Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tio Mutia Hafizah
"Penelitian menggunakan Metode Tahanan Jenis dengan Konfigurasi Wenner-Schlumberger dilakukan di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara untuk mengindentifikasi zona salinitas tinggi di wilayah tersebut. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel air yang selanjutnya akan diukur parameter fisisnya berupa pH, salinitas, dan konduktivitas. Dari peta kontur parameter fisis, kemudian ditentukan wilayah untuk dilakukan akuisisi dengan metode Geolistrik Tahanan Jenis. Terdapat empat lintasan pengukuran berorientasi Utara-Selatan dengan panjang 470 meter untuk Lintasan I dan 235 meter untuk masing-masing lintasan lainnya. Hasil pengolahan data tahanan jenis bawah permukaan serta data sekunder Metode Gravitasi menunjukkan akuifer tidak tertekan di wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara telah terintrusi oleh air asin dengan nilai tahanan jenis 0.1 – 1 Ωm pada kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter sampai kedalaman kurang dari 40 meter dimana terdapat lapisan impermeabel regional.

Survey using Geoelectrical Resistivity Method under Wenner-Schlumberger configuration was adopted for geophysical investigation in Sub-District Administration of Penjaringan, North Jakarta to identify the yet occurring high salinity zone in said region. Initial survey involved water sampling to extract information about its physical properties such as pH, salinity, and conductivity. Data acquisition using Geoelectrical Resistivity Method is then conducted based on each physical properties contour map. Four lines trending North-South are obtained with a total length of 470 meters for Line I and 235 meters each for the rest. Results from primary Resistivity data and secondary Gravity data for verification purpose show salt-water with a resistivity of 0.1 to 1 Ωm has intruded unconfined aquifers in research area within the average depth of 10 meter to 40 meter, where it meets the regional impermeable layer that later separates the unconfined to the confined aquifer systems."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilyana Putri
"Jakarta merupakan ibu kota dan juga kota metropolitan terbesar di Indonesia yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian. Peningkatan jumlah penduduk di Jakarta sebanding dengan meningkatnya kebutuhan lahan tempat tinggal dan kebutuhan air bersih. Pembangunan infrastruktur banyak terjadi alih fungsi lahan dan mengurangi daerah resapan air hujan. Kebutuhan air bersih Jakarta sebanyak 40% dipenuhi oleh PDAM dan sisanya dipenuhi oleh air tanah yang bersumber dari CAT Jakarta. Berkurangnya daerah resapan air hujan dan juga pengambilan air tanah dalam jumlah besar secara terus menerus akan mengganggu kesetimbangan recharge dan discharge air tanah. Akibatnya terjadi kekosongan di bawah permukaan yang dapat menyebabkan amblesan dan intrusi air laut. Keberadaan air asin di Jakarta secara nyata dialami masyarakat Jakarta, khususnya di daerah Jakarta Utara, yang berbatasan langsung dengan laut. Penyebab asinnya air tanah di Jakarta masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Setidaknya terdapat dua kesimpulan yang berbeda, yaitu karena adanya intrusi air laut atau adanya air laut purba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber air asin yang berada di Jakarta tepatnya di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, menggunakan data gravitasi yang didukung oleh data air sumur dan data geolistrik resistivitas. Data-data tersebut diinterpresikan secara terpadu untuk dapat menganalisis penyebab asinnya air tanah di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konduktivitas air tanah disebabkan oleh adanya kandungan garam pada air tanah yang terdeteksi pada data gravitasi dengan pola sebaran nilai tinggi berada di utara daerah penelitian dan semakin ke selatan, nilai konduktivitas, salinitas dan gravitasi semakin menurun. Pada data geolistrik resistivitas terdapat nilai resistivitas rendah yang diinterpretasikan sebagai air asin yang berada pada daerah dengan nilai gravitasi tinggi. Berdasarkan mekanisme terjadinya intrusi air laut dan kondisi fisik di lapangan, dapat disimpulkan bahwa asinnya air tanah di daerah penelitian disebabkan oleh intrusi air laut

