Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanya Permata Azzura
"Makanan sehat merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi setiap hari. Mengonsumsi makanan sehat merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan
tubuh. Kenyataan nya banyak masyarakat Jakarta yang masih rendah dalam mengonsumsi makan sehat. Hal ini menyebabkan tingginya jumlah penderita Penyakit
Tidak Menular (PTM) di Indonesia. Tingginya angka penderita PTM merupakan beban baik bagi masyarakat maupun negara. Hal ini dikarenakan PTM merupakan penyakit yang tidak menular tapi dapat menyebabkan kematian, proses penyembuhan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Untuk itu menjaga kesehatan tubuh dengan memastikan konsumsi makanan yang sehat penting untuk ditingkatkan khususnya bagi masyarakat Jakarta. Kebiasaan mengonsumsi makanan kekinian yang tidak sehat adalah salah satu kebiasaan buruk yang dimiliki oleh kebanyakan orang Jakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kebiasaan mengonsumsi makanan sehat menggunkakan model perluasan dari Theory of Planned
Behavior dengan menambahkan faktor Health Conciousness dan Knowledge of Heathy Food. Analisis terhadap mediating and moderating effect dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi consumption of healthy food dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Setelah itu rekomendasi strategi berdasarkan hasil analisa disusun dan diprioritaskan menggunakan Relationship Matrix.

Healthy food is a basic human need that need to be fulfilled every day. Eating healthy food is an effort to maintain a healthy body. In fact, many people still have a poor eating diet. Poor eating diet can cause a non-contagious disease. The high number of patient that suffer with diseases will be a burden for both the community and the state. This is because
a non-contagious disease is a disease that are not contagious but have a high risk of death. A non-contagious disease patient will take a long time to be healed and the medication itself cost a lot of money. To maintain a healthy body consumption of healthy food is important, especially for people of Jakarta that have a poor eating diet. This study was conducted to identify the factors that influence the habit of eating healthy foods using an extended model of Theory of Planned behavior (TPB) by adding the factors of Health
Consciousness and Knowledge of Healthy Food. Analysis of the mediation and moderation effect of the factors was carried out using Structural Equation Modelling
(SEM). After gaining the result form the analysis, this study will create strategy based on it and prioritized them using Relationship Matrix.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utariny Nurin Nasywa
"Pengaruh globalisasi dan urbanisasi menyebabkan penyebaran informasi dan budaya yang sangat cepat. Pola makan menjadi salah satu aspek yang turut terdampak akibat tersebarnya budaya barat ke seluruh dunia secara cepat. Saat ini makanan siap saji menjadi salah satu jenis makanan yang digemari banyak orang, termasuk anak-anak. Hal ini menimbulkan masalah baru karena kandungan makanan siap saji yang tinggi akan kalori, sodium, serta rendah serat dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kelebihan kalori dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak tubuh yang apabila terjadi dalam waktu lama akan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. Penelitian menggunakan data sekunder sub-sampel dari penelitian South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 dengan jenis studi potong lintang dengan total sampel sebanyak 95 anak, terdiri atas 39 anak laki-laki dan 56 anak perempuan. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji dinilai menggunakan kuesioner Child Food Habit Questionairre (CFH), sedangkan persentase lemak tubuh diukur menggunakan Body Composition Analyzer. Karakteristik subjek penelitian merupakan anak usia 7—12 tahun yang berasal dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Konsumsi makanan siap saji sebanyak 1 bulan sekali menjadi konsumsi terbanyak pada populasi dengan persentase 15,8% serta nilai persentase lemak tubuh dengan median 14,2%. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, didapatkan korelasi yang signifikan antara Kebiasaan konsumsi makanan siap saji (p=0,001), usia (p=0,047), IMT (p=0,001), aktivitas fisik (p=0,001), dan pendidikan ayah (p=0,010) dengan persentase lemak tubuh. Selain itu, berdasarkan uji regresi linear berganda diketahui bahwa IMT (p=0,001) dan aktivitas fisik (p=0,001) memiliki pengaruh yang signifikan terhdap persentase lemak tubuh. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji berhubungan dengan persentase lemak tubuh pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Faktor yang memengaruhi persentase lemak tubuh adalah IMT dan aktivitas fisik.

