Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vinsensia Maharani Kanya Dhira Pradipta
"Latar belakang: Penelitian sistematik untuk kanker payudara dilakukan di Indonesia dengan
flora dan potensi terapeutik yang berlimpah berkesempatan sebagai prospek terhadap sel
kanker melalui studi tentang kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan antikanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan potensi Ulva lactuca yang terdapat di
Indonesia sebagai antioksidan dan inhibitor pertumbuhan kanker payudara terhadap sel kanker
payudara MCF-7.
Metode: Ulva lactuca diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana,
etil-asetat dan etanol dan menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil-asetat, dan ekstrak
etanol Ulva lactuca. Hasil ekstraksi diuji dengan analisa fitokimia dan KLT. Aktivitas
antioksidan sebagai radical scavenger dinilai melalui uji DPPH, sedangkan sitotoksisitas
terhadap sel kanker payudara MCF-7 dievaluasi melalui uji MTT.
Hasil: Analisa fitokimia menunjukan senyawa metabolit sekunder triterpenoid, steroid, dan
glikosida terkandung dalam Ulva lactuca. KLT menunjukan adanya 11 komponen fitokimia.
Dari uji DPPH, ekstrak Ulva lactuca dengan etanol dan etil asetat diklasifikasikan memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat aktif terhadap radikal bebas DPPH, dengan nilai IC50 3.514
μg/mL dan 33.770 μg/mL secara berurutan. Dari uji MTT, ekstrak n-heksana Ulva lactuca
memberikan nilai IC50 70.496 μg/mL dan ekstrak etil asetat Ulva lactuca memberikan nilai
50.883 μg/mL terhadap sel kanker payudara MCF-7, dimana keduanya memiliki aktivitas
antikanker sedang. Sedangkan ekstrak etanol Ulva lactuca menunjukan nilai IC50 11.920
μg/mL pada sel MCF-7 yang memiliki aktivitas antikanker yang aktif.
Kesimpulan: Ekstrak etanol Ulva lactuca yang memiliki kandungan antioksidan dan aktivitas
sitotoksik yang kuat terhadap sel MCF-7 perlu dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker
payudara.

Background: Systematic researches for breast cancer is ran in Indonesia with its flora
resources and therapeutic potentials as prospective towards cancer cells through studies
concerning phytochemical contents, antioxidant activity, and cytotoxicity. The aim of this
research is to obtain Ulva lactuca abundant potential that is available in Indonesia as
antioxidant and anticancer towards breast cancer cell MCF-7.
Method: Ulva lactuca is extracted by maceration with solvents which are n-hexane, ethylacetate,
and ethanol, ensuing extracts of n-hexane, ethyl-acetate and ethanol. The extracts later
collected and tested through phytochemical and TLC analysis. The DPPH assay determines the
extracts’ antioxidant activity as a radical scavenger and MTT assay evaluates the cytotoxicity
towards MCF-7 cells.
Results: Phytochemical screening revealed secondary metabolites triterpenoids, steroids, and
glycosides in Ulva lactuca. The TLC resulted that there are 11 phytochemical components.
From DPPH assay, ethanol and ethyl acetate extracts of Ulva lactuca are classified to have
very active antioxidant activity against DPPH free radicals, with IC50 of 3.514 μg/mL and
33.770 μg/mL, respectively. From MTT assay, n-hexane extract gives IC50 value of 70.496
μg/mL, and ethyl-acetate extract gives IC50 value of 50.883 μg/mL towards MCF-7 cells, both
have moderate anticancer activity. Whereas the ethanol extract gives IC50 value of 11.920
μg/mL on MCF-7 cells which considered to have active anticancer activity.