Jakarta is the capital city and also the largest metropolitan city in Indonesia which is the center of government and economy. The increase in population in Jakarta is proportional to the increasing need for residential land and needs clean water. Many infrastructure development changes in land functions and reduces rainwater catchment areas. PDAM needs 40% of Jakarta's clean water and the rest is met by ground water sourced from CAT Jakarta. The reduction in the catchment area of rain water and also the continuous extraction of large amounts of groundwater will disturb the balance of recharge and discharge of groundwater. As a result, there is a void below the surface which can cause subsidence and sea water intrusion. The presence of salt water in Jakarta is clearly experienced by the people of Jakarta, especially in the North Jakarta area, which is directly adjacent to the sea. The cause of the salty groundwater in Jakarta is still a matter of debate among researchers. There are at least two different conclusions, namely because of the intrusion of sea water or the presence of ancient sea water. This study aims to determine the source of salt water in Jakarta, precisely in Penjaringan District, North Jakarta, using gravity data which is supported by well water data and geoelectric resistivity data. These data are expressed in an integrated manner to be able to analyze the causes of salty groundwater in the study area. The results showed that groundwater conductivity was caused by the presence of salt content in groundwater which was detected in the gravity data with a high value distribution pattern in the north of the study area and further south, the value of conductivity, salinity and gravity decreased. In the geoelectric resistivity data, there is a low resistivity value which is interpreted as salt water in an area with a high gravity value. Based on the mechanism of sea water intrusion and physical conditions in the field, it can be concluded that salty groundwater in the study area is caused by sea water intrusion"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnelti
"ABSTRAK
Salah satu karakteristik kota adalah jumlah penduduk yang makin banyak dan tingginya kepadatan penduduk. Hal ini menimbulkan dampak terhadap daya dukung kota berupa ketidakseimbangan antara ruang yang dibutuhkan dan jumlah penduduk yang meningkat. Pertumbuhan penduduk kota, terutama dari arus pendatang tidak hanya menyebabkan kota menjadi berkembang, tetapi juga menimbulkan permasalahanpermasalahan baru. Umumnya di negara berkembang, kaum pendatang mempunyai tujuan untuk mencari pekerjaan.
Bertumpuknya penduduk di kota menimbulkan permasalahan yang cukup rumit, baik dari segi fisik maupun non fisik, serta mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan daerah sekitarnya, dan merupakan salah satu sebab timbulnya kawasan-kawasan kumuh di perkotaan.
Secara umum, permukiman kumuh diartikan sebagai kawasan hunian yang tidak layak huni berkaitan dengan kesehatan masyarakat khususnya pada penyakit yang sering berjangkit selama di permukiman. Cermin dari permukiman kumuh diantaranya daerah yang tidak terencana, tidak teratur, dan bersifat informal, kepadatan permukiman yang tinggi serta kondisi lingkungan yang buruk.
Dalam era pembangunan dewasa ini, upaya perkembangan perumahan rakyat mendapat perhatian yang besar dari berbagai pihak pemerintah sebagai upaya mewujudkan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yaitu papan.
Dalam perencanaan perkembangan hingga saat ini perkembangan ekonomi masih menonjol, sedangkan pertimbangan kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat tampaknya masih belum mendapat perhatian.
Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tentang kondisi permukiman kumuh dalam hubungannya terhadap kesehatan masyarakat dari segi lingkungan sosial, lingkungan fisik, sanitasi lingkungan dan pola penyakit yang sering terjangk`it di lingkungan permukiman kumuh. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah permukiman kumuh.
2 Hubungan variabel-variabel permukiman kumuh terhadap variabel kesehatan masyarakat.
3 Berbagai upaya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di permukiman kumuh.
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Penjaringan di Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara, ditentukan berdasarkan purposive sampling. Dalam Kelurahan ini diambil 3 Rukun Warga (RW) yang merupakan wilayah yang paling padat penduduknya. Selanjutnya untuk menentukan banyak sampel tiap-tiap RW digunakan cara proposional random sampling yang seluruhnya berjumlah 130 responden.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner, wawancara mendalam dengan masyarakat setempat, serta observasi langsung kelapangan. Sedangkan data sekunder di peroleh dari lapangan dan literatur penunjang yang didapat dari instansi terkait.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Chi-square yang diteruskan dengan Uji Coefficient Contingency, disertai pula dengan analisis kualitatif.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel-variabel permukiman kumuh mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat
dilihat dari faktor lingkungan sosial, yaitu faktor jenis pekerjaan, crowding index dan jenis pelayanan kesehatan,akan tetapi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dari faktor pendidikan dan pendapatan. Masyarakatnya mayoritas berpendidikan, pendapatan masih dalam taraf rendah yaitu pendidikan SD, sedangkan pendapatan masyarakat setiap bulan sebagian besar antara Rp 50.000,-sampai dengan Rp 100.000,-.
Variabel lingkungan fisik mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dilihat dari faktor keadaan saluran/got air rumahtangga, kondisi lingkungan jalan, kelembaban udara, sinar matahari, jumlah ruangan.
