Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daffa Rasyif Hisyam
"Kawasan pesisir Indonesia juga merupakan kawasan pesisir yang memiliki keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia. Hal tersebut menggambarkan bahwa potensi sumber daya laut di Indonesia sangat besar dan berlimpah. Salah satu potensi sumberdaya laut yang besar terletak di Teluk Benoa. Namun, dilakukannya kegiatan reklamasi Teluk Benoa menyebabkan degradasi kualitas perairan di teluk ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spatio temporal nilai paramereter dan kualitas perairan di Teluk Benoa. Perhitungan status mutu perairan menggunakan metode Pollution Index dengan parameter suhu, TSS, salinitas, dan DO. Nilai setiap parameter didapatkan menggunakan Algoritma Ali El Battay (2014) untuk DO, Supriatna (2016) untuk salinitas, Cahyono (2017) untuk suhu, dan Budhiman (2004) untuk TSS. Citra dari satelit tersebut akan dilakukan uji akurasi dan validasi menggunakan metode RMSE dan NOF serta Pearson Product Moment berdasarkan komparasi dari hasil pengukuran di lapangan. Hasilnya pola distribusi nilai suhu dengan DO berbanding terbalik. Hal serupa juga terjadi pada Salinitas dengan TSS. Perhitungan kualitas perairan pada tahun 2014 menghasilkan pola distribusi yang cenderung homogen. Hal tersebut berubah signifikan pada tahun 2020 berbanding lurus dengan kerusakan lingkungan di Teluk Benoa.

Indonesia's coastal area is also a coastal area that has the largest marine biodiversity in the world. This illustrates that the potential for marine resources in Indonesia is very large and abundant. One of the great marine resource potentials is located in Benoa Bay. However, the reclamation of Benoa Bay has caused degradation of the quality of the waters in this bay. This study aims to analyze the spatio-temporal distribution of parameter values and water quality in Benoa Bay. Calculation of water quality status using the Pollution Index method with parameters of temperature, TSS, salinity, and DO. The value of each parameter was obtained using the Ali El Battay Algorithm (2014) for DO, Supriatna (2016) for salinity, Cahyono (2017) for temperature, and Budhiman (2004) for TSS. The image from the satellite will be tested for accuracy and validation using the RMSE and NOF methods as well as the Pearson Product Moment based on the comparison of the measurement results in the field. The result is the distribution pattern of temperature values with DO is inversely proportional. The same thing happened to salinity with TSS. Water quality calculations in 2014 resulted in a distribution pattern that tended to be homogeneous. This will change significantly in 2020 in line with environmental damage in Benoa Bay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Eka Pranastuti
"Pada skripsi ini, dibahas model SIS dengan intervensi perawatan medis berupa pengobatan ke rumah sakit untuk individu terinfeksi. Model ini digunakan untuk menggambarkan dinamika penyebaran penyakit tertentu secara spasial. Model epidemi SIS akan direkonstruksi dengan melibatkan dua faktor, yaitu faktor intervensi perawatan medis, dan faktor spasial. Sejumlah individu terinfeksi diberikan intervensi perawatan medis untuk
mempercepat waktu pemulihan. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa mobilitas manusia dapat mempengaruhi penyebaran penyakit secara spasial. Faktor spasial terlibat dalam model dengan pendekatan persamaan diferensial parsial. Dalam skripsi ini, dibahas hasil dan interpretasi dari titik keseimbangan, analisis kestabilan, dan Basic Reproduction Number (R0), dan metode beda hingga digunakan untuk mendekati solusi numerik model dalam beberapa skenario intervensi di lapangan.