Conclusion: Ethanol extract of Ulva lactuca that has a strong antioxidant and cytotoxic activity
against MCF-7 cells should be further develop as an anti-breast cancer agent.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lu`lu`ul Firdausiah
"ABSTRAK
Pakan merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan. Nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin dibutuhkan ikan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak, sumber energi, pematangan gonad dan untuk pertumbuhan. Ulva lactuca mengandung nutrisi berupa karbohidrat, protein, serat, air, mineral, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin B2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan substitusi 10% dan 15% Ulva lactuca dengan sumber protein tepung maggot terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila larasati (Oreochromis niloticus). Hasil penelitian menunjukkan pertambahan bobot badan ikan nila larasati yang diberi pakan K1, P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah 30,1 g, 23,63 g, 24,68 g, 25,07 g. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup ikan nila lararasati yang diberi pakan K1, P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah 76,67%, 60%, 70% dan 50%. Kematian ikan nila larasati disebabkan oleh proses aklimatisasi yang tidak lama dan terserang bakteri Streptococcus agalactiae. Kualitas air selama penelitian masih dalam ambang batas normal.
ABSTRACT
Feed is one of the external factors that influence fish growth. Complete nutrients such as carbohydrates, proteins, fats, minerals and vitamins are needed by fish to replace damaged body tissue, a source of energy, ripening the gonads and for growth. Ulva lactuca contains nutrients in the form of carbohydrates, protein, fiber, water, minerals, vitamin A, vitamin B1 and vitamin B2. The purpose of this study was to determine the effect of substituting 10% and 15% Ulva lactuca with protein source maggot flour on the growth and survival of larasati tilapia (Oreochromis niloticus). The results showed that the body weight gain of larasati tilapia fed K1, P0, P1 and P2 were 30.1 g, 23.63 g, 24.68 g, 25.07 g, respectively. Meanwhile, the survival rate of lararasati tilapia fed K1, P0, P1 and P2 were 76.67%, 60%, 70% and 50%, respectively. Larasati tilapia mortality was caused by the acclimatization process that was not long and attacked by Streptococcus agalactiae bacteria. The water quality during the study was still within normal limits."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurin Marcelia
"Pendahuluan: Asam galat adalah senyawa fenolik alami pada tumbuhan dan buah yang telah dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini, enam senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) hasil sintesis diuji efek sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat , butil amida galat, sekunder butil amida galat, tersier butil amida galat, dan heksil amida galat dievaluasi sitotoksisitasnya terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan menggunakan metode MTT. Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis data, menghasilkan nilai IC50. Aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin sebagai kontrol positif.
Hasil: Di antara enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, tersier butil amida galat dan heksil amida galat menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih kuat terhadap sel payudara MCF-7 dibandingkan dengan asam galat dan doxorubicin, dengan nilai IC50 masing-masing yaitu 2,1 μM dan 3,5μM.
Kesimpulan: Tersier butil amida galat dan heksil amida galat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen anti kanker payudara.

Objective: Gallic acid is a natural phenolic compound distributed in plants and fruits which has been reported to have cytotoxic activity against human breast cancer carcinoma MCF-7 cells. In this research, six synthesized gallic acid derivatives (alkyl amide gallates) are extensively investigated their cytotoxic effects on breast MCF-7 cells.
Methods: Six synthesized compounds of alkyl amide gallates, namely methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl amide gallate, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate were evaluated on the basis of their cytotoxicities against breast MCF-7 by MTT assay. Linear regression analysis is utilized to analyze data to generate IC50 value. The results will be compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control.
Results: Among six synthesized alkyl amide gallates, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate showed stronger cytotoxicity activities against breast MCF-7 cells compared to gallic acid and doxorubicin, with IC50 value of 2.1 μM to 3.5μM, respectively.
