Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naura Syafira
"Latar belakang: Kanker payudara sebagai kanker nomor satu pada wanita merupakan sebuah ancaman. Kanker payudara merupakan kanker dengan sebab non-infeksius. Secara umum, kanker merupakan penyakit multifaktorial. Faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup memiliki peran dalam perkembangan kanker. Manusia secara konstan selalu terpapar radikal bebas baik dari internal maupun eksternal. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dapat menyebabkan radikal bebas yang tidak terkontrol dan berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan sel dan berakhir dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Jamur shiitake (Lentinula edodes) merupakan salah satu jamur yang telah dipelajari secara ekstensif tentang manfaatnya. Telah diketahui bahwa L. edodes memiliki efek antioksidan dan sitotoksik terhadap sel kanker. Studi ini bertujuan untuk mengetahui konstituen fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik dari L. edodes terhadap sel kanker payudara T47D.
Metode: L. edodes yang sudah berupa serbuk kering dimaserasi dengan n-heksan, etil asetat, dan etanol secara berurutan, menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol L. edodes. Setiap ekstrak kemudian dievaluasi kandungan konstituen fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksiknya melalui uji fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT), uji DPPH, dan uji MTT terhadap sel kanker T47D.
Hasil: Skrining uji fitokimia dari ekstrak L. edodes menunjukkan adanya alkaloid, glikosida, flavonoid, dan triterpenoid. Analisis KLT menunjukan bahwa L. edodes mengandung lima belas komponen senyawa kimia. Uji DPPH memperlihatkan bahwa ekstrak etanol L. edodes memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap radikal bebas DPPH. Berdasarkan uji MTT, ketiga jenis ekstrak L. edodes menunjukkan aktivitas sitotoksik yang sangat kuat terhadap sel kanker payudara T47D.
Kesimpulan: Senyawa kimia yang terkandung pada L. edodes menunjukan aktivitas antioxidant dan sitotoksi terhadap sel kanker payudara T47D melalui Analisa DPPH dan MTT.

Background: Breast cancer is a major threat as it is the number one cancer affecting women. It is a non-communicable disease with non-infectious etiology. In general, cancer is a multifactorial disease. Factors such as genetics, environment, and lifestyle play a role. Humans are constantly exposed to free radicals from internal or external sources. An imbalance between free radicals and antioxidants will cause uncontrollable and excessive free radicals. This can cause cell damage which leads to uncontrollable cell growth. Shiitake mushroom (Lentinula edodes) is one of fungi that has been studied extensively on its health benefits. It is known to contain substances that can exert antioxidant and cytotoxicity towards cancer cells. The study aims to investigate phytochemical constituent, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Lentinula edodes towards T47D breast cancer cells.
Method: Dry powder L. edodes was macerated in multi-level manner with n-hexane, ethyl acetate, and ethanol as solvent sequentially producing n-hexane extract, ethyl acetate extract, and ethanol extract of L. edodes. Each extract is evaluated for its phytochemical constituents composition, antioxidant activity, and cytotoxic activity using phytochemical test, thin layer chromatography, DPPH assay, and MTT assay towards T47D breast cancer cell line.
Results: Preliminary phytochemical screening of L. edodes extract showed that it contains alkaloid, glycoside, flavonoid, and triterpenoid. TLC resulted in fifteen chemical compounds. DPPH assay resulted in very active antioxidant activity of L. edodes ethanol extract towards DPPH free radicals. Based on MTT assay, the three L. edodes extracts resulted in very active cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
Conclusion: Chemical constituents of L. edodes showed antioxidant activity and cytotoxic activity toward T47D breast cancer line through DPPH assay and MTT assay respectively.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Syafira
"Latar belakang: Kanker payudara sebagai kanker nomor satu pada wanita merupakan sebuah ancaman. Kanker payudara merupakan kanker dengan sebab non-infeksius. Secara umum, kanker merupakan penyakit multifaktorial. Faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup memiliki peran dalam perkembangan kanker. Manusia secara konstan selalu terpapar radikal bebas baik dari internal maupun eksternal. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dapat menyebabkan radikal bebas yang tidak terkontrol dan berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan sel dan berakhir dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Jamur shiitake (Lentinula edodes) merupakan salah satu jamur yang telah dipelajari secara ekstensif tentang manfaatnya. Telah diketahui bahwa L. edodes memiliki efek antioksidan dan sitotoksik terhadap sel kanker. Studi ini bertujuan untuk mengetahui konstituen fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik dari L. edodes terhadap sel kanker payudara T47D.
