrogen atau KH2P0^ sebagai sumber fosfor terhadap biomassa sel khamir, dan untuk mengetahui konsentrasi urea atau KH2PO4 yang paling baik sehingga diperoleh biomassa sel yahg maksimal dari khamir F.2.2 yang ditumbuhkan pada substrat limbah nanas, dengan masa inkubasi 24 jam (30°C), dan kecepatan pengoookan 90 rpm. Konsentrasi urea atau KH2PO4 yang ditambahkan adalah: 0,000 M, 0,0002 M, 0,004 M, 0,006 M, 0,008 M, dan 0,010 M. Perhitungan biomassa dllakukan dengan mengukur kekeruhan menggunakan Spektrofotometer Spectronic 21 pada panjang gelombang 570 nm. Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh konsentrasi urea atau KH2PO4 yang ditambahkan pada limbah nanas terhadap biomassa khamir F.2.2 (a =0,005)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Faizah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S31331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyus Kusnadi
"ABSTRAK
Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai substrat fermentasi nata dengan penambahan sukrosa dan nutrien lainnya untuk mendukung Pertumbuhan bakteri nata Acetobacter xylinum.
Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh penambahan beberapa konsentrasi sukrosa (10%, 12,5%, 15% dan 17,5%) dan ekstrak khamir (0,1%, 0,3%, dan 0,5%), serta interaksi penambahan sukrosa dan ekstrak khamir terhadap ketebalan rata-rata nata, dan menentukan konsentrasi sukrosa dan ekstrak khamir yang memberikan ketebalan rata-rata nata terbaik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan rata-rata nata tertinggi (0,679 cm) diperoleh dari penambahan sukrosa 17,5% dan ekstra khamir 0,5%. Ketebalan rata-rata nata terendah(0,176 cm) diperoleh dari penambahan sukrosa l0% dan ekstrak khamir 0,3%.
HasiI analisis secala statistik nenuniukkan adanya pengaruh penambahan sukrosa dan ekstrak khamir serta adanya interaksi di antara Penambahan sukrosa dan ekstrak khamir terhadap. ketebalan rata-rata nata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Noor Arafah
"ABSTRAK
Pada penelitian mi digunakan limbah cair tahu
sebagal substrat fermentasi nata, dengan penambahan 10,0%,
12,5%, 15,0%, atau 17,5% sukrosa dan 0,1%, 0,3%, atau 0,5%
amonium sulfat [(NH4 ) 2SO4 ]. Fermentasi nata dilakukan
dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinwn (Brown)
Bergey dkk.
Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penainbahan beberapa konsentrasi sukrosa
dan (NH4 ) 2 SO4 serta interaksi antara kedua faktor tersebut
terhadap ketebalan rata-rata nata, dan rnenentukan
konsentrasi sukrosa dan (NH 4 ) 2SO4 yang memberikan hasil
ketebalan rata-rata nata paling baik.
Ketebalan rata-rata nata yang tertinggi (0,601 cm)
diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan 0,1% (NH4)2SO4.
Ketebalan rata-rata nata yang terendah (0,157 cm) diperoleh
dari penambahan 17,5% sukrosa dan 0,5% (NH4)2SO4.
Uji statistik pada a = 0,01 menunjukkan ada pengaruh
penambahan sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 , serta interaksi antara
sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 terhadap ketebalan rata-rata nata.
Interaksi penainbahan sukrosa dan (NH4 ) 2 SO4 terlihat pada
penambahan 15,0% atau 17,5% sukrosa. Pada penambahan
sukrosa 15,0% atau 17,5% menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi (NH4 ) 2SO4 yang dltambahkan, semakin rendah
ketebalan rata-rata nata yang dihasilkan
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Amalia Isti
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi sari buah nanas Ananas comosus L. Merr. dalam pengencer terhadap kualitas spermatozoa domba garut Ovis aries L. 24 jam pascakriopreservasi. Sampel semen ditampung dari lima ekor domba garut jantan satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan. Semen diencerkan dengan pengencer tris kuning telur yang mengandung sari buah nanas 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, dan 20 KP 4. Semen dikemas dalam straw mini 0,25 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Semen diekuilibrasi pada suhu 5oC selama dua jam, kemudian dibekukan dan disimpan dalam nitrogen cair. Parameter yang dievaluasi adalah motilitas, viabilitas, integritas membran, integritas akrosom, dan abnormalitas. Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Duncan menunjukkan perbedaan nyata P < 0,05 antara KK dan KP 3 terhadap persentase motilitas dan integritas membran spermatozoa. Konsentrasi sari buah nanas 15 mampu memperkecil penurunan kualitas spermatozoa berdasarkan persentase motilitas 52,19 5,32 dan integritas membran spermatozoa 38,52 4,85.