In this thesis discussed the SIS model with medical treatment intervetion in the form of hospital treatment for infected individuals. This model is used to describe the dynamic of the spatial spread of certain diseases. The SIS epidemic model will be reconstructed by involving two factors, namely Medical Treatment Intervetion factors, and spatial factors. Some infected individuals are given medical treatment intervention to accelerate
the recovery time. Simulation results show that human mobility can affect the spread ofdisease spatially. Spatial factors are involved in to the models with PDE approached. In this thesis, the results and interpretation of equillibrium, system stability analysis, and R0 are discussed, and finite difference methods used to approaches numerical solutions of models in several intervention scenarios in the field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wartini Fakultas
"Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang
wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PT
Medco E&P Indonesia Rimau Asset sebagai perusahaan Oil and Gas Nasional dalam
memenuhi kebutuhan air bersih untuk pekerja telah didirikan sebuah Instalasi Pengolahan
Air Bersi Water Treatment Process (WTP-Kaji) sejak tahun 2000. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kinerja jaringan distribusi WTP-Kaji terutama dalam memenuhi
kebutuhan air bersih di lingkungan perumahan karyawan berdasarkan data pemakaian debit
air setiap bulan.Metode yang digunakan adalah denganmenganalisa kinerja sistem distribusi
terhadap keandalan (reliability), kelentingan (resiliency) dan kerawanan (vulnerability),
serta kepuasan pelanggan dianalisa dengan penyebaran kuesioner terhadap pekerja penghuni
perumahan. Berdasarkan analisa terhadap debit pemakaian air selama periode September
2012 â?? Agustus 2013 menunjukkan bahwa kinerja sistem distribusi air bersih WTP - Kaji
PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset sudah optimal dalam memenuhi kebutuhan air
bersih pekerja khususnya di areal perumahan dengan tingkat kehandalan (reliability) dari
sistem kinerja pelayanan pada kondisi kebutuhan air maksimum mencapai 91.67% dan
pada kondisi kebutuhan air minimum mencapai 100%, nilai kelentingan (relisiency) pada
kondisi kebutuhan air maksimum adalah 1 sedangkan kondisi minimum tidak ada (0) dan
nilai kerawanan (vurnability) hanya 2.96 % pada kondisi kebutuhan air maksimum.
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan pelanggan dalam hal ini pekerja penghuni
areal perumahan terkait pelayanan penyediaan air bersih oleh WTP - Kaji PT Medco E&P
Indonesia RimauAsset dari segi kualitas (warna, bau, rasa), kuantitas (debit) dan kontinuitas
(mengalir selama 24 jam)menyatakan puas atas pelayanan air bersih dengan tingkat kepuasan
52.6% terhadap pelayanan secara keseluruhan yaitu 46.4% responden menyatakan puas
dan 6.2% responden menyatakan sangat puas."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Examination of water for pollution control : a reference book" ini merupakan sebuah buku referensi mengenai pemeriksaan air dan pengendalian polusi. "
Oxford: Pergamon Press, 1982
R 628.168 EXA II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Perairan embung memiliki peran penting dalam menunjang berbagai aktifitas kehidupan masyarakat propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terutama untuk pertanian, peternakan dan air baku. Musim penghujan berdurasi lebih pendek dibandingkan musim kemarau, sehingga perairan embung pada dasarnya berfungsi sebagai penampung air di musim penghujan dan sumber air di musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik limnologis perairan embung khususnya di Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2012 di enam stasiun pada lima embung, di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, yaitu 1) Batujai (Bendungan), 2) Batujai (karamba jaring apung/KJA), 3) Dabak (Sengkol), 4) Pengkemit, 5) Cerigi, dan 6) Pejanggi. Parameter yang diukur adalah N-nitrat, N-amonia, N-nitrit, nitrogen total (TN), ortofosfat, fosfor total (TP), klorofil-a, materi organik total (TOM), Suhu, pH, Konduktivitas, Total padatan terlarut (TDS), oksigen terlarut (DO), kejenuhan oksigen (DO saturation), kekeruhan, dan kedalaman Secchi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa perairan embung cenderung memiliki tingkat kesuburan yang tinggi berdasarkan kandungan senyawa nitrogenik dan fosfor, serta klorofil-a. Kandungan materi organik total dan TDS cukup tinggi dan kekeruhan sangat tinggi di embung Pejanggi. Kelimpahan, jumlah jenis dan indeks keragaman fitoplankton rendah, sedangkan kelimpahan zoobenthos cukup tinggi.
"
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adipta Widha Anggarista
"DA Serayu Hulu merupakan salah salah satu DA, yang mengalami degradasi lahan yang memprihatinkan sehingga berpengaruh pada ketersediaan air yang ada di DA Serayu hulu. Degradasi lahan akibat dari semakin banyaknya jumlah penduduk dan semakin bertambahnya alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian semakin membuat ketersediaan air menjadi kritis.
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui tingkat kekritisan dari DA Serayu Hulu. Analisis yang digunakan untuk menentukan kekritisan adalah dengan perhitungan ketersediaan air per tahun yang diperoleh dari perhitungan koefisien aliran, evapotranspirasi dan curah hujan, di bandingkan dengan penggunaan air untuk penduduk dan tanah pertanian.