Metode: L. edodes yang sudah berupa serbuk kering dimaserasi dengan n-heksan, etil asetat, dan etanol secara berurutan, menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol L. edodes. Setiap ekstrak kemudian dievaluasi kandungan konstituen fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksiknya melalui uji fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT), uji DPPH, dan uji MTT terhadap sel kanker T47D.
Hasil: Skrining uji fitokimia dari ekstrak L. edodes menunjukkan adanya alkaloid, glikosida, flavonoid, dan triterpenoid. Analisis KLT menunjukan bahwa L. edodes mengandung lima belas komponen senyawa kimia. Uji DPPH memperlihatkan bahwa ekstrak etanol L. edodes memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap radikal bebas DPPH. Berdasarkan uji MTT, ketiga jenis ekstrak L. edodes menunjukkan aktivitas sitotoksik yang sangat kuat terhadap sel kanker payudara T47D.
Kesimpulan: Senyawa kimia yang terkandung pada L. edodes menunjukan aktivitas antioxidant dan sitotoksi terhadap sel kanker payudara T47D melalui Analisa DPPH dan MTT.

Background: Breast cancer is a major threat as it is the number one cancer affecting women. It is a non-communicable disease with non-infectious etiology. In general, cancer is a multifactorial disease. Factors such as genetics, environment, and lifestyle play a role. Humans are constantly exposed to free radicals from internal or external sources. An imbalance between free radicals and antioxidants will cause uncontrollable and excessive free radicals. This can cause cell damage which leads to uncontrollable cell growth. Shiitake mushroom (Lentinula edodes) is one of fungi that has been studied extensively on its health benefits. It is known to contain substances that can exert antioxidant and cytotoxicity towards cancer cells. The study aims to investigate phytochemical constituent, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Lentinula edodes towards T47D breast cancer cells.
Method: Dry powder L. edodes was macerated in multi-level manner with n-hexane, ethyl acetate, and ethanol as solvent sequentially producing n-hexane extract, ethyl acetate extract, and ethanol extract of L. edodes. Each extract is evaluated for its phytochemical constituents composition, antioxidant activity, and cytotoxic activity using phytochemical test, thin layer chromatography, DPPH assay, and MTT assay towards T47D breast cancer cell line.
Results: Preliminary phytochemical screening of L. edodes extract showed that it contains alkaloid, glycoside, flavonoid, and triterpenoid. TLC resulted in fifteen chemical compounds. DPPH assay resulted in very active antioxidant activity of L. edodes ethanol extract towards DPPH free radicals. Based on MTT assay, the three L. edodes extracts resulted in very active cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
Conclusion: Chemical constituents of L. edodes showed antioxidant activity and cytotoxic activity toward T47D breast cancer line through DPPH assay and MTT assay respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Mushlih
"Latar Belakang: Kanker payudara menduduki peringkat pertama di Indonesia sehingga dibutuhkan terapi alternatif diantaranya berbasis bahan alam yang diantaranya Kemang (Mangifera kemanga). Kemang sebagai kerabat dekat mangga memiliki kandungan yang sama dengan mangga, namun belum ada penelitian yang membahas efek anti kanker kemang terutama pada sel kanker payudara.
Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol, nheksana, dan etil asetat kulit buah kemang dan sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara T47D.
Metode: Kulit buah kemang di ekstraksi menggunakan pelarut etanol, n-heksana, dan etil asetat. Kandungan ekstrak tersebut dianalisis menggunakan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis. Uji MTT dilakukan untuk mengetahui inhibisi dan IC50 ketiga ekstrak tersebut terhadap sel T47D.
