Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75703 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siburian, David
"Hasil pemantauan mutu air oleh BPLHD DKI Jakarta sejak tahun 2010-2018 menunjukkan konsentrasi Fosfat Total rata-rata di Waduk Sunter Utara adalah sebesar ±1,24 mg/L atau sekitar ±6,22 kali batas maksmimal yang diizinkan. Sumber utama Fosfat Total tersebut diperkirakan adalah limbah domestik seperti air deterjen sisa cucian
dan air sabun. Penelitian ini difokuskan pada simulasi efektivitas Eceng Gondok untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total, ini dianggap sebagai parameter paling dominan yang terkandung dalam air waduk ditinjau dari potensi sumber pencemarnya. Waduk dibagi menjadi dua reaktor, yaitu R1 dan R2 dan simulasi dilaksanakan dalam waktu 11 hari. Metode Runge-Kutta orde 4 digunakan untuk menganalisis laju peluruhan Fosfat Total pada kondisi skenario 0 (eksisting), kerapatan tanam awal Eceng Gondok 10% (skenario 1) dan 20% (skenario 2) dari luas permukaan air reaktor. Berdasarkan hasil simulasi di R1 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 yaitu penurunan sebesar 6,046%. Hasil simulasi di R2 didapatkan bahwa kondisi paling efektif adalah skenario 2 hari ke 11 sebesar 1,231%. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Eceng Gondok cukup efektif untuk menurunkan konsentrasi Fosfat Total dalam air waduk Sunter Utara. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum membudidayakan Eceng Gondok secara nyata di Waduk Sunter Utara.

The results of water quality by BPLHD DKI Jakarta since 2010-2018 show that the average total phosphate concentration in North Sunter Reservoir is ± 1.24 mg / L or about ± 6.22 times the maximum limit. The main source of Total Phosphate is estimated to be domestic waste such as laundry detergent water and soap water. This research is focused on simulating the effectiveness of water hyacinth to reduce the concentration of total phosphate, this is considered to be the most dominant parameter contained in reservoir water in terms of potential sources of pollution. The reservoir is divided into two reactors, namely R1 and R2 and the simulation is carried out within 11 days. The 4th order Runge- Kutta method was used to analyze the decay rate of Total Phosphate in the existing conditions (scenario 0), the initial planting density of water hyacinth 10% (scenario 1) and 20% (scenario 2) of the surface area of the reactor. Based on the simulation results in R1, it was found that the most effective condition was the 11th day 2 scenario, namely a decrease of 6,046%. The simulation results in R2 show that the most effective condition is the scenario 2 11th day at 1,231%. The results of this study indicate that water hyacinth is quite effective in reducing the total phosphate concentration in the North Sunter reservoir water. This research is expected to be taken into consideration before actually
cultivating water hyacinth in North Sunter Reservoir.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Ignatius
"ABSTRAK
Ada sekitar 40% dataran di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi menurut studi dari Jakarta Coastal Defense Strategy. Hal ini mengakibatkan beberapa daerah di Jakarta terjadi genangan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dibuatlah suatu sistem drainase untuk kawasan yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi, yaitu sistem polder. Ide awal dari sistem polder di Jakarta sebenarnya sudah tercetus sejak zaman penjajahan Belanda, tetapi ide tersebut baru terealisasikan dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh NEDECO tahun 1973 berupa masterplan dari sistem drainase di Jakarta. Pada masterplan tersebut diketahui bahwa Jakarta dibuat menjadi suatu sistem polder dengan Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur sebagai pembatasnya. Beberapa kawasan di Jakarta juga dibuat menjadi sistem polder. Salah satunya adalah Sistem Polder Waduk Sunter Utara. Pada kenyataannya walaupun kawasan Sunter Utara sudah dalam bentuk sistem polder, masih terdapat genangan banjir di kawasan tersebut. Untuk mengetahu penyebab genangan banjir di kawasan tersebut dilakukan dengan simulasi menggunakan aplikasi HEC-HMS dan HEC-RAS. Berdasarkan hasil simulasi tersebut diketahui bahwa penyebab genangan banjir di Sistem Polder Waduk Sunter Utara akibat dari kurangnya kapasitas saluran utama dan operasi pompa di sistem polder yang kurang optimum. Sehingga untuk mengatasi genangan banjir tersebut dapat dilakukan dengan memperbesar dimensi saluran utama dan menambah kapasitas serta mengubah elevasi operasi pompa.

