Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tranggono Adinindito
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mengalami peningkatan kuantitas dari tahun ke tahun. Pada pembuatan beton di Indonesia sebagian besar menggunakan semen untuk membuat jembatan, jalan tol, gedung dan lain-lain. Hal itu dapat menyebabkan timbulnya emisi gas CO2 pada perusahaan pembuatan semen di Indonesia. Untuk itu diperlukan bahan pengganti semen untuk pembangunan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan. Dalam penelitian kali ini dilakukan pembaharuan untuk mengganti beton berbasis semen Portland dengan bahan yang baru, yaitu beton geopolimer. Beton geopolimer yang dibuat pada penelitian kali ini menggunakan terak baja yang berasal dari tailing blast furnace (GGBFS). Dari hasil uji bahan agregat kasar dan halus, dilakukan studi berbagai rancang campuran beton geopolimer dengan variasi umur beton 28, 35, dan 56 hari. Selain itu, komposisi rasio activator/terak juga divariasikan menjadi 0,35 dan 0,23. Dari penelitian ini, didapatkan hasil yang paling optimum saat menggunakan rasio aktivator/terak sebesar 0,35 dan umur beton selama 28 hari untuk uji tekan (5,71 MPa) dan uji belah (8,43 MPa), sedangkan untuk uji lentur (1,23 MPa) pada umur beton selama 35 hari dengan rasio activator/terak yang sama.

Infrastructure development in Indonesia has increased in numbers for years. In Indonesia, concrete production to construct bridges, toll roads, buildings, etc. uses cement for most cases. Cement manufacturing in Indonesia produces CO2 gas emissions. For this reason, a cement substitute is needed for more environmentally-friendly infrastructure development. In this research, an update was carried out to replace Portland cement-based concrete with a new material, namely geopolymer concrete. The geopolymer concrete made in this research uses steel slag from the tailings blast furnace (GGBFS). From the test of coarse and fine aggregates result, studies were conducted oon various designs of geopolymer concrete mixtures with the concrete age varies from 28,35, to 56 days. In addition, the composition of the activator/slag ratio varies from 0.35 to 0.23 as well. This study points that the most optimum results were obtained when using an activator/slag ratio of 0.35 with a concrete age of 28 days for the compressive test (5.71 MPa) and split test (8.43 MPa). Whereas on the bending test (1.23 MPa), the optimum results were obtained at the concrete age of 35 days with the same activator/slag ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timotius Nico Farel
"Beton geopolimer adalah beton yang tidak menggunakan semen sebagai material bindernya melainkan prekursor alumina silika dan aktivator alkali. Terak Nikel merupakan limbah hasil pembakaran batu bara. Di Indonesia Terak Nikel sudah tidak tergolong sebagai limbah B3, sehingga pemanfaatannya dapat ditingkatkan. Terak Nikel yang mengandung aluminas silika dapat dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan beton geopolimer. M sand merupakan pasir yang terbuat dari debu tambang, atau batu alam berukuran besar yang dihancurkan dan diayak sehingga dapat digunakan sebagai agregat halus. Penelitian ini menguji 3 variasi rasio aktivator dan prekursor pada beton geopolimer berbahan dasar terak nikel dengan M Sand sebagai agregat halus yaitu 0.4, 0.45, dan 0.5 sedangkan pengetesan yang dilakukan adalah slump test, ultrasonic pulse velocity test, uji kuat tekan, digital image correlation dan strain gauge. Studi ini meneliti mengenai properti mekanis seperti kuat tekan, tipe kegagalan, poisson ratio, stiffness, dan modulus elastisitas pada beton geopolimer berbahan dasar terak nikel dengan M Sand sebagai agregat halus dengan rasio aktivator dan prekursor yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan rasio aktivator dan prekursor akan menghasilkan nilai slump dan stiffness yang lebih besar, hubungan antara ultrasonic pulse velocity dengan kuat tekan yang dihasilkan bersifat exponential, tipe kegagalan yang dihasilkan berkisar dari tipe 1, 2, 4, dan 7 menurut CS1:2010, dan nilai poisson rasio beserta modulus elastisitas yang dihasilkan sama seperti beton normal.