Hasil: Kandungan yang terdapat pada ekstrak kulit buah kemang berupa tanin, triterpenoid, flavonoid, dan alkaloid. Uji kromatografi lapis tipis dilakukan menggunakan campuran n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 3:1. Ekstrak etanol ditemukan memiliki satu titik pada Rf 0,9; ekstrak n-heksana memiliki lima titik pada Rf 0,94, 0,8, 0,72, 0,59, dan 0,28; serta ekstrak etil asetat memiliki enam titik pada Rf 0,97, 0,88, 0,83, 0,59, 0,32, dan 0,2. Nilai IC50 yang didapatkan pada uji MTT ekstrak etanol, n-heksana, dan etil asetat terhadap sel T47D berturut turut adalah 28,72 ppm, 62,19 ppm, dan 415,09 ppm.
Kesimpulan: Kandungan senyawa yang terdapat pada ekstrak kulit buah kemang memiliki efek sitotoksik terhadap sel T47D dengan ekstrak etanol memiliki efek sitotoksik tertinggi dan diikuti dengan ekstrak n-heksana dan etil asetat.

Background: Studies have proven the anticancer effects of mangoes against various types of. Kemang (Mangifera kemanga) is a close relative of mango and is thought to have the same content as mango, but there are no studies that discuss the anticancer effect of kemang, especially on breast cancer cells.
Objective: To identify the compounds contained in the ethanol, n-hexane, and ethyl acetate extracts of kemang fruit peels and their cytotoxicity effect on T47D breast cancer cell line.
Method: The kemang peel extracted using ethanol, n-hexane, and ethyl acetate as solvents. The extract content analyzed using phytochemical tests and TLC. The MTT test was carried out to determine the inhibitory ability and IC50 of the three extracts against T47D cells.
Results: The compounds contained in kemang peel extract are tannins, triterpenoids, flavonoid, and. The thin layer chromatography test was carried out using a mixture of n-hexane and ethyl acetate with a ratio of 3:1. The ethanol extract was found to have one spot at Rf 0.9; n-hexane extract has five spot at Rf 0.94, 0.8, 0.72, 0.59, and 0.28; and ethyl acetate extract had six spot at Rf 0.97, 0.88, 0.83, 0.59, 0.32, and 0.2. The IC50 values obtained in the MTT test of ethanol, n-hexane, and ethyl acetate extracts against T47D cells were 28.72 ppm, 62.19 ppm, and 415.09 ppm respectively.
Discussion: The compound contained in the peel extract has an cytotoxic effect on T47D cells with ethanol extract having the highest cytotoxic effect followed by nhexane and ethyl acetate extracts.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahjahan Pasha Mahindra
"Latar belakang: Kanker payudara adalah salah satu jenis penyakit kanker yang sering terdiagnosis dan menjadi penyebab banyak kematian di dunia. Kanker merupakan penyakit multi faktor yang berarti ada banyak faktor penyebab kanker. Faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup memiliki peran dalam perkembangan kanker. Salah satu mekanisme perkembangan kanker adalah ketika terjadinya ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan di tubuh manusia. Jumlah radikal bebas yang tidak terkontrol dan berlebihan dan menyebabkan kerusakan sel dan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan yang sering ditemukan di Asia dan memiliki banyak manfaat.
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik dari ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea) terhadap sel kanker payudara T47D.
Metode: Clitoria ternatea yang sudah berupa serbuk kering dimaserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol secara berurutan untuk menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol Clitoria ternatea. Setiap ekstrak dianalisis kandungan fitokimianya melalui uji fitokimia, dievaluasi aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH, dan ditentukan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara T47D menggunakan uji MTT.
Hasil: Skrining uji fitokimia dari ekstrak Clitoria ternatea menunjukan adanya kandungan senyawa glikosida, flavonoid, tanin dan triterpenoid. Uji KLT menunjukan adanya sepuluh komponen senyawa fitokimia dalam ekstrak Clitoria ternatea. Uji DPPH menunjukan bahwa ekstrak Clitoria ternatea memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terhadap radikal bebas DPPH. Uji MTT menunjukan bahwa ekstrak Clitoria ternatea memberikan efek sitotoksik yang kuat terhadap sel kanker payudara T47D.
Kesimpulan: Clitoria ternatea berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai antioksidan dan antikanker payudara.