DA Serayu Hulu mempunyai tingkat kekritisan Belum Kritis dengan Indeks Kekritisan kurang dari 50% dan Sangat Kritis dengan Indeks kekritisan lebih dari 100%. Tingkat kekritisan belum kritis ada pada Sub DAS Serayu, Sub DAS Kawung, Sub DAS Sijeruk. Tingkat sangat kritis ada pada Sub DAS Preng, Putih, Sub DAS Begaluh Tengah, Begaluh Hilir, Begaluh Hulu, Songgohiang.

Serayu headstream is one of the headstream, which is experiencing a worrying degradation that affects the availability of water. Land degradation due to the increasing population and increasing land conversion to agriculture are increasingly making water availability becomes critical.
The purpose of this research is to determine the level of criticality of Serayu Headstream. Analysis used to determine the criticality is the calculation of the availability of water per year are obtained from the calculation of the flow coefficient, evapotranspiration and precipitation, in comparison with the use of water for the population and agricultural land.
Serayu headstream has yet critical level Critical in Criticality Index is less than 50%, and Highly Critical in criticality index of more than 100%. There is a critical level of criticality has not been critical on sub watershed Serayu, Kawung and Sijeruk. Highly Critical Sub-watersheds exist in Sub Watershed Preng, Putih, Central Begaluh, Begaluh Headstream, Begaluh Downstream, and Songgohiang.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Endarini
"Pemasukan nitrat dan fosfat dapat meningkatkan kadarnya di air melebihi kebutuhan minimal organisme perairan sehingga menyebabkan pertumbuhan secara berlebihan. Pemasukan. nitrat dan fosfat pada kadar tertentu yang melebihi baku mutu dapat menyebabkan pencemaran sehingga menurunkan kualitas air. Keadaan ini dapat mengurangi nilai sumber daya air, nilai estetika, pariwisata, dan perikanan. Secara umum, menurunnya kualitas air danau terutama disebabkan oleh proses alami disamping kegiatan masyarakat. Permasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat lebih mungkin ditangani dengan melakukan pengelolaan dan pengurangan penyebab pencemaran pada sumbernya. Danau Buyan telah mengalami degradasi kualitas lingkungan yang cukup tinggi di antara keempat danau yang ada di Propinsi Bali. Bagian timur, selatan dan barat daya telah mengalami pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Pendangkalan terjadi terutama karena tingginya tingkat erosi saat musim hujan. Tanah yang berasal dari lahan di daerah tangkapan terbawa air larian. Tanah yang mencapai air danau mengandung sejumlah unsur hara. Keadaan ini makin diperburuk oleh kondisi danau karena tidak terdapat aliran air keluar sehingga pencemar akan mengalami akumulasi.
Penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui kegiatan masyarakat sebagai sumber yang potensial dalam memberikan pemasukan total Nitrogen (N) dan total Fosfor (P) berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan, pengendalian dan minimisasi terjadinya pencemaran serta prioritas penanganan permasalahan
2. Mengetahui kualitas air parameter N dan P dan menentukan tipe tingkat trofik Danau Buyan sehingga dapat digunakan untuk menentukan arah pengelolaan sumber daya air.
Hipotesis penelitian adalah kegiatan masyarakat di daerah tangkapan Danau Buyan, menyebabkan kadar N dan P di air danau menjadi tinggi.
Penelitian lapangan dilaksanakan selama Bulan April-Juni 2003 di Danau Buyan Kabupaten Buleleng, Bali. Metode penelitian yang digunakan adaiah survei dan ex post facto. Penentuan lokasi dilakukan secara cluster dan purposive. Penentuan lokasi kegiatan masyarakat berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan Danau Buyan. Pengambilan sampel air danau sebanyak 9 lokasi pengukuran. Pengambilan sampel air di saluran masuk sebanyak 11 lokasi sepanjang tanggul pembatas danau.
Variabel penelitian adalah:
1. Pemasukan total N dan P dari penggunaan lahan di daerah tangkapan.
2. Kualitas air Danau Buyan dan air yang masuk, parameter N (nitrat, nitrit, amonia dan total N) dan P (fosfat dan total P).
3. Tipe tingkat trofik danau (kriteria hidrografi, trofik dan higienis).
Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran sampel air sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait.
Analisis penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pemasukan total N dan P dihitung berdasarkan metode yang dikemukakan dalam Jorgensen (1990) dan faktor erosi (Dinas PtJ 2000). Kadar N dan P limbah cair domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan konversi nilai dalam Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) dan Ryding & Rast (1989). Penentuan status mutu air menggunakan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Baku mutu yang digunakan terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan serta melakukan telaah pustaka. Tipe tingkat trofik danau ditentukan berdasarkan modifikasi Technical Standard (Ryding & Rast 1989).