The influence of globalization and urbanization causes the spread of information and culture very quickly. Diet is one aspect that is also affected by the rapid spread of western culture throughout the world. Currently, fast food has become a type of food that is popular with many people, including children. This creates new problems because fast foods that are high in calories and sodium and low in fiber can cause health problems if consumed in excess. Excess calories in the body can cause increased body fat stores. If this occurs for a long time, it will cause various health problems. The research used secondary data from the South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 research with a cross-sectional study design. This study used subsample data from the SEANUTS study with a total sample of  95 children, consisting of  39 boys and 56 girls. Fast food consumption habits were assessed using the CFH questionnaire, while body fat percentage was measured using the Body Composition Analyzer. The characteristics of the research subjects were children aged 7-12 years who came from Jakarta Utara and Kepulauan Seribu. Consuming fast food once a month is the highest consumption in the population with a percentage of 15.8%, as well as the median value of body fat percentage was 14.2 percent. Based on the Kruskal-Wallis test, a significant correlation was found between fast food consumption habits (p=0.001), age (p=0.047), BMI (p=0.001), physical activity (p=0.001), and father's education (p= 0.010) with body fat percentage. Apart from that, based on the multiple linear regression test, it is known that BMI (p=0.001) and physical activity (p=0.001) have a significant influence on body fat percentage. The habit of consuming fast food is related to the percentage of body fat in school-aged children in DKI Jakarta Province. Factors that influence body fat percentage are BMI and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novea Eka Candra Nuridha
"Di tengah semakin moderennya gaya hidup masyarakat khususnya masyarakat dengan usia muda millennials, dimana semuanya serba instan dan diproses secara otomatisasi, tren mengonsumsi makanan organik tumbuh. Makanan organik dianggap sebagai salah satu cara individu agar lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan ataupun sosial. Millennials juga disebut sebagai generasi yang lebih reseptif terhadap budaya mengonsumsi organik, dan telah disebutkan dalam beberapa penelitian, konsumsi makanan organik telah menjadi tren kuliner global dan semakin menguntungkan di berbagai belahan dunia. Sebagai salah satu negara yang berkembang, Indonesia, penulis ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi sikap terhadap dan intensi pembelian kembali makanan organik yang dilakukan millennials lewat the theory of planned behavior oleh Icek Ajzen yang telah banyak digunakan dalam penelitian terkait gaya hidup sehat ataupun ramah lingkungan.

The modernisms of youngster lifestyle 39s undeniably makes every processes tend to be automization and instants, but in the middle of it, consuming organic food is an emerging trend that started to be embraced in developed countries. Millennials itself, as the ruler generation in this time, is considerably the more receptive generations when it comes to new culture, and organic food consumptions is no exceptions. In earlier researchs, organic food consumptions is flourishing and become more profittable in the world. As one of the developing country, Indonesia, writers want to discover more about what factors that drive attitude and repurchase intentions of Indonesia 39s millennials towards organic food consumptions. Writer using the theory of planned behavior by Icek Ajzen, that has been widely used on green behavior and healthy lifestyle researches."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfira Adibah Putri
"Proses produksi makanan organik yang memerhatikan ketahanan pangan memberikan pilihan bagi masyarakat pada makanan yang lebih sehat dengan kandungan bahan yang alami. Pandemi Covid-19 telah memberikan perspektif baru bagi konsumen untuk mengubah pola konsumsinya pada makanan organik sebagai pilihan yang baik untuk kualitas kesehatan. Secara tidak langsung, perkembangan makanan organik ini akan menciptakan segmentasi baru untuk sektor makanan halal bagi konsumen Muslim. Sebagai salah satu negara yang mengandalkan sektor agrikultur, Indonesia berpeluang untuk memfasilitasi makanan organik yang telah memenuhi kriteria halalan tayyiban bagi konsumen Muslim. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku intensi terhadap makanan organik berlabel halal untuk konsumen Muslim. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria beragama Islam, berdomisili di Indonesia, dan familiar dengan makanan organik berlabel halal. Kuesioner penelitian disebarkan secara online dengan 269 respons terkumpul dan analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan quality-emotional value, social value, vertical collectivism, dan horizontal collectivism mempengaruhi intention to buy dan intention to patronize pada makanan organik berlabel halal secara signifikan positif. Sedangkan, religious commitment hanya mempengaruhi intention to buy.

