Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123024 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas, Timothy
"Gereja memiliki fungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Kristen yang merupakan agama yang dibawa oleh bangsa barat. Bangunan gereja di Indonesia pada umumnya mendapatkan pengaruh dari gaya bangunan lain yang berkembang pada zaman dan tempat asalnya. Di wilayah Sumatera Utara, karena adanya pengaruh zending, maka bangunan-bangunan gereja yang didirikan sejak akhir abad 19 sebagian besar mengacu pada bangunan gaya Eropa, terutama daerah asal zending itu datang. Pengaruh ini juga tampak pada salah satu gereja yang berada di Tampahan, Toba Samosir. Penyesuaian terhadap lokasi dan bahan bangunan yang digunakan menjadi salah satu hal menarik dalam pembangunan Gereja HKBP Tampahan yang mengusung identitas bangunan gaya Eropa, dalam hal ini Jerman. Bangunan gereja ini menjadi menarik untuk diteliti lebih jauh terutama mengenai bentuk, gaya bangunan dan unsur-unsur asing maupun lokal yang terkandung pada bangunan gereja tersebut. Dengan menggunakan metode deskripsi analisis, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui perekaman data secara verbal dan piktorial. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan cara mengelompokkan bagian-bagian gereja yang dimulai dari fondasi, badan, atap serta ornamen-ornamen yang ada. Analisis data dilakukan dengan metode analisis bentuk, gaya, dan kontekstual. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa gereja ini mengadopsi bangunan gaya half-timber sesuai dengan gaya bangunan yang berkembang di negara asal misionaris, yaitu Jerman, dan dalam pembangunannya dilakukan beberapa penyesuaian sesuai dengan kondisi alam dan pemahaman masyarakat lokal terhadap preservasi bangunan.

Church has a function as a place of worship for Christians which is a religion brought by western nations. Church buildings in Indonesia generally get influence from the styles of other buildings that developed in the era and place of origin. In the North Sumatra region, due to the influence of zending, church buildings built since the late 19th century mostly refer to European-style buildings, especially where the zending came from. This influence was also seen in one of the churches in Tampahan, Toba Samosir. Adjustment to the location and building materials used is one of the interesting things in the construction of the Tampahan HKBP Church which carries the identity of European style buildings, in this case Germany. The church became interesting to be studied further, especially regarding the style of the building and local elements which contained in the building. By using the description analysis method, the data collection in this study was done through verbal and pictorial data recording. The obtained data then processed by grouping parts of a church building, foundation, body, roof and ornaments. Data analysis was performed using the form, style and context analysis method. Based on the results of the analysis conducted, it is known that this church adopted a half-timber style building in accordance with the building style that developed in the missionary home country, namely Germany, and in its construction several adjustments were made according to natural conditions and the understanding of the local community towards building preservation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Zefania Alex Owen
"Skripsi ini membahas tentang kualitas akustik ruang yang terjadi di dalam bangunan Gereja HKBP TMII. Fokus penelitian ini adalah untuk menilai sejauh mana kriteria akustik dapat terpenuhi di dalam ruang ibadah Gereja HKBP TMII. Pendekatan penelitian dilakukan dengan mendefinisikan unsur-unsur akustik yang ada di dalam Gereja HKBP TMII dan kemudian dilakukan pengukuran parameter akustik. Parameter akustik yang dihitung adalah distribusi suara dalam ruang, tingkat kebisingan latar belakang, tingkat intensitas bunyi yang dihasilkan sumber bunyi terhadap pendengar, serta penghitungan waktu dengung di dalam ruang. Proses perhitungan melibatkan pengumpulan data secara langsung di lapangan menggunakan sound level meter serta perhitungan yang dilakukan secara manual. Hasil penelitian dalam skripsi ini mengindikasikan bahwa distribusi suara di dalam Gereja HKBP TMII berlangsung baik, namun kurangnya perhatian terhadap material bangunan menyebabkan tingginya waktu dengung yang terjadi di dalam ruang ibadah Gereja HKBP TMII. Oleh karena itu, penulis menyarankan upaya perbaikan akustik yang berfokus pada penambahan material-material absorban untuk mengoptimalkan kualitas akustik ruang tersebut.