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa pemasukan total N dari penggunaan lahan pertanian sebesar 22,46 ton/tahun (62,15%), tegalan dan semak 0,08 ton/tahun (0,22%), serta kawasan lindung 13,60 ton/tahun (37,64%). Kadar total N air rata-rata yang daerah sekitamya dimanfaatkan untuk pertanian (0,41 mg/I), lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,31 mg/I), serta kawasan lindung (0,29 mg/I). Pemasukan total P yang berasal dari kegiatan pertanian adalah sebesar 2,44 ton/tahun (78,56%), tegalan dan semak 0,01 ton/tahun (0,35%), serta kawasan lindung 0,65 ton/tahun (21,09%). Kadar total P air rata-rata danau yang daerah tangkapannya dimanfaatkan untuk pertanian lebih tinggi (0,90 mg/I) dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,72 mg/I), serta kawasan lindung (0,76 mg/I). Selain itu, sistem pembuangan dari permukiman menggunakan tangki pembusukan dan bidang resapan sehingga limbah yang dihasilkan merembes bercampur dengan air tanah. Setelah melalui proses penguraian di tangki pembusukan dan bidang resapan, jumlah N anorganik dan total N masing-masing sekitar 0,85 ton/tahun. Jumlah P terlarut dan total P masing-masing sekitar 0,30 ton/tahun. Jumlah total N dan P yang mencapai danau masing-masing sebesar kurang dari 0,38-0,68 ton/tahun dan 0,18-0,22 ton/tahun.
Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, indeks pencemarannya (IP) sebesar 0,3202-0,5211 sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=1,9482-2,7153). Kualitas air danau memperlihatkan kadar nitrat (<0,01 mg/l) dan nitrit (<0,001-0,006 mg/I) rendah tetapi kadar amonia (0,025-0,23 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Kadar fosfat (0,44.-0,72 mg/I) dan kadar total P (0,66-1,02 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Rasio N (amonia) dan P (fosfat) air adalah 1:6, yang berarti hara N sebagai faktor pembatas pertumbuhan. Kualitas air yang masuk memenuhi baku mutu kelas III (IP=0,3251-0,8522) sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=3,3575-1,9818). Kualitas air yang masuk memperlihatkan bahwa kadar nitrat (<0,01-1,00 mg/I), kadar amonia (0,15-0,73 mg/I) dan total N (0,60-1,31 mg/I) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga, kecuali kadar nitrit (<0,0025-0,021 mg/I). Kadar fosfat (0,45-1,09 mg/l} dan kadar total P (0,72-2,12 mg/), telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Tipe tingkat trofik Danau Buyan termasuk mesotrofik (nilai 2,32).
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Kegiatan masyarakat yang memberikan dampak pada pemasukan total N dan P, berturut-turut berasal dari lahan pertanian, kawasan lindung, tegalan dan semak, serta permukiman.
2. Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, rasio amonia dan fosfat adalah 1:6 yang berarti hara N sebagai faktor pembatas. Tipe tingkat trofik Danau Buyan adalah mesotrofik.
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan sosialisasi untuk mengendalikan penggunaan lahan di daerah yang sudut miring lerengnya mencapai di atas 40% dan jenis tanah regosof serta pemanfaatan daerah bekas rawa untuk kegiatan pertanian.
2. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan dan pembinaan untuk mengembangkan budidaya pertanian sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Pemanenan eceng gondok seharusnya dilakukan secara partisipatif dan rutin oleh masyarakat. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan untuk memanfaatkan eceng gondok.
4. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan pemantauan kualitas air dan menentukan tipe tingkat trofik secara rutin sesuai dengan musim.
5. Pengembangan wisata tirta sebaiknya memperhatikan kondisi Danau Buyan yang tidak memiliki aliran air keluar.

Input of nitrate and phosphate can potentially increase the concentration in aquatic system greater than the minimum requirement, as it triggers the overgrowth of organisms. Input of nitrate and phosphate in certain level exceed the quality standards can potentially cause pollution and degradation of water quality. Such condition could reduce water resources and esthetical value, tourisms and fishery potencies. In general, the degradation of water quality mainly occurs as a result of natural process as well as community activities. Problems arouse from this community activities are more likely handled by managing and lessening the pollution from its source. Environmental quality degradation in Buyan Lake is higher than the other four lakes in Bali and there has been a silting up process over the east, south and northwest sides of the lake, not to mention the overgrowth of water hyacinth. This process is generally begins by high level of erosion in rainy season. Runoff will sweep away the topsoil of catchments that consist of very rich nutrition to the lake. This condition is worsen by lack of outgoing stream, therefore result in the accumulation of pollution substances.