The organic food production process that pays attention to food security provides people with choices for healthier foods made of natural ingredients. The Covid-19 pandemic has provided a new perspective for consumers to change their consumption patterns on organic food as a good choice for health. In a roundabout way, the growth of organic food will create a new segmentation for the halal food sector among Muslim consumers. As an agriculturally dependent country, Indonesia has the opportunity to facilitate organic food that meets halalan tayyiban criteria for Muslim consumers. This study analyzes the factors that determine Muslim consumers' behavioral intentions toward halal-labeled organic food. Purposive sampling was used to select the research sample, which had to be Muslim, domiciled in Indonesia, and familiar with halal-labeled organic food. The research questionnaire was distributed online with 269 responses collected, and data analysis was done using Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The findings showed that quality-emotional value, social value, vertical collectivism, and horizontal collectivism significantly positively affected intention to buy and intention to patronize toward halal-labeled organic food. Meanwhile, religious commitment only affects intention to buy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Nurhasiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sarapan sehat pada siswa sekolah dasar setelah mendapatkan intervensi dengan menggunakan media leaflet dan video. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan video sebagai kelompok perlakuan dan leaflet sebagai kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan kepada 43 siswa sekolah dasar kelas V yang terdiri dari kelompok leaflet berjumlah 23 siswa dan kelompok video berjumlah 20 siswa. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan 4 kali yang terdiri dari 1 kali pre test dan 3 kali post test selama 4 minggu dengan menggunakan kuesioner dan form food recall 24 jam. Uji statistik yang digunakan yaitu t test independent, chi square, dan ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku di dalam masing-masing kelompok setelah dilakukan intervensi. Sementara untuk peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan skor sikap setelah intervensi pada kelompok video lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok leaflet. Sedangkan untuk persentase perilaku sarapan sehat diantara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05).

The purpose of this research is to understand the change of knowledge, attitude, and behavior of healty breakfast on elementary school students after being intervened by leaflet and video. Research design is quasy experiment with video as treatment group and leaflet as control group.
This experiment implemented to 43 5th grade student in elementary school which leaflet group consist of 23 persons and video group consist of 20 persons. This research has 4 times data retrieval which is consist of 1 pre test and 3 post test in 4 weeks using questionnaire and form food recall 24 hours. The statistic experiment that used for this research is t test independent, chi square, and ANOVA.
The research result shown that there are enhancements of knowledge, attitude, and behavior in each group after the intervention. While the average score enhancement of video group is higher compared to leaflet group. But percentage of healthy breakfast behavior between the two groups was not significant be difference (p>0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawaroh Dewi Kusuma Ningrum
"Dalam beberapa tahun terakhir, negara berkembang tak jarang terlibat dalam organik sektor, khususnya menjadi produsen pangan organik, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya lahan yang dikhususkan untuk memproduksi bahan pangan organik. Selain lahan, konsumsi pangan organik di negara berkembang terjadi kenaikan walaupun tetap di bawah negara-negara maju. Penyebab terjadinya hal tersebut adalah masih kurangnya pengetahuan tentang organik produk di negara berkembang dan konsumen masih belum peka terhadap konsep organik. Dalam industri organik yang terus berkembang, pelanggan memegang pengaruh penting didalam industri. Perilaku pembeli terhadap produk organik dapat mempengaruhi proses jual beli dalam industri organik. Harga yang premium menjadi salah satu penghalang dalam proses jual beli produk makanan organik, pembeli yang mampu membeli produk organik terkadang berasal dari kelas dengan pendapatan tinggi. Ketersediaan produk pangan organik masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan produk pangan konvensional yang dapat ditemukan pada kebanyakan toko dan supermarket. Untuk dapat bersaing di negara berkembang, industri pangan organik harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, dan hal ini dapat tercapai melalui strategi komunikasi pemasaran. Makalah ini diharapkan dapat memberikan ide bagaimana mengembangkan strategi untuk mendapatkan daya saing pada negara berkembang. Selanjutnya, pembahasan dalam skripsi ini menunjukan bahwa kemasan produk, branding, dan pemilihan influencer yang tepat dapat menjadi sebuah strategi yang baik untuk meningkatkan kesadaran pelanggan dan juga mendapatkan keunggulan kompetitif pada negara-negara berkembang.