Variabel sanitasi perumahan lingkungan mempunyai hubungan yang signifikan dengan kesehatan masyarakat dilihat dari faktor, bau/aroma dari air saluran buangan rumahtangga, saluran pembuangan mandi, saluran pembuangan kakus, pembuangan sampah, dan sumber air minum dengan derajat hubungan cukup kuat: Sedangkan terhadap kesehatan masyarakat dari faktor, saluran pembuangan masak, saluran pembuangan air cucian tidak terdapat hubungan.
Dari hasil hubungan antara berbagai variabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa permukiman kumuh sangat erat hubungannya dengan kesehatan masyarakat.
Perlu dilakukan perlindungan dan peningkatan terhadap kesehatan masyarakat di permukiman kumuh ini, karena permukiman kumuh menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan pencemaran lingkungan. Kurangnya diperhatikan lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan sanitasi perumahan lingkungan oleh masyarakat serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal akan menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

ABSTRACT
One of the urban main characteristics is the fast growing number of population and its high density. This causes an impact on carrying capacity in terms of the imbalance between the needed space and the increasing population; particularly as rush of city's newcomers does not only imply city's development, but also generate new environmental problems. In most of developing countries, the main reason for people coming to the cities is seeking for employment. High concentration of people in the cities create complex environmental problems, either physically or non-physically, giving negative impact an the particular surroundings and constitutes one of the main causes for the existence of urban slums.
In general, slum settlement is understood as an urban settlement inappropriate to habitat in terms of the community's health, particularly the incidence rate of diseases. Slum settlement is mostly reflected in its involuntary existence, unorganized, informal by characteristics, highly dense, and bad condition. Even though slum settlement's lands are already determined their infrastructures are still inappropriate, with small alleys, muddy, far from appropriate latrines, bath and washing facilities, and lack of clean water.
In the development periods the Government has given much attentions to the development of public housing as one the Government's efforts in providing the community with shelter facilities.
Even in the national development planning the economic sector development constitutes the first priority, yet health sector, particularly community health development is still considered as insignificant.
The objective of the study is to identify and describe the conditions of slum settlement and its correlations with the community's health, in particular from the aspects of its social environment, physical environment, and environmental sanitation in terms of its disease frequency pattern. The specific objectives are:
Identify the social-economic condition of the community of slum settlement;
The correlations between slum settlement's variable to the community's health.
To provide solution efforts in increasing the community health status in slum settlement.
The areas studied are located in the Penjaringan Subdistrict, Northern part of Jakarta, which for this purpose was purposively taken, in which tree "Kelurahan" were determined as samples in terms of the densest population. Further, sample members were drawn proportional-randomly from each "Kelurahan", numbering 130 respondents.
Primary data collection was conducted by interviews using questionnaires as instrument, depth interviews with selected local respondents, and direct observation in the field. While secondary data were collected from related government agencies.
Data analysis was conducted quantitatively based on non-parametric statistic means, i.e. Chi-square, followed with coefficient contingency test and qualitative analysis.
From the analysis it? was identified that slum settlement's variables significantly correlate with those of the community's health viewed from their social environmental factors, i.e. kinds job, crowding index, and health service, but not significantly correlation with the community's health in terms of education, income, and number of family members. But field data eduction, people income majority education degree is SD (63,9%), indregree income Rp 100.000,- (37,7%).
correlate with the conmunity's health in terms of its factors, i.e. household's sewerage, neighbour hood's streets condition, air humidity, sunlight, and number of rooms with strong correlation, under lining the air humidity as the strongest factor; whereas ventilation received the weakest influence.
Settlement's environmental santitation has significant correlation with the community's health in terms of its factors, i.e. household's sewerage odour, bathroom's sewerage, waste disposal, and drinking water source, showing rather strong correlation. However, when correlated with cooking and washing waste water sewerages, there isn't any correlation to be found. In terms of latrine variable, strong correlation with the community's health has been observed as being exist.