Conclusion: Ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate is potential to be further developed as promising anti-breast cancer agents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Clarissa Agatha Debora
"Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh sel abnormal yang berkembang secara tidak terkontrol. Dua jenis penyakit kanker dengan insidensi yang cukup tinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker kolon. Beberapa tata laksana yang dilakukan untuk penyakit kanker adalah terapi radiasi, kemoterapi, terapi hormon dan juga pembedahan. Patah tulang (Euphorbia tirucalli) merupakan spesies tanaman yang memiliki berbagai efek baik terhadap Kesehatan. Patah tulang terbukti memiliki efek anti inflamasi, antivirus dan juga keperluan analgesik. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun patah tulang juga bermanfaat sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksisitas daun patah tulang (Euphorbia tirucalli) terhadap sel kanker kolon HT-29 dan kanker payudara MCF-7.Euphorbia tirucalli yang sudah di ekstraksi menggunakan metode maserasi aktivitas sitotoksiknya sebagai inhibitor pertumbuhan sel kanker kolorektal HT-29 dan payudara MCF-7 secara in vitro dengan metode MTT assay. Ekstrak etanol Euphorbia tirucalli memiliki aktivitas sitotoksik moderat terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan sel kanker kolorektal HT-29 dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 33,88 μg/mL dan 34,86 μg/mL. Ekstrak heksana Euphorbia tirucalli juga menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lemah terhadap sel kanker payudara MCF-7 dan sel kanker kolorektal HT-29 dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 631,5 μg/mL dan 919,13 μg/mL. Euphorbia tirucalli menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon HT-29 dan sel kanker payudara MCF-7
Cancer is a type of disease involving uncontrolled growth of abnormal cells. Two types of cancer that have a high incidence rate are colon cancer and breast cancer. There are various treatment options such as radiation therapy, chemotherapy, hormone therapy, and surgery. Despite that, an exploration on finding new treatment options has been done such as using substances that are found in plants. Pencil cactus (Euphorbia tirucalli) is known as a medicinal plant that has anti inflammation effect, antivirus, used for analgesic, and also anticancer. Based on previous research, Euphorbia tirucalli has an anticancer activity.This study aims to determine cytotoxicity of the Euphorbia tirucalli against HT-29 colon cancer cells and MCF-7 breast cancer cells.Euphorbia tirucalli has been extracted by maceration method using ethyl acetate, n-hexane and ethanol solvent. Each extract was evaluated in vitro its cytotoxic activity against colon HT-29 and breast MCF-7 cancer cells using MTT assay method.Ethanol extract of Euphorbia tirucalli showed moderate cytotoxic effect against breast MCF-7 and colon HT-29 cancer cells with IC50 of 33.88 μg/mL and 34.86 μg/mL, respectively. N-hexane extract of Euphorbia tirucalli showed weak cytotoxic effect against breast cancer and colon cancer with IC50 value respectively at 631.5 μg/mL dan 919.13 μg/mL. Euphorbia tirucalli shows cytotoxic activity towards and colon cancer cell line HT-29 and breast cancer cell line MCF-7"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shadira Anindieta Irdianto
"Indonesia merupakan negara biodiversitas tinggi yang memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) yang mengandung berbagai senyawa antioksidan sehingga diperkirakan dapat mengakibatkan kematian pada sel kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala dapat mengakibatkan apoptosis pada sel T47D kanker payudara selama 24 jam. Namun, penelitian terkait uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala terhadap sel kanker payudara MCF-7 belum ditemukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan konsentrasi optimal ekstrak bajakah tampala yang dapat menghambat 50% proliferasi sel. serta mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala. Metode penelitian ini menggunakan sel MCF-7 dan batang bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Selanjutnya, dilakukan uji MTT dan flow cytometry. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bajakah tampala memiliki nilai IC50 sebesar 104 ppm dan menghasilkan efek sitotoksisitas yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel MCF-7. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bajakah tampala dengan pelarut etanol 96% tergolong dalam kelompok senyawa yang bersifat kurang aktif sebagai antikanker.