ABSTRACT
There are around 40% of the plains in Jakarta that cannot drain water by gravity according to a study from the Jakarta Coastal Defense Strategy. This resulted in several flood areas in Jakarta. To overcome this problem, a drainage system is created for areas that cannot drain water by gravity, which was named polder system. The initial idea of ​​a polder system in Jakarta had actually emerged since the Dutch colonial era, but the idea was actualized in a study conducted by NEDECO in 1973 in the form of a master plan of a drainage system in Jakarta. In the master plan, it is known that Jakarta is made into a polder system with the West Flood Canal and the East Flood Canal as a barrier. Some areas in Jakarta are also made into polder systems. One of them is the North Sunter Polder System. In fact, even though the North Sunter area is already in the form of a polder system, there is still flood in this area. To find out the cause of flood inundation in the area, it can be known by simulation using the HEC-HMS and HEC-RAS applications. Based on the simulation results it is known that the cause of flood inundation in the North Sunter Polder System is due to the lack of main channel capacity and less optimum pump operation in the polder system. So that to overcome the flood inundation can be done by enlarging the dimensions of the main channel and increasing capacity and changing the pump operating elevation."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"[Wilayah pesisir utara Provinsi Jawa Barat rentan terhadap pencemaran yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen Meningkatnya konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen dapat dipengaruhi oleh perbedaan curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap meningkatnya nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Penelitian ini menggunakan citra MODIS dalam mengidentifikasi konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Analisis komparatif spasial dengan pendekatan temporal digunakan untuk menjelaskan pengaruh curah hujan terhadap sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen di wilayah pesisir Uji akurasi terhadap hasil citra MODIS dengan hasil lapangan dari BPLHD menggunakan uji statistik RMSE dan NOF Hasil menunjukkan curah hujan sangat berpengaruh terhadap perubahan nilai dan sebaran konsentrasi total padatan tersuspensi dan total nitrogen pada musim kemarau dan musim hujan Hasil uji akurasi RMSE dan NOF menunjukkan model algoritma yang digunakan dapat diterima dan digunakan dalam penelitian ini , North Coast of West Java Province is vulnerable to pollution which is caused by increasing concentrations of total suspended solid and total nitrogen The differences of precipitation in dry season and wet season makes concentrations of total suspended solid and total nitrogen increase The aim of this research is to know the effect of precipitation towards increasing values and distributions of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas In this research MODIS imagery is used for identifying concentrations of total suspended solid and total nitrogen in coastal areas The comparative spatial of analysis with temporal approach is used to describe effect of precipitation toward distribution of total suspended solid and total nitrogen concentrations in coastal areas The test accuracy towards MODIS imagery results with observation results from BPLHD used test statistical RMSE and NOF The result indicates precipitation has high effect towards changing values and distribution of total suspended solids and total nitrogen in dry season and wet season The result of test accuracy RMSE and NOF indicate algorithm model that used can accepted and used is this research ]"
2015
S61347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Mawar Debora Seremian
"Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, hingga saat ini tetap melaksanakan pembangunan industri. Meningkatnya jumlah industri tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memberikan dampak negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan yang mungkin timbul akibat limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi parameter-paremeter limbah cair, baik berupa paramater fisik, parameter kimia (organik dan anorganik) ataupun parameter biologi. Salah satu parameter yang termasuk dalam kelompok parameter kimia (anorganik) adalah timbal (Pb).
Industri aki merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah Pb dalam jumiah yang paling banyak. Pb sebagai saiah satu unsur yang termasuk dalam kelompok logam berat dalam konsentrasi tertentu sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan hidup. Salah satu upaya yang saat ini telah dilakukan untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki adalah dengan cara kimiawi (chemical treatment). Namun hasil penyisihan dengan proses ini masih kurang memuaskan khususnya terhadap upaya pelestarian lingkungan. Oleh sebab itu dilakukan upaya lain sebagai alternatif yakni dengan memanfaatkan potensi zeolit alam sebagai media penukar kation guna menyisihkan Pb yang berada dalam air limbah pabrik aki, yakni melalui proses pertukaran ion.