The research aimed to find out the effect of various concentrations of pineapple Ananas comosus L. Merr. juice in extender on garut ram Ovis aries L. 24 hours postcryopreservation. Semen samples were collected from five garut rams once a week using an artificial vagina. The samples were diluted in tris egg yolk extender with pineapple juice 0 KK, 5 KP 1, 10 KP 2, 15 KP 3, and 20 KP 4. The diluted semen samples were loaded into mini straws 0,25 ml with 50 million cell ml dosage. Samples were equilibrated at 5oC for two hours, then freezed and stored in liquid nitrogen. Parameters evaluated were motility, viability, membrane integrity, acrosome integrity, and abnormality. The one factor ANOVA and continued with Duncan test showed significant differences P 0.05 between KK and KP 3 on the percentage of spermatozoa motility and membrane integrity. Pineapple juice 15 was able to minimize the reduction of spermatozoa quality based on the percentage of spermatozoa motility 52.19 5.32 and membrane integrity 38.52 4.85.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Rachmawati
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh penambahan beberapa konsentrasi sukrosa dan NH^H2P0^ terhadap ketebalan nata dari limbah cair tahu, serta menentukan konsentrasi sukrosa dan NH4H2PO^ yang memberikan hasil ketebalan nata terbaik. Fermentasi nata dilakukan dengan menggunakan bakteri Acetohacter xylinum TISTR 107 dan berlangsung selama 14 hari. Sukrosa yang ditambahkan ke dalam substrat sebanyak 5,0%; 7,5%;
10,0%; 12,5%; dan 15,0% dan konsentrasi NH^H2P0 ditambahkan
sebanyak 0,1%; 0,3%; dan 0,5%. Hasil analisis secara statistik raenunjukkan ada pengaruh penambahan konsentrasi sukrosa dan NH^H2P0^ serta interaksi antara penambahan sukrosa dan NH^H2P0^ terhadap ketebalan rata-rata nata. Interaksi antara sukrosa dan NH^H2P0^ terjadi pada penambahan sukrosa dengan konsentrasi 10,0% atau lebih.
Pada tingkat konsentrasi tersebut, semakin tinggi konsentrasi NH^H2P0^ yang ditambahkan ke dalam substrat maka semakin tebal nata yang dihasilkan.