Geopolymer concrete is concrete that does not use cement as its binder material, but rather a silica alumina precursor and alkaline activator. Nickel Slag is a waste from coal manufacturing. In Indonesia, Nickel Slag is no longer classified as B3 waste, so its utilization can be increased. Nickel Slag which contains alumina silica, can be used as a precursor in the manufacture of geopolymer concrete. M sand is sand made from mine dust, or large natural stone that is crushed and sifted so that it can be used as fine aggregate. Variations of activators and precursors tested were 0.4, 0.45, and 0.5 while the tests carried out are slump test, ultrasonic pulse velocity, compressive strength test, digital image correlation, and strain gauge. This study examines mechanical properties such as compressive strength, type of failure, poisson ratio, stiffness, and modulus of elasticity in nickel slag based geopolymer concrete with M Sand as fine aggregate with different activator to precursor ratios. The results show that increasing the activator and precursor ratio will result in a larger slump and stiffness value, the relationship between ultrasonic pulse velocity and the resulting compressive strength is exponential, the resulting type of failure ranges from types 1, 2, 4, and 7 according to CS1:2010, and the value of poisson ratio along with the resulting modulus of elasticity is the same as for normal concrete."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimasena Heribowo
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari sifat-sifat kuat ikat pada baja polos yang tertanam dalam beton ringan dengan agregat ringan polypropylene sebagai pengganti agregat kasar. Ada dua desain campuran digunakan yang mengikuti ACI 211.2.98 dengan perbedaan pada diameter agregat ringan yang digunakan. Satu mix design akan menggunakan 100% aggregate dengan diameter 25mm dan yang lainnya menggunakan campuran 70% 25mm dan 30% 20mm diameter agregat dengan keduanya menggunakan tambahan aditif superplasticizer sebanyak 0,4%. Metode pengujian mengikuti methode RILEM untuk pull-out test dengan menggunakan frame buatan sendiri untuk 12 sampel dari masing-masing campuran dengan diameter baja yang berbeda yaitu 10,12, dan 16 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan nilai kuat tekan yang lebih tinggi menunjukkan nilai kekuatan ikat yang lebih tinggi dengan kenaikan yang tidak linear.

ABSTRACT
This research focused on studying bond properties of plain steel embedded in lightweight concrete with polypropylene lightweight aggregate as the substitute for coarse aggregate. Two mix design are used, one used 100% 25mm diameter aggregate and the other is used 70% 25mm and 30% 20mm diameter aggregate with using additional superplasticizer additive of 0,4%. Testing method is following RILEM for pull out test with self-made frame for 12 sample of each mixture with different steel diameter of 10,12, and 16 mm. The result shows that the sample with higher compressive strength is showing higher bond strength with nonlinear increase."
2017
S66572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwi Wulandari
"Adanya pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai permasalahan bagi banyak pihak, salah satunya UMKM Dua A yang berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah situasi yang serba dibatasi. Dimulai dengan upaya melakukan penjualan secara online, ternyata Dua A menghadapi kendala dimana sejumlah pelanggan mengeluh bahwa mereka menerima produk dalam keadaan yang rusak. Tidak hanya itu, adanya COVID-19 juga menimbulkan masalah penumpukan sampah akibat meningkatnya perilaku belanja online. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan ulang desain kemasan makanan ringan kerupuk, terutama bagi produk UMKM Dua A, agar lebih kuat, ramah lingkungan, dan juga menarik bagi pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kansei Engineering dan Fuzzy Quality Function Deployment for Environment untuk menciptakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dari pihak pelanggan serta perusahaan. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa rekomendasi kemasan yang dapat digunakan oleh UMKM Dua A adalah kemasan berbentuk kotak, terbuat dari cardboard, dan memiliki cushioning pada bagian dalam.

