Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Andita Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rangkaian alat dengan teknik jet bubble yang dapat digunakan untuk proses absorpsi kimiawi gas CO2 dari gas umpan berkandungan CO2 50%mol, mendapatkan kurva penurunan konsentrasi CO2 terhadap waktu untuk kondisi variasi ukuran gelembung 0,62, 1,25, dan 7,09 mm dan juga variasi konsentrasi absorben KOH 10, 15, dan 20%b, serta untuk memperoleh hasil absorpsi kimiawi CO2 dengan metode batch bertahap, dimana larutan absorben hasil absorpsi batch pertama digunakan sebagai absorben untuk absorpsi batch kedua dengan komposisi gas umpan sama yaitu 50%mol. Absorpsi dengan gelembung berdiameter 0,62 mm menurunkan konsentrasi CO2 menjadi 9,4%mol, 1,25 mm menjadi 10,5%mol, dan 7,09 mm menjadi 15,9%mol, sehingga yang terbaik adalah ukuran gelembung paling kecil karena meningkatkan nilai luas kontak dan koefisien transfer massa. Absorpsi dengan KOH 10%b menurunkan konsentrasi CO2 menjadi 9,4%mol, 15%b menjadi 15,6%mol, dan 20%b menjadi 13,9%mol. Sehingga yang terbaik adalah konsentrasi KOH 10%b karena K2CO3, yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan dan berfungsi sebagai senyawa penyerap CO2, hadir pada pH lebih dari 10 serta paling larut dalam KOH konsentrasi rendah. Metode batch bertahap membuktikan bahwa terbentuk K2CO3 pada absorpsi batch 1, yang menjadi absorben CO2 pada absorpsi batch 2, dengan kemampuan menurunkan konsentrasi CO2 dari 50%mol hingga 11,2%mol.

This study aimed to produce equipment series with jet bubble technique that can be used for CO2 gas chemical absorption from 50%mole CO2 feed gas, obtain a CO2 concentration reduction curve for bubble size variation of 0.62, 1.25, and 7.09 mm, and KOH absorbent concentration variation of 10, 15, and 20%w, and also to obtain CO2 chemical absorption result with serial batch method, in which absorbent solution resulted from first batch absorption was used as absorbent for second batch absorption with the same feed gas composition. Absorption with 0.62 mm diameter bubble reduced CO2 concentration to 9.4%mole, 1.25 mm to 10.5%mole, and 7.09 mm to 15.9%mole, so the best is the smallest bubble size because contact area and mass transfer coefficient was enhanced. Absorption with 10%w KOH reduced CO2 concentration to 9.4%mole, 15%w to 15.6%mole, and 20%w to 13.9%mole. So 10%w KOH is the best because K2CO3, that was produced from equilibrium reaction and functioned as CO2 absorbent, presented in pH above 10 and most soluble in lower KOH concentration. Serial batch method proved that K2CO3 was formed on batch 1 absorption, which became CO2 absorbent in batch 2 with CO2 concentration reduction capability from 50%mole to 11.2%mole."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hantizen
"Rangkaian alat kolom gelembung pancaran (Jet Bubble Column) merupakan perpaduan antara proses absorpsi dan adsorpsi untuk mereduksi kandungan gas CO2. Kolom gelembung pancaran merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai media perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair. Aplikasi alat ini guna membantu menurunkan emisi gas CO2 ke lingkungan sekitar.
Penelitian ini mempelajari studi hidrodinamika dan laju reaksi penyerapan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum pada serangkaian alat tersebut melalui studi hidrodinamika dan menentukan kapasitas daya serap absorber dan adsorber gas CO2 melalui studi laju reaksi penyerapan. Alat yang dipergunakan berupa kolom adsorber dan serangkain kolom absorber (Jet Bubble Column) dengan masing-masing tinggi kolom sebesar 100cm dan diameter kolom sebesar 11cm. Kolom adsorber berisi karbon aktif berukuran sekitar 100 mesh sebanyak 1000 gram, sedangkan kolom absorber berisi larutan KOH 0,05M sebanyak 8 liter. Sampel yang dipakai berupa gas CO2 dari dry ice.
