Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsalitsa Haura Syarifa
"Keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru merupakan faktor personal dan faktor lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap stres kerja. Penelitian terhadap 101 orang karyawan kantor pusat PT Bank Syariah X kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru terhadap stres kerja. Studi ini berbentuk kuantitatif yang menyebarkan tiga kuesioner online yaitu skala Job Stress dari Shukla dan Srivastava (2016), skala Work-Life Balance dari (Bell, Rajendran, & Theiler, 2012), dan skala New Ways of Working milik Van Steenbergen, dkk. (2018). Uji statistik dilakukan melalui teknik regresi berganda menggunakan metode enter pada SPSS. Hasil analisis regresi pada masing-masing variabel prediktor menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap stres kerja (β = -0,54, p<0,05). Namun, variabel gaya kerja baru ditemukan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap stres kerja (β = -0,13, p>0,05). Selanjutnya, hasil analisis regresi berganda menemukan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja dan gaya kerja baru secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap stress kerja, F(2, 98) = 24,51, R=0,58, p<0,01, R2=33,3%). Temuan ini menunjukkan bahwa 33,3% proporsi varians stres kerja dapat dijelaskan oleh keseimbangan kehidupan-kerja, sedangkan 66,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa keseimbangan kehidupan-kerja merupakan variabel prediktor yang berpengaruh lebih kuat terhadap stres kerja dibandingkan dengan variabel gaya kerja baru. Diskusi terkait hasil temuan, limitasi, dan saran disertakan di bagian akhir penelitian.

Work-life balance and new ways of working are personal and environmental factors that are predicted to influence job stress. The study of 101 PT Bank Sharia X head office employees aims at finding out the effect of work-life balance and new ways of working towards job stress. This study is a quantitative research that distributes three online questionnaires consisting of job stress scale (Shukla & Srivastava, 2016), work-life balance scale (Bell, Rajendran, & Theiler, 2012), and scale of new ways of working (Van Steenbergen, et al., 2018). The research is tested by applying multiple regression technique with forced entry (enter) method in SPSS. The results of regression analysis on each predictor variable indicate that work-life balance has a negative and significant effect on job stress (β = -0,54, p<0,05). However, the new ways of working variable was found to have no significant effect on job stress (β = -0,13, p>0,05). The result shows that work-life balance and new ways of working are collectively able to predict job stress F(2, 98)=24,51, R=0,58, p<0,01, R2=33,3%). This finding indicates that work-life balance and new ways of working simultaneously give a 33,3% variation in job stress, while the rest of 66,7% is explained by other factors that are not measured in this study. Therefore, it can be said that work-life balance has a stronger effect on job stress than new ways of working as predictor variables. The discussion about these findings, limitations, and suggestions are presented in the end of this paper."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Nabila
"Beberapa tahun terakhir ini, jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan magang semakin meningkat. Banyak tantangan dan tuntutan yang apabila tidak berhasil diatasi mahasiswa dapat mengalami stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh work-life balance terhadap stres kerja pada mahasiswa yang mengikuti magang. Hipotesis utama yang diajukan adalah terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara work-life balance terhadap stres kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 149 partisipan yang merupakan seorang mahasiswa dan sedang melaksanakan program magang. Alat ukur yang digunakan adalah Work-Life Balance (WLB) Scale untuk work-life balance dan Job Stress (JS) Scale untuk stres kerja. Kuesioner disebarkan secara daring menggunakan Google Form. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan bahwa work-life balance (M = 3,63, SD = 0,54) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap stres kerja (M = 2,65, SD = 0,75), F(1,147)=64,73, p<0,01, R^2= 0,301. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh hasil bahwa dimensi work-life balance secara simultan memengaruhi stres kerja, F(4,144)= 17,18, p<0,01, R^2=0,304. Kesimpulannya, hasil penelitian mendukung hipotesisi, yaitu work-life balance berpengaruh secara negatif terhadap stres kerja. Individu dengan work-life balance tinggi, terutama pada dimensi PLIW dan WEPL, lebih mampu dalam mencegah munculnya stres kerja. Sebaliknya, individu dengan work-life balance rendah cenderung akan lebih mudah terpapar stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian, organisasi atau perusahaan yang membuka program magang disarankan untuk menyediakan pembekalan dan seminar bagi peserta magang yang mendukung terciptanya work-life balance di tempat kerja yang dapat membantu mereka untuk bisa mengatur waktu antara kehidupan kerja dan pribadi sebaik mungkin agar tercipta keseimbangan.