The existence of the COVID-19 pandemic has caused various problems for many parties, one of which is Dua A, a MSME who are struggling to maintain their business amid the chaotic situation. Starting with an effort to make their sales through online platform, it turns out that Dua A faces a problem where several customers complain that they receive damaged products. Not only that, the presence of COVID-19 has also caused the problem of accumulation of waste due to increased online shopping behavior. Therefore, in this study, we will discuss the redesign of the packaging of cracker snacks, especially for Dua A’s products, so that they are stronger, more environmentally friendly, and more attractive to customers. This research was conducted using the Kansei Engineering and Fuzzy Quality Function Deployment for Environment approach to create solutions that can meet the needs of customers and companies. From this study, it was found that the packaging recommendations that can be used by Dua A are box-shaped packaging, made of cardboard, and have cushioning on the inside."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Fajar Purbosari
"Karya ini bertujuan untuk mempelajari fisika-kimia fenomena yang terjadi selama proses karbonasi pasta semen dengan tingkat semen substitusi yang tinggi dengan penambahan mineral dan perlawanan mereka terhadap jenis serangan dilakukan sesuai dengan peraturan Perancis. Kita mempelajari kinetika karbonasi di awal-awal tes. Menggunakan termogravimetri, kita kemudian mempelajari pengaruh pra-kondisi pada kinetika difusi CO2.
Sebuah kajian eksperimental dilakukan pada referensi campuran beton dengan konsistensi perbandingan E / C = 0,3, E / C = 0,4 dan pasta semen Portland dengan diganti sebagian dengan semen terak dapur tinggi. Penelitian difokuskan pada daya tahan pasta semen portlandite, terutama perlawanan mereka terhadap karbonasi yang dinilai di laboratorium menggunakan tes dipercepat, pada kesetaraan pasta semen normal dengan substitusi semen terak dapur tinggi (75%) dan pada parameter komposisi dan mikrostruktur mengontrol kinetika dari karbonasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran pasta semen dengan tingkat substitusi semen terak dapur tinggi yang tinggi (75%) dapat diterapkan.
Selain studi eksperimental tersebut, kami juga menentukan pengaruh pengeringan pada sifat pengendalian kinetika karbonasi dipercepat dari campuran pasta semen (porositas, portlandite konten dan derajat saturasi air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetika pengeringan meningkat dengan derajat substitusi semen dengan penambahan mineral. Mereka juga mempertimbangkan kembali relevansi dari pra-kondisi sampel selama tes percepatan karbonasi dilakukan sesuai dengan standar XP Perancis P 18-458.

The present work aims to study the physic-chemical phenomena occurring during the process of carbonation of cement paste with high substitution rates of cement by mineral additions and their resistance against this type of attack according to the French standard. We study the kinetics of carbonation in the early days of the test. Using thermogravimetric, we then study the influence of preconditioning on the kinetics of CO2 diffusion.
An experimental campaign was conducted on reference concrete mixtures prepared with common cements with E/C=0,3, E/C=0,4 and Portland cement pastes prepared by substituting part of cement by blast-furnace slag. The study focused on the cements portlandite durability, especially their resistance against carbonation is commonly assessed in laboratory using accelerated tests, on the equivalence of ordinary cement pastes with substitution of cement by slag (75%) and on the composition and microstructure parameters controlling the kinetics of carbonation. The results show that cement paste mixtures with high substitution rates of cement by blast-furnace slag (75%) could be replaced.
In addition to the experimental study, we determined the effect of drying on the properties controlling of the accelerated carbonation kinetics of the studied concrete mixtures (porosity, portlandite content and water saturation degree). The results show that the kinetics of drying increases with the degree of substitution of cement by mineral additions. They also reconsider the relevance of the preconditioning of the samples during accelerated carbonation test conducted according to the French standard XP P 18-458.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Aliyya Safira
"Meningkatnya kesadaran dan kepedulian konsumen terhadap lingkungan, secara logis akan mengarahkan perilaku mereka dalam memilih produk yang ramah lingkungan.
The increase of consumers awareness of and concerns for the environment, logically will lead their behaviour in selecting environment-friendly products.
