Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87661 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aninda Ainun Mi`raj
"Wilayah Pantai Pangandaran, Jawa Barat terletak di zona subduksi antara dua lempeng yang menyebabkan rawan terhadap bencana tsunami. Wilayah Pantai Pangandaran pernah mengalami gempa bumi besar pada 17 Juli 2006 silam yang menyebabkan tsunami. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kerentanan desa-desa pesisir Kecamatan Parigi terhadap tsunami berdasarkan kepadatan penduduk, penduduk rentan, dan kelompok umur rentan dan menganalisis efektivitas jalur evakuasi tsunami di desa-desa pesisir Kecamatan Parigi berdasarkan persepsi masyarakat. Metode analisis weighted overlay digunakan dalam penelitian ini untuk melihat kerentanan sosial terhadap bencana tsunami. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai efektivitas jalur evakuasi tsunami berdasarkan persepsi masyarakat setempat. Desa dengan tingkat kerentanan sosial terendah adalah Desa Cibenda dengan nilai 279,1. Desa dengan tingkat kerentanan sosial tertinggi adalah Desa Parigi dengan nilai 966,0. Jalur evakuasi di Desa Cibenda yang paling efektif adalah jalur 4, Desa Ciliang adalah jalur 7, dan Desa Karangjaladri adalah jalur 10 dan 12 berdasarkan pendapat masyarakat setempat.

Pangandaran coast region, West Java located in subduction zone between two plates which makes it prone to tsunami disaster. On 17th July 2006, Pangandaran coast region experienced an earthquake that led to tsunami. The purpose of this research is to analyze social vulnerability of villages in Parigi subdistrict coast and the effectiveness of tsunami evacuation route. Overlay analysis method is used to determine the value of social vulnerability. Descriptive analysis is used to determine the effectiveness of tsunami evacuation route. Cibenda village has the lowest social vulnerability value with 279.1. Parigi village highest social vulnerability value with 966.0. The most effective evacuation route in Cibenda village is evacuation route number 4, while in Ciliang village is evacuation route number 7, and in Karangjaladri village is evacuation route number 10 and 12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narrotama Husa
"Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa tepatnya di wilayah Pangandaran pada tahun 2006 memberikan luka mendalam bagi warga. Seperti yang diketahui upaya evakuasi penduduk dari bencana tsunami sangat tergantung kepada waktu dan aksesibilitas. Beberapa cara untuk mengurangi dampak terjadinya bencana tsunami adalah adanya peta arah evakuasi, jalur evakuasi, shelter tempat berlindung, dan rambu-rambu penunjuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtahui lokasi potensial dari shelter evakuasi dan rute evakuasi tercepat dengan memperhatikan topografi, aksesibilitas, dan waktu tempuh. Selanjutnya, dengan menggunakan pemodelan GIS memanfaatkan metode network analysis pada ArcGIS maka dibuat pemodelan jalur evakuasi dan jangkauan dari shelter evakuasi. Selain itu menghitung kapasitas daya tampung shelter, kondisi jalan dan kondisi topografi di wilayah penelitian. Penelitian ini memiliki manfat untuk perencanaan dari lokasi shelter tempat pengungsian untuk bencana tsunami, dan perencanaan jalur evakuasi yang tercepat. Dari hasil penelitian dapat diketahui jalur evakuasi tercepat memiliki kondisi kemiringan lereng yang landai, ruas jalan yang cukup lebar dan memiliki kondisi yang baik. Selain itu lokasi potensial untuk shelter evakuasi tsunami di Pangandaran terdapat di wilayah yang lebih tinggi dan dapat dijangkau oleh pemukiman yang ada.