In recent years, the number of students participating in internship programs has been increasing. Many challenges and demands, if not successfully addressed, students who participated in internship programs could experience job stress. This study aims to examine the effect of work-life balance on job stress among students participating in internships. The main hypothesis stated that there is a significant negative effect between work-life balance and job stress. This research is a quantitative study that was conducted using regression analysis on 149 Indonesians citizens who are students currently undergoing internship programs. The measurement instruments used are the Work-Life Balance (WLB) Scale for work-life balance and the Job Stress (JS) Scale for job stress. The questionnaire was distributed online using Google Form. Using simple linear regression analysis technique, the research findings indicate that work-life balance (M = 3,63, SD = 0,54) significantly negatively influences work-related stress (M = 2,65, SD = 0,75), F(1,147)=64,73, p<0.01, R^2=0,301. Based on the multiple linear regression analysis, it was found that the dimensions of work-life balance simultaneously affect job stress. In conclusion, the research findings support the hypothesis that work-life balance negatively influences job stress. Individuals with high work-life balance, especially in the dimensions of PLIW and WEPL, are more capable of preventing job stress. Conversely, individuals with low work-life balance are more likely to be exposed to job stress. Based on the research results, organizations and companies that offer internship programs are advised to provide training or seminars for interns that address the importance of work-life balance in the workplace. This can help them better manage their demands between work and personal life and achieve work-life balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Yusnita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh work-life balance terhadap employee engagement pada milenial PT XYZ melalui persepsi kepuasan kerja. Teknik penelitian yang digunakan adalah survey dan studi pustaka dari penelitian dengan topik sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 102 responden, dan diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa work-life balance berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap employee engagement, dan work-life balance berpengaruh signifikan terhadap employee engagement. Kemudian berdasarkan hasil analisis kausal step yang dilakukan, kepuasan kerja dapat dikatakan sebagai variabel mediasi dalam hubungan work-life balance dengan employee engagement yang bersifat parsial dan signifikan.

This study aims to examine the effect of work-life balance on employee engagement at PT XYZ millennials through perceptions of job satisfaction. The research technique used was survey and literature study of research with similar topics that had been done previously. The sample used in this study amounted to 102 respondents, and obtained using purposive sampling technique. Based on the results of regression tests that have been conducted, it shows that work-life balance has a significant effect on job satisfaction, job satisfaction has a significant effect on employee engagement, and work-life balance has a significant effect on employee engagement. Then based on the results of the causal step analysis carried out, job satisfaction can be said to be a mediating variable in the work-life balance relationship with employee engagement which is partial and significant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Putra Iranto Kevin
"Implementasi telework mengalami percepatan karena pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Selain itu adanya kondisi pandemi COVID-19 juga turut meningkatkan jumlah organisasi yang menerapkan telework. Tetapi ada beberapa masalah implementasi telework yang tersisa dan  perlu menjadi perhatian dari perusahaan. Banyak pekerja merasa terisolasi secara sosial dari tempat kerja mereka, yang dapat mempengaruhi peningkatan stres mereka. Selain itu berdasarkan hasil penelitian empiris dan survey yang dilakukan oleh berbagai institusi menyimpulkan perlu juga dipertimbangkan pengaruh telework pada stres kerja, work-life balance , dan job satisfaction. Studi ini menyelidiki bagaimana telework dan isolasi sosial mempengaruhi kepuasan kerja dengan efek mediasi stres kerja dan keseimbangan kehidupan kerja di Indonesia . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbasis daring. Analisis model dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) terhadap 280 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi telework berpengaruh positif terhadap job satisfaction. Telework terbukti berdampak positif terhadap work-life balance dan menurunkan job stress. Namun social isolation yang dirasakan karywan memberikan dampak negatif terhadap job satisfaction. Penelitian ini membuktikan bahwa work-life balance dapat memediasi hubungan antara telework dan job satisfaction. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi telework yang memberikan otonomi dan fleksibilitas dapat berimplikasi positif terhadap job satisfaction.