Pada eksperimen gas CO2 dialirkan ke dalam kolom adsorpsi. Sebelum masuk ke kolom adsorpsi dan sesudah melewati kolom adsorpsi, sampel gas CO2 diambil dengan syringe. Gas CO2 keluaran dari kolom tersebut dialirkan ke kolom absorber. Gas CO2 dalam udara akan terhisap melalui kepala nozzle dan masuk kedalam kolom Jet Bubble Column. Untuk pengukuran perubahan konsentrasi larutan KOH didalam kolom dilakukan dengan pengamatan terhadap perubahan warna. Sampel gas CO2 keluaran dari kolom absorber diambil juga dengan syringe. Sampel gas CO2 tersebut lalu dianalisa dengan Kromatograpi Gas(GC). Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan pada ukuran diameter nozzle(Dn=7,2mm; 9,3mm; dan 12,1mm) dan laju alir volumetrik cairan(QL). Data yang didapat dari eksperimen diolah sampai mendapatkan kondisi operasi optimum alat tersebut.
Dalam eksperimen laju alir volumetrik cairan divariasikan dari 13,25 hingga 25,8 liter/menit dan variasi diameter nozzle, memberikan variasi pada laju volumetric penyerapan absorber dari 0,767 hingga 3,233L/men sedangkan variasi pada laju volumetrik penyerapan adsorber dari 0,2572 hingga 1,3020 L/men. Persentase laju volumetrik absorber sebesar 86,51% sedangkan untuk laju volumetrik adsorber sebesar 13,49% pada kondisi Dn=7,2mm dan QL=19,02L/men. Kapasitas daya serap absorber terbaik sebesar 0,2603gram CO2/(gramKOH.menit) pada Dn=7,2mm dan QL=19,07L/men, sedangkan kapasitas daya serap adsorber sebesar 23,05x10-4 gramCO2/(gram karbon aktif.menit) pada Dn=12,1mm dan QL=25,8L/men."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49729
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2 dalam suatu kolom gelembung pancaran (jet bubble column). Proses ini dilakukan secara sinambun g dalam loncatan pancaran cairan kolom bergelembung pancaran. Udara dan air diumpankan dari atas kolom dan diikuti terjadinya proses penggelembungan yang berbentuk seperti awan. Proses penggelembungan ini terjadi adanya akibat dari tekanan air yang berkecepatan pancaran bertumbukan dengan air stagnan yang berada dalam kolom. Proses tumbukan tersebut akan mengakibatkan masuknya udara pada celah ? celah permukaan pada kedua cairan, dan udara akan terperangkap didalam cairan. Proses tumbukan ini juga akan menimbulkan arus pusaran (eddy current) yang terjadi didalam kolom downcomer dan dapat sebagai energi pencampuran. Diameter gelembung semakin kecil akan mengakibatkan luas area permukaan sentuhan semakin besar. Variabel yang dipelajari meliputi variabel desain dan variabel proses. Variabel desain meliputi diameter kolom dan diameter downcomer yang telah ditetapkan. Sedangkan variabel proses meliputi laju alir volumetrik cairan, diameter nozzle, dan jarak pipa downcomer yang tercelup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan pengaruh kecepatan pancaran cairan dengan berbagai diameter nozzle terhadap laju gas entrainment dan holdup gas didalam kolom absorpsi. Disamping hasil uji kinetika absorpsi diharapkan dapat dapat memenuhi formulasi pseudo first order reaction.