From the variables relationship it was evident that slum settlement strongly correlate with the community's health. Further, there should be improvements in the field of community health in the slum areas, as slum conditions can degrade the community's health status and generate environmental pollution. Lack of attention in the fields of physical, social and sanitary environment could by all means decrease the quality of the community's health and the community's health status itself.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rusaid
"Kepulauan Indonesia terletak di salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia, terletak diantara perbatasan Indo-Australia, Pasifik, Filipina dan lempeng tektonik Eurasia. Posisi strategis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi. Salah satunya terdapat pada lokasi dengan keterdapatan jalur gunung api. Oleh sebab itu wilayah Sembalun sebagai salah satu wilayah yang terdapat pada jalur gunung api dengan potensi menjanjikan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energi yang dibutuhkan Indonesia. Dalam eksplorasi energi panas bumi perlu dilakukan studi kelayakan. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui resiko potensi geohazard yang dapat terjadi dalam pemanfaatan dan Instalasi Sumur panas bumi. Dalam mendapatkan informasi lapisan bawah permukaan dapat dilakukan pengamatan langsung dari lapangan dengan menggunakan metode geofisika, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik resistivitas. Dalam metode geolistrik resistivitas terdapat berbagai macam konfigurasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang ideal, salah satu konfigurasi yang dapat digunakan yaitu konfigurasi dipole-dipole. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode geolistrik didapatkan bahwa lokasi Titik 3 dan Titik 4 adalah dua lokasi yang memiliki parameter tanah longsor paling signifikan dengan terdapat keberadaan bidang gelincir dengan kemiringan lereng yang curam berada pada nilai 20° hingga 30° pada titik 3 dan pada titik 4 5° hingga 20°. Lokasi dengan potensi tanah longsor yang rendah terdapat pada titik 1 dan 2 dimana lokasi ini tidak memiliki keberadaan bidang gelincir yang dapat mengakibatkan tanah longsor yang disebabkan karena lokasi ini memiliki kemiringan lereng yang cenderung landai. Sehingga lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan wellpad merupakan titik 2 yang memiliki topografi paling landai dan tidak terdapat keberadaan struktur.

The Indonesian Archipelago is situated in one of the most active tectonic frameworks in the world, nestled between the borders of the Indo-Australian, Pacific, Philippine and Eurasian tectonic plates. This strategic position makes Indonesia the richest country with geothermal energy. One of them is in a location with a volcanic path. Therefore, the Sembalun area as one of the areas in the volcanic route with promising potential is expected to be able to supply Indonesia's energy needs. In the exploration of geothermal energy, it is necessary to carry out a feasibility study. One of the activities carried out is evaluating the potential of the well and estimating its performance. This is done to determine the potential geohazard risks that can occur in the utilization and installation of geothermal wells. In obtaining subsurface information direct observations from the field can be carried out using geophysical methods, one of the methods that can be used is the resistivity geoelectric method. In the resistivity geoelectric method there are various configurations that can be used to obtain ideal observation results, one of the configurations that can be used is the dipole-dipole configuration. Based on the results of observations using the geoelectrical method, it was found that the locations of Point 3 and Point 4 are the two locations that have the most significant landslide parameters with the presence of slip planes with steep slopes at values of 20° to 30° at point 3 and at point 4 5° to 20°. Locations with low landslide potential are at points 1 and 2 where these locations do not have any slip planes that can cause landslides because these locations have a gentle slope . So that the location that can be used for installing the wellpad is point 2 which has the most sloping topography and there is no presence of structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camillia Dewi Anggrainy
"Penelitian dilakukan di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Daerah penelitian merupakan jalan raya poros antarprovinsi yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi, baik oleh kendaraan dengan beban ringan maupun beban yang berlebih. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tingginya kerentanan tanah terhadap kerusakan jalan akibat dari ketidakstabilan tanah. Selain itu, terbentuknya zona lemah di bawah permukaan, yang merupakan zona batuan dengan nilai resistivitas rendah dan porositas tinggi, juga dapat menjadi faktor ketidakstabilan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memetakan struktur bawah tanah dan mengidentifikasi persebaran dan jenis litologi penyusun zona lemah di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dan pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi menggunakan software Res2DInv. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor SPT. Dari hasil analisis 6 lintasan, teridentifikasi persebaran zona lemah yang tersusun dari litologi lempung dengan nilai resistivitas <10 qm dan lempung pasiran yang memiliki nilai resistivitas pada rentang 10--20 qm.