This study delves into the acoustic quality of the space within the HKBP TMII Church building. The primary focus of this research is to assess the extent to which acoustic criteria are met within the worship space of the HKBP TMII Church. The research approach involves defining the acoustic elements present within the HKBP TMII Church and subsequently measuring acoustic parameters. Calculated acoustic parameters include sound distribution within the space, background noise levels, the intensity of sound produced by the sound source to the listener, and the calculation of reverberation time within the space. The calculation process involves collecting data directly in the field using a sound level meter and performing manual calculations. The findings of this thesis indicate that sound distribution within the HKBP TMII Church is satisfactory, but the lack of attention to building materials results in a high reverberation time within the worship space. Therefore, the author recommends acoustic improvement efforts that focus on adding absorbent materials to optimize the acoustic quality of the space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Pandya Satwika
"Willemskerk atau gereja Immanuel Jakarta adalah salah satu dari gereja-gereja peninggalan masa kolonial. Bangunan gereja ini memiliki bentuk yang unik. Willemskerk dibangun menurut rancangan Johan Hendrik Horst dan pembangunannya dimulai tahun 1835. Willemskerk dapat dibangun dengan usaha dan prakarsa Raja Willem I yang menginginkan persatuan dari jemaat Protestan di Hindia Belanda. Unsur bangunan yang sangat mencolok dari bangunan ini adalah penggunaan pilar-pilar yang megah serta atap yang berbentuk kubah. Kedua unsur ini adalah bentuk adaptasi dari gaya bangunan Parthenon, Pantheon serta teater Yunani klasik. Pada bangunan ini kita akan menemukan gaya neo-klasik. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan unsur neo-klasik pada bangunan Willemskerk.

Willemskerk or Immanuel Church Jakarta is one of churches from colonial time. The Building has an unique form. Willemskerk were built according to Johan Hendrik Horst’s design and started to be build in 1835. Willemskerk were able to be established by the struggle and initiative of King Willem I for the unification of Protestant congregation in Dutch Indies. The outstanding parts of the building is the usage of majestic pillars and dome. Both are an adaptation of Parthenon, Pantheon and also Greek Classic Theater. We will find neo-classic style on this building. The aim of the research is to explain neo-classic elements of the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Inayah Aprilia
"Makalah ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda di Surabaya yang hingga kini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah umat katolik. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Neo-Gotik yang diaplikasikan pada eksterior bangunan Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria di Surabaya. Gaya Neo-Gotik merupakan gaya yang di bawa masuk oleh orang Belanda pada masa Hindia-Belanda. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa paparan ciri gaya arsitektur Neo-Gotik pada gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya tergambar dari komponen arsitektural dan komponen ornamen bangunan seperti penggunaan batu bata, rose windows, kaca mozaik, windowsill dan sebagainya.

This paper discusses one of the Dutch heritage buildings in Surabaya which is still actively used as a place of worship for Catholics. This paper aims to describe the Neo-Gothic style of architecture that was applied to the exterior of the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya. Neo-Gothic style is a style that was brought in by the Dutch during the Dutch East Indies. The method used is descriptive analysis method. The results of research in the form of exposure to the characteristics of Neo-Gothic style architecture at the Church of the Nativity of the Blessed Virgin Mary in Surabaya are illustrated from the architectural components and building ornament components such as the use of bricks, rose windows, mosaic glass, windowsill and so on."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqkarima Ramadhanti
"Gereja Pohsarang di Kediri, Jawa Timur merupakan salah satu karya Henri Maclaine Pont dengan menggunakan pendekatan terhadap arsitektur tradisional Nusantara yang dipadukan pengetahuan arsitektur Eropa, yaitu Amsterdamse School. Hal itu terlihat dari ciri-ciri bangunan Gereja Pohsarang yang mengikuti budaya lokal masyarakat sekitar dan material yang digunakan sebagai ciri khas gaya Amsterdamse School. Tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri gaya bangunan pada Gereja Pohsarang.
Penelitian ini dilakukan melalui observasi secara langsung di lapangan dengan cara mendokumentasikan objek maupun sketsa, serta studi literatur yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa elemen gaya bangunan Amsterdamse School terdapat pada bangunan Gereja Pohsarang dengan dipadukan arsitektur tradisional Nusantara yang terlihat dari bentuk bangunan, bahan, dan ornamen yang digunakan.