The 2006 earthquake and tsunami which happened in Pangandaran caused the worst damage in the area. As we know, time and accessibility are very crucial in terms of evacuating people. There are several ways to reduce the impact of tsunami, such as evacuation direction map, evacuation route, evacuation shelter, and guide signs. The purpose of this research is to find out the potential location for the shelter evacuation and and also the fastest evacuation route. Some variables used in this research are topography, accessibility, and travel time. This research also uses the GIS modelling using tools network analysis method in ArcGis to make the modelling for evacuation route and coverage area for evacuation shelter. Furthermore this research also calculate capacity for evacuation shelter, the spatial data, the road condition, and the topography area. The result, showed that the fastest evacuation route is slightly sloped, spacious enough, and approximately in a good condition. The location for tsunami evacuation shelter in Pangandaran is located in higher area and can be reached through the near settlement in the evacuation zone.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
"ABSTRACT
Mangrove merupakan vegetasi yang hidup di daerah pesisir dan berhubungan langsung dengan keadaan dan kondisi perairan laut. Umumnya, tumbuh di daerah tepi pantai, muara, dan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebaran mangrove berdasarkan kondisi fisik perairan dan melihat luasan mangrove, serta mengaitkannya dengan kondisi hutan mangrove. Penelitian ini menggunakan Landsat 8 dengan software ArcMap 10.1 untuk mengindetifikasi sebaran mangrove dan metode yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk melihat kerapatan vegetasi mangrove. Kondisi fisik perairan yang digunakan antara lain: salinitas, suhu permukaan air laut, pH air, substrat tanah, dan pasang surut, sedangkan kondisi hutan mangrove yang diteliti antara lain: kerapatan, ketebalan, dan spesies mangrove. Sehingga dengan demikian, penelitian ini dapat mengaitkan kondisi fisik perairan dan kondisi hutan mangrove dengan sebarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hutan mangrove Bojongsalawe memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove di Batukaras dan Nusawiru karena populasi mangrove yang lebih sedikit dibandingkan dengan kedua hutan mangrove lainnya, namun hutan mangrove Bojongsalawe dan Nusawiru memiliki pH yang lebih tinggi dengan nilai kisaran antara 6,6-6,9 dibandingkan dengan hutan mangrove Batukaras yang memiliki nilai kisaran antara 6,3-6,6. Hal ini dikarenakan hutan mangrove Bojongsalawe dan hutan mangrove Nusawiru berada di muara yang mengalir menuju Sungai Cijulang dan anak sungai Cialit.

ABSTRACT
Mangrove is a vegetation that live in the coastal region and directly related to the circumstances and condition of the waters of the sea. Generally, growing in coastal areas, estuaries, and rivers. This research aims to understand the distribution of mangroves on the basis of the physical condition of waters and view the mangrove area, as well as associated it with the conditions of the mangrove forests. This research uses Landsat 8 with ArcMap software 10.1 for mangrove and distribution mengindetifikasi method used is the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) to see mangrove vegetation density. The physical condition of waters which are used, among others: salinity, surface temperature of sea water, the pH of the water, the soil substrate, and ups and downs, while the condition of the mangrove forests that are examined include: density, thickness, and mangrove species. This study can relate the physical condition of the waters and the condition of the mangrove forest to its distribution. The results of this study indicate that Bojongsalawe mangrove forest has a higher surface temperature compared to mangrove forests in Batukaras and Nusawiru because the mangrove population is less than the other two mangrove forests, but the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru have a higher pH with a range between 6,6-6,9 compared to Batukaras mangrove forest which has a range between 6.3-6.6. This is because the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru mangrove forests are in the estuary which flows towards the Cijulang River and the Cialit tributary."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Zannuba Arifah
"Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dam Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan terjadi bencana terutama yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang dapat menimbulkan tumbukan antar lempeng, salah satunya tsunami. Kejadian tsunami beberapa kali tercatat terjadi Indonesia. Tsunami yang terjadi dalam skala besar dan menimbulkan kerugian, baik kerusakan lingkungan ataupun korban jiwa. Untuk itu, perencanaan evakuasi dibutuhkan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa saat tsunami terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ancaman bahaya tsunami di Teluk Ciletuh dan menganalisis perencanaan evakuasi di wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan spasial yang terbagi menjadi pemodelan inundasi tsunami,distribusi penduduk, dan estimasi waktu tempuh evakuasi. Hasil dari penelitian ini bahwa potensi bahaya tsunami di Desa Ciwaru terdapat di dua dusun dengan luas mencapai 104,63 Ha. Sebanyak 590 jiwa penduduk terpapar dapat melakukan evakuasi dalam rentang waktu 0 – 15 menit. Pemilihan jalur evakuasi dengan waktu tempuh tercepat dibutuhkan agar penduduk dapat sampai di titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan sebelum tsunami datang. Tersedianya akses jalan yang memadai di dusun tersebut memudahkan penduduk yang berada di wilayah terpapar tsunami untuk menjangkau titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan

Indonesia is a country located at the meeting of three tectonic plates namely the Eurasian Plate, the Indo-Australian Plate, and the Pacific Plate. This condition makes Indonesia a disaster-prone region, especially caused by the movement of tectonic plates that can cause collisions between plates, one of which is the tsunami. Several tsunami events were recorded in Indonesia. Tsunamis occur on a large scale and cause losses, both environmental damage, and fatalities. Therefore, evacuation planning is needed to minimize the number of fatalities when a tsunami occurs. This study aims to find out the potential threat of tsunami hazard in Ciletuh Bay and analyze evacuation planning in the region. The method used in this research is the spatial modeling method which is divided into tsunami inundation modeling, population distribution, and estimated evacuation travel time. The result of this study is that the potential tsunami hazard in Ciwaru Village is found in two hamlets with an area of 104.63 ha. A total of 590 exposed residents can evacuate within 0-15 minutes. The selection of evacuation routes with the fastest travel time is needed so that residents can reach the designated evacuation collection point before the tsunami arrives. The availability of adequate road access in the hamlet makes it easier for residents in tsunami-exposed areas to reach evacuation gathering points"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Heriyadi
"Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang rawan bencana tsunami, BPBD
Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Ciamis menyelenggarakan fasilitasi
desa tangguh bencana di Desa Pangandaran dan Desa Panajung. Penelitian ini
menganalisis lima aspek dari Twigg (2007) mengenai masyarakat tangguh
bencana, yaitu: pemerintah, asesmen resiko, pendidikan dan pengetahuan,
manajemen resiko dan pengurangan kerentanan, serta kesiapsiagaan dan respon
bencana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lima aspek tersebut tidak
sepenuhnya terlaksana karena adanya kesenjangan antara dokumen-dokumen
perencanaan dan kebijakan desa. Selain itu, FKDM bentukan dari hasil fasilitasi
tersebut intensitas kegiatannya semakin berkurang, sehingga upaya pemberdayaan
masyarakat dalam mengurangi resiko bencana tidak dapat terlaksana.

Ciamis regency belongs to the riskiest tsunamy area so that BPBD of West Java
and Ciamis organize to facilitate disaster resilient villages in Pangandaran and
Pananjung. This research is trying to analyze Twigg's (2007) five aspects of
disaster resilient community i.e., governance, risk assessment, knowledge and
education, risk management and vulnerability reduction, disaster preparedness and
response. The research found that not all of the five aspect implement due to the
gap between document planning and local government policy. Additionally, the
activity of FKDM which was formed through facilitating process is decreasing so
that the community empowering can not be accomplished.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T42726
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Heriyadi
"Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang rawan bencana tsunami, BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Ciamis menyelenggarakan fasilitasi desa tangguh bencana di Desa Pangandaran dan Desa Panajung. Penelitian ini menganalisis lima aspek dari Twigg (2007) mengenai masyarakat tangguh bencana, yaitu: pemerintah, asesmen resiko, pendidikan dan pengetahuan, manajemen resiko dan pengurangan kerentanan, serta kesiapsiagaan dan respon bencana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lima aspek tersebut tidak sepenuhnya terlaksana karena adanya kesenjangan antara dokumen-dokumen perencanaan dan kebijakan desa. Selain itu, FKDM bentukan dari hasil fasilitasi tersebut intensitas kegiatannya semakin berkurang, sehingga upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi resiko bencana tidak dapat terlaksana.

