Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afif Abdurrahman Hilmi
"Penggunaan teknologi yang semakin luas di kalangan masyarakat membuat kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat pula. Sumber daya terbarukan adalah sumber daya yang masih dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia, salah satunya adalah energi matahari yang memiliki potensi sebesar 207,8 GWp di Indonesia sendiri. Solar Dish Stirling adalah suatu terobosan baru yang memanfaatkan energi matahari yang terkonsentrasi untuk menggerakkan mesin konversi energi berupa mesin Stirling. Pada penelitian ini, prototipe mesin Stirling dan parabolic dish concentrator dibuat. Parameter-parameter yang diamati ditangkap sensor-sensor berupa suhu. Data diambil setiap 1 jam dalam sehari di daerah UI Depok mulai dari jam 10 sampai jam 3 sore. Efisiensi dan daya output dari sistem dihitung menggunakan model termodinamika. Hasil dari eksperimen menunjukkan perubahan tekanan dan daya output yang dihasilkan mesin per jamnya. Optimasi juga dilakukan menggunakan perangkat lunak excel dengan variasi variabel tekanan awal fluida atau charged pressure dan perbedaan fluida kerja dengan data suhu maksimum dan minimum dari pengamatan sebagai perbandingan hasil penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini, kenaikan suhu absorber dapat menurunkan efisiensi absorber akibat naiknya heat losses pada permukaan absorber. Akan tetapi, kenaikan suhu absorber dapat meningkatkan suhu panas pada bagian mesin Stirling sehingga meningkatkan efisiensi termal dan daya output mesin Stirling.

The increasingly widespread use of technology in the community makes the need for electrical energy also increasing. Renewable resources are resources that can still be developed to meet electricity needs in Indonesia, one of which is solar energy which has a potential of 207.8 GWp in Indonesia itself. Solar Dish Stirling is a new breakthrough that utilizes concentrated solar energy to drive an energy conversion engine in the form of a Stirling engine. In this research, prototype Stirling engine and parabolic dish concentrator were made. The observed parameters are captured by sensors in the form of temperature. Data is taken every 1 hour a day in the UI Depok area from 10 am to 3 pm. The efficiency and output power of the system are calculated using a thermodynamic model. The results of the experiment show changes in pressure and output power produced by the engine per hour. Optimization is also carried out using excel software with variations in the initial fluid pressure variable or charged pressure and differences in working fluid with maximum and minimum temperature data from observations as a comparison of research results. The conclusion of this study, the increase in the temperature of the absorber can reduce the efficiency of the absorber due to the increase in heat losses on the surface of the absorber. However, an increase in the absorber temperature can increase the heat temperature of the Stirling engine, thereby increasing the thermal efficiency and output power of the Stirling engine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Bramantya Rizaldi Putra
"Kebutuhan listrik merupakan kebutuhan utama masyarakat Indonesia, dan setiap orang. Pada tahun 2020, ada 433 desa tanpa listrik di Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. Menurut Kementerian ESDM, total potensi energi terbarukan Indonesia adalah 417,8 gigawatt (GW). Potensi terbesar berasal dari matahari atau matahari sebesar 207.8 GW. Salah satu cara untuk memanfaatkan potensi energi surya yaitu dengan menggunakan Solar Dish Stirling Engine. Penelitian ini menggunakan mesin stirling tipe alpha dan menggunakan udara sebagai fluida kerja. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan putaran mesin, daya output mesin stirling, dan efisiensi daya output mesin stirling dengan menggunakan empat variasi panajang lengan piston yaitu 5 cm – 5 cm ( , 5 cm – 4,3 cm ( , 4,3 cm – 5 cm ( dan 4,3 cm – 4,3 cm ( . Dalam studi ini, penelitian menggunakan lampu halogen 500 Watt sebagai pengganti sumber panas matahri. Dari hasil penelitian, diperoleh kecepatan rpm maksimum pada 852 rpm dengan panjang lengan di 5 cm – 5 cm ( ). Hasil penelitian juga diperoleh bahwa kecepatan putaran mesin optimum terdapat pada panjang lengan 5 cm – 5 cm ( ) dengan nilai 0,39 W pada 839 rpm. Terakhir diketahui bahwa effisiensi mesin stirling terbesar yaitu 6,5 % pada panjang lengan 5 cm – 5 cm ( ).