In recent years, developing countries become more involved in organic sector as a producer, and this can be seen from the increasing in land devoted for organic food. Besides of that, the consumption of organic food in developing countries is also increasing but still below developed countries. The reason for this is because people in developing countries are still unfamiliar with organic food products and consumers are still not aware of the organic concept. In this growing industry, customers as a stakeholder play an important role. Their behavior towards organic food can affect the buying process of organic food. Premium prices becomes the major barrier for buying organic food, people that can afford organic products usually come from high income class. The availability of organic food is also low compared to conventional food and they are not available in every supermarket. To gain competitive in developing countries, organic food industries should have a good strategy to increase the people rsquo s awareness, and this can be achieved through marketing communication strategies. This paper is expected to obtain an idea on how to develop strategies in order to gain competitiveness in developing countries. Furthermore, the finding shows that packaging, branding, and using the right influencer could be a good strategy to increase the customers rsquo awareness and also gain a competitive advantage in developing countries.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrianti
"Diabetes Melitus (DM) adalah masalah kesehatan yang besar merupakan penyebab penting dari angka kesakitan, kematian, kecacatan, dan kerugian ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Provinsi DKI merupakan provinsi DM tertinggi secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan diabetes Melitus berdasarkan surveilans penyakit tidak menular tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional. Data dari surveilans Faktor Risiko PTM Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat tahun 2018. Sampel yang dianalisis sebesar 115.475 respoden berumur ≥ 15 tahun. Hasil analisis menunjukkan prevalensi DM sebesar 2,8% dan terdapat hubungan antara sumur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, riwayat keluarga, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, merokok, obesitas abdominal, hipertensi dan status perceraian dengan DM berdasarkan surveilans penyakit tidak menular. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan surveilans PTM dari pemerintah serta kesadaran warga Jakarta Pusat yang berumur ≥ 15 tahun untuk pemantauan faktor risiko serta deteksi dini PTM.

Diabetes mellitus (DM) is a major health problem that is an important cause of morbidity, mortality, disability, and economic losses worldwide including Indonesia. DKI Province is the highest DM province nationally. The study study aims to determine the risk factors associated with diabetes mellitus based on surveillance of non-communicable diseases in 2018. This research used a cross sectional design. Data from NDC Risk Factor Central Jakarta Health Surveillance 2018. The samples analyzed were 115,475 respondents aged ≥ 15 years.DM prevalence of 2.8% and there was a relationship between wells, education, employment, gender, family history, vegetable and fruit consumption, physical activity, smoking, abdominal obesity, hypertension and divorce status with DM based on non-communicable disease surveillance. It was necessary to improve the quality of NDC surveillance implementation from the government and  the awareness of Central Jakarta citizens aged ≥ 15 years for risk factor monitoring and early detection of NDC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Vashtianada
"Ultra-processed food/UPF merupakan produk yang melalui serangkaian teknik dan proses industri serta memiliki nilai zat gizi yang rendah. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, UPF dapat meningkatkan risiko berat badan lebih dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi UPF berdasarkan karakteristik individu, faktor lingkungan, dan faktor gaya hidup pada mahasiswa S1 non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 149 sampel. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner online yang diisi secara mandiri. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50,3% mahasiswa mengonsumsi UPF tingkat tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara pengaruh teman sebaya dan akses terhadap UPF dengan tingkat konsumsi UPF. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran terkait pemilihan makanan dan minuman serta menjadi penggerak dalam lingkungan teman sebaya terkait hal tersebut. Pihak Universitas Indonesia dapat memberikan edukasi dan membuat ketentuan terkait UPF dan konsumsi makanan sehat kepada mahasiswa. Pemangku kebijakan dapat meningkatkan dalam penyampaian pesan kesehatan, mendukung lembaga pendidikan, dan mendukung penelitian terkait pola makan mahasiswa dan faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi UPF. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pada populasi lain dengan variabel dan teknik yang berbeda.