Dari percobaan ini, ketebalan rata-rata nata terendah
didapat dari penambahan 0,3% NH^H2P0^ dan 5,0% sukrosa yaitu sebesar 0,201 cm. Sedangkan ketebalan rata-rata nata
terbaik diperoleh dari penambahan 0,3% NH^H2P0^ dan 15,0%
sukrosa dengan ketebalan 1,023 cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina
"ABSTRAK
Glukosa merupakan suatu gula monosakarida yang dimanfaatkan secara luas dalam industri farmasi. Pembuatan glukosa dalam skala industri selama ini berasal dari bahan pati atau amilum melalui metode hidrolisis asam. Akan tetapi, sumber bahan dan proses tersebut memiliki kelemahan terhadap lingkungan alam. Sebagai alternatif, limbah daun nanas yang mengandung selulosa berpotensi untuk dapat dihidrolisis secara enzimatis dan menghasilkan glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh glukosa dari α-selulosa daun nanas menggunakan enzim selulase dari galur kapang yang memiliki aktivitas selulase tertinggi melalui proses hidrolisis enzimatis yang optimum dan sesuai dengan identitasnya berdasarkan glukosa standar. Penelitian diawali dengan preparasi α-selulosa dari serbuk tanaman daun nanas, preparasi kapang penghasil enzim selulase meliputi peremajaan galur kapang, preparasi enzim kasar selulase, skrining galur kapang untuk aktivitas selulase tertinggi berdasarkan pembentukan zona bening pada medium agar CMC dan metode gula reduksi DNS-spektrofotometri, dilanjutkan dengan optimasi kondisi hidrolisis enzimatis dan identifikasi dengan metode FTIR dan pereaksi Fehling dengan menggunakan glukosa standar sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas enzim selulase tertinggi diperoleh dari galur kapang Penicillium sp. dengan kondisi optimum hidrolisis enzimatis pada suhu hidrolisis 500C dalam larutan dapar asetat pH 5 dengan konsentrasi enzim sebesar 2% selama 48 jam pada kecepatan shaker inkubator 160 rpm. Spektrum FTIR dari glukosa yang didapatkan menunjukkan kemiripan dengan spektrum glukosa standar terutama pada daerah sidik jari. Uji pereaksi Fehling dibandingkan dengan glukosa standar menunjukkan hasil yang positif yaitu dengan terbentuknya endapan merah.

ABSTRACT
Glucose, a monosaccharide sugar, is widely used in the pharmaceutical industry. In industrial scale, chemically hydrolized starch or amylum is used as main process and source for glucose production. However, the source of the material and process has weakness especially towards the natural environment. Therefore, an alternative source and process needed for glucose production. Since pineapple leaves contain high amount of cellulose, it has the potential to be enzymatically hydrolized using cellulase enzymes to produce glucose. This study aims to obtain glucose from pineapple α-cellulose by enzymatic hydrolysis using cellulase enzymes from selected molds lines which has the highest cellulase activity. The study began with the preparation of α-cellulose from pineapple leaf powder, preparation of cellulase enzyme-producing molds including rejuvenation of molds strain, crude cellulase enzyme preparation, screening of molds strain for the highest cellulase activity based on the formation of clear zones in CMC agar medium and DNS-spectrophotometric reduction sugar method, followed by optimization of the conditions of enzymatic hydrolysis and identification of glucose powder obtained by FTIR and Fehling reagents using standard glucose as a comparison. The results showed that the highest cellulase enzyme activity was obtained from the mold of Penicillium sp. with optimum conditions for enzymatic hydrolysis at 500C hydrolysis temperature in a buffer solution of pH 5 with an enzyme concentration of 2% for 48 hours at a 160 rpm incubator shaker speed. The FTIR spectrum of glucose obtained shows similarities to the standard glucose spectrum especially in the fingerprint region. Fehling reagent test compared with standard glucose showed positive results, namely the formation of red deposits."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Adimas Chairunnagara Darwis
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan memurnikan enzim bromelain dari bonggol nanas Ananas comosus L. Merr. disertai pengujian kestabilannya dalam cairan lambung artifisial. Tahap pemurnian dimulai dari isolasi, fraksionasi menggunakan garam ammonium sulfat dilanjutkan dengan proses dialisis. Tiap tahap pemurnian menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik pada fraksi enzim, mulai dari ekstrak kasar berturut-turut sebesar 0,276 U/mg; 14,591 U/mg; dan 16,05 U/mg. Tingkat kemurnian yang paling tinggi diperoleh pada hasil dialisis fraksi 3 50-80 sebesar 58,15 kali ekstrak kasarnya. Hasil uji kestabilan bromelain dalam cairan lambung artifisial melalui metode milk clotting units fraksi bromelain memiliki aktivitas proteolitik dalam menggumpalkan substrat susu. Pemaparan fraksi bromelain pada cairan lambung artifisial yang memberikan aktivitas proteolitik bromelain bonggol paling tinggi diperoleh pada volume sekitar 0,4-0,5 mL. Pemaparan berdasarkan waktu reaksi dengan cairan lambung artifisial yang mengandung pepsin menunjukkan aktivitas proteolitik yang relatif stabil pada 4 jam pertama.