Pohsarang Church in Kediri, East Java is one of the works of Henri Maclaine Pont with the approach of the traditional Nusantara that is combined with the European architecture, namely Amsterdaamse School. These can be seen in the Pohsarang Church building characteristics following the culture around the community and the materials used as the building characteristic of the Amsterdaamse School style. The purpose of writing this article is to describe the building characteristics of Pohsarang Church.
This research was conducted through direct field observation by documenting the Church and sketches, along with literature studies relating to the object of the study.
The result shows that the building elements of the Amsterdaamse School can be found in the Pohsarang Church integrated with the traditional Nusantara architecture style that is seen in the shape of the building, materials, and ornaments used.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilandika Hendra Pratama
"Gereja Blendhuk merupakan salah satu bangunan gereja kuno peninggalan Belanda di Kota Lama (oud Holland) di Semarang. Bangunan gereja yang sampai saat ini masih aktif digunakan warga Semarang untuk melakukan kebaktian ini bergaya bangunan khas Belanda dengan kubah yang menjadi ciri khasnya. Dalam bahasa Jawa atap dengan bentuk tersebut dikenal dengan istilah blendhuk, Dengan bentuk kubahnya yang lain dari pada yang lain serta gaya bangunan yang menarik inilah yang membuat gereja tersebut tidak hanya menjadi sebagai rumah peribadatan tetapi juga menjadi tujuan wisata. Manfaat dari penelitian ini adalah memaparkan tentang bagaimana pseudo baroque berpengaruh pada sebagian besar detail yang terdapat pada bangunan Gereja Blendhuk. Penelitian ini akan difokuskan pada peninjauan akan fungsi serta seni gaya bangunan yang dimiliki Gereja Blendhuk.

Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style with a big dome as the trademark. In Javanese language its called blendhuk, With the shape of the dome that different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the pseudo baroque influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stepani Puji Nauli
"Semarang merupakan salah satu kota yang menjadi salah satu wilayah penjajahan Belanda. Peninggalan belanda terlihat dari bentuk bangunan yang mencirikan gaya bangunan di Eropa, yaitu gereja. Bangunan gereja Santo Yusuf merupakan hasil adaptasi kebudayaan asli Belanda dengan Indonesia. Penelitian ini membahas tentang penerapan seni bangunan gaya Neo Gotik pada bangunan gereja Santo Yusuf di Semarang. Tujuannya adalah untuk menjelaskan mengenai ciri gaya Neo Gotik yang terapkan pada bangunan gereja Santo Yusuf serta pemaparan fungsi bangunan gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar.

Semarang is one the city under Netherlands colonialism. One of the memory from colonialm shown in the building architecture which smiliaar to the European building which is Church. ST. Yusuf Church is adapted by Netherlands & Indonesia culture. This research is talking about Neo Gothicbuilding architecture application in ST. Yusuf church located in Semarang. The purpose is to explain about Neo Gothic building architecture which apply in ST. Yusuf church and an explanation of the functionally of church.The methodology which being used in this research is a qualitative methodology. The result from this research shows most of the church in Netherlands colonialism are applying European type of building architecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reizsa Yoga Setyawan
"Gereja Katholik Kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja tertua di Surabaya dan dibangun pada tahun 1899. Studi kasus dalam penelitian ini mengambil obyek Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan gaya gotik melalui perwujudan unsur-unsur visual pada gereja Katolik tertua di Surabaya tersebut. Artistik dan gaya gotik dari bangunan ini menjadi perpaduan arsitektur yang menarik dan unik. Bentuk jendela, pintu, dan atap melengkung adalah bagian dari corak gotik yang merupakan pengaruh dari masa kolonial Belanda. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria juga menjadi bagian dari struktur gereja Katholik Roma yang memiliki banyak nilai-nilai sejarah.