The phenomenon of plunging jet gas-liquid contact occurs quite often in nature, it's momentum carries small air bubbles with it into the reactor medium. The momentum of the liquid stream can be sufficient to carry small bubbles completely to the bottom of the vessel. A stream of liquid falling toward a level surface of that liquid will pull the surrounding air along with it. It will indent the surface of the liquid to form a trumpet-like shape. If the velocity of the stream is high enough, air bubbles will be pulled down, i.e. entrained into the liquid. This happens for two main reasons: air that is trapped between the edge of the falling stream and the trumpet-shaped surface profile and is carried below the surface. This study investigates the potential of a vertical liquid plunging jet for a pollutant contained gas absorption technique. The absorber consists of liquid jet and gas bubble dispersed phase. The effects of operating variables such as liquid flowrate, nozzle diameter, separator pressure, etc. on gas entrainment and holdup were investigated. The mass transfer of the system is governed by the hydrodynamics of the system. Therefore a clear and precise understanding of the above is necessary : to characterize liquid and gas flow within the system, 2. Variation in velocity of the jet with the use of different nozzle diameters and flow rates, 3. Relationship between the liquid and entrained airflow rate, 4. Gas entrainment rate and gas void fraction."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Tania Hadiyani
"Jet bubble column berfungsi sebagai alat kontak dan perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair yang telah banyak digunakan di industri-industri kimia dan petrokimia. Hal pokok yang akan diteliti dalam proses ini adalah luas kontak antar fasa gas dan cair, dan distribusi gelembung dari peralatan ini. Pada penelitian ini, data yang akan ditentukan adalah laju alir volumetrik gas, konstanta Henry dan difusivitas CO2 dalam larutan KOH, konstanta kinetika reaksi, dan kadar CO2 yang masuk dan keluar kolom absorpsi untuk penentuan luas kontak antar fasa gas dan cair dengan metode kimia menggunakan persamaan yang diperoleh dari rujukan, sedangkan untuk distribusi gelembung yang ditentukan adalah ukuran diameter gelembung dan banyaknya gelembung yang terbentuk dalam kolom. Data yang diambil pada percobaan kinetika absorpsi CO2 adalah laju alir volumetric gas, laju alir volumetrik cairan, tekanan cairan, temperatur awal larutan KOH, tinggi cairan aerasi (Hf) dan tinggi cairan (hf) pada kolom absorpsi, sampel gas sebelum masuk kolom absorpsi dan keluaran dari kolom absorpsi, dan waktu reaksi (tf). Dimana data tersebut diambil pada tiap kondisi operasi yaitu ukuran diameter nozzle, laju alir volumetrik cairan, dan konsentrasi larutan KOH yang divariasikan. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam persamaan masing-masing untuk mendapatkan harga holdup fasa gas, konstanta kinetika reaksi, dan luas kontak antar fasa. Sedangkan untuk percobaan distribusi gelembung, data yang diambil adalah foto gelembung dengan menggunakan kamera pada kolom flat, dimana datanya diambil pada tiap kondisi operasi ukuran diameter nozzle dan laju alir volumetrik cairan yang divariasikan. Data ini kemudian diaplikasikan menggunakan software PivView untuk mengukur diameter gelembung. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada ukuran diameter nozzle yang konstan, semakin besar laju alir volumetrik cairan, maka semakin besar laju alir volumetrik gas, holdup fasa gas, konstanta kinetika reaksi, dan luas kontak antar fasa, begitupun juga dengan distribusi gelembung akan semakin baik.

Jet bubble column is one of functioning equipment as a means of contact and mass transfer between gas phases and liquid phase which has many applied in chemical industries and petrochemical. The fundamental which will be checked in this process is the interfacial area of contact of gas and liquid, and bubble distribution from this equipments. At this research, the data which will be determined for determination of the interfacial area of contact of gas and liquid with chemical method applies equation obtained from reference is gas volumetric flow rate, constants of Henry and diffusivity of CO2 in KOH solution, constants of reaction kinetics, and rate of CO2 which is entering and going out from absorption column, while for distribution of bubble, the data which will be determined is size of bubble diameter and amount of bubbles which formed in columns. The data which is taken from experiment of absorption kinetics of CO2 is gas volumetric flow rate, liquid volumetric flow rate, liquid pressure, initial temperature of KOH solution, liquid height of aeration (Hf) and liquid height (hf) of absorption column, gas sample before get into absorption column and output of absorption column, and reaction time (tf). Where the data is taken at every operating condition which are size of nozzle diameter, liquid volumetric flow rate, and variation of concentration of KOH solution. Then, it is applicated into each equation to get the price of gas holdup, constants of reaction kinetics, and the interfacial area of contact. While, for experiment of bubble distribution, the data which will be taken is picture of bubbles at flat column by using camera, where the data taken at every operating condition of size of nozzle diameter and variation of liquid volumetric flow rate. Then, this data is applicated using software PivView to measure bubble diameter. From result of experiment, it is obtained that on size of nozzle diameter which is constant, more greater the liquid volumetric flow rate, then the gas volumetric flow rate, gas holdup, constants of reaction kinetics, and the interfacial area of contact will more greater too, and also with distribution of bubble would increasingly good."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49614
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didiek Hari Nugroho
"Kolom gelembung pancaran merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai alat kontak/perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair yang telah banyak digunakan di industri kimia dan petrokimia, bahkan di industri pengolahan air limbah. Hal pokok yang penting diketahui dalam proses ini adalah tinjauan untuk mempelajari hidrodinamika dan kinetika absorpsi CO2.