The implementation of telework has accelerated due to advances in technology and COVID-19 which has changed the way people live for years. But there are some lingering problems with telework need to be addressed. Many workers feel socially isolated from their workplace, which may affect their stress increment. There are also mixed results of the effects of telework on work stress, work-life balance, and job satisfaction from previous studies. This study investigates how telework and social isolation affect job satisfaction with mediating effects of work stress and work-life balance in Indonesia. This research was conducted with 280 remote workers as participants. The hypotheses were then tested with Structural Equation Modelling using LISREL 8.8 for windows. This research finds that telework has a positive and significant effect on job satisfaction. Telework has been proven to have a positive impact on work-life balance and reduce work stress. However, the social isolation felt by employees has a negative impact on job satisfaction. This study proves that work-life balance can mediate the relationship between telework and job satisfaction. From this study, it can be concluded that the implementation of telework which provides autonomy and flexibility can have a positive impact on employee job satisfaction."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derryna Nadhira Putri
"Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang dapat berdampak positif bagi karyawan maupun organisasi, seperti meningkatnya produktivitas kerja, menurunnya intensi mengundurkan diri, dan menjaga kesehatan fisik serta mental karyawan. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kepuasan kerja adalah keseimbangan kehidupan kerja, yaitu seberapa jauh individu dapat secara bersamaan menyeimbangkan tuntutan emosional, perilaku, dan waktu antara pekerjaan, keluarga, dan tugas pribadinya. Pengaruh keseimbangan kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja dapat dikuatkan oleh adanya variabel moderator. Penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui peran moderator yaitu persepsi terhadap dukungan organisasi pada pengaruh keseimbangan kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja. Persepsi terhadap dukungan organisasi adalah persepsi individu mengenai seberapa jauh organisasi menghargai kontribusi karyawan dan peduli terhadap kesejahteraannya. Penelitian ini dilakukan pada karyawan kantor pusat PT Bank Syariah X sebanyak 101 karyawan menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis moderasi melalui kuesioner yang terdiri atas Job Descriptive Index (Closon, dkk., 2015), Work-Life Balance Scale (Bell, dkk., 2012), dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, 1997). Hasil analisis moderasi PROCESS Hayes menunjukkan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasi tidak secara signifikan memoderasi pengaruh keseimbangan kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja R=0.03, t(97)=0.42, p>0.05. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat mengevaluasi dukungan organisasi yang lebih spesifik untuk menguatkan pengaruh keseimbangan kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan kantor pusat PT Bank Syariah X.

Job satisfaction is an important factor that can have a positive impact on employees and organization, such as increasing work productivity, decreasing turnover intention, and maintaining the physical and mental health of employees. One of the factors that can affect job satisfaction is work-life balance, namely the extent to which individuals can simultaneously balance emotional, behavioral, and time demands between work, family, and personal duties. This research was conducted in order to determine the role of the moderator, namely the perception of organizational support on the effect of work-life balance on job satisfaction. Perception of organizational support is an individual's perception concerning the extent to which the organization values their contribution and cares about their well-being. This research was conducted on 101 employees of PT Sharia Bank X head office using a quantitative approach and moderation analysis through a questionnaire consisting of the Job Descriptive Index (Closon et al., 2015), the Work-Life Balance Scale (Bell et al., 2012), and the Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, 1997). The results of the PROCESS Hayes moderation analysis showed that that perceived organizational support do not significantly moderate the effect of work-life balance on job satisfaction R=0.03, t(97)=0.42, p>0.05. Therefore, the results of this study can evaluate more specific organizational support to strengthen the effect of work-life balance towards job satisfaction on employees of PT Sharia Bank X head office"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gibrand Erlangga
"Dalam mengukur aspek kepuasan pekerja berkaitan dengan pencapaian keseimbangan waktu antara kegiatan pekerjaan dan pribadi. Industri media investment merupakan industri kreatif yang menuntut pekerjanya untuk terus berkembang sesuai dengan permintaan client. GroupM merupakan salah satu perusahaan multinasional yang bergerak dalam bidang advertising. Dimana karyawan perusahaan ini memiliki bentuk pekerjaan yang berbeda dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia periklanan. Kondisi semacam itu membuat tingginya minat karyawan yang berhenti bekerja. Penelitian ini penting dilakukan karena kepuasan pekerja merupakan indikator yang dapat menjelaskan produktivitas dan loyalitas karyawan. GroupM sebagai agensi periklanan global penting untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan, hal tersebut dapat menjadi gambaran tentang kebutuhan pekerja. Salah satu tuntutan pekerja yang sering disuarakan adalah work-life balance, penelitian menguji hubungan WLB dengan Kepuasan Pekerja. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan GroupM yang berada dalam jabatan executive. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan quota sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2023. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang lemah antara work-life balance dengan kepuasan kerja. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,357. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi work-life balance yang dimiliki oleh karyawan, maka semakin tinggi kepuasan pekerja. Harapannya hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja (occupational wellness) dan referensi bagi penelitian kesejahteraan sosial sektor industri.