The Santa Perawan Maria Catholic church is the oldest church in Surabaya and built in year 1899. This research takes the Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Church as its study case. The research method used is the descriptive method. The aim of this research is to observe how gothic style is applied through the use of visual elements in this oldest catholic church in Surabaya An artistic and gothic style of this building form becomes of interesting and unique architecture. The form of the windows, doors and curved roof make up its entire Gothic form due to the influence of the Dutch colonial era. The Santa Perawan Maria Catholic Church is also part the Roman Catholic structure which has a huge amount of historical value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Priyo Sigit Sasongko
"Gereja kuno yang ada di Indonesia memiliki arsitektur yang beraneka ragam, yang masing-masing arsitektur tersebut mencerminkan kemajuan teknologi. Beberapa bangunan Gereja Kuno yang ada di DKI Jakarta tidak terlepas kaitan Arsitektur dengan kemajuan teknologi, walaupun setiap gereja mempunyai ciri yang tersendiri disebabkan faktor si pembuat keterbatasan teknologi, persediaan material, dan dana, seperti Gereja Kathetdral mempunyai ciri Gothik, Gereja Paulus mempunyai ciri Romanik, Gereja Advent di tanah tinggi mempunyai ciri Romanik, Gereja Sion mempunyai ciri Romanik, Gereja Immanuel mempunyai ciri Renaissance, Rereja Cikini mempunyai ciri Gothik, Gereja Ayam mempunyai ciri Romanik dan Gereja Tugu mempunyai ciri renaisssance. Namun tidak semua gereja kuno yang ada di Jakarta diteliti oleh penulis. Gereja yang hendak penulis bahas dalam skripsi ini adalah De Portugeesche Buiten Kerk atau sekarang lebih dikenal dengan gereja kuno Sion dan De Portugeesche Kerk atau sekarag lebih dikenal dengan gereja kuno tugu. Tujuan penelitjan adalah untuk mencari perbedaan dan persamaan bentuk, bahan, hiasan dan gaya pada gereja kuno sion dan tugu, Berta mencari faktor penyebab terjadinya perbedaan dan persamaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tornado Gregorius
"Jakarta memiliki banyak sekali peninggalan arsitektur kolonial, yang tersebar di seluruh wilayah kota. Arsitektur kolonial mempunyai gaya berbeda dengan bangunan lainnya sesuai dengan masa didirikannya bangunan tersebut. Terutama gaya arsitektur kolonial Belanda di Jakarta yang dibangun pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut muncul suatu gaya arsitektur yang disebut gaya Indis. Skripsi ini membahas mengenai gaya bangunan yang diadopsi oleh gereja Pniel. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan elemen-elemen yang ada pada gereja Pniel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui terdapat beberapa macam unsur gaya yang dipadukan pada bangunan Gereja Pniel. Perpaduan dua gaya antara Eropa dan tradisional Indonesia ini disebut dengan arsitektur Indis. Maka dari itu, diperoleh kesimpulan bahwa gereja Pniel di Pasar Baru merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Jakarta have a lot colonial architecture building all over the city. They have many different style and characters. This colonial architectural style is mostly developed during the first half of the twentieth century. A new phenomenon occurs in the field of architecture, usually called as the Indische style. The focus of this thesis is architectural style were adopted by Pniel Church. Method used in this research is comparison of elements of the Pniel Church with building from similiar period in Europe and Indonesia. Analysis result shows that there some architectural style applied in Pniel Church. There is a mixture of European style with tradisional style. The mixture of those architectural style called as Indische Architecture. This research conclude that Pniel Church is one of the Indische architecture building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S60
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>