Proses pertukaran ion adalah proses di mana suatu material atau bahan tidak iarut menangkap ion-ion bermuatan baik positif maupun negatif dari suatu larutan dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan dalam jumlah yang setara. Bila proses pertukaran telah mencapai titik jenuh, maka dilakukan proses regenerasi dengan tujuan agar kapasitas penukaran material penukar ion dapat kembali seperti semula.
Sebagai studi awal/studi kelayakan teknik dan lingkungan proses pertukaran ion untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki mempunyai tujuan untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam menyisihkan Pb dari keempat faktor percobaan yang divariasikan (konsentrasi iniluen, debit influen, keaktifan zeolit, dan ukuran diameter partikel zeolit); untuk mengetahui besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi dari zeolit Bayah; untuk menentukan besar penyisihan Pb dalam air limbah setelah diolah dengan teknik pertukaran ion dalam kolom yang berisi zeolit Bayah sebagai media penukar kation; untuk menentukan besarnya efisiensi regenerasi dari larutan regenerant alum sulfat Al2(SO)3 yang digunakan; untuk menentukan efisiensi dari proses pertukaran ion; dan untuk mengetahui kelayakan lingkungan dari pelaksanaan proses pertukaran ion.
Berdasarkan reaksi pertukaran ion yang terjadi antara air limbah aki yang mengandung unsur Pb dengan kation yang berada di dalam zeolit asal Bayah, maka hipotesis kerja yang dibuat dalam penelitian ini adalah: Pb yang terdapat di dalam air limbah pabrik aki dapat disisihkan dengan cara pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit sebagai media penukar kation, hingga mencapai konsentrasi di bawah konsentrasi baku mutu yang telah ditetapkan; besar penyisihan Pb dalam air limbah aki dengan proses pertukaran ion bergantung pada besarnya konsentrasi limbah yang akan diolah (konsentrasi influen), debit influen, keaktifan zeolit, serta ukuran diameter partikel zeolit; pemanfaatan proses pertukaran ion untuk mengolah air limbah pabrik aki lebih efisien jika dibandingkan dengan cara pengolahan yang menggunakan bahan-bahan kimia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, di mana persiapan media penukar ion (zeolit) dilakukan di laboratorium Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) Bandung dan Laboratorium Lingkungan Universitas Triskakti, Jakarta. Pelaksanaan proses pertukaran ion dalam kolom (naming) dilakukan di tempat kediaman peneliti di daerah Sunter Mas, Jakarta Utara, sedangkan analisis sampel dilakukan di laboratorium PPTM Bandung dan di laboratorium Bapedalda, Jakarta. Sampel yang digunakan berupa air limbah asli dari saluran inlet dan outlet (WWTP) pabrik aki PT. GS Battery Inc,, Sunter, Jakarta Utara, Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif dan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara penyisihan parameter Pb dan Cu dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi, Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh di antara ke-empat faktor yang divariasikan adalah dengan bantuan suatu program komputer yang disebut Program Taguchi (Laboratorium Statistik Universitas Trisakti, Jakarta).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap Pb, maka proses pertukaran ion selama 8 jam dengan konsentrasi influen 5,923 mg/L, debit 10 mL/menit, zeolit diaktivasi dan ukuran diameter partikel (-18+48#) atau (-1 mm+0,295 mm) dapat menyisihkan Ph sebesar 99,02% (konsentrasi enfluen menjadi 0,058 mg/L), sedangkan dengan proses kimia sepeti yang saat ini dilakukan di PT.GS Battery, Inc, yaitu selama 17 jam hanya menyisihkan 89,02%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi operasi sebesar 10%, selain adanya keuntungan utama yaitu mampu menurunkan Pb hingga di bawah baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah yaitu 0,3 mg/L.