Indonesia is a high biodiversity country with 7,000 of 30,000 plant species that can be used as traditional medicine. One of them is the bajakah tampala plant (Spatholobus littoralis Hassk.) which contains various antioxidant compounds that are assumed can cure cancer. Further studies revealed that bajakah tampala extract can induce apoptosis in T47D breast cancer cell lines. However, studies related to the cytotoxicity test of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells have not been discovered. Hence, it is necessary to analyze the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to find the optimal concentration of bajakah tampala extracts that can inhibit 50% of cell proliferation and to know the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract. This research used MCF-7 breast cancer cell lines and bajakah tampala stems. The stems were extracted by maceration method using 96% ethanol. These research methods are viability tests with MTT reagents and anti-cancer activity tests using flow cytometry. The results showed that the ethanol extract of bajakah tampala has an IC50 value of 104 ppm and can induce an apoptosis effect in MCF-7 cells. This study concludes that the anti-cancer activity of bajakah tampala extract is weak against MCF-7 breast cancer cell lines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Raisya Zahira
"Pendahuluan. Rumput laut terdiri dari senyawa fitokimia, yang merupakan nutrisi anti-karsinogenik. Rumput laut telah diketahui untuk memiliki kemampuan mengatur kadar estrogen di tubuh dan mempunyai efek antikanker yang dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efek penghambatan dari empat ekstrak pekat dari rumput laut merah Gracilaria verrucosa terhadap kanker payudara MCF-7, dan membandingkan efektivitasnya.
Metode. Gracilaria verrucosa rumput laut diperoleh dari perairan pesisir Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. Rumput laut diekstraksi menjadi empat pelarut polaritas berbeda, yaitu etil asetat, etanol, kloroform dan n-heksana. Selanjutnya, keempat ekstrak G. verrucosa ini diencerkan menjadi delapan variasi konsentrasi. Efek penghambatan ditentukan secara in vitro oleh uji proliferasi sel MTT terhadap sel MCF-7 kanker payudara (hormon sensitif).
Hasil. Dibandingkan dengan ekstrak lain, ekstrak etil asetat G. verrucosa yang merupakan ekstrak semi-polar, menunjukkan potensi sitotoksisitas terkuat terhadap sel payudara MCF-7 dengan nilai IC50 11,08 μg/mL. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak yang berpotensi paling efektif dalam menghambat sel kanker payudara MCF-7 karena sifatnya semi-polar, yang dapat mengekstrak berbagai macam fitokimia anti-kanker seperti triterpenoid dan saponin yang memiliki polaritas berbeda.

Introduction. Seaweed comprise of phytochemical compound, which is considered to be anti-carcinogenic nutrition. It is known to possess estrogen regulating ability and anticancer effect that could suppress breast cancer cell growth. This research aims to evaluate the inhibitory effect of four concentrated extracts of red seaweed Gracilaria verrucosa against breast cancer MCF-7 and compares their effectivity.
Methods. Gracilaria verrucosa seaweed was obtained from coastal waters of Labuhan Haji, Lombok, Indonesia. The seaweed was extracted into four different polarity solvents, those are ethyl acetate, ethanol, chloroform and n-hexane. Subsequently, these four G. verrucosa extracts were diluted into eight varieties of concentrations. The inhibitory effects were determined in vitro by MTT cell proliferation assay against breast cancer MCF-7 cells (hormonal sensitive).
Results. Compared to other extracts, ethyl acetate extract of G. verrucosa which is a semi-polar extract, showed the potential strongest anti-proliferative activity against breast MCF-7 cells with IC50 value of 11.08 µg/mL. This result suggest that ethyl acetate extract is potentially the most effective extract in inhibiting breast cancer MCF-7 cell due to its semi-polar trait, which could extract wide range of anti-cancer phytochemicals such as triterpenoid and saponin that have different polarity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadhil Ilham
"Latar belakang: Kanker payudara merupakan bentuk kanker yang paling sering ditemukan pada wanita. Jamur putih (Tremella fuciformis) menjadi kandidat agen terapi kimia karena memiliki berbagai kandungan fitokimia yang berpotensi sebagai antioksidan dan agen sitotoksik terhadap sel kanker.
Tujuan: Untuk mengetahui komponen senyawa fitokimia, aktivitas antioksidan, serta aktivitas sitotoksik Tremella fuciformis sebagai inhibitor sel kanker payudara MCF-7.