ABSTRACT
This study aimed to isolate and purify the bromelain enzyme from pineapple stem Ananas comosus L. Merr followed with test of its stability in artificial stomach juice. Purification steps start with isolation, fractionation with ammonium sulfate salt and dialysis process. Each step of purification produced an increasing specific activity in enzyme fraction, starting with crude extract, respectively 0.276 U mg 14.591 U mg and 16.05 U mg. The highest level of purity was achieved from dialyzed 3rd fraction 50 80 in the amount of 58.15 fold in comparison with crude extract. The result of bromelain stability test in artificial stomach juice by milk clotting units assay bromelain fraction have proteolytic activity in clotting milk substrate. Exposing bromelain fraction in artificial stomach juice which gave the highest stem bromelain proteolytic activity was achieved at estimated volume of 0.4 0.5 mL. Exposure in a period of reaction time to artificial stomach juice that contained pepsin showed relatively stable proteolytic activity in the first 4 hours.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kamilia Zahrah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyalut bromelain dari bonggol nanas hasil pemurnian ke dalam mikrosfer kitosan terikat silang glutaraldehid agar masih memiliki aktivitas ketika mencapai usus. Enzim kasar dimurnikan pertama kali menggunakan metode presipitasi ammonium sulfat, diikuti dengan dialisis. Pemurnian enzim kasar dengan metode faksinasi ammonium sulfat dan proses dialisis dapat meningkatkan kemurnian enzim. Aktivitas tertinggi bromelain dari fraksinasi ammonium sulfat diperoleh sebesar 18,78 U/mg dengan tingkat kemurnian 9.45 kali lipat dibandingkan dengan enzim kasar. Sementara itu, fraksi bromelain dari dialisis memiliki aktivitas spesifik 294,44 U/mg dengan tingkat kemurnian 15,68 kali dibandingkat dengan ekstrak kasar. Bromelain murni dilapisi dengan kitosan termodifikasi menggunakan metode post loading, kemudian dievaluasi dalam cairan lambung pH 1,2 dan lingkungan usus pH 7,4 artifisial. Mikrosfer yang disintesis memiliki derajat ikat silang 94,53 dan rasio swelling 53,60 untuk penentuan sifat fisik. Enkapsulasi bromelain hasil pemurnian dengan metode post loading ke dalam mikrosfer terikat silang glutaraldehid 2.5 menghasilkan efisiensi sebesar 87,14 . Hasil uji disolusi menggunakan disolusi metode keranjang menunjukan tingkat pelepasan bromelain di lingkungan cairan lambung artifisial adalah 9,35 selama dua jam dan pada lingkungan usus artifisial adalah 79,92 selama delapan jam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mikrosfer kitosan cukup baik sebagai penyalut bromelain untuk sediaan lepas lambat.

ABSTRACT
The aim of this study is to coat bromelain from extract pineapple rsquo s core into chitosan microsphere crosslinked by glutaraldehyde to maintain its activity until it reaches the intestines. The crude enzyme was first purified by ammonium sulfate precipitation method, followed by the dialysis. Purification of crude enzymes by the ammonium sulfate fractionation method and the dialysis process can increase the purity of bromelain. The highest specific activity of bromelain from the ammonium sulfate fraction was obtained at 18.78 U mg with a purity level of 9.45 fold compared to the crude enzyme. Meanwhile, the bromelain fraction of the dialysis has a specific activity of 294.44 U mg with a purity level of 15.68 fold compared to crude extract. The purified bromelain was coated with modified chitosan using the post loading method, then evaluated in gastric fluid pH 1.2 and intestinal environment pH 7.4 artificialy. Synthesized microspheres has crosslinking degree of 94.53 and swelling ratio of 53.60 for determination of physical properties. Coating bromelain using the post loading method in a 2.50 glutaraldehyde crosslinked microsphere showed an efficiency of 87.14 . The dissolution test results using basket method of dissolution showed the release rate of bromelain in artificial gastric fluid is 9,35 for two hours and in artificial intestinal environment is 79,92 for eight hours. The results of this study indicate that chitosan coated microspheres are good enough as bromelain coatings for slow release matrices."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>