Research are aiming at:
1. Finding community activity as potential source to input of total amount of Nitrogen (N) and Phosphorus (P) based on land utilization at the catchments area; therefore we can take preventive and control action, minimize the pollution and set up the priority of solving problem.
2. Finding out water quality in term of the amount of N and P and determination of Lake Buyan's type of trophic level, therefore it can be used to determine model of water resources management.
Research hypothesis is community activities within catchment area of Buyan Lake, causes the high content of N and P in water.
Field research has been carried out from April to June 2003 at Buyan Lake, Buleleng Regency, Bali Province using survey and ex post facto method. Location was determined based on cluster and purposive approaches whereas determination of location of community activities was conducted on the basic of land utilization in catchments area. Samples of lake water were taken in 9 stations and of inlet water were taken from 11 stations along the lake bank.
Research variables are:
1. Input of N and P nutrients from land utilization at catchments area.
2. Water qualities of lake and inlet water, parameter used are N (Nitrate, Nitrite, Ammonia and total of N) and P (Phosphate and total of P).
3. Type of Buyan trophic level (criteria: hydrograph, trophic and hygienic).
Primary data were developed by sampling measurement where the secondary data got from related institution.
Data were analyzed descriptively with qualitative and quantitative approach. Input of nutrient N and P were calculated based on method in Jorgensen (1990) and erosion factor (Public Service 2000). Total amount of N and P from domestic waste were calculated by the number of population and value conversion such as know by Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) and Ryding & Rast (1989). Determination of water quality status used Ministry Decree No 115/2003 re Water Quality Status Manual Determination. Quality standards of water were compared to Government Act No 82/2001 re Water Quality Management and Water Pollution Control and studies such as mentioned in the literature. Type of trophic level was determined by modification of Technical Standard (Ryding and Rast 1989).
Result through calculation showed that input of N nutrient from agricultural utilization is 112.27 tons/year (62,15%), dry land and bushes is 0.39 tons/year (0.22%), and protected area is 68.00 tons/year (37,64%). Total average of N in the water from agricultural land (0.41 mg/I), was higher than dry land and bushes (0.31 mg/I), and protected area (0.29 mg/I). Input of nutrient P from agriculture activities is 8.13 tons/year (78.56%), dry land or bushes 0,04 tons/year (0.35%), and protected area of 2.18 tons/year (21.09%). Total average of P in water which catchments were used for agriculture was higher (0.90 mg/I) compare to dry land and bushes (0.72 mg/I), and protected area (0.76 mg/l). Unfortunately, the sewage system of the residential areas still use septic tanks and catchments wells. A consequence, it could leak out and mix with groundwater. Through septic tank and catchments wells, it was estimated that the amount of N organic and total of N each was 0,85 tons/year while the amount of dissolved P and total of P each was 0,30 tons/year. Total of N and P input from domestic waste are less than 0,38-0,68 tons/year and 0,18-0,22 tons/year.
The water quality of Buyan Lake fulfill quality standard grade III, pollution index (PI) value is 0,3202-0,5211, while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 1,9482-2,71.53 .(light pollution). Water quality measurement showed that the levels of nitrate (<0,01 mg/l) and nitrite (<0,001-0,006 mg/I) were low; on the contrary, the level of ammonia (0,025-0,23 mg/I) was greater than the minimum requirement for algae growth. Level of phosphate (0,44-0,72 mg/I) and total amount of P (0,66-1,02 mg/I) exceeds the minimum requirements for algae growth. Ratio of N (ammonia) and P (phosphate) of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a_ limiting factor. The inlet water quality fulfill quality standard grade III (PI=0,3251-0,8522), while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 3_,3575-1,9818 (light pollution). The inlet water quality showed that level of nitrate (<0,01-1,00 mg/I), ammonia (0,15-0,73 mg/I), and total of N (0,60-1,31 mg/I) already exceeding the minimum requirement for algae growth, except nitrite level (<0,0025-0,021 mg/I). Level of phosphate (0,45-1,09 mg/1) and total amount of P (0,72-2,12 mg/), were exceeding minimum requirement for algae growth. Type of trophic level is mesotrophic (with value of2 32).