The research was carried out on Jalan Raya Siliwangi, West Semarang Subistrict, Semarang City using the dipole-dipole configuration resistivity geoelectric method. The research area is an inter-provincial highway which has a high intensity of use, both by vehicles with light loads and heavy loads. This factor is one of the factors that can trigger the high vulnerability of land to road damage due to soil instability. Apart from that, the formation of weak zones below the surface, which are rock zones with low resistivity values and high porosity, can also be a factor in soil instability. This research was carried out with the aim of mapping underground structures and identifying the distribution and types of lithology that make up weak zones in the research area. Measurements were carried out on 6 trajectories and data processing was carried out using the two-dimensional inversion method using Res2DInv software. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological map, classification of rock resistivity values, and SPT drill data from the results of the 6 tracks analysis, the distribution of weak zones was identified which were composed of clay lithology with resistivity values of <10 qm and sandy clay which had a resistivity value in the range of 10-20 qm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awanda Sentosa
"Thesis ini mengkaji kerentarum sosial ekonomi di Kec.amatan PenjaringanKota Administrasi Jakarta Utrua terhadap kenaikan muka laut berdasarken indeks kerentanan, identifikasi aktifitas beocana dan indikator pembentuk kerentanan untuk mengetahui kelompok masyatakat yang rentan terhadap kenaikan muka air laut dan bentuk adaptasinya. Variabel indeks kerentanan aldbat keoaikan muka air !aut ndalah tala guna lahan, persentase kemiskinan, tingkat kepadatan dan persentase jumlah penduduk terkena genangan akibat kenaikan muka air laut. Kerentanan kenaikan muka laut ini digolongkan menjadi tiga:, yaitu kurang rentan, rentan dan sangat rentan. Perhitungan nilai index kerentanan pada tesis ini berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerentanan yang mengacu penelitian Szlafsztein (2005), identifikasi aktifitas beneana akibat kenaikan muka air laut didasarken pnda sifat kndatangan, prediktabilitas.durasi dan areal tetganggu. Identifikasi ini didapat dari data sekunder dan data primer. Sedangkan indikator pembentuk kerentanan terdiri dari tingkat pendidikan, mata pencaharian kepemilikan tempat tinggal dan aset, pendapatan, sosial dan sumber informasi bencana didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Analisa Cross Tabulasi antata lndeks Kerentanan Sosial Ekonomi tethadap kenaikan muka air laut dengan variabel Mata Pencaharian, Tingkat Pendapatan dan tingkat Pendidikan. Cross Tabulasi juga diiakukan antara Bentuk Adaptasi dengan variabel Mata Pencaharian Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan. Hasil yang didapat dari tugas akhir ini beropa yaitu index kerentanan masing-masing RW di lokasi penelitiart menunjukkan kelas kerentanan yang berbeda. RW 01 Kelurahan Pluit yang tetgolong Kurang Rentan mcrnpunyai luas 1,35 Ha dan Sangat Rentan 12,83 Ha. RW 04 Kelurahan Karnal Muam tergo[ong Kurang Rentan dengan total luas 0,08 tergolong Rentan dengan total luas 4,03 Ha, tergolong Sangat Rentan dengan total luas 1,89 Ha. RW 17 Kelurahan Penjaringan wilayah RT yang tergolong Kurang Rentan dengan total luas 41,75 Ha, RT tergolong Rentan dengan total luas 130,14 Ha dan RTtergolong Sangat Rentan dengan total luas 6,55 Ha. Kemampuan adaptasi fisik terdiri dari meninggikan rumah. pembuatan tanggul, memperdalam atau memperlebar saluran, memperkuat konstruks:i rumah dan Kemampuan adaptasi non-fisik yaitu pindah ke lokasi tidak banjir, tetap tinggal di rumah, menambah perscdiaan air, bahan bakar dan makanan Kelornpok masyarakat yang tergolong rentan adalah mereka yang mempunyai tingkat pendapatan rendah (kurang dari Rp. 2.750,000), dan rnereka yang tingkat pendidikannya rendah (belum SMA atnu

This research examines the social-economic vulnerability assessment in the district of Penjaringan - North Jakarta due to high tide. The fuunework based on the social-economic vulnernbility index, identification of disaster activities and indicators to determine peoples coping adaptation strategies, The variables ofsosio eoonomlc vulnerability index are land use, percentage of poverty, density and percentage of people who suffered from high tide. This index based on SzlafSztein (2005), Identification of disaster activites due to high tide based on arrival charn.ctcristic. predictability duration and area of inundation. This identification section gained from primary and sccunder data. While indicators of vulnerability consists of education cveiprofession livelihood, habitat and property ownership, income level, social and disaster information resources drawn from thresults of questionnaire. The research also did cross tabuiation analysis of social economic vulnerability index due to high tide with variables of profession livelihoods, income level and level of education. Cross tabulation was also performed between the variables of adaptation strategies vtith profession livelihoods, inoome levcl and Jevel of education. The result of this research are mapping -of vulnerability assessment in neighborhood level. Vulnerability index shown each neighborhood bas different vulnerabilities. RW 01 (RW M.s similar identification with neighborhood in