Penurunan konsentrasi Pb dari 5,923 mg/L pada awal percobaan menjadi 0,058 mg/L pada akhir percobaan diikuti dengan penurunan Cu dari 0,08 mg/L menjadi 0,011 mg/L. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi Pb dan Cu menghasilkan nilai R2 sebesar 0,65. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara penurunan Pb dan penurunan Cu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya penyisihan Pb dengan teknik pertukaran ion adalah ukuran diameter partikel zeolit yang digunakan dan debit influen.
2. Kapasitas operasi tukar kation Pb tertinggi yang dapat dicapai pada proses pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit Bayah sebagai media penukar kation (Pb) adalah pada kondisi percobaan dengan konsentrasi influen terbesar yaitu 5,923 mg/L, debit terkecil yaitu 10 mL/menit, zeolit diaktivasi, dan ukuran diameter partikel lebih halus yaitu (-18+48#). Besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi tersebut adalah 0,769 mg/L.
3. Pb dalam air Iimbah pabrik aid PT. GS Battery, Inc Sunter yang diolah dengan teknik pertukaran ion secara kontinu dalam waktu 8 jam dapat melakukan penyisihan Pb sebesar 99,02 %.
4. Efisiensi regenerasi yang dapat dicapai dengan kadar larutan regeneran1 aluminium sulfat (Al2(SOa)3) sebesar 2%, untuk zeolit diaktivasi sebesar 0,30I %, dan efisiensi regenerasi zeolit tidak diaktivasi adalah 0,294%.
5. Pengolahan air limbah dengan proses pertukaran ion, bila dibandingkan dengan kondisi pengolahan air limbah yang sama di WWTP ternyata iebih efisien baik dalam hal efisiensi operasi penyisihan Pb, waktu, biaya maupun luas penggunaan lahan. Besarnya efisiensi operasi adalah 10%, efisiensi waktu sekitar 51%, efisiensi biaya sekitar 65.48%, dan efisiensi luas penggunaan lahan sekitar 36,13%.
6. Besarnya kontribusi beban pencemaran Pb melalui proses pertukaran ion (jika Pb masuk ke dalam badan air penerima) adalah sebesar 1,67.10-6 kg/hari, dengan konsentrasi Pb pada efluen sebesar 0,058 mg/L. Sementara itu melalui pengolahan dengan WWTP maka kontribusi beban pencemaran Pb adalah sebesar 0,325 kg/hari dengan konsentrasi Pb pada efluen WWTP adalah sebesar 0,65 mg/L.

Indonesia, one of the developing countries, is currently developing industries. The increasing number of industries, does not only cause some positive impacts, but negative ones as well, for example environmental pollution which is caused by industrial waste that leads to deterioration of environmental qualities.
The impact of environmental pollution which might be caused by the industrial wastewater, could be known by measuring the concentration of some wastewater parameters. The parameters include, those of physical, chemical (organic or inorganic) and biological parameter; and one of the chemical parameter is Pb.
The lead-acid batteries (battery) industry is one of those which is producing Pbwaste in large amounts. Pb is one of the chemical elements in the heavy metal group, and in certain concentration it is potentially dangerous to human life and the environment. Removal of Pb in battery industry wastewater by a chemical treatment process, actually does not give good results. Hence, the ion exchange process could be used as an alternative process in order to achieve better removal results, Ion exchange process is a process whereby the insoluble granular substances having acidic or basic radical in their molecular structure, catch ions (positives or negatives) from solution and exchange them with the same sign ions to the solution which come into contact with them, in the same amount. This process, enables the ionic composition of the liquid being treated to be modified without changing the total number of ions in the liquid before the exchange. Regeneration process is done after the ion exchange process get saturated, in order to recover the capacity of ion exchanger material.
As a preliminary study of ion exchange process for wastewater treatment, especially battery factories wastewater, the aim of this research is to determine the most influencing factor in removing Pb; to determine the highest operational capacity from Bayah zeolites; to determine removal of Pb in battery wastewater by ion exchange process; to determine regeneration efficiency from the alum (A12(S04)3) regenerant solution; to find the efficiency of ion exchange process itself, and to know the environmental feasibility of this ion exchange process.