In measuring aspects of employee satisfaction, it is related to achieving a balance of time between work and personal activities. The media investment industry is a creative industry that requires its workers to continue to develop according to demand. GroupM is a multinational company operating in the field of advertising. Where the employees of this company have different forms of work and abilities that suit the needs of the advertising world. Such conditions create high interest in employees quitting their jobs. This research is important to conduct because worker satisfaction is an indicator that can explain employee productivity and loyalty. GroupM as a global advertising agency is important to know employee job satisfaction, this can be an illustration of worker needs. One of the demands of workers that is often voiced is work-life balance, research examines the relationship between WLB and Employee Satisfaction. Respondents in This research are GroupM employees who are in position as executive. The research method used in this research is a quantitative method with a descriptive research type. The data collection technique in this research uses quota sampling. This research was conducted in August-December 2023. The results of this research show that there is a weak positive relationship between work-life balance with job satisfaction. The correlation test results show the correlation coefficient (r) value is 0.357. This value shows that getting higher the work-life balance owned by employees, the higher employee satisfaction will be. It is hoped that the results of this research can be an illustration for companies to improve worker welfare (occupational wellness) and a reference for social welfare research in the industrial sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Hisyam
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satunya terhadap sistem kerja dalam perusahaan. World Health Organization telah merekomendasikan terhadap seluruh organisasi dan perusahaan untuk menerapkan work from home dalam rangka menghindari penyebaran virus. Generasi Z sebagai angkatan baru dalam dunia kerja harus mengalami masa-masa distruptif, yaitu harus menjalani kegiatan orientasi dunia kerja dalam kondisi work from home. Hal tersebut berpotensi memberikan dampak pada kondisi dari work life balance dan berpotensi memberikan pengaruh pada job satisfaction pegawai. Sehingga dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari work from home terhadap job satisfaction dari pegawai generasi Z di Jabodetabek dengan work life balance sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 250 pegawai generasi Z di Jabodetabek menggunakan teknik non probability sampling berupa purposive. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh dari work from home terhadap job satisfaction melalui work life balance. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa implementasi work from home memberikan pengaruh positif terhadap work life balance yang mendorong peningkatan job satisfaction pegawai generasi Z di Jabodetabek. 

The COVID-19 pandemic has had an impact on various aspects of life. One of them is the work system in the company. The World Health Organization has recommended all organizations and companies to implement work from home in order to avoid the spread of the virus. Generation Z as a new generation in the world of work must experience disruptive times, namely having to undergo orientation activities in conditions of work from home. This has the potential to have an impact on the conditions of the work life balance and has the potential to affect employee job satisfaction. So this research was conducted to explain the effect of work from home on job satisfaction of Z generation employees in Greater Jakarta with work life balance as a mediating variable. This research uses a quantitative approach, the type of research is explanatory, and data collection is carried out by distributing questionnaires to 250 Z generation employees in Greater Jakarta using a non-probability sampling technique in the form of purposive. The results showed that there was an effect of work from home on job satisfaction through work life balance. This study shows that the implementation of work from home has a positive influence on work life balance which encourages increased job satisfaction for Z generation employees in Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Larasati
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan tingkat work-life balance terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan Yayasan Plan International Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kepuasan kerja (kesejahteraan) bagi karyawan organisasi pelayanan kemanusiaan atau Human Services Organization (HSO). Sedangkan, penelitian mengenai kepuasan kerja di HSO masih sangatlah minim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah antara tingkat work-life balance terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan Yayasan Plan International Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh HSO yang sangat berbeda dengan perusahaan. Di dalam HSO tingkat kepuasan kerja tidak selalu dikaitkan dengan tingkat work-life balance. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh adanya karakter HSO, seperti manusia sebagai raw material, tujuan organisasi yang tidak jelas dan bersifat problematik, ketidakpastian dalam menentukan teknologi pelayanan, ambiguitas pada moral, serta proses interaksi yang intensif dengan klien sebagai salah satu aktivitas utama dari HSO.