Indonesia) in Pluit District that categorized as less vulnerable are 1.35 ha. extremely vulnerable are 12.83 ha. RW 04 Kamal Muara District that categorized as less vulnerable are 0,08ha, categorized as vulnerable are 4.03ha, categorized extremely vuJnembJe I .89 ha. R\V 17 Pcnjaringan District, the area that categorized as Iess vuinerable are 4J.75ha, vu1ncrabJc are !30.14 ba an0 extremely vulnerable 6.55 ba. People or groups who categorized vulnerable are low income level people (less than Rp. 2.75 miUion). those with low educational level (ungraduated high school or equivalent). Physical adaptation strategies conSists of raising house level, making dike, deepening or widening the channel, restrengthening house construction and non physical inundation area., not moving out of home, adding more water supply, fuel and food. People with low education level and low wages will affect their vulnerability level and coping adaptation strategies due to high tides,"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Istika
"[Tesis ini menganalisis tentang Implementasi Kebijakan Normalisasi Waduk Pluit
dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan Normalisasi Waduk Pluit
di Wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui studi
pustaka, observasi, dan wawancara mendalam dengan para sumber dari pihak
pemerintah, pakar kebijakan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan warga
eks Bantaran Waduk Pluit. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi
kebijakan Normalisasi Waduk Pluit tidak efektif dan belum mampu
meminimalisir banjir di Jakarta. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kebijakan Normalisasi Waduk Pluit ini adalah komunikasi, sumber daya, struktur
birokrasi, dan faktor lingkungan tempat kebijakan dioperasikan. Hasil penelitian
menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta perlu mempercepat penyelesaian
Normalisasi Waduk Pluit agar Waduk Pluit dapat berfungsi dengan baik sebagai
area resapan air dan berperan sebagai flood control system kota Jakarta. Pemprov
DKI perlu mempersiapkan dengan lebih baik pelaksanaan Kebijakan Normalisasi
Waduk Pluit yang masih berjalan sampai saat ini dan kebijakan tersebut harus
terintegrasi dengan penanganan masalah sosial dan ekonomi warga eks Bantaran
Waduk Pluit. Selain itu Pemprov DKI perlu mempercepat pembangunan rumah
susun untuk warga Waduk Pluit dan membuat Standard Operasional Prosedure
sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan Implementasi Kebijakan
Normalisasi Waduk Pluit ini;The focus of this research is to analyzes the Normalization Policy Implementation
Pluit Reservoir and factors affecting the Implementation of Normalization of Pluit
Reservoir in Sub-District of Penjaringan, North Jakarta. This research uses
qualitative method that generates descriptive data collected from literature review,
observation, and depth interview with sources from varies field, such as DKI
regional government, expert in policies maker, non goverment organization
(LSM) including people who live in the area of Pluit dam. The result shows that
Implementation of Normalization of Pluit Reservoir and has not able to even
minimize the flood in Jakarta. Factors affecting the implementation of policy,
firstly are communication, resources, structure of bureaucracy and environment
where the policy operate. The research suggests that the DKI regional government
should accelerate completion Normalization Pluit reservoir so that the reservoir
can function well as a water catchment area and serves as a flood control system
of the city. DKI regional government needs to prepare the preferable to
implementation of policy normalization Pluit reservoir that still works until now
and the policy which is integrated with social and economic problem solving of
people who live in the area of Pluit Reservoir. In addition the DKI regional
government needs to speed up the construction of flats for the people who live in
the area of Pluit Reservoir and needs to make Standard Operating Procedures as a
guide and reference in implementing the Policy Implementation Normalization
this Pluit Reservoir, The focus of this research is to analyzes the Normalization Policy Implementation
Pluit Reservoir and factors affecting the Implementation of Normalization of Pluit
Reservoir in Sub-District of Penjaringan, North Jakarta. This research uses
qualitative method that generates descriptive data collected from literature review,
observation, and depth interview with sources from varies field, such as DKI
regional government, expert in policies maker, non goverment organization
(LSM) including people who live in the area of Pluit dam. The result shows that
Implementation of Normalization of Pluit Reservoir and has not able to even
minimize the flood in Jakarta. Factors affecting the implementation of policy,
firstly are communication, resources, structure of bureaucracy and environment
where the policy operate. The research suggests that the DKI regional government
should accelerate completion Normalization Pluit reservoir so that the reservoir
can function well as a water catchment area and serves as a flood control system
of the city. DKI regional government needs to prepare the preferable to
implementation of policy normalization Pluit reservoir that still works until now
and the policy which is integrated with social and economic problem solving of
people who live in the area of Pluit Reservoir. In addition the DKI regional