Background: Breast cancer is one of the most common and deadly forms of cancer in the world. Cancer is a multifactorial disease. Genetic factors, environment and lifestyle have a role in the development of cancer. One of the mechanisms of cancer development is when an imbalance between free radicals and antioxidants in the human body occurs. An uncontrolled and excessive amount of free radicals and cause cell damage and uncontrolled cell growth. Clitoria ternatea is a plant that is often found in Asia and many of the benefits of this flower have been studied.
Aim: This study aims to determine the phytochemical constituents, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Clitoria ternatea against T47D breast cancer cells.
Method: Clitoria ternatea in the form of dry powder is macerated in a multi-level manner with n-hexane, ethyl acetate, and ethanol as solvents, producing a Clitoria ternatea extract of the respective solvents. Each extract is then evaluated for its phytochemical constituents, antioxidant activity, and cytotoxic activity using a phytochemical test, thin layer chromatography (TLC), DPPH assay, and MTT assay respectively.
Results: Phytochemical analysis of Clitoria ternatea shows the presence of glycosides, flavonoids, tannins and triterpenoids with TLC revealing the presence of ten phytochemical constituents. DPPH assay reveals that Clitoria ternatea exhibits a very active antioxidant activity. MTT assay reveals Clitoria ternatea has high cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
Conclusion: Chemical constituents of Clitoria ternatea are responsible for the antioxidant and cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Erlangga Bagas Pratama
"Kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker tertinggi di Indonesia. Keterbatasan tatalaksana kanker payudara yang tersedia saat ini mendorong potensi tanaman herbal sebagai pengobatan alternatif, salah satunya daun suruhan (Peperomia pellucida) yang studinya masih terbatas di Indonesia. Serbuk daun suruhan dimaserasi menggunakan tiga jenis pelarut sehingga diperoleh ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana. Uji fitokimia dan KLT dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah komponen fitokimia. Aktivitas antioksidan diketahui melalui uji DPPH, sedangkan sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 diketahui melalui uji MTT. Adapun korelasi antara aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas ekstrak daun suruhan ditentukan melalui uji korelasi Pearson. Komponen fitokimia yang terkandung dalam ekstrak daun suruhan mencakup alkaloid, flavonoid, tannin, steroid, dan triterpenoid. Uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak daun suruhan mengandung 20 komponen fitokimia. Ekstrak etanol dan etil asetat daun suruhan menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat (IC50 = 14,45 µg/ml dan 22,12 µg/ml), sedangkan ekstrak n-heksana memiliki aktivitas antioksidan yang sedang (IC50 = 102,71 μg/mL). Ketiga jenis ekstrak memiliki efek sitotoksisitas yang kuat terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan kisaran nilai IC50 = 10,68 - 62,73 µg/ml. Adapun aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas ekstrak daun suruhan menunjukkan korelasi yang sangat tinggi dan bernilai positif (r = 0,99). Ekstrak daun suruhan memiliki kandungan senyawa fitokimia, aktivitas antioksidan, dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7. Semakin kuat aktivitas antioksidan ekstrak daun suruhan, semakin kuat juga efek sitotoksisitasnya. Oleh karena itu, ekstrak daun suruhan berpotensi untuk dikembangkan menjadi agen terapeutik dalam tatalaksana kanker payudara.