Based on the ion exchange reaction between Pb in battery wastewater and positive ion in Bayah zeolites, the three hypothesis of this research are: Pb in battery wastewater could be removed by ion exchange process; the degree of Pb removal depends on four experimental factors which as variables (influent concentration, the rate of influent, zeolites activity, and diameter of zeolites particle size); ion exchange process is more efficient than chemical treatment process.
This research is an experimental research, where the preparation of zeolites was carried out in the laboratory of PPTM Bandung and the Environmental Laboratory of Trisakti University, Jakarta. This research has been carried out at the residence of the student (Sunter Mas, North Jakarta), and sample analysis was done in the laboratory of PPTM Bandung and the laboratory of Bapedalda Jakarta. Both, inlet and outlet wastewater of PT. GS Battery, Inc. were sampled, and the data obtained were analyzed descriptively. However, corellation test is used to find out the degree of relationship between Pb and Cu removal from wastewater. Taguchi Programming (Satistical Laboratory of Trisakti University, Jakarta) is used to find out the most influencing factor in this ion exchange process.
Analysis of factory effluent showed that consentration of Pb in the inlet of WWTP is 5,923 mg/I, and in the outlet is 0,65 mg/L. After the ion exchange, there is only 0,058 mg/L left (compared with the effluent quality standard for Pb (0,3 mg/L).
Eight hours ion exchange process with the following process condition: influent concentration 5,923 mg/L, influent flow rate 10 mL/minute, zeolite was activated, and (-18+48 mesh) diameter size of zeolite particle could removed 99,02% Pb, compared with 89,02% by chemical treatment for 17 hours long as is done by PT. GS Battery, Inc., Sunter. This process could run more efficient 10%, by besides the main advantage is that ion exchange process could remove Pb from battery wastewater below the magnitude of the effluent quality standard.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Altje
"Laju konversi lahan yang tinggi, intensitas hujan yang tinggi, serta proporsi wilayah lahan di bawah permukaan laut yang tinggi dengan kontur datar di DKI Jakarta telah menyebabkan seringnya terjadi banjir di wilayah tersebut. Salah satu upaya pengendalian banjir di DKI Jakarta adalah dengan menggunakan sistem polder, yaitu sistem penanggulangan banjir menggunakan fasilitas fisik yang lengkap sebagai bagian dari manejemen air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem polder yang terletak di wilayah Petukangan Sunter Timur sebagai upaya mengendalian banjir. Model hidrologi dan hidrolik yang akan digunakan dalam analisis ini adalah EPA Storm Water Management Model (SWMM), yang dapat melakukan kedua analisis menggunakan alat yang sama. Dengan menganalisis efektivitas sistem polder, penelitian ini dapat digunakan untuk perumusan perbaikan sistem polder wilayah Petukangan Sunter Timur.

DKI Jakarta’s high rate of land conversion, high rainfall intensity and high proportion of land area located below sea level with flat contours has led to frequent flooding in the area. One of the measures taken to control flooding in DKI Jakarta is by using a polder system, a flood mitigation system using complete physical facilities as part of water management. This research aims to analyze the effectiveness of the polder system located in the Petukangan East Sunter area as a measure of flood control. The hydrological and hydraulic model to be used in this analysis is the EPA Storm Water Management Model (SWMM), which can do both analyses using the same tool. By analyzing the effectiveness of the polder system, this research can be used for the formulation of improvements in the existing polder system in the Petukangan Sunter Timur area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nur Erha
"

Penelitian mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan April – Mei 2019. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton seperti menghitung indeks kelimpahan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, dan saprobik (pencemaraan air). Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengambil sampel secara horizontal dan vertikal pada bagian permukaan tiga stasiun (inlet, midlet, dan outlet), selama dua kali pada tanggal 3 dan 21 April 2019. Struktur komunitas fitoplankton di analisis berdasarkan kelimpahan, indeks keanekaragaman, kemerataan, dominansi dan saprobik (pencemaraan air). Keanekaragaman fitoplankton di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara ditemukan 4 kelas dari 12 marga fitoplankton. Fitoplankton terdiri dari Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum) Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), Euglenophyceae (Euglena). Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman fitoplankton secara horizontal dan vertikal berkisar 1,494 - 1,717 dikategorikan tingkat keanekaragaman sedang, indeks kemerataan berkisar 0,701 – 0,764 dikategorikan cukup sampai hampir merata, dan indeks dominansi berkisar 0,238 – 0283 dikategorikan tidak adanya dominasi marga tertentu di perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara. Indeks saprobik atau pencemaran air pada setiap stasiun berkisar 0,066 – 0,366 hal tersebut menunjukan perairan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara tercemar sedang, dimungkinkan karena pembuangan sampah dari kegiatan diarea danau.