government needs to speed up the construction of flats for the people who live in
the area of Pluit Reservoir and needs to make Standard Operating Procedures as a
guide and reference in implementing the Policy Implementation Normalization
this Pluit Reservoir]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendriadi Agung
"Ekstraksi dan injeksi fluida di sumur-sumur lapangan geothermal Kamojang pada fase eksploitasi, menyebabkan terjadinya perubahan massa di reservoir. Time-lapse microgravity monitoring dilakukan untuk memantau kesetimbangan massa yang terjadi di reservoir akibat dari proses operasi dan produksi geothermal di Kamojang. Dengan periode monitoring yang optimal, time-lapse microgravity monitoring yang rutin dilakukan setiap tahun di Kamojang sejak tahun 2016 hingga tahun 2021 mampu menggambarkan dinamika perubahan massa fluida secara periodik di reservoir Kamojang. Daerah KWK menjadi daerah yang mengalami kehilangan massa paling besar, dengan area natural recharge di sekitar Barat Laut – Selatan - Tenggara dari tepi reservoir Kamojang. Masuknya fluida natural recharge dan sumur injeksi yang menyebar di area produksi Kamojang, menyebabkan defisit massa yang terjadi di Kamojang tidak sebesar dari yang diperkirakan, rata-rata 4 MTon fluida natural recharge masuk ke reservoir tiap tahunnya, yang menyebabkan kehilangan massa tahunan nya hanya sekitar -7 Mton per tahun. Namun strategi penambahan sumur injeksi di area KWK perlu segera dilakukan untuk menghindari kehilangan massa yang lebih besar yang dapat menyebabkan penurunan produksi yang lebih cepat. Penambahan kuantitas fluida injeksi sekitar 450 ton per jam dapat dilakukan untuk meningkatkan rasio injeksi dari 23% menjadi 58%, sehingga keberlangsungan dan kontinuitas operasi produksi geothermal di Kamojang dapat lebih terjaga dalam jangka panjang

Fluid extraction and injection in the wells of Kamojang geothermal field during exploitation causes mass changes in the reservoir. Time-lapse microgravity monitoring is carried out to monitor the mass balance that occurs in the reservoir as a result of geothermal operations and production in Kamojang. With an optimal monitoring period, time-lapse microgravity monitoring routinely conducted every year in Kamojang from 2016 to 2021 are able to describe the dynamics of fluid mass changes in the Kamojang reservoir.The KWK area is the area that has highest deficit mass loss, with natural recharge areas around the Northwest - South - Southeast from the edge of the Kamojang proven reservoir. The natural recharge fluids and injection wells which spread in the Kamojang production area, causes the mass deficit that occurs in Kamojang less than expected, an average of 4 MTons of natural recharge fluid enters the reservoir each year, which causes an annual mass loss of only approximately -7 Mton per year. However, the strategy of adding injection wells in the KWK area needs to be implemented immediately to avoid greater mass loss which can lead to a faster decline production. The addition of an injection fluid quantity around 450 tons per hour can be done to increase the injection ratio from 23% to 58%, so that the sustainability and continuity of geothermal production in Kamojang can be maintained for the long term production."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaedi Abdulah
"Pembangunan jalan tol sekarang sedang marak terjadi di Indonesia. Untuk mencapai pembangunan jalan tol, dibutuhkan analisis dari beberapa bidang ilmu. Salah satu analisis yang dilakukan yaitu analisis peralihan lahan pada area galian jalan tol. Analisis yang dibutuhkan adalah analisis jenis dan estimasi volume batuan pada area galian pembangunan jalan tol. Terdapat dua metode yang digunakan untuk melakukan analisis batuan dan estimasi volume batuan pada area galian yaitu menggunakan data bor dan data geolistrik tahanan jenis. Pada penelitian ini digunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi wenner dikarenakan biaya yang dibutuhkan lebih efisien. Metode geolistrik tahanan jenis digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan daerah galian dan melakukan estimasi volume jenis batuan. Jumlah lintasan yang digunakan sebanyak 8 lintasan dengan masing masing lintasan memiliki panjang 500 meter dan 48 elektroda. Hasil data pengukuran metode geolistrik tahanan jenis diinversi menggunakan software res2dinv dan dilakukan least square inversion untuk memperoleh penampang 2-D tahanan jenis. Hasil dari pengolahan data menunjukkan variasi tahanan jenis berkisar 6-6.000 Ωm. Untuk memperoleh analisis jenis batuan dari data tahanan jenis, dilakukan korelasi antara penampang 2-D tahanan jenis dengan data bor pada lokasi penelitian. Hasil dari korelasi menunjukkan terdapat 2 jenis batuan yang ada pada area penelitian yaitu jenis batuan lapilli lapuk sedang-kuat dan lapilli segar-lapuk ringan. Batuan jenis lapilli lapuk sedang-kuat memiliki nilai tahanan jenis <300 Ωm sedangkan lapilli segar-lapuk ringan memiliki nilai tahanan jenis >300 Ωm. Dari penampang 2-D data tahanan jenis dilakukan pemodelan 3-D untuk mengetahui estimasi volume setiap jenis batuan pada area penelitian. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software Rockwork. Hasil estimasi volume batuan pada area penelitian menunjukkan total volume batuan sebesar 9.599.076 m3 yang terdiri dari 3.149.704 m3 batu lapilli lapuk sedang-kuat dan 6.449.372 m3 batu lapilli segar-lapuk ringan.