Breast cancer is the second most common cancer to cause mortality in Indonesia. Suruhan leaf (Peperomia pellucida), whose research is still limited in Indonesia, has the potential to be used as an alternative treatment for breast cancer due to the limitations of currently existing therapies for the disease. Suruhan leaf powder was macerated in three solvents to produce ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract. The type and amount of phytochemical were determined using phytochemical and TLC assays. Antioxidant activity was assessed using the DPPH method, and cytotoxicity effect on MCF-7 cells was determined with the MTT method. The correlation between antioxidant activity and cytotoxicity was determined using the Pearson correlation test. The suruhan leaf extract comprises alkaloids, flavonoids, tannins, steroids, and triterpenoids. TLC assay identified 20 phytochemical components within the suruhan leaf extract. The ethanol and ethyl acetate extracts displayed very strong antioxidant properties (IC50 = 14.45 µg/ml and 22.12 µg/ml), while the n-hexane extract exhibited moderate antioxidant activity (IC50 = 102.71 µg/ml). All three extract types demonstrated strong cytotoxicity effect against MCF-7 breast cancer cells, with IC50 values ranging from 10.68 - 62.73 µg/ml. The antioxidant activity and cytotoxicity effect showed a very high correlation and had a positive value (r = 0.99). Suruhan leaf extract possesses phytochemicals, antioxidant activity, and cytotoxicity against MCF-7 breast cancer cells. The stronger the antioxidant activity of suruhan leaf extract, the stronger the cytotoxic effect. Therefore, suruhan leaf extract has the potential to be developed as a breast cancer therapeutic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raniindra Khalisha Soediro Abidin
"Latar belakang: Kanker payudara terjadi cukup tinggi dan merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Pengobatan untuk kanker yang mahal dan memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dan dapat menyebabkan efek samping kepada pasien sehingga diperlukan pengembangan terapi alternatif untuk pengobatan kanker payudara dengan tanaman herbal yang biayanya terjangkau dan memiliki efek samping minimal, salah satunya kluwak (Pangium edule). Metode: Bubuk kluwak dimaserasi dengan menggunakan tiga jenis pelarut berbeda sehingga diperoleh ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-heksana kluwak. Uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah komponen fitokimia ekstrak kluwak. Aktivitas antioksidan ekstrak kluwak dilakukan uji dengan metode DPPH dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 diketahui melalui uji MTT. Hasil: Komponen fitokimia yang terkandung di dalam ekstrak kluwak mencakup flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan glikosida. Ekstrak etanol kluwak menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat lemah (IC50 = 26459 µg/ml), sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana tidak dapat ditentukan aktivitas antioksidannya. Ekstrak etil asetat dan n-heksana kluwak juga memiliki efek sitotoksisitas yang sedang terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50berturut-turut 132,79 µg/ml dan 232,93 µg/ml sedangkan ekstrak etanol memiliki efek sitotoksisitas yang lemah dengan nilai IC50 667,91 µg/ml. Kesimpulan: Ekstrak kluwak (Pangium edule) memiliki kandungan senyawa fitokimia dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu agen terapeutik dalam tatalaksana kanker payudara.

Introduction: Breast cancer occurs quite high and is one of the main causes of death in Indonesia and the world. Current treatment for cancer is expensive and has varying degrees of success and can cause side effects for patients. Kluwak (Pangium edule), whose reseach is still limited has the potential to be used as an alternative treatment for breast cancer. Methods: Kluwak powder was macerated using three different types of solvents to obtain ethanol extract, ethyl acetate extract and n-hexane kluwak extract. Phytochemical tests and thin layer chromatography (TLC) were carried out to determine the type and amount of phytochemical components of kluwak extract. The antioxidant activity of kluwak extract was tested using the DPPH method and the cytotoxic effect on MCF-7 breast cancer cells was determined using the MTT test. Results: The phytochemical components contained in kluwak extract include flavonoids, alkaloids, triterpenoids and glycosides. The ethanol extract of kluwak showed very weak antioxidant activity (IC50 = 26459 µg/ml), while the antioxidant activity of the ethyl acetate and n-hexane extracts could not be determined. Ethyl acetate and n-hexane kluwak extracts also had a moderate cytotoxic effect on MCF-7 breast cancer cells with IC50 values respectively 132.79 µg/ml and 232.93 µg/ml while the ethanol extract had a weak cytotoxic effect with values IC50 667.91 µg/ml.Conclusion: Kluwak (Pangium edule) extract contains phytochemical compounds and cytotoxic effects on MCF-7 breast cancer cells, so it has the potential to be developed as a therapeutic agent in the management of breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raniindra Khalisha Soediro Abidin
"Latar belakang: Kanker payudara terjadi cukup tinggi dan merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan dunia. Pengobatan untuk kanker yang mahal dan memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda dan dapat menyebabkan efek samping kepada pasien sehingga diperlukan pengembangan terapi alternatif untuk pengobatan kanker payudara dengan tanaman herbal yang biayanya terjangkau dan memiliki efek samping minimal, salah satunya kluwak (Pangium edule). Metode: Bubuk kluwak dimaserasi dengan menggunakan tiga jenis pelarut berbeda sehingga diperoleh ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-heksana kluwak. Uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah komponen fitokimia ekstrak kluwak. Aktivitas antioksidan ekstrak kluwak dilakukan uji dengan metode DPPH dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 diketahui melalui uji MTT. Hasil: Komponen fitokimia yang terkandung di dalam ekstrak kluwak mencakup flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan glikosida. Ekstrak etanol kluwak menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat lemah (IC50 = 26459 µg/ml), sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana tidak dapat ditentukan aktivitas antioksidannya. Ekstrak etil asetat dan n-heksana kluwak juga memiliki efek sitotoksisitas yang sedang terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan nilai IC50berturut-turut 132,79 µg/ml dan 232,93 µg/ml sedangkan ekstrak etanol memiliki efek sitotoksisitas yang lemah dengan nilai IC50 667,91 µg/ml. Kesimpulan: Ekstrak kluwak (Pangium edule) memiliki kandungan senyawa fitokimia dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7 sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu agen terapeutik dalam tatalaksana kanker payudara.