Research conclusions are:
1. Community activities that potentially contribute to input of total amount of N and P, came from, respectively are agricultural, dry land and bushes, protected area, and residential.
2. Water quality of Buyan Lake for parameter N and P are still conform with the quality standard grade III, ratio of N and P of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a limiting factor. Type of trophic level of Buyan Lake is mesotrophic.
Research recommendations are:
1. Local government had best to carry out socialization to control of land utilization on land with 40% slope and regosol type and swamp area for agricultural.
2. Local government had best to carry out explanation and assisting to development of land cultivation must respect environmental condition.
3. Harvesting of water hyacinth need to undertake in participatory and regular system by local community. Local government can carry out explanation, training and assisting to make use of water hyacinth.
4. Local government had best to carry out regular monitoring of water quality and type of trophic level from the lake at certain season.
5. Water ecotourism development had best to attention Buyan Lake condition lack of outgoing stream.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Hana Ashillah
"Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis kelurahan yang berjumlah 261. Analisis data menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur selama kurun waktu 2017-2019 di wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar tidak memenuhi syarat sebanyak lebih dari 83%. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dengan faktor risiko berupa ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyzed the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: Ecological study design used secondary data and analysis units consisting of 261 sub-districts. Data analysis used correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water during the 2017-2019 period in the DKI Jakarta Province area mostly did not meet the standards by more than 83%. The area with vulnerable well water quality was North Jakarta City. Factors significantly related to well water quality were altitude (p = <0.001), population density (p = 0.015), and low education level (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A surveyon water quality was conducted in Cimanuk river in 1999/2000 representing the upstream down to estuary region...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Feby Efriana
"CDOM (Coloured Dissolved Organic Matter) merupakan bahan organik terlarut berwarna sebagai salah satu parameter kualitas air yang berfungsi sebagai penyerap cahaya Ultraviolet yang membahayakan biota laut dan sebagai indikator warna air laut. Perairan Pulau Derawan dan Pulau Panjang berada di Laut Sulawesi yang terkenal akan keanekaragaman baharinya dan menjadi tempat wisata yang memiliki minat tinggi oleh masyarakat. Pulau Derawan sebagai pulau berpenghuni dan Pulau Panjang sebagai pulau tidak berpenghuni. Persebaran CDOM tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan manusia namun juga faktor fisik yang mendukung seperti curah hujan, kedalaman perairan, habitat bentik, dan jarak dari garis pantai. Persebaran CDOM pada penelitian ini menggunakan data citra Sentinel- 2 A pada tahun 2019-2021 dengan menggunakan Algoritma rasio gelombang (a440)nm. Validasi Algoritma menggunakan data survei lapangan yang dilakukan pada tanggal 1 – 9 Desember 2021, Hasil Sampel air di uji pada laboratorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dengan hasil (R2 = 0,23) dan (RMSE =0,28). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan spasial-temporal dan analisis statistik menggunakan uji ANOVA one-way dan R-square. Hasil dari penggolahan data menunjukkan adanya hubungan antara faktor keberadaan manusia dan faktor fisik terhadap persebaran CDOM di Perairan Pulau Derawan dan Pulau Panjang. Dengan Faktor fisik yang paling berpengaruh adalah kedalaman perairan dan habitat bentik.

CDOM (Colored Dissolved Organic Matter) is a colored dissolved organic material which is one of the water quality parameters that functions as an absorber of Ultraviolet (UV) light that harms marine life and as an indicator of the color of sea water. The coastal waters of Derawan Island and Panjang Island are located in the Sulawesi Sea which are famous for their marine diversity and become tourist attractions that have high interest from the community. Derawan Island is a habited island while the Panjang Island is an uninhabited island. The distribution of CDOM values is not only influenced by human presence but also by supporting physical factors such as rainfall, water depth, benthic habitat, and distance from the shoreline. The distribution of CDOM carried out in this study was based on Sentinel- 2 Aimage data in 2019-2021 every month using the wave ratio algorithm (a440) nm. Algorithm validation uses field survey data conducted on 1 – 9 December 2021, Results Water samples were tested in the LIPI laboratory With the results (R2 = 0.23) and (RMSE = 0.28). The analysis used in this study is descriptive analysis with a spatial-temporal approach and descriptive statistical analysis using one-way ANOVA and R-square tests. The results of data processing indicate that there is a relationship between human presence factors and physical factors on the distribution of CDOM in the waters of Derawan Island and Panjang Island. The most influential physical factors are water depth and benthic habitat"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>