Metode: Maserasi dan ekstraksi Tremella fuciformis dilakukan menggunakan pelarut polar, semipolar, dan nonpolar (etanol, etil asetat, dan n-heksana). Komponen fitokimia ekstrak Tremella fuciformis dianalisis melalui uji fitokimia, analisis kadar total fenolik dan flavonoid, serta kromatografi lapis tipis (KLT). Evaluasi aktivitas antioksidan ekstrak Tremella fuciformis dilakukan dengan menggunakan DPPH dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel MCF-7 dilakukan dengan metode MTT.
Hasil: Ekstrak etanol dan etil asetat Tremella fuciformis mengandung flavonoid dan triterpenoid, sedangkan ekstrak n-heksana mengandung glikosida dan triterpenoid. Kandungan total fenolik dan flavonoid ditemukan lebih tinggi pada ekstrak etil asetat dibandingkan dengan ekstrak etanol. Uji KLT menunjukkan bahwa terdapat lima komponen senyawa pada ekstrak etil asetat dan n-heksana, serta tiga komponen senyawa pada ekstrak etanol. Aktivitas antioksidan yang sangat aktif ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat (IC50 = 44,64 µg/mL) dan aktivitas antioksidan yang lemah ditunjukkan oleh ekstrak etanol (IC50 = 367,87 µg/mL). Ekstrak etil asetat dan n-heksana menghasilkan efek sitotoksik moderat terhadap sel MCF-7 dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 39,04 µg/ml dan 43,2 µg/ml, sedangkan ekstrak etanol menghasilkan efek sitotoksik yang lemah dengan nilai IC50 sebesar 154,87 µg/ml.
Simpulan: Ekstrak Tremella fuciformis berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen terapi mutakhir dalam tata laksana kanker payudara.

Background: Breast cancer is the most common cancer found in women. White fungus (Tremella fuciformis) is a candidate for the therapeutic agent because it contains various phytochemical components that potentially become antioxidants and cytotoxic agents against cancer cells.
Aim: To determine the phytochemical components, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Tremella fuciformis against MCF-7 breast cancer cells.
Methods: Maceration and extraction of Tremella fuciformis were done using polar, semipolar, and nonpolar solvents (ethanol, ethyl acetate, and n-hexane). The phytochemical components were analyzed through phytochemical tests, determination of total phenolic and flavonoid contents, and thin-layer chromatography (TLC). The evaluation of antioxidant activity was carried out using DPPH while the evaluation of cytotoxic activity against MCF-7 cells was carried out using the MTT method.
Result: The ethanol and ethyl acetate extracts of Tremella fuciformis contained flavonoids and triterpenoids, while the n-hexane extract contained glycosides and triterpenoids. The TLC test showed that there were five compounds in the ethyl acetate and n-hexane extracts, and three compounds in the ethanol extract. Highly active antioxidant activity was shown in the ethyl acetate extract (IC50 = 44.64 g/mL) and weak activity was shown in the ethanol extract (IC50 = 367.87 g/mL). The ethyl acetate and n-hexane extract had moderate cytotoxic effects on MCF-7 cells (IC50 = 39.04 g/ml and 43.2 g/ml, respectively). In addition, the ethanol extract had a weak cytotoxic effect (IC50 = 154.87 g/ml.)
Conclusion: Tremella fuciformis has the potential to be developed as a novel therapeutic agent in the management of breast cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriayu Norma Yusnita
"Daun teh hijau dikeringkan selama beberapa hari dan diekstrak dengan menggunakan dua jenis pelarut yaitu etanol – air 1:1 (v/v) dan etil asetat – air 1:1 (v/v) untuk memperoleh ekstrak teh oolong. Ekstrak ini digunakan untuk melihat reaksi kopling oksidatif dengan katalis Fe-MMT. MMT diperoleh dari mineral bentonit, berasal dari daerah Jambi, dengan pemisahan fraksi yang mengandung montmoilonit paling tinggi. MMT ini diubah ke Na-MMT dan setelah itu ke Fe-MMT dengan mengimpregnasi masing-masing menggunakan larutan NaCl dan larutan FeCl3. Katalis Fe-MMT dikarakterisasi dengan metode FTIR dan XRD, untuk melihat struktur MMT. Metode SSA digunakan untuk melihat kandungan dari Na+ dan Fe3+ pada preparasi katalis.