 


Research on community structure of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, North Jakarta was conducted in April - May 2019. The purpose of this research was to specify the community structure of phytoplankton such as abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). The research method used was taking samples horizontally and vertically on the surface of three stations (inlet, midlet, and outlet), for two times on 3rd and 21th of April 2019. The community structure of phytoplankton was analyzed based on abundance, diversity index, equitability, dominance, and saprobic index (water pollution). For the diversity of phytoplankton in Danau Sunter Selatan, 4 classes of 12 phytoplankton genera were found. Phytoplankton consists of Bacillariophyceae (Chaetoceros, Pinnularia, Synedra), Chlorophyceae (Closterium, Cosmarium, Staurastrum, Oocytis, Scenedesmus, Pediastrum), Cyanophyceae (Microcystis, Tetraedron), and Euglenophyceae (Euglena). The phytoplankton diversity index by horizontal and vertical method, ranged from 1,494 - 1,717 categorized as moderate diversity index, equitability index ranged from 0.701 - 0.764 categorized as sufficient to almost even, and dominance index ranged from 0,238 – 0283, categorized as no predominance of certain genera in Danau Sunter Selatan. The saprobic index or water pollution at each station ranged from 0,066 – 0,336, indicated that the waters of Danau Sunter Selatan, North Jakarta, are moderately polluted, which may be caused by garbage disposal from activities in the lake area.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Haryani Kusuma
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemanfaatan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms.) dalam pengolahan limbah cair sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik limbah cair yang dihasilkan sekolah dan efektivitas pengolahannya dengan bantuan tanaman. Parameter yang digunakan untuk menentukan efektivitas pengolahan limbah adalah BOD, TSS, pH, serta minyak dan lemak berdasarkan KepMen LH No. 112 tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum dilakukan pengolahan limbah cair oleh sekolah. Limbah cair yang dihasilkan oleh sekolah sebelum pengolahan melebihi baku mutu untuk parameter BOD5 dan TSS. Limbah cair yang dihasilkan oleh sekolah setelah pengolahan secara biologi menggunakan tanaman eceng gondok kualitasnya mengalami penurunan dan tidak melebihi baku mutu. Fitoremediasi efektif meningkatkan kualitas limbah cair sekolah hingga berada di bawah baku mutu dengan penurunan TSS hingga 96%, kenaikan pH hingga 14 %, dan penurunan BOD5 hingga 91%. Perlakuan paling efektif dalam pengolahan limbah cair dengan eceng gondok adalah dengan 6 daun selama 12 hari.