Ultra-processed food/UPF is a product that undergoes a series of industrial techniques and processes and has low nutritional value. Overconsumption of UPF can increase the risk of overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of UPF consumption based on individual characteristics, environmental factors, and lifestyle factors among non-health undergraduate students in Universitas Indonesia in 2023. A cross sectional study design conducted on 140 samples. The data was collected using a self-administered online questionnaire. The data was analyzed using univariate and bivariate (chi-square) analyses. The results showed that 50,3% of the students consumed a high level of UPF. The bivariate analysis showed a significant difference in the proportion of UPF consumption based on peer influence and access to UPF. The researchers suggest students to increase awareness of food and beverage choices, also become advocates within their peer groups regarding this matter. Universitas Indonesia should implement health education and make provisions regarding UPF and healthy food consumption for students. Policymakers suggested to improve the delivery of health messages to students, support educational institutions, and support research on students’ dietary patterns and factors influencing UPF consumption. Future researchers can examine other populations with different variables and methods. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Shatri
"ABSTRACT
pain is one of the most often symptoms experienced by patients with advanced or chronic diseases which can cause a decrease in the quality of life of palliative patients. Pain in palliative patients has not yet received enough attention, especially factors associated with pain and its management. This study aimed to determine the factors associated with pain in palliative patients and also assess whether there is a two-way relationship between psychological factors and pain. In addition, we will also see whether spiritual services play a role in relieving pain. Methods: cross-sectional study were used and secondary data were obtained from medical records of 285 palliative patients at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia. The data were processed to determine the psycho-socio-demographic characteristics, the reciprocal relationships of psychological and pain aspects, and the relationship of pharmacological therapy (opioids), non-pharmacological therapy (spiritual services), and combination of both therapies in pain management. Results: of the 285 palliative patients, 60.3% had pain, which was found more in cancer patients (74.4% vs 25.6%). Pain was found more in patients aged 41-60 years (51.1%), women (51.2%), and unemployed (30.2%). The severity of the pain was found to be significant in patients with depressive symptoms (p=0.045), while patients with anxiety symptoms (p=0.155) and sleep disorders (p=0.619) had no significant relationship. Pain experienced by palliative patients was not statistically significant in causing depression (p=0.058), anxiety (p=0.107), and sleep disorder (p=0.639). Moreover, pain management with opioids, spiritual services, or combination of them turned out to have significant results (p=0.022). Conclusion: pain in palliative patients is mainly experienced by cancer patients and the elderly. Psychological factors affect the condition of pain, so the management that includes biopsychosocial aspect will be able to reduce pain significantly."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2019
610 UI-IJIM 51:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dellaneira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang


This study aims to determine the factors associated with the frequency of consumption of fast food among students of SMAN 35 Jakarta. The dependent variable in this study is the frequency of fast food consumption and the independent variables are Online Food Ordering, gender, knowledge of nutrition and fast food, fast food preferences, pocket money, emotional eating behavior, peer group influence and the social media influence. This is a quantitative study with cross-sectional design. This study conducted in April 2020 at SMAN 35 Jakarta with a total of 164 respondents who selected with stratified random sampling method. Data were collected through filling out questionnaires online. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results show that as many as 73,8% of the respondents had a high level of fast food consumption ie consuming fast food > 3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>