Ciamis regency belongs to the riskiest tsunamy area so that BPBD of West Java and Ciamis organize to facilitate disaster resilient villages in Pangandaran and Pananjung. This research is trying to analyze Twigg's (2007) five aspects of disaster resilient community i.e., governance, risk assessment, knowledge and education, risk management and vulnerability reduction, disaster preparedness and response. The research found that not all of the five aspect implement due to the gap between document planning and local government policy. Additionally, the activity of FKDM which was formed through facilitating process is decreasing so that the community empowering can not be accomplished."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T42726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira
"Kecamatan Palabuhanratu merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempabumi dan tsunami sehingga perlu adanya upaya-upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jalur evakuasi efektif di Kecamatan Palabuhanratu. Untuk mendapatkan hasil tersebut dilakukan analisis bahaya tsunami menggunakan pemodelan tsunami dengan perangkat lunak COMCOT berdasarkan skenario terburuk potensi momen magnitudo 8,8 untuk Megathrust segmen Selat Sunda - Banten, melakukan analisis penduduk terdampak bahaya tsunami menggunakan data People in Pixel, melakukan analisis jalur evakuasi dan wilayah jangkauan tempat evakuasi menggunakan metode Network Analysis pada perangkat lunak SIG, serta mensintesa kepadatan jalur di Kecamatan Palabuhanratu menggunakan simulai agent-based model pada aplikasi Netlogo 6.3.0. Hasil analisis bahaya tsunami diketahui bahwa terdapat 5 desa yang terkena dampak tsunami dengan ketinggian maksimum tsunami mencapai 18,3 meter, waktu tiba gelombang tsunami tercepat 21 menit, dan jarak tsunami terjauh di daratan (inundasi) mencapai 1735 m. Estimasi penduduk yang terdampak tsunami tingkat bahaya tinggi sebesar 86,8 %, tingkat bahaya sedang 6,8 % dan tingkat bahaya rendah 6,5 % dari total penduduk yang terdampak bahaya tsunami. Penelitian ini berhasil menentukan 54 jalur evakuasi pada 4 desa di Kecamatan Palabuhanratu dengan mempertimbangkan kondisi jalan yang ada dan diketahui bahwa lokasi tempat evakuasi existing tidak dapat menjangkau seluruh area bahaya tsunami. Hasil dari simulasi berbasis agen pada Desa Citepus, Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Jayanti memiliki tingkat kepadatan relatif tinggi pada saat proses evakuasi. Persentase penduduk selamat yang relatif tinggi membuktikan bahwa jalur evakuasi yang ditentukan pada penelitian ini sudah efektif.

Palabuhanratu Sub-district is an area that is prone to earthquakes and tsunamis, so there is a need for earthquake and tsunami mitigation efforts. This study aims to obtain an adequate evacuation route in Palabuhanratu District. To obtain these results, a tsunami hazard analysis was carried out using tsunami modeling with COMCOT software based on the worst scenario possible moment of magnitude 8.8 for the Sunda-Banten Strait Megathrust segment, analyzing the population affected by the tsunami hazard using People in Pixel data, exploring evacuation routes and areas. Coverage of evacuation sites using the Network Analysis method in GIS software and synthesizing the density of lanes in Palabuhanratu District using an agent-based model simulation in the Netlogo 6.3.0 application. The tsunami hazard analysis results found that five villages were affected by the tsunami with a maximum tsunami height of 18.3 meters, the fastest tsunami wave arrival time was 21 minutes, and the farthest distance of a tsunami on land (inundation) reached 1735 m. It is estimated that the population affected by the high-hazard tsunami is 86.8%, the medium hazard level is 6.8%, and the low-hazard level is 6.5% of the total population affected by the tsunami hazard. This research successfully determined 54 evacuation routes in 4 villages in Palabuhanratu District by considering the existing road conditions. It is known that the current evacuation sites cannot reach all tsunami hazard areas. The results of the agent-based simulation in 3 villages, namely Citepus Village, Jayanti Village, and Palabuhanratu Village, had relatively high levels of density during the evacuation process. The relatively high percentage of survivors proves that the evacuation routes determined in this study are effective."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi fisik suatu wilayah pesisir sangat menentukan jarak rayapan gelombang
tsunami yang terjadi. Dalam menentukan deliniasi wilayah potensi rayapan
tsunami dibutuhkan data wilayah ketinggian serta objek penghalang tsunami,
yaitu vegetasi penghalang dan dinding peredam tsunami. Tingkat kerentanan
Pesisir Pangandaran dilihat dari kondisi permukiman yang berada pada wilayah
potensi tsunami tersebut. Penentuan tingkat kerentanan ini dipengaruhi oleh faktor
jarak permukiman terhadap garis pantai. Apabila terjadi tsunami dengan tinggi
gelombang 2 meter, 6 meter dan 12,5 meter, maka wilayah permukiman yang
memiliki tingkat kerentanan tinggi berada di jarak 500 meter, 600 meter dan 1.500
meter dari garis pantai."
Universitas Indonesia, 2010
S34195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Ilmayanti
"Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simpenan dan Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi yang memiliki lokasi di sekitar patahan aktif Cimandiri dan merupakan zona sumber gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran wilayah bahaya tsunami dan mengetahui sebaran tingkat risiko tsunami di sepanjang Pesisir Simpenan - Ciemas. Metode yang digunakan yaitu skoring dan pembobotan serta overlay data bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa bahaya tsunami di wilayah penelitian didominasi oleh tingkat bahaya tinggi, karena sebagian besar wilayah ketinggiannya berkisar antara 0 - 12,5 mdpl. Sedangkan untuk tingkat risiko pada wilayah penelitian didominasi oleh tingkat risiko sedang, dan tidak ada yang memiliki risiko rendah.