Pada penelitian ini, yang ingin ditentukan adalah gas entrainment, holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antarfasa untuk studi hidrodinamika. Sedangkan untuk studi kinetika absorpsi CO2 yang ditentukan adalah konstanta kinetika reaksi.
Data yang diambil pada percobaan hidrodinamika adalah laju gas entrainmeni (gas yang terhisap), tekanan statik yang berupa tinggi cairan aerasi (Hf) dan tinggi cairan (hf), tekanan cairan, pengambilan gambar dengan menggunakan kamera pada 3 daerah. Dimana data tersebut diambil pada tiap kondisi operasi laju alir volumetrik cairan dan ukuran diameter nozzle yang divariasikan serta jarak antara permukaan cairan dengan ujung pelepasan kolom downcomer atau pipa downcomer yang tercelup (Z) yang konstan. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam persamaan masing -masing untuk mendapatkan harga holdup fasa gas, ukuran diameter gelembung, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan untuk kinetika absorpsi C02 yang diambil pada percobaan ini adalah data perubahan konsentrasi larutan NaOH dalam kolom gelembung pancaran persatuan waktu. Data ini kemudian diaplikasikan kedalam laju reaksi pseudo first orde reaction untuk menghitung nilai konstanta kinetika reaksi.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada panjang pipa downcomer yang tercelup konstan, semakin besar kecepatan pancaran cairan dan ukuran diameter nozzle, maka semakin besar gas yang terhisap, holdup fasa gas, dan luas area spesifik antar fasa. Sedangkan ukuran diameter rata - rata gelembung semakin kecil. Pada panjang pipa downcomer yang tercelup semakin pendek, maka semakin besar harga konstanta kinetika reaksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venessia Wijaya
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk menurunkan kadar CO2 dengan efektif. Penelitian yang menggabungkan teknologi adsorpsi (karbon aktif) dengan teknologi absorpsi (menggunakan kolom gelembung pancaran) untuk menyerap CO2, pernah dilakukan dan diperoleh persentase laju volumetrik penyerapan CO2 sebesar 86,51% oleh absorber dan 13,49% oleh adsorber. Terlihat bahwa kemampuan absorber jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, penelitian dilakukan lebih lanjut untuk menguji kinerja kolom gelembung pancaran (absorber). Keluaran yang diharapkan adalah formulasi matematik laju gas entrainment dan holdup gas yang merupakan parameter kinerja peralatan. Formulasi akan berguna untuk memprediksi perilaku peralatan dan ketika akan dilakukan scale up. Selain itu, kemampuan peralatan dalam mengabsorpsi CO2 diharapkan juga dapat diketahui melalui penelitian ini. Berdasarkan hasil uji kinerja peralatan, diperoleh formulasi matematik dengan error _18% dan diketahui bahwa kemampuan peralatan mengabsorpsi CO2 sangat baik.

There are lots of experiments have been made in order to reduce CO2 effectively. An experiment, that combined the adsorption (using activated carbon) and the absorption process (using jet bubble column) simultaneously to reduce CO2, has been made and the result was the percentage of the volumetric rate of CO2 reduction (86.51% for absorption and 13.49% for adsorption). It can be seen that the absorber has higher ability in reducing CO2. Therefore, an advance experiment will be held to test the performance of jet bubble column. To formulate the gas entrainment rate and the gas holdup, as the parameter of jet bubble column' performance, is the output of the experiment. The formulation will be useful in predicting the behavior of jet bubble column and in scaling up process as well. Besides, the ability of this column to remove CO2 is also being considered to be known from this experiment. The results are a formulation with an error _18% and the fact that the column has a very good ability to reduce CO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Pradita Putri
"Sintesis biodiesel dengan menggunakan metode contact glow discharge electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan minyak bumi di Indonesia. Contact glow discharge electrolysis adalah suatu proses elektrokimia non-faradik yang terjadi disuatu larutan proses akibat adanya tegangan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efisiensi proses yang tinggi dalam sintesis biodiesel dengan metode CGDE. Plasma yang dihasilkan dari elektrolisis tegangan tinggi ini akan menghasilkan senyawa-senyawa radikal yang dapat menyerang campuran larutan minyak kelapa sawit, metanol dan katalis KOH. Variasi penelitian yang dilakukan meliputi kombinasi jenis elektroda (titanium, tungsten, stainless steel dan grafit), keberadaan gelembung udara sebesar 0,2 L/min dan konsentrasi katalis KOH (0,5%, 0,75%, dan 1% -massa minyak). Proses ini dilakukan pada kondisi operasi tegangan 460 V, kedalaman katoda 3 cm, durasi proses 5 menit dan rasio molar minyak : metanol sebesar  1 : 18. Hasil penelitian ini dievaluasi berdasarkan hasil yield, besar konsumsi energinya, serta karakteristik produk biodieselnya, menggunakan uji FTIR, GC-FAME, GC-MS, viskositas, angka asam, densitas dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi elektroda titanium dengan grafit pada kondisi operasi tanpa gelembung udara dan konsentrasi KOH 1% adalah kombinasi elektroda yang paling optimal dalam mensintesis biodiesel. Hal ini dapat dilihat dari hasil yield produknya yang paling tinggi, yaitu sebesar 93,8% dan konsumsi energinya yang paling rendah, yaitu sebesar 52 kJ.