ABSTRACT
The focus of this thesis is to discusses the use of water hyacinth plants (Eichhornia crassipes(Mart.) Solms.) in wastewater treatment produced by a school. The aim of the study is to analyze the characteristics of the wastewater produced by the school and the effectiveness of phytoremediation process. The parameters used to determine the effectiveness of wastewater treatment is BOD, TSS, pH, and oil and grease based KepMen No. LH. 112 of 2003. The results showed that the treatment has not been done by school. Liquid waste generated by the school prior to processing exceeds the quality standards for parameters BOD5 and TSS. Liquid waste generated by the school after the biological treatment using water hyacinth plant quality declined and did not exceed the standard. Phytoremediation effectively improve the quality of wastewater from school below the standards by up to 96% removal of TSS, pH increase up to 14%, and 91% removal of BOD5. The most effective treatment in this research is the tratment of water hyacinth with 6 leaves for 12 days."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Ekaputri Laksmi Sutarini
"Glukosa banyak dimanfaatkan dalam bidang teknologi atau formulasi farmasetika baik sebagai pengatur tonisitas dalam larutan sebagai zat pemanis sebagai pengencer dan pengikat pada pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan kempa langsung, terutama dalam tablet kunyah sebagai agen terapeutik dan merupakan sumber karbohidrat dalam rejimen nutrisi parenteral. Eceng gondok dapat menjadi salah satu sumber potensial karena selulosa yang terkandung di dalamnya cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk preparasi glukosa dengan cara hidrolisis secara enzimatis oleh selulase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur kapang dengan aktivitas selulase tinggi untuk menghidrolisis α-selulosa eceng gondok guna memperoleh glukosa. Penelitian diawali dengan preparasi α-selulosa dari serbuk tanaman eceng gondok, skrining beberapa galur kapang uji berdasarkan pembentukan zona bening pada medium agar CMC dan dengan metode gula reduksi-DNS, dilanjutkan dengan optimasi kondisi hidrolisis enzimatis. Identifikasi glukosa yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR) dan uji pereaksi Fehling. Hasil penelitian menunjukkan galur kapang yang memiliki aktivitas enzim selulase paling tinggi adalah Chaetomium globosum. Kondisi optimum hidrolisis enzimatis dicapai pada suhu 50°C, dalam dapar asetat pH 5, dengan penambahan konsentrasi enzim 2%, selama 48 jam dengan kecepatan pengadukan 160 rpm. Hasil identifikasi dengan FTIR menunjukkan bahwa spektrum serbuk glukosa yang dihasilkan memiliki kemiripan dengan spektrum glukosa standar terutama pada daerah sidik jari. Identifikasi dengan uji pereaksi Fehling memberikan hasil positif baik untuk glukosa standar maupun larutan uji hasil hidrolisis.

Glucose is widely used in the field of technology or pharmaceutical formulations for some purposes, such as a tonicity agent in solution a sweetening agent used as a wet granulation diluent and binder as a direct-compression tablet diluent and binder, primarily in chewable tablets used therapeutically and is the preferred source of carbohydrate in parenteral nutrition regimens. Water hyacinth potentially is used in glucose preparation through enzymatic hydrolysis of cellulase because the cellulose contained in it is high enough. This study aims to obtain the mold strain with high cellulase activity which hydrolyzes α-cellulose from water hyacinth to obtain glucose. This study is composed of several steps, including the preparation of α-cellulose from water hyacinth powder, screening test mold strains based on the formation of clear zones in CMC agar medium and with DNS-reducing sugar method, followed by optimization of enzymatic hydrolysis conditions. The identification of glucose produced was carried out by Fourier Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR) and Fehlings test methods. The results showed the mold strain that has the highest cellulase enzyme activity is Chaetomium globosum. The optimum condition of enzymatic hydrolysis was reached at 50°C, in acetate buffer pH 5, with the addition of 2% enzyme concentration, for 48 hours, with a stirring speed of 160 rpm. The results of identification with FTIR showed that the spectrum of glucose produced has similarities to the spectrum of glucose standard, especially in the fingerprint region. The identification by the Fehlings test showed positive results for both glucose standard and solution test from hydrolysis results."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Putri Mulya
"Limbah domestik yang berasal dari air mencuci pakaian mengandung COD dan fosfat yang tinggi. Air yang tercemar ditandai dengan COD yang tinggi. Sedangkan fosfat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi konsentrasi COD dan fosfat dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan konsentrasi COD dan fosfat dilihat dari waktu tinggalnya. Dari hasil uji sampel diketahui bahwa konsentrasi COD dan fosfat akan berkurang dengan bertambahnya waktu tinggal. Jika dilihat dari garis trendline, penurunan konsentrasi COD berlangsung dengan cukup cepat. hal tersebut dilihat dari bentuk trendline yang sedikit landai. Nilai korelasi (r) untuk COD rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi COD. Untuk fosfat, penurunannya cukup cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk trendline yang cukup curam. Sedangkan nilai korelasi fosfat rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi fosfat. Dari hasil pengukuran persentase removal didapatkan waktu tinggal optimum untuk COD adalah 95 - 110 detik. Pada penelitian ini belum diketahui waktu tinggal optimumnya, karena membutuhkan waktu yang lebih dari 2 jam.