Introduction: Breast cancer occurs quite high and is one of the main causes of death in Indonesia and the world. Current treatment for cancer is expensive and has varying degrees of success and can cause side effects for patients. Kluwak (Pangium edule), whose reseach is still limited has the potential to be used as an alternative treatment for breast cancer. Methods: Kluwak powder was macerated using three different types of solvents to obtain ethanol extract, ethyl acetate extract and n-hexane kluwak extract. Phytochemical tests and thin layer chromatography (TLC) were carried out to determine the type and amount of phytochemical components of kluwak extract. The antioxidant activity of kluwak extract was tested using the DPPH method and the cytotoxic effect on MCF-7 breast cancer cells was determined using the MTT test. Results: The phytochemical components contained in kluwak extract include flavonoids, alkaloids, triterpenoids and glycosides. The ethanol extract of kluwak showed very weak antioxidant activity (IC50 = 26459 µg/ml), while the antioxidant activity of the ethyl acetate and n-hexane extracts could not be determined. Ethyl acetate and n-hexane kluwak extracts also had a moderate cytotoxic effect on MCF-7 breast cancer cells with IC50 values respectively 132.79 µg/ml and 232.93 µg/ml while the ethanol extract had a weak cytotoxic effect with values IC50 667.91 µg/ml.Conclusion: Kluwak (Pangium edule) extract contains phytochemical compounds and cytotoxic effects on MCF-7 breast cancer cells, so it has the potential to be developed as a therapeutic agent in the management of breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Zahira Suhaima
"Latar belakang: Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi pada wanita dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Tata laksana yang dapat dilakukan antara lain pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi, meskipun metode tersebut tidak jarang menimbulkan berbagai efek samping serta biaya yang mahal. Pengobatan alternatif juga kerap dilakukan untuk membantu penanganan kanker, salah satunya dengan obat-obatan herbal. Hibiscus rosa-sinensis diketahui memiliki berbagai senyawa fitokimia yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker.
Metode: Hibiscus rosa-sinensis kering digiling menjadi serbuk, lalu dibuat menjadi ekstrak dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Analisis kandungan fitokimia ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan melalui uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT). Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan menggunakan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik ekstrak Hibiscus rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dilakukan dengan metode MTT.
Hasil: Hibiscus rosa-sinensis memiliki kandungan fitokimia triterpenoid, alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Ekstrak Hibiscus rosa-sinensis menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 1,56 µg/mL untuk ekstrak etil asetat dan 42,30 µg/mL untuk ekstrak etanol. Aktivitas sitotoksik ekstrak etil asetat H. rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dikategorikan moderat dengan nilai IC50 sebesar 79,37 µg/m, sedangkan ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol H. rosa-sinensis yang masing-masing memiliki nilai IC50 sebesar 125,23 µg/mL dan 210,77 µg/mL, dikategorikan aktivitas sitotoksik lemah.
Simpulan: Hibiscus rosa-sinensis mengandung beberapa senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan menunjukkan aktivitas Metode: Hibiscus rosa-sinensis kering digiling menjadi serbuk, lalu dibuat menjadi ekstrak dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Analisis kandungan fitokimia ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan melalui uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT). Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan menggunakan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik ekstrak Hibiscus rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dilakukan dengan metode MTT.