Synthesis of Biodiesel using the contact glow discharge electrolysis method is an alternative technology that can be done to overcome the scarcity of petroleum in Indonesia. Contact glow discharge electrolysis is a non-faradic electrochemical process that occurs in a process solution due to the high voltage. This study aims to obtain high process efficiency in the synthesis of biodiesel from palm oil by contact glow discharge electrolysis method. Plasma produced from high voltage electrolysis will produce radical compounds that can attack a mixture of palm oil and methanol solutions with KOH electrolytes. Variations of research carried out include a combination of electrode types (titanium, tungsten, stainless steel and grafit), the presence of 0.2 L/min air bubbles and concentration of KOH electrolyte (0.5%, 0.75%, and 1%-wt oil). This process was carried out under operating conditions of 460 V, 3 cm cathode depth, 5 minutes process duration and 1: 18 molar ratio of oil: methanol. The results of this study were evaluated based on yield, energy consumption, and characteristics of biodiesel products tested on FTIR, GC-FAME, GC-MS, viscosity, acid number, density and water content. The results showed that the combination of titanium electrodes with grafit in operating conditions without air bubbles and 1% KOH concentration was the most optimal electrode combination in synthesizing biodiesel. This can be seen from its high product yield, which is 93.8% and the lowest energy, which is 52 kJ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Julia
"ABSTRAK
Asam klorida dapat dimanfaatkan sebagai larutan yang dapat menghasilkan hidrogen dan klor. Sektor industri yang menghasilkan gas klor adalah industri klor-alkali sedangkan industri menghasilkan gas hidrogen adalah steam reforming dan elektrolisis air. Industri klor dan hidrogen mengonsumsi energi dalam jumlah tinggi. Metode elektrolisis plasma dengan asam klorida dapat meningkatkan produksi gas klor dan hidrogen dengan konsumsi energi yang lebih sedikit. Adanya perbedaan tegangan yang sangat tinggi akan menghasilkan spesi radikal pada kedua elektroda. Tegangan, konsentrasi dan kedalaman sangat mempengaruhi produksi gas yang dihasilkan. Selain itu penambahan gas oksigen dapat meningkatkan produksi gas hidrogen 17 kali, sedangkan untuk gas klor dapat meningkat 6 kali lebih banyak dibandingkan elektrolisis Faraday. Sedangkan tanpa injeksi gelembung udara produksi gas hidrogen meningkat 5 kali sedangkan untuk gas klor tidak dapat terdeteksi. Fenomena pembentukan plasma secara simultan dapat dilakukan dengan kondisi kedalaman elektroda dibuat sama dan minimum. Produksi gas yang dihasilkan pada keadaan simultan tidak lebih banyak dibandingkan gas yang dihasilkan secara parsial pada jumlah energi yang sama.

ABSTRACT
Hydrochloric acid can be used as a solution that can produce hydrogen and chlorine. The industrial sector that produces chlorine gas is the chlor-alkali industry, while industry generates hydrogen gas is the steam reforming and electrolysis of water. Industrial chlorine and hydrogen consumed energy in high amounts. Plasma electrolysis with hydrochloric acid can increase the production hydrogen and chlor with less energy consumption. The existence of a very high voltage difference will generate radical species at both electrodes. Applied voltage, concentration of electrolye and depth of anode have important influences on the amount of gas resulted. Addition of oxygen can increase hydrogen gas 17 times much more, and can increase chlor 6 times much more than Faraday electrolysis. While without oxygen, hydrogen gas only 5 times much more, and chlor could not detected. Phenomenon of plasma simultaneously could occur if the depth of anode and cathode alike and minimum. In the equal energy total, the amount of gas in simultan method less than the amount of gas in partial methode.
