Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas, Timothy
"Gereja memiliki fungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Kristen yang merupakan agama yang dibawa oleh bangsa barat. Bangunan gereja di Indonesia pada umumnya mendapatkan pengaruh dari gaya bangunan lain yang berkembang pada zaman dan tempat asalnya. Di wilayah Sumatera Utara, karena adanya pengaruh zending, maka bangunan-bangunan gereja yang didirikan sejak akhir abad 19 sebagian besar mengacu pada bangunan gaya Eropa, terutama daerah asal zending itu datang. Pengaruh ini juga tampak pada salah satu gereja yang berada di Tampahan, Toba Samosir. Penyesuaian terhadap lokasi dan bahan bangunan yang digunakan menjadi salah satu hal menarik dalam pembangunan Gereja HKBP Tampahan yang mengusung identitas bangunan gaya Eropa, dalam hal ini Jerman. Bangunan gereja ini menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh terutama mengenai bentuk, gaya bangunan dan unsur-unsur asing maupun lokal yang terkandung pada bangunan gereja tersebut. Dengan menggunakan metode deskripsi analisis, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui perekaman data secara verbal dan piktorial. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan cara mengelompokkan bagian-bagian gereja yang dimulai dari fondasi, badan, atap serta ornamen-ornamen yang ada. Analisis data dilakukan dengan metode analisis bentuk, gaya, dan kontekstual. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa gereja ini mengadopsi bangunan gaya half-timber sesuai dengan gaya bangunan yang berkembang di negara asal misionaris, yaitu Jerman, dan dalam pembangunannya dilakukan beberapa penyesuaian sesuai dengan kondisi alam dan pemahaman masyarakat lokal terhadap preservasi bangunan.

Church has a function as a place of worship for Christians which is a religion brought by western nations. Church buildings in Indonesia generally get influence from the styles of other buildings that developed in the era and place of origin. In the North Sumatra region, due to the influence of zending, church buildings built since the late 19th century mostly refer to European-style buildings, especially where the zending came from. This influence was also seen in one of the churches in Tampahan, Toba Samosir. Adjustment to the location and building materials used is one of the interesting things in the construction of the Tampahan HKBP Church which carries the identity of European style buildings, in this case Germany. The church became interesting to be studied further, especially regarding the style of the building and local elements which contained in the building. By using the description analysis method, the data collection in this study was done through verbal and pictorial data recording. The obtained data then processed by grouping parts of a church building, foundation, body, roof and ornaments. Data analysis was performed using the form, style and context analysis method. Based on the results of the analysis conducted, it is known that this church adopted a half-timber style building in accordance with the building style that developed in the missionary home country, namely Germany, and in its construction several adjustments were made according to natural conditions and the understanding of the local community towards building preservation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Zefania Alex Owen
"Skripsi ini membahas tentang kualitas akustik ruang yang terjadi di dalam bangunan Gereja HKBP TMII. Fokus penelitian ini adalah untuk menilai sejauh mana kriteria akustik dapat terpenuhi di dalam ruang ibadah Gereja HKBP TMII. Pendekatan penelitian dilakukan dengan mendefinisikan unsur-unsur akustik yang ada di dalam Gereja HKBP TMII dan kemudian dilakukan pengukuran parameter akustik. Parameter akustik yang dihitung adalah distribusi suara dalam ruang, tingkat kebisingan latar belakang, tingkat intensitas bunyi yang dihasilkan sumber bunyi terhadap pendengar, serta penghitungan waktu dengung di dalam ruang. Proses perhitungan melibatkan pengumpulan data secara langsung di lapangan menggunakan sound level meter serta perhitungan yang dilakukan secara manual. Hasil penelitian dalam skripsi ini mengindikasikan bahwa distribusi suara di dalam Gereja HKBP TMII berlangsung baik, namun kurangnya perhatian terhadap material bangunan menyebabkan tingginya waktu dengung yang terjadi di dalam ruang ibadah Gereja HKBP TMII. Oleh karena itu, penulis menyarankan upaya perbaikan akustik yang berfokus pada penambahan material-material absorban untuk mengoptimalkan kualitas akustik ruang tersebut.

This study delves into the acoustic quality of the space within the HKBP TMII Church building. The primary focus of this research is to assess the extent to which acoustic criteria are met within the worship space of the HKBP TMII Church. The research approach involves defining the acoustic elements present within the HKBP TMII Church and subsequently measuring acoustic parameters. Calculated acoustic parameters include sound distribution within the space, background noise levels, the intensity of sound produced by the sound source to the listener, and the calculation of reverberation time within the space. The calculation process involves collecting data directly in the field using a sound level meter and performing manual calculations. The findings of this thesis indicate that sound distribution within the HKBP TMII Church is satisfactory, but the lack of attention to building materials results in a high reverberation time within the worship space. Therefore, the author recommends acoustic improvement efforts that focus on adding absorbent materials to optimize the acoustic quality of the space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Inayah Aprilia
"Makalah ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda di Surabaya yang hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat katolik. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan pada eksterior bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya. Gaya Neo-Gotik merupakan gaya yang di bawa masuk oleh orang Belanda pada masa Hindia-Belanda. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa paparan ciri gaya arsitektur Neo-Gotik pada gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamen bangunan seperti penggunaan batu bata, rose windows, kaca mozaik, windowsill dan sebagainya.