Hasil: Hibiscus rosa-sinensis memiliki kandungan fitokimia triterpenoid, alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Ekstrak Hibiscus rosa-sinensis menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 1,56 µg/mL untuk ekstrak etil asetat dan 42,30 µg/mL untuk ekstrak etanol. Aktivitas sitotoksik ekstrak etil asetat H. rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dikategorikan moderat dengan nilai IC50 sebesar 79,37 µg/m, sedangkan ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol H. rosa-sinensis yang masing-masing memiliki nilai IC50 sebesar 125,23 µg/mL dan 210,77 µg/mL, dikategorikan aktivitas sitotoksik lemah.
Simpulan: Hibiscus rosa-sinensis mengandung beberapa senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan menunjukkan aktivitas sit

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women with a very high mortality rate. Treatments for this malignancy are surgery, chemotherapy, and radiotherapy, however those methods can cause adverse effects and quite expensive. Complementary and alternative medicines (CAMs) are also used to support those treatments, one of them is herbal medicine. Hibiscus rosa-sinensis is known to have various phytochemical components which have the potential to be developed as anticancer.
Method: Dry Hibiscus rosa-sinensis was milled to a powder, then extracted by multilevel maceration method using n-hexane, ethyl acetate and ethanol as solvents. Phytochemical components of Hibiscus rosa-sinensis extracts was analyzed using phytochemical tests and thin layer chromatography (TLC). Its antioxidant activity was determined using DPPH method, meanwhile its cytotoxic activity towards MCF-7 breast cancer cells was evaluated using MTT assay.
Result: Hibiscus rosa-sinensis were proved to contain triterpenoids, alkaloids, flavonoids, tannins and steroids. Hibiscus rosa-sinensis extracts showed antioxidant activity towards DPPH free radicals with IC50 value of 1.56 µg/mL for ethyl acetate extract and 42.30 µg/mL for ethanol extract. Cytotoxicity of Hibiscus rosa-sinensis ethyl acetate extract towards MCF-7 cells was moderately active with the IC50 value of 79.37 µg/mL. Meanwhile, Hibiscus rosa-sinensis n-hexane extract and ethanol extract which had IC50 for 125.23 µg/mL and 210.77 µg/mL, are categorized into weakly active cytotoxicity.
Conclusion: Hibiscus rosa-sinensis contains several phytochemical compounds which showed antioxidant activiy towards DPPH free radicals and cytotoxic activity towards MCF-7 breast cancer cells, thus it can be developed further to be anti-breast cancer agents.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fona Qorina
"Kanker serviks adalah kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Akan tetapi, pengobatan yang ada masih memiliki keterbatasan yaitu banyak efek samping dan biaya yang mahal. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dalam terapi kanker serviks. Daun sirsak (Annona muricata) merupakan tumbuhan yang sudah lama diyakini berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk kanker. Namun penelitian terkait aktivitas antioksidan dan efek sitotoksisitas daun sirsak yang berasal dari Indonesia terhadap kanker serviks belum banyak dilakukan. Studi ini merupakan penelitian eksperimental untuk menguji kandungan fitokimia dan jumlah senyawa ekstrak daun sirsak, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa dengan MTT Assay. Berdasarkan hasil penelitian, daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, steroid, glikosida, alkaloid dan tanin. Hasil uji kromatografi lapis tipis menunjukkan ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun sirsak memiliki 3 komponen senyawa dengan nilai Rf 0,771, 0,857 dan 0,971. Ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50=35,51 ug/mL, sementara etil asetat >50 ug/mL. Daun sirsak memiliki efek sitotoksik yang aktif terhadap sel kanker serviks HeLa. Nilai IC50 ekstrak etanol, etil asetat, dan heksana daun sirsak adalah 5,91, 7,56, dan 8,39 ug/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan daun sirsak berpotensi dikembangkan menjadi antioksidan alami dan terapi kanker serviks.