In Indonesia, wearing batik apparel as daily use is now becoming a trend. Less formal compared to business suits, people wearing batik for both informal as well as formal occasion. Today, synthetic colour batik is highly accessible, easy to find in the market and almost used by people in Indonesia. In contrast to natural colour batik, that is less produced by certain batik producers since it takes longer and time-consuming. However, natural colour batik has its uniqueness for making it rare to find a similar design which eventually becomes its competitive advantage. As a matter of more prolonged in the production process and limited resource, the price of natural colour batik comes higher.
This study looks at the relationship among consumers environmental consciousness, perception, and perceived value to influence their purchasing decision towards natural colour batik as an environmentally friendly apparel product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Yuta Prayoga
"Tujuan dari penelitian ini di fokuskan pada properti dari kuat rekat beton pada batang besi ulir yang tertanam dalam beton ringan dengan polimer sebagai agregat kasar pada campuran beton ringan. Campuran pertama menggunakan campuran 100 agregat kasar 25mm, pada desain campuran kedua meggunakan ukuran yaitu 70 25mm dan 30 20mm, kedua campuran tersebut menggunakan 0.4 superplasticizer. Total benda uji masing-masing campuran A dan B sebanyak 32 buah dengan diameter yang berbeda yaitu 10,12, dan 16mm. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan benda uji yang memiliki kuat tekan lebih tinggi akan menghasilkan hasil tes kuat tarik yang lebih tinggi.
The purpose of this research is focused on studying the bond properties of deformed steel embedded in lightweight concrete with polypropylene as the coarse lightweight aggregate. By following ACI211.2.98 this research is using two types of mix design which one is using fully 100 of 25mm size of aggregate diameter and the second one is 70 25mm and 30 20mm diameter aggregate sizes, with both of the mix design is using superplasticizer additive 0.4 . The testing method of Pull out test followed RILEM 7 testing method, by using self made frame for 24 sample of the specimens, by each of the mixture is 12 specimens with different diameter of steel bar which is 10, 12, and 16 mm. Final result of this research shows that the sample with higher compressive strength is showing higher bond strength value. "
2017
S66372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srisadewo Fauzi Adiprakoso
"Concrete has relatively high compressive strength but has lower tensile strength. Tensile strength can lead a cracks in the hardened concrete. The low ductility is one of the mechanical properties of concrete and therefore called brittle material. Addition of steel fibers on concrete can make increase on the mechanical properties of concrete especially tensile strength that can reduce cracks. In this studies, the steel fiber content is 1%, 1.5%, 2% and 2.5% based on the concrete volume. Steel fiber on the fresh concrete would develop the balling effect on the fresh concrete.
Compression tests were conducted on 150 mm x 300 mm concrete cylinders and the test of specimens at 7,14,28 and 56 days. The influence of steel fiber content on the modulus elasticity of concrete will be determined using non- destructive test (UPV). The expected normal compressive strength is 25 MPa. Addition of the Superplasticizer provided better workability of the fresh concrete.
Based on the studies, addition of steel fiber provided higher compressive strength but reduce the modulus of elasticity of concrete. Workability of the steel fiber reinforced concrete are worse than normal concrete. The concrete that content 2.5% steel fiber would increase 14% of the compressive strength.

Beton merupakan material yang mampu menahan tegangan tekan yang cukup tinggi tetapi mempunyai kemampuan menahan tegangan tarik yang rendah. Tegangan tarik dapat menyebabkan retak pada beton yang telah mengeras. Sifat mekanis beton salah satunya adalah mempunyai daktilitas yang rendah sehingga bersifat getas. Tujuan dari penambahan serat adalah untuk meningkatkan sifat mekanis beton khususnya kekuatan tarik pada beton serta meningkatkan ketahanan beton terhadap retak. Kadar serat baja yang akan digunakan pada penelitian ini sebesar 1%, 1.5%, 2% dan 2.5% dari volume beton normal. Penambahan serat baja akan menyebabkan efek gumpal pada beton segar.
Pengujian kuat tekan menggunakan cetakan silinder 150 mm x 300 mm dan pengujian dilakukan pada hari ke ? 7, 14 , 28 dan 56. Benda uji akan dilakukan pengujian non destructive test berupa alat UPV untuk mengetahui pengaruh penambahan serat baja terhadap modulus elastisitas. Kuat tekan beton normal yang direncanakan adalah fc? 25 MPa. Untuk meningkatkan workability beton segar pada beton segar, dilakukan penambahan bahan admixture berupa Superplasticizer.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan serat baja akan menaikkan kuat tekan namun menurunkan modulus elastisitas. Penambahan serat baja akan menurunkan workability dari beton segar. Peningkatan kuat tekan beton dengan umur 28 hari yang terjadi sebesar 14% dengan kadar serat baja sebesar 2.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T.M. Muriansyah Riza
"Salah satu karakteristik penting dari hubungan antara beton dengan elemen penguatnya adalah kekuatan lekatan antara keduanya. Kekuatan lekatan ini akan berpengaruh terhadap penentuan panjang penjangkaran minimum yang hams disediakan agar tulangan baja tidak tercabut dari betonnya pada saat beban luar diberikan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini umumnya menyelidiki hubungan antara tegangan lekat rata-rata dengan slip yang diukur dengan menggunakan dial gages.
Tegangan lekat ini menjadi masalah yang cukup penting untuk diperhatikan pada kasus penggunaan tulangan polos, di mana kuat lekat biasanya bergantung pada adhesi kimiawi antara tulangan baja dan beton di sekelilingnya. Pada saat slip antara tulangan dan beton teriadi, maka lekatan ini bergantung pada friksi antara kedua material di atas. Friksi yang dimaksud ini amat tergantung kepada kekuatan agregat dalam beton.
Penelitian ini ingin melihat hubungan kuat lekat antara tulangan baja polos dengan beton ringan yang menggunakan agregat kasar Pumice dan agregat halus pasir alam. Agregat kasar Pumice memiliki kekuatan yang relatif kecil, di mana prosentase keausannya mencapai tingkat 48.37 %. Untuk beton ini digunakan semen Cap Rumah yang termasuk ke dalamjenis Mixed Cement.
Penelitian ini dibagi menjadi dua subtopik, yaitu penelitian panjang penjangkaran dan penelitian distribusi tegangan lekat. Prosedur yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pull-out Test (uji cabut) dengan benda uji silinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dengan penulangan monoaksial.
Penelitian panjang penjangkaran bertujuan untuk mendapatkan panjang penjangkaran yang paling optimum. Keragaman panjang penjangkaran yang dibuat untuk penelitian ini adalah 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Untuk tulangan dengan diameter 8, 10, 12, dan 16 mm diperoleh harga panjang penjangkaran optimum sebesar 20 cm, sedangkan untuk tulangan berdiameter 19 mm adalah 25 cm.
Penelitian distribusi tegangan lekat melihat hubungan dari beban luar yang diberikan dengan regangan baja yang didapat dari pembacaan Steel Strain Data Logger, pada titik-titik sejarak 7.5, 15 dan 22.5 cm dari sisi yang tidak terbebani masing-masing untuk tulangan baja diameter 10, 12 dan 16 mm yang dijangkarkan sedalam 30 cm ke dalam silinder beton.
Dari penelitian distribusi tegangan lekat diperoleh bahwa tegangan lekat mencapai suatu harga maksimum di dekat sisi yang terbebani dan penurun secara nonlinier menuju sisi yang tidak terbebani. Besar tegangan lekat yang teriadi dan hubungannya dengan slip yang dihasilkan menunjukkan suatu nilai yang cukup baik, relatif terhadap penelitian sebelumnya yang menggunakan beton normal. Keruntuhan lekatan yang teriadi pada penelitian ini berupa keruntuhan cabut (diameter < 19 mm) dan keruntuhan retak-pecah pada tulangan berdiameter 19 mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>