This paper discusses one of the Dutch heritage buildings in Surabaya which is still actively used as a place of worship for Catholics. This paper aims to describe the Neo-Gothic style of architecture that was applied to the exterior of the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya. Neo-Gothic style is a style that was brought in by the Dutch during the Dutch East Indies. The method used is descriptive analysis method. The results of research in the form of exposure to the characteristics of Neo-Gothic style architecture at the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya are illustrated from the architectural components and building ornament components such as the use of bricks, rose windows, mosaic glass, windowsill and so on."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Priyo Sigit Sasongko
"Gereja kuno yang ada di Indonesia memiliki arsitektur yang beraneka ragam, yang masing-masing arsitektur tersebut mencerminkan kemajuan teknologi. Beberapa bangunan Gereja Kuno yang ada di DKI Jakarta tidak terlepas kaitan Arsitektur dengan kemajuan teknologi, walaupun setiap gereja mempunyai ciri yang tersendiri disebabkan faktor si pembuat keterbatasan teknologi, persediaan material, dan dana, seperti Gereja Kathetdral mempunyai ciri Gothik, Gereja Paulus mempunyai ciri Romanik, Gereja Advent di tanah tinggi mempunyai ciri Romanik, Gereja Sion mempunyai ciri Romanik, Gereja Immanuel mempunyai ciri Renaissance, Rereja Cikini mempunyai ciri Gothik, Gereja Ayam mempunyai ciri Romanik dan Gereja Tugu mempunyai ciri renaisssance. Namun tidak semua gereja kuno yang ada di Jakarta diteliti oleh penulis. Gereja yang hendak penulis bahas dalam skripsi ini adalah De Portugeesche Buiten Kerk atau sekarang lebih dikenal dengan gereja kuno Sion dan De Portugeesche Kerk atau sekarag lebih dikenal dengan gereja kuno tugu. Tujuan penelitjan adalah untuk mencari perbedaan dan persamaan bentuk, bahan, hiasan dan gaya pada gereja kuno sion dan tugu, Berta mencari faktor penyebab terjadinya perbedaan dan persamaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tornado Gregorius
"Jakarta memiliki banyak sekali peninggalan arsitektur kolonial, yang tersebar di seluruh wilayah kota. Arsitektur kolonial mempunyai gaya berbeda dengan bangunan lainnya sesuai dengan masa didirikannya bangunan tersebut. Terutama gaya arsitektur kolonial Belanda di Jakarta yang dibangun pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut muncul suatu gaya arsitektur yang disebut gaya Indis. Skripsi ini membahas mengenai gaya bangunan yang diadopsi oleh gereja Pniel. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan elemen-elemen yang ada pada gereja Pniel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui terdapat beberapa macam unsur gaya yang dipadukan pada bangunan Gereja Pniel. Perpaduan dua gaya antara Eropa dan tradisional Indonesia ini disebut dengan arsitektur Indis. Maka dari itu, diperoleh kesimpulan bahwa gereja Pniel di Pasar Baru merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Jakarta have a lot colonial architecture building all over the city. They have many different style and characters. This colonial architectural style is mostly developed during the first half of the twentieth century. A new phenomenon occurs in the field of architecture, usually called as the Indische style. The focus of this thesis is architectural style were adopted by Pniel Church. Method used in this research is comparison of elements of the Pniel Church with building from similiar period in Europe and Indonesia. Analysis result shows that there some architectural style applied in Pniel Church. There is a mixture of European style with tradisional style. The mixture of those architectural style called as Indische Architecture. This research conclude that Pniel Church is one of the Indische architecture building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S60
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Many of Batak Toba tradisional house are still found in Pulau Samosir and other areas in North Sumatera. When studying the techniques of this traditional house structure design, we have great admiraton for the creativity our ancestors. All materials come from the natural environment where they lives, as well as building technique have been taking into account the various effects caused by the earthquake and fire has been well anticipated. Beside that , all the ellements of building and decorative art which have been drawn by high philosophical meaning. as technology development, the building materials are easier to get so the building of tradisional house was increasingly abondoned."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Masmedia Pinem
"Artikel ini ingin menggambarkan sejarah, bentuk, dan arsitektur Gereja GPIB Bethel. GPIB adalah singkatan dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, berdiri sejak tahun 1948 dan terletak di Jalan Wastukencana No. 1, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kotamadya Bandung. Model arsitektur yang didesain oleh Schoemaker seorang arsitek Belanda yang merupakan sintesis dari kebutuhan, konsep, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masing-masing aliran-aliran dalam perkembangan arsitektur dunia sebagai produk arsitektur pada zamannya yang merupakan “essential expression†bagi kekristenan di Eropa. Elemen-elemen yang ada merupakan adaptasi dari pengaruh zaman yang berkembang saat itu. Elemen pada tatanan massa dan ruang serta elemen pelingkup ruang yang dijumpai memiliki makna kerohanian sebagai perwujudan nilai-nilai Kristianitas. Begitu juga elemen-elemen dekoratifnya merupakan suatu produk zaman yang dipengaruhi oleh arsitektur art deco yang sangat berkembang pada zaman itu. Gereja ini adalah termasuk salah satu tipe bangunan yang berkualitas ‘A’ dan telah dikonservasi tanpa perubahan bentuk dan fungsi yang signifikan, sehingga ia termasuk dalam kategori bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poetiray, Krystle Anastasia
"Gereja sebagai tempat beribadah bagi umat Kristiani membutuhkan kualitas ruang akustik yang baik bagi kegiatan speech dan musik. Sebagai salah satu gereja tua di Indonesia, GPIB Immanuel Jakarta sudah menjadi cagar budaya dan memiliki persyaratan dalam merawat dan pemugaran bangunan. Bentuk gereja yang melingkar dan berkubah memungkinkan gereja memiliki permasalahan secara akustik. Menurut tinjauan teori akustik dan desain gereja, kriteria akustik gereja yang ideal dapat dihitung dengan parameter waktu dengung dan pengukuran kekerasan dalam ruang menggunakan sound level meter.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa GPIB Immanuel Jakarta memiliki kekerasan yang merata dengan baik dalam ruang namun memiliki waktu dengung dan kekerasan bising yang melebihi ideal ruang ibadah. Sehingga akustik ruang secara alami tidak dapat memproyeksikan suara dengan kejelasan yang baik. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menambah elemen penyerap dalam ruang untuk mengurangi waktu dengung tanpa mengubah bentuk ruang dan merusak struktur dan material asli bangunan dan juga menggunakan distribusi sound system yang baik.