Domestic wastewater from clothes washing water contains high COD and phosphate. Contaminated water is characterized by high COD. While high phosphate can cause eutrophication. To reduce the concentration of COD and phosphate can be done by using activated carbon. This study aims to determine the decrease in the concentration of COD and phosphate seen from retention time. From the results of the sample test is known that the concentration of COD and phosphate will decrease with increasing residence time. If seen from the trendline, a decrease in the concentration of COD runs quite fast. It is seen from the slightly sloping trendline. Average correlation values (r) for COD is above 0,8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of COD. For phosphate, the decreased concentration is quite rapid. This can be seen from the form of a fairly steep trendline. While the average correlation value of phosphate is above 0.8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of phosphate. From the measurement results obtained optimum residence time, percentage removal of COD is optimum for 95-110 seconds. In this study the optimum residence time for phosphate is not known, because it takes more than 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma’alim Fithoriq Aqwam
"Peningkatan jumlah penduduk memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satu contoh yaitu menurunnya kualitas air akibat aktivitas penduduk yang dilakukan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, diperlukan monitoring kualitas air sebagai upaya penjagaan lingkungan yang dapat dilakukan dengan cara pengujian kualitas air. Namun, diperlukan adanya waktu tunggu dalam menguji sampel sehingga konsentrasi pencemar yang dihasilkan tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan konsentrasi, menganalisis laju perubahan yang terjadi terhadap konsentrasi total coliform dan fecal coliform akibat adanya waktu tunggu, serta menyimulasikan proses perubahan konsentrasi untuk memprediksi konsentrasi awal. Simulasi dilakukan berbasis prinsip kesetimbangan massa yang diolah dengan menggunakan persamaan ODE Linear dengan metode separable equation. Model dibangun menggunakan data hasil uji laboratorium, dimana sampel yang digunakan adalah sampel air Danau Mahoni. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa terdapat adanya perubahan nilai konsentrasi walaupun masih dalam rentang waktu tunggu maksimum pengujian sampel. Nilai laju degradasi (k) untuk total coliform dari sampel tanpa pengawetan dan dengan pengawetan memiliki rata-rata sebesar 2,64 dan 2,05. Sedangkan nilai k untuk fecal coliform dari sampel tanpa pengawetan dan dengan pengawetan memiliki rata-rata sebesar 2,48 dan 1,53. Kemudian, nilai k tersebut digunakan dalam persamaan perhitungan pemodelan untuk memperkirakan konsentrasi awal. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa pemodelan untuk sampel tanpa pengawetan hanya reliable saat hari ke-0, sedangkan sampel dengan pengawetan dapat digunakan hingga hari ke-2 setelah pengambilan sampel.

An increase in population has an impact on the environment, one example of which is the decrease in water quality due to the activities of residents in the area. Therefore, it is necessary to monitor water quality as an effort to protect the environment which can be done by testing water quality. However, waiting time is required in testing the sample so that the resulting pollutant concentration is not accurate. This study aims to analyze the dynamics of concentration changes, analyze the rate of change that occurs in total coliform and fecal coliform concentrations due to waiting time, and simulate the process of changing concentrations to predict initial concentrations. The simulation is carried out based on the pemisses balance principle, which is processed using the Linear ODE equation with the separable equation method. The model was built using data from laboratory tests, where the sample used was Lake Mahoni water. Laboratory test results showed that there was a change in the concentration value even though it was still within the maximum waiting time range for sample testing. The rate of degradation (k) for total coliform from samples without preservation and with preservation had an average of 2.64 and 2.05. While the k values ​​for fecal coliform from samples without preservation and with preservation had an average of 2.48 and 1.53. Then, that k value is used in modeling calculation equations to estimate the initial concentration. From the simulation results that have been carried out, it can be said that modeling for samples without preservation is only reliable on day 0, while samples with preservation can be used up to day 2 after sampling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>