Ekstrak teh oolong pertama-tama difraksinansi dengan menggunakan silika gel dalam tabung reaksi untuk memperoleh isolat dengan kandungan theaflavin. Reaksi kopling oksidatif dari isolat dipanaskan pada suhu 115°C selama 24 jam, untuk mengidentifikasi senyawa hasil produk menggunakan metode KLT dan LC-MS. Hasil analisa menunjukkan pembentukan senyawa kopling dari catechin menghasilkan 2 senyawa yaitu EGCG trimer pada m/z 1370 dan theadibenzotropolene pada m/z 974. Aktivitas penangkapan radikal dari produk kopling oksidatif, ditentukan dengan menggunakan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), menunjukkan % inhibisi produk lebih tinggi dibandingkan senyawa isolat.

Green tea leaves were dried for several days and were extracted with two kinds of solvents, namely ethanol – water 1:1 (v/v) and ethyl acetate – water 1:1 (v/v) to obtain the oolong tea extracts. These extracts were used to study the oxidative coupling reactions over Fe-Montmorilonite (Fe-MMT) catalyst. The MMT was obtained from mineral bentonite, origin area Jambi, by separating the fraction which had the highest montmorilonite content. This MMT was first transformed into Na-MMT and after that into Fe-MMT by impregnating with NaCl solutions and FeCl3 solutions respectively. The Fe-MMT catalyst was characterized by FTIR and XRD methods, to confirm the MMT structure. The AAS method was carried out to determine the content of Na+ and Fe3+ in the catalyst preparation.
The oolong tea extracts were first fractionated using silica gel in a glass column to obtain isolate with the theaflavin content. The oxidative coupling reactions of isolate were conducted at 115°C for 24h, to investigate the formation of the coupling products, which were identified using TLC and LC-MS methods. The analysis results showed the formation of a coupling compound of catechins results two compounds that is EGCG trimer with the m/z value of 1370 and the adibenzotropolene with the m/z value of 974. The radical scavenging activity of the oxidative coupling product, determined by the use of a free radical 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH), showed the value of product inhibition percent more high than isolate compounds.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Setiawan
"Katalis heterogen Cu-montmorillonit telah dapat disintesis. Untuk membuat katalis Cu-montmorillonit, diawali dengan melarutkan Na-montmorilonit dalam larutan CuCl2 0,3 M dan kemudian diaduk dengan stirrer selama 24 jam dan dilakukan pencucian endapan sampai bebas ion klorida. Endapan kemudian dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Katalis hasil sintesis telah dikarakterisasi dengan FTIR dan XRD. Sebelumnya Na-montmorillonit disintesis dari fraksi 1 hasil fraksinasi bentonit alam yang berasal dari Jambi. Fraksi 1 bentonit alam mempunyai nilai % smetite paling besar yaitu 79,11 % dan juga mempunyai nilai % kaolinite dan % illite sebanyak 9,51 % dan 11,38 %. Katalis heterogen ini selanjutnya diaplikasikan untuk reaksi oksidatif kopling senyawa guaiakol dengan isoeugenol. Penelitian ini mempelajari tentang sintesis dimer dari reaksi oksidatif kopling suatu senyawa polifenol dan uji aktivitas dimer sebagai antioksidan. Reaksi oksidatif kopling dilakukan dengan variasi pelarut. Produk hasil reaksi dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis dan LC-MS. Analisis kualitatif kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa telah berhasil menghasilkan komponen komponen senyawa baru dari hasil reaksi oksidatif kopling yang dapat dilihat dari munculnya node baru pada plat kromatografi. Sedangkan kromatogram LC-MS menunjukkan telah berhasil menghasilkan senyawa dimer dari hasil reaksi oksidatif kopling guaiakol dan isoeugenol.