"
2016
S63390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Anggraeni Katili
"Kontaktor membran serat berongga dapat menutupi kerugian yang terjadi pada metode konvensional. Terdapat dua jenis konfigurasi aliran dari membran kontaktor serat berongga ini. Konfigurasi 1 ketika pelarut dialirkan ke bagian tube and gas di bagian shell, sedangkan konfigurasi 2 sebaliknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas antara dua konfigurasi tersebut dengan menggunakan larutan Triethanolamine 10% berat sebagai pelarut dan membran PVC. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konfigurasi 1 menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam menyerap CO2 dibandingkan dengan konfigurasi 2. Penggunaan Triethanolamine sebagai pelarut menunjukkan kinerja yang kurang optimal, ditunjukkan dengan persentase CO2 yang terserap sekitar 1.98%.

The hollow fiber membrane contactor overcomes the disadvantages of the conventional method. There are two flow patterns: Case 1 operation where the liquid flows in tube and gas in shell. The case 2 operation where the liquid flows at shell side and gas at tube side. This study is conducted to analyze the effectiveness between both patterns using 10% weight of Triethanolamine as the solvent and PVC membrane. The result of this study: the case 1 provides more effective CO2 absorption performance rather than case 2. The use of triethanolamine shows suboptimal performance, because the maximum CO2 absorbed was 1.98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Karbelani A.
"Menghilangkan gas CO2 yang terkandung dalam aliran gas alam menjadi masalah penting bagi industri migas dan LNG. Saat ini, proses penghilangan CO2 banyak dilakukan secara konvensional dengan kolom absorpsi dan desorpsi. Namun, kolom konvensional memiliki kelemahan dalam segi keekonomisan dan operasional. Teknologi alternatif yang dikembangkan untuk mengurangi permasalahan yang ada pada kontaktor konvensional adalah teknologi kontaktor membran serat berongga.
Penelitian mengenai absorpsi CO2 menggunakan kontaktor membran telah dilakukan sejak lama diawali dengan menggunakan pelarut air. Selanjutnya, senyawa amina mulai ditelusuri sebagai senyawa yang mampu menyerap gas asam. Penelitian ini menitik beratkan pada peninjauan kinerja membran kontaktor serat berongga berbahan PVC dalam menyerap CO2 dengan diethanolamine sebagai larutan penyerap.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kontaktor membran sebagai satu keseluruhan sistem untuk menyerap CO2 dari aliran gas. Efektivitas keseluruhan kontaktor membran dapat diukur berdasarkan parameter perpindahan massa dan hidrodinamikanya.
Hasil optimum yang diperoleh pada penelitian ini adalah gas CO2 dapat diserap 90,15% per menit dengan koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 7,42 10-6 m/s dengan menggunaan variasi membran berjumlah 85 serat, laju alir gas CO2 yang masuk sebanyak 4,1 10-4 m3/menit dan laju alir pelarut DEA sebanyak 1 m3/menit.

Removing CO2 in natural gas flow has become a major problem in oil and gas industries, as well as LNG industries. Conventional column contactor using absorber and stripper column has been used to overcome the problem. However, it has weaknesses in terms of operational and economical. The compromising alternative technology that has been developed is hollow membrane contactor.
The study about gas absorption using membrane contactor has been started past few decades with using water as absorbent. Later on, researchers got interested in using amine solvent as absorbent. This study is focusing on CO2 gas absorption through hollow fiber membrane, which is made from Polyvinyl Chloride (PVC) using diethanolamine (DEA) as absorbent.
This study intends to observe and ascertain the effectiveness of membrane contactor as a whole system to absorp CO2 in gas flow. Overall effectiveness of membrane contactor can be measured by its mass transfer parameters as well as hydrodinamic parameters.
The optimum result of this study: amount of absorbed CO2 that is 90.15% per minute with 7,42 10-6 m/s mass transfer coefficient using 85 fibers membrane module, 4,1 10-4 m3/minute CO2 gas flow rate, and 1 m3/minute liquid flow rate variation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>