Church as a place of worship for Christians requires a good acoustical quality for speech and music. As one of the oldest church in Indonesia, GPIB Immanuel Jakarta has become a cultural heritage and have specific requirements in the care and restoration of the building. The circular shape and vaulted church allows the appearance of acoustic problems. According to the review of acoustical and church design theories, the ideal acoustical requirements for a church can be calculated by using reverberation time parameter and the sound pressure level measurements using a sound level meter.
The results show that the church has uniform sound pressure level in every parts of the room but has reverberation time and noise level that exceeds the ideal time. So, the natural acoustics space cannot project sound with a good clarity. Those problems can be overcome by adding absorbing elements inside the room to reduce reverberation time without changing the shape of the room and damaging the building's original structure and materials, and also by using distributed sound system and.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Maisyarah
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Darwis
"Masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi masuknya wisatawan ke Kabupaten Samosir sehingga dapat meningkatkan devisa daerah maupun negara. Oleh sebab itu, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan faktor-faktor Entry Mode apa saja yang perlu dipertimbangkan agar dapat meningkatkan pemasaran industri pariwisata di Kabupaten Samosir.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset kepustakaan, yakni dengan menggunakan buku dan literatur yang berhubungan dengan judul penelitian dan riset lapangan dengan Cara melakukan pengumpulan data pengisian kuesioner dan peninjauan langsung ke lapangan Berta wawancara dengan pihak yang memiliki pemahaman tentang masalah yang akan dibahas dalam tesis ini.
Peneiitian ini mengacu pada Prinsip Pamikiran Analitik yaitu Menyusun Hirarki (menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, kemudian bagian ini menjadi bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hirarkis), Menetapkan Prioritas ( mempersepsi hubungan antara hal-hal yang diamati, membandingkan hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan menimbang intensitas preferensi terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hai lainnya), dan Konsistensi Logis (menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sehingga sedemikian koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan balk dan kaitan tersebut menunjukkan konsistensi).
Dan hasil uji AHP yang dilakukan, diketahui bahwa kebijakan produk terutama produk wisata danau dan hotel harus mendapat prioritas dalam perumusan kebijaksanaan di bidang pariwisata, karena ke 2 (dua) variabel ini memiliki nilai probabilitas tertinggi dibanding variabel-variabel lainnya serta strategi stabilitas sebagai altematif strategi untuk mendukung kebijakan tersebut.

What factors affecting tourism in Samosir district that could increase regional and national income is the problem delivered in this research. With such question, the purpose of this research is to analyze and to explain Entry Mode factors should be considered to expand tourism in Samosir district.
Two methods used in this research. One is literary and books research, which are interrelated with the case. The other is field research using data collection, questioners, and direct visit to and interviews in the field with people understand the research problem.
The research refers to the Analytical Thinking Principal: to put problems in order (mapping complex realities into its main element to be divided in to parts in order), to give priority (making coherent perceptions on relation between object and or thoughts, that are interrelated objects or thought which build a consistent relation).
From the Analytical Hierarchy Process (AHP), it is known that policy of products particularly within hotels and lake should be given priority in drafting the tourism policy. There are two reasons for this: because both variables have the highest probability compare with the other variables; and because strategy for stability as an alternative to support the tourism policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>