Cervical cancer is the highest prevalance cancer in Indonesia. Unfortunately, treatment for cervical cancer still have serious side effects and very expensive. Therefore, it is necessary to develop innovation in cervical cancer treatment. Soursop (Annona muricata) has been used in folk medicine to treat various diseases, including cancer. However, studies about its antioxidant activity and cytotoxicity against cervical cancer are still limited. This is an experimental study to analyze phytochemistry and identified number of chemical compounds in soursop leaves. Its antioxidant activity was determined by DPPH method and cytotoxicity against cervical HeLa cells was evaluated by MTT Assay. The results showed that soursop leaves contain flavonoid, steroid, glycoside, alkaloid and tannin. Thin Layer Chromatography revealed that ethanol, ethyl acetate, and hexane extracts have 3 spots with Rf values 0.771, 0.857 and 0.971. Antioxidant IC50 value of ethanol extract was 35,51 ug/mL meanwhile for ethyl acetate was >50 ug/mL. Results from MTT Assays showed that all soursop leaves extracts had active cytotoxicity against cervical HeLa cells with IC50 value for ethanol, ethyl acetate, and hexane were 5.91, 7.56 and 8.39 ug/mL, respectively. To conclude, soursop leaves extracts are potential to be developed as natural antioxidant and therapy for cervical cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfi Rabbani
"Latar belakang: Kanker merupakan penyakit tidak menular dengan 18.1 juta kasus baru dan 9.6 juta kematian setiap tahunnya. Kanker payudara adalah jenis kanker kedua terbanyak setelah kanker paru-paru. Tata laksana kanker diperlukan biaya yang tinggi dan memiliki efek samping yang beragam. Komponen fitokimia aktif dari tumbuhan ataupun fungi yang memiliki kemampuan antioksidan dan sitotoksik terhadap sel kanker, dapat dikembangkan sebagai obat kanker. Salah satu jenis fungi yang berpotensi sebagai antikanker adalah genus Auricularia sp. atau Jamur Hitam-Putih. Studi ini bertujuan untuk mengetahui komponen fitokimia, aktivitas antioksidan dan efek sitotoksik dari ekstrak Auricularia sp. terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Metode: Auricularia sp. yang telah dikeringkan dihaluskan menjadi bubuk. Selanjutnya dimaserasi secara bertingkat menggunakan n-heksana, etil asetat dan etanol. Pada ketiga ekstrak dilakukan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Hasil: Auricularia sp. mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid, serta memiliki 17 komponen senyawa lain. Ekstrak etil asetat Auricularia sp. menunjukkan aktivitas antioksidan lemah terhadap radikal bebas DPPH, dengan nilai IC50 sebesar 215.51 μg/mL, dan memiliki aktivitas sitotoksik sangat kuat terhadap sel MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 0.209 μg/mL. Sedangkan ekstrak etanol dan ekstrak n-heksana menunjukkan aktivitas sitotoksik yang tergolong aktif, dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 28.284 μg/mL dan 50.394 μg/mL.
Kesimpulan: Auricularia sp. memiliki komponen fitokimia aktif yang menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker MCF-7.

Background: Cancer is a non-communicable disease with over 18.1 million new cases and 9.6 million deaths annually according to WHO. Breast cancer is the number two highest count type of cancer trailing behind lung cancer. Treating cancer is expensive and have various side effects. Active components found in plants or fungi that have antioxidant and cytotoxic activity towards cancer cells, could be an alternative for anticancer. One of the fungi that is potentially developed as an anticancer, are the genus of Auricularia sp. also known as Black-White fungus. This study aims to determine the phytochemicals components, antioxidant activity and cytotoxic effect of the Auricularia sp. towards MCF-7 breast cancer cells.
Method: Dried Auricularia sp. grinded into a fine powder. Then, multilevel maceration is done with the n-hexane, ethyl acetate, ethanol. The extracts undergo phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC), followed by measuring antioxidant and evaluating the cytotoxic activity towards MCF-7 breast cancer cells.
Results: Auricularia sp. contained secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, and triterpenoids and a total of 17 other phytochemical components. Ethyl acetate extract of Auricularia sp. showed a weak antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of 215.51 μg/mL and a very active cytotoxic evaluation with IC50 of 0.209 μg/mL. On the other hand, Ethanol and n-hexane is categorized with an active cytotoxic evaluation with 29.284 μg/mL and 50.394 μg/mL, respectively.
Conclusion: Auricularia sp. contained phytochemical components that had biological activity of antioxidant toward DPPH free radical and cytotoxic towards MCF-7 breast cancer cell.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>