This undergraduate thesis discusses about the correlation of work-life balance to job satisfaction among Yayasan Plan International Indonesia’s Employees. This research is a quantitative research with descriptive design. This research is background by the importance of employee’s satisfaction in the Human Services Organization’s setting. Meanwhile, the research about employee’s job satisfaction among Human Services Organizatinon is still rare. The result of this research shows that there’s a very weak correlation between the level work-life balance to the level of job satisfaction among Yayasan Plan International Indonesia’s Employees. This can be caused by the difference in characteristic between HSO and company. Job satisfaction in HSO is not always correlated with the level of work-life balance. It can be correlated with its characteristic, people as a raw material, unclear and problematic organizatinons goals, uncertainty in determining service technology, moral ambiguity, and intensive interaction between employee and client as one of core activities in HSO."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grafika Perdana
"Organisasi dalam berbagai macam bentuk dan latar belakang senantiasa dituntut untuk terus mengikuti perubahan kebijakan dan dinamika lingkungan eksternal. Maka dari itu, diperlukan perhatian organisasi dalam mempertimbangkan faktorfaktor yang sekiranya dapat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan seperti work-life balance, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan komitmen kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pengaruh dari motivasi kerja dan work-life balance terhadap komitmen kerja serta bagaimana kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh motivasi kerja dan work-life balance terhadap komitmen kerja pegawai Markas Besar Badan Narkotika Nasional. Berdasarkan pengumpulan data responden, diperoleh 292 data yang valid dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Penelitian ini menemukan bahwa secara langsung, work-life balance dan motivasi kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen kerja pegawai. Namun secara tidak langsung, terdapat hubungan signifikan antara work-life balance dan motivasi kerja terhadap komitmen kerja yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Atas hal tersebut, pembuat kebijakan di Markas Besar Badan Narkotika Nasional harus menaruh perhatian terhadap work-life balance, motivasi kerja, dan kepuasan kerja dalam upaya meningkatkan komitmen kerja pegawai. Selain itu, organisasi juga perlu mempertimbangkan motivasi kerja serta work-life balance dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Organizations in various forms and backgrounds are always required to continue to follow changes in policy and dynamics of the external environment. Therefore, organizational attention is needed in considering factors that could influence policy making such as work-life balance, work motivation, job satisfaction and work commitment. This research aims to explore the influence of work motivation and work-life balance on work commitment and how job satisfaction can mediate the influence of work motivation and work-life balance on the work commitment of employees at the National Narcotics Agency Headquarters. Based on the collection of respondent data, 292 valid data were obtained and further analysis could be carried out. This research found that directly, work-life balance and work motivation did not significantly influence employee work commitment. However, indirectly, there is a significant relationship between work-life balance and work motivation on work commitment which is mediated by job satisfaction. Due to this, policy makers at the National Narcotics Agency Headquarters must pay attention to work-life balance, work motivation and job satisfaction in an effort to increase employee work commitment. Apart from that, organizations also need to consider work motivation and work-life balance in increasing employee job satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Arum Pratami Martias
"Tidak ada yang lebih penting dalam kehidupan kerja karyawan organisasi pelayanan kemanusiaan atau sama pentingnya dengan efektivitas penggunaan personel dalam suatu organisasi selain kepuasan kerja. Kepuasan kerja menjadi fundamental untuk kesejahteraan karyawan, keberlangsungan organisasi, dan layanan kesejahteraan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran pengaruh work life balance dan burnout terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan organisasi pelayanan kemanusiaan yang ada di Organisasi Pelayanan Kemanusiaan X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif berjenis basic research secara deskriptif dan cross-sectional research yang dilakukan pada bulan Januari-Juli 2024 dengan metode pengumpulan data survei dan teknik sensus/total sampling sebanyak 30 orang karyawan. Hasil dari penelitian secara parsial berhasil membuktikan hipotesis adanya pengaruh work life balance terhadap kepuasan kerja secara positif dan signifikan sebesar 0.571 dan p-value sebesar 0.000, yang menyatakan karyawan dengan work life balance tinggi cenderung memiliki kepuasan kerja yang tinggi juga. Dan adanya pengaruh burnout terhadap kepuasan kerja secara positif dan signifikan sebesar 0.635 dan p-value sebesar 0.000, yang menyatakan karyawan dengan burnout tinggi cenderung memiliki kepuasan kerja yang tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi memberikan perkembangan informasi terkait pengaruh work life balance dan burnout terhadap tingkat kepuasan kerja dalam bekerja pada organisasi pelayanan kemanusiaan untuk kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan intervensi sosial.

Nothing is more important in the work lives of employees of human service organizations or as important to the effective use of personnel in an organization than job satisfaction. Job satisfaction is fundamental to employee welfare, organizational sustainability, and welfare services. This study aims to provide an overview of the influence of work life balance and burnout on the level of job satisfaction of employees of human service organizations at Human Service Organization X. This study uses a quantitative approach in the form of descriptive basic research and cross-sectional research which was conducted in January-July 2024 using survey data collection methods and census techniques/total sampling of 30 employees. The study's results partially proved the hypothesis that there is a positive and significant influence of work life balance on job satisfaction of 0.571 and a p-value of 0.000, which states that employees with high work life balance tend to have high job satisfaction too. And there is a positive and significant influence of burnout on job satisfaction of 0.635 and a p-value of 0.000, which states that employees with high burnout tend to have high job satisfaction. It is hoped that this research can contribute to the development of information regarding the influence of work life balance and burnout on the level of job satisfaction in working in humanitarian service organizations which can then be used as material for consideration in carrying out social interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>