This research is located in Simpenan and Ciemas Sub-District, Sukabumi Regency. This area is located in Cimandiri active fault which is earthquake source zone. This research aims to acknowledge tsunami hazard zone and tsunami risk zone along the coast of Simpenan - Ciemas. This research uses scoring method, weighting method, and overlay method between hazard, vulnerability, and capacity data. The result of this research showed that the high class of hazard dominated tsunami hazard zone in research area due to the fact that most of research area is in - 12,5 meters above sea level. At the same time, medium class of risk dominated in research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S61396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Utami Agusputri
"Skripsi ini mengkaji mengenai pantangan makan di kalangan ibu hamil dan ibu masa nifas di sebuah pedesaan di Jawa Barat, yaitu Desa Ciganjeng. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan terlibat saya berupaya memahami kebiasaan dan pantangan makan yang dilakukan para ibu hamil dan masa nifas sebagai bentuk upaya mereka dalam menjaga kehamilan, kelahiran dan masa nifas. Para ibu hamil dan masa nifas di Desa Ciganjeng memiliki kebiasaan makan tertentu yang tidak telepas dari adanya pantangan makan yang harus mereka jalani. Beberapa jenis makanan dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil dan masa nifas di Desa Ciganjeng terkait dengan alasan-alasan kesehatan. Pengetahuan para ibu mengenai jenis dan alasan pantangan makan tersebut mereka peroleh dari orang yang berperan membantu perawatan kehamilan dan kelahiran yaitu paraji Mak Enok yang dapat dikatakan sebagai agen dalam penyebaran pengetahuan pantangan makan.Tulisan ini menjelaskan mengenai kapasitas agensi yang dimiliki oleh Mak Enok sehingga ia dapat disebut sebagai agen dalam penyebaran pengetahuan pantangan makan.

This research focuses on the food taboo for pregnant mothers post-pregnancy mothers in Ciganjeng village, West java. Through in-depth interviews, I seek to understand the eating habits and taboos by pregnant women during childbirth as a form of their efforts in maintaining pregnancy, birth and the postpartum period. In this village, both pregnant mothers and post-pregnancy mothers have a habbit to eat some specific food. It includes kind of food, time of eating, and method of eating. Those aforementioned items have something to do with the food taboo implemented by those pregnant mothers and post-pregnancy mothers. The food is considered a taboo due to health reasons. The knowledge possessed by those mothers is acquired from a ?paraji? (a shaman helping to deliver babies) called Mak Enok that can be called as an ?agent?.The agents are considered important in spreading the knowledge of food taboo in Ciganjeng village. Mak Enok as an agent has a capacity that affects knowledge and actions of mothers to obey the food taboo given to them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>