Heterogeneous catalyst of Cu-montmorillonite (Cu-MMT) have been synthesized. Cu-MMT was synthesized using bentonite, origin area Jambi, as the montmorillonite source, which separated as fraction one with the highest smectite content of 79,11%. This MMT was first transformed into Na-MMT, and then into Cu-MMT by impregnating MMT with 1,0 M NaCl solution and ),3 M CuCl2 solutions respectively. The precipitate of Cu-MMT was washed until free of Chloride ions, was dried at 105oC for 24 hours. The catalyst Cu-MMT was characterized by FTIR and XRD methods. This research studied the oxidative coupling reactions of isoeugenol, guaiacol and isoeugenol with guaiacol in the presence of Cu-MMT catalyst, with and without 30%-v methanol as the solvent. The oxidative coupling product was identified by TLC and analyzed by LC-MS, which showed new compounds components of dimeric coupling products of isoeugenol dimer (m/z 327), guaiacol dimer (m/z 247) and isoeugenol-guaiacol compound (m/z 287). The radical scavenging activity of oxidative coupling products, dtermined by the use of a free radical 2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl (DPPH), showed the values of IC50 of the isoeugenol dimer and guaiacol dimer were lower than its monomer, and also were lower than the coupling comppounds isoeugenol-guaiacol"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S43535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang besar, namun sayangnya potensi sumber daya alam yang tersedia masih sedikit yang diteliti dan digunakan dalam pengobatan. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah teh. Ampas teh adalah limbah dari industri teh, tersedia cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi ampas teh hijau menggunakan metode MAE (Microwave Asssisted Extraction) yang paling efektif sehingga dihasilkan ekstrak teh hijau yang mempunyai antioksidan optimum dan minyak teh hijau. Dari hasil penelitian, kondisi optimum MAE adalah daya 450 W, pelarut etanol 60%, perbandingan simplisia – pelarut 1 : 8 dan lama ekstraksi 8 menit untuk menghasilkan ekstrak dengan kadar polifenol optimum. Ekstrak yang diperoleh mempunyai kadar air 7,83 %; pH 5,5; dan polifenol total, flavonoid total, asam galat, katekin, EGCG serta kofein berturut-turut sebesar 7,1%; 1,04%; 2,76%; 0,83%; 5,18% dan 1,03%. Dibandingkan dengan acuan yang ada, ekstrak yang diperoleh memenuhi syarat sebagai bahan baku kosmetik. Sedangkan minyak teh hijau mempunyai pH, berat jenis, indeks bias dan rotasi optik berturut-turut sebesar 4,8; 1,0039; 1,333 dan 0,0. Komponen minyak teh hijau yang diperoleh adalah siklopentana dan furaldehid.
ABSTRACT
Indonesia has a great wealth of biodiversity, but unfortunately the natural resources has been little studied and used in the treatment. One of the plants, grown in Indonesia is tea. Tea waste is waste from the tea industry, is quite a lot and have not been used optimally. This study aims to obtain the most effective green tea waste extraction conditions using MAE (Asssisted Microwave Extraction) to produce green tea extract that has antioxidant optimum and green tea oil. From the research, the optimum MAE conditions are 450 W power, 60% ethanol, solid solvent comparison 1: 8 and 8 minutes long extraction to produce extracts with optimum levels of polyphenols. Extracts obtained have moisture content of 7.83%, pH 5.5, and total polyphenols, total flavonoids, gallic acid, catechin, EGCG and Kofein respectively by 7.1%, 1.04%, 2.76%; 0.83%, 5.18% and 1.03%. Compared with the existing reference, extracts obtained qualify as cosmetic raw materials. While green tea oil has a pH, specific gravity, refractive index and optical rotation, respectively for 4.8; 1.0039; 1.333 and 0.0. Component of green tea oil is cyclopentane and furaldehid"
2013
T35013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>