The construction of toll roads is currently happening in Indonesia. To achieve the construction of toll roads, analysis from several fields of knowledge is needed. One of the analyzes carried out is the analysis of land transition in the excavated area of ​​the toll road. The analysis required is an analysis of the type and volume estimation of rock in the excavated area for toll road construction. There are two methods used to perform rock analysis and estimate the volume of rock in the excavation area, using drill data and geoelectrical resistivity data. In this study, the geoelectric resistivity method with Wenner configuration was used because the required cost is more efficient. The geoelectrical resistivity method is used to identify rock types in excavation areas and to estimate the volume of rock types. The number of tracks used is 8 tracks with each track having a length of 500 meters and 48 electrodes. The results of the measurement data using the geoelectric method of resistivity were inverted using res2dinv software and a least square inversion was performed to obtain a 2-D section of resistivity. The results of data processing show that the resistivity varies in the range of 6-6,000 Ωm. To obtain rock type analysis from the resistivity data, a correlation was performed between the 2-D resistivity sections and the drilled data at the study site. The results of the correlation showed that there were 2 rock types in the study area, medium-strong weathered lapilli and fresh-lightly weathered lapilli. Medium-strong weathered lapilli rocks have a resistivity value of <300 Ωm while fresh-lightly weathered lapilli rocks have a resistivity value of >300 Ωm. From the 2-D section of the resistivity data, 3-D modeling was carried out to determine the estimated volume of each type of rock in the study area. Modeling is done using Rockwork software. The results of rock volume estimation in the study area showed a total rock volume of 9,599,076 m3 consisting of 3,149,704 m3 of medium-strong weathered lapilli and 6,449,372 m3 of fresh-lightly weathered lapilli."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Unggul Yudhanto
"Penelitian ini membahas penyebab munculnya hambatan implementasi dalam kebijakan pembangunan infrastruktur di Indonesia yaitu Kereta Cepat Jakarta Bandung. Kereta Cepat Jakarta Bandung diharapkan dapat beroperasi dan memberikan dampak pada tahun 2019. Kendati demikian, implementasi Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab terhambatnya implementasi Kereta Cepat Jakarta Bandung pada tahun 2015-2019 melalui perspektif kebijakan publik. Terdapat beragam studi mengenai Kereta Cepat Jakarta Bandung, tetapi hambatan dalam proses implementasi perlu dikaji lebih jauh. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dimana Kereta Cepat Jakarta Bandung sebagai unit analisis. Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan model implementasi kebijakan dan konsep implementation arrangements untuk melihat penyebab munculnya hambatan dalam implementasi Kereta Cepat Jakarta Bandung.  Penelitian ini menemukan bahwa terjadi hambatan teknis, teknokratis, dan politik sehingga terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh, kepentingan China Development Bank yang berdampak secara signifikan terhadap perubahan implementasi. Selain itu, institusi dan rezim dalam formulasi dan implementasi menghadirkan perencanaan yang kurang baik oleh penyelenggara. Terakhir, terjadi pertentangan oleh aktor-aktor yang berkepentingan sehingga menuntut adanya insentif yang tidak direncanakan, hal ini menyebabkan kerugian waktu dan finansial bagi proyek KCJB.

This research delves into the factors contributing to the barriers in implementing infrastructure development policies in Indonesia, specifically focusing on the Jakarta-Bandung High-Speed Railway (HSR) project. Originally scheduled to begin operation and have an impact in 2019, the implementation of the Jakarta Bandung HSR encountered delays. The study aims to elucidate the reasons behind the hindrances faced during the implementation of the Jakarta Bandung HSR between 2015 and 2019 from the perspective of public policy. While existing studies have touched on the Jakarta-Bandung High-Speed Railway project, a deeper analysis of the barriers in the implementation process is warranted. A qualitative approach is employed for this research, with a case study design centered on the Jakarta Bandung HSR as the analytical unit. Primary and secondary data are gathered through interviews and documentation methods. This study utilizes the policy implementation model and the concept of implementation arrangements to examine the factors contributing to the obstacles in the Jakarta-Bandung High-Speed Railway project. The research reveals that technical, technocratic, and political barriers occurred, resulting in delays caused by the interests of the China Development Bank that significantly impacted the implementation dynamics. Additionally, weak planning by the organizers due to institutional and regime factors contributed to the hindrances. Lastly, conflicting interests of stakeholders led to unforeseen incentives, causing time and financial losses for the Jakarta Bandung HSR project."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>