The need for electricity is the main need of the Indonesian people, and everyone. In 2020, there are 433 villages without electricity in Indonesia. Indonesia has great potential as a source of renewable energy. According to the Ministry of Energy and Mineral Resources, Indonesia's total renewable energy potential is 417.8 gigawatts (GW). The greatest potential comes from the sun at 207.8 GW. One way to utilize the potential of solar energy is to use the Solar Dish Stirling Engine. This research uses an alpha stirling engine and uses air as the working fluid. This study aims to determine the engine rotation speed, Stirling engine output power, and Stirling engine output power efficiency using four variations of the piston arm length, namely 5 cm – 5 cm ( , 5 cm – 4,3 cm ( , 4,3 cm – 5 cm ( and 4,3 cm – 4,3 cm ( . In this study, the research used a 500 Watt halogen lamp as a substitute for the solar heat source. From the results of the study, the maximum rpm speed was obtained at 852 rpm with an arm length of 5 cm – 5 cm ( . The results of the study also showed that optimum engine rotation speed was found in the length of the arm 5 cm – 5 cm ( dengan nilai 0,39 W pada 839 rpm. Finally, it is known that the largest stirling engine efficiency is 6,5% at arm length 5 cm – 5 cm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Famdi Alfan Muhakiqi
"Dewasa ini panas bumi merupakan salah satu sumber energi alternatif yang banyak digunakan. Hal ini cukup beralasan karena panas bumi merupakan : sumber energi yang bersih, artinya hampir tidak ada polusi yang dihasilkan. Selain itu, merupakan sumber energi yang berkelanjutan. Sementara itu, kaiitan utama antara pengembangan stirling engine dan pemanfaatan energi geotermal berakar pada penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien. Diketahui pula bahwa. konsep utama dari stirling engine adalah pemanfaatan perbedaan suhu antara suhu panas dan suhu dingin. Sementara itu pada daerah - daerah yang memanfaatkon energi geotermal, terdapat dua aliran sumber suhu disekitarnya, yaitu : sumber panas yang berasal dari pusat bumi dan aliran air dingin yang biasanya berupa sungai - sungai kecil disamping sumber panas bumi. Kedua aliran yang berbeda suhu ini dapat dimanfaatkan sebagai penggerak stirling engine.
Didalam penulisan dan penelitian nantinya akan terdapat suatu tujuan seperti bagaimana merancang stirling engine yang memiliki karakteristik performa mesin yang baik. sehingga dapat dimanfatlkan secara luas dimasyarakat. Adapun metodologi yang dilekankan disini adalah penelilian dan percobaan lapangan hingga pengujian alat yang sudah jadi, sehingga hasil-hasilnya merupakan bahan tulisan yang akan. diangkat oleh penulis dan kesimpulan yang dapat ditarik nantinya adalah hasil performa dan karakteristik dari stirling engine yang dapat digunakan untuk pengembangan sumher energi panas bumi dan masyarakat luas nantinya Akhirnya. mahasiswa nantinya dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan analitis ,ilmiah, yang didapat dalam perkuliahan.

Recently, the use of geothermal energy have grown increasingly. It stands to reason that geothermal energy used, because geothermal energy is clean, there are no pollution that produced by geothermal energy. Beside that, geothermal energy is suistanable energy. By the way, main relationship beetwen development of stirling engine and geothermal energy base of the use of technology that it environmental friendly and efficient. Base concept of stirling engine is use of different temperature between hot temperature and cold temperature. Known, that there are two temperature source around of geothermal energy location. The first is hot source from geothermal energy and the second is cold source from river that move beside geothermal energy. Different temperature between hot temperature and cold temperature used by stirling engine as energy source.
The purpose of this study are to : Design a stirling engine with certain characteristic finally stirling engine con used by people. The methods applied in this study are : Direct research and then testing of stirling engine. until the results of them have reached, and then the results will he source of this writing. Finally from this writing we can get conclusion :performance and characteristic of stirling engine that can used by development of geothermal energy and so can used by people next time. Finally, student can develop and apply the analitical, scientific built in the classes at college later.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Restu Pramesti
"ABSTRAK
Pada COP ke-26 tahun 2021 di Glasgow, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen tanah air untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2060, seiring dengan aksi percepatan dalam rangka Paris Agreement dan United Nations Framework Convention on Climate Change. Fokus utama di sini adalah penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya energi surya yang memiliki potensi sangat besar di Indonesia dan dianggap menjadi pemegang peran penting dalam mewujudkan serangkaian pilar Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; dan climate action. Dalam upaya mencapai target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025, Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan program pengembangan dari pemanfaatan PLTS atap, terutama untuk daerah perkotaan yang memiliki permasalahan keterbatasan lahan. Penelitian ini akan difokuskan terkait perancangan sistem PLTS atap on-grid pada Gedung Teknologi 3, BRIN yang mana memiliki intensitas radiasi matahari cukup tinggi sekitar 4,83 kWh/m2/hari dan potensi pemanfaatan area atap yang luas menggunakan perangkat lunak PVsyst. Selain itu, dilakukan perbandingan atas fixed tilted plane dengan seasonal tilt adjustment terhadap nilai optimum tilt angle (OTA) tertentu dalam rangka memaksimalkan radiasi matahari untuk dimanfaatkan oleh panel surya. Berdasarkan analisis dan evaluasi secara teknis maupun ekonomis melalui empat skenario yang mampu dilakukan berdasarkan kombinasi hasil perhitungan jumlah komponen dengan pengaturan orientasi, dihasilkan perancangan PLTS yang memiliki pembangkitan sebesar 106,015 kWp dengan kebutuhan komponen sebanyak 233 modul surya dan 4 inverter serta melalui pengaturan orientasi berupa seasonal tilt adjustment adalah berkinerja paling optimal. Menurut aspek teknis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penggunaan energi listrik pada hari kerja sebesar 46% dan hari libur sebesar 61%, menghasilkan Performance Ratio (PR) sebesar 82,74%, dan menyediakan pembangkitan energi listrik sebesar 158.156 kWh per tahun dengan global incident in collector plane sebesar +2,4%, near shadings: irradiance loss sebesar -0,80%, dan IAM factor on global sebesar -1,84%. Sementara itu, menurut aspek ekonomis yang ditinjau, perancangan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap penghematan biaya tagihan listrik sebesar 37% per tahun, membutuhkan biaya investasi awal sebesar Rp2.220.984.249, menghasilkan Payback Period (PP) pada tahun ke-16, menyediakan Net Present Value (NPV) sebesar Rp2.612.851.243, dan membentuk Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,18 dengan umur proyek yang direncanakan selama 20 tahun.

ABSTRACT
At the 26th COP in 2021 in Glasgow, the Government of Indonesia emphasized the country's commitment to achieve net zero emissions (NZE) by 2060, along with accelerated action within the framework of the Paris Agreement and the United Nations Framework Convention on Climate Change. The main focus here is using renewable energy, especially solar energy, which has enormous potential in Indonesia and is considered to be an essential role holder in realizing a series of Sustainable Development Goals (SDGs) pillars, namely affordable and clean energy; industry, innovations, and infrastructure; and climate action. To achieve the 23% renewable energy target in the national energy mix by 2025, the Government of Indonesia is promoting a development program for using rooftop solar power plants, particularly in urban areas with limited land availability. This research will focus on designing an on-grid rooftop solar power plant system at Technology Building 3, BRIN, which has a high solar radiation intensity of around 4,83 kWh/m2/day and the potential to utilize a large roof area using PVsyst software. In addition, a comparison of the fixed tilted plane with the seasonal tilt adjustment to certain optimum tilt angle (OTA) values is carried out to maximize solar radiation to be utilized by solar panels. Based on the analysis and evaluation, technically and economically, through four scenarios that can be done based on the combination of the results of the calculation of the number of components with the orientation settings, the resulting solar power plant design has a generation of 106,015 kWp with a component requirement of 233 solar modules and 4 inverters and through orientation setting in the form of seasonal tilt adjustment is the most optimal performance. According to the technical aspects reviewed, the design can contribute to the use of electrical energy on weekdays by 46% and weekends by 61%, resulting in a Performance Ratio (PR) of 82,74%, and providing electrical energy generation of 158.156 kWh per year with a global incident in collector plane of +2,4%, a near shadings: irradiance loss of -0,80%, and a IAM factor on global of -1,84%. Meanwhile, according to the economic aspects reviewed, the design can contribute to savings in electricity bill costs of 37% per year, requiring an initial investment cost of IDR 2.220.984.249, generating a Payback Period (PP) in year 16, providing a Net Present Value (NPV) of IDR 2.612.851.243, and forming a Benefit Cost Ratio (BCR) of 1,18 with the planned project life of 20 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Kartika Sari
"Penurunan operasi pembangkit listrik PLTD Pesanggaran yang disebabkan oleh derating, tingkat efisiensi rendah, tingkat emisi dan kebisingan yang tinggi telah menimbukan masalah kelistrikan di Bali. Selain itu, PLTD Pesanggaran juga masih menggunakan bahan bakar minyak (single fuel) dimana biaya pokok produksi energi listrik meningkat seiring naiknya harga bahan bakar HSD (High Speed Diesel). Oleh sebab itu, untuk mempertahankan suplai listrik di Bali tetap terpenuhi, pemilik perusahaan melakukan efisiensi melalui program diversifikasi energi.
Pada tahun 2012, sebuah perusahaan konsultan telah dipilih untuk melakukan kajian FS (feasibility study) untuk menilai kelayakan operasi pembangkit. Kajian tersebut menyarankan agar perusahaan melakukan assets retirement without abandonment untuk PLTD Pesanggaran yaitu dengan melakukan penggantian (replacement) pembangkit lama dengan pembangkit baru yang menggunakan dual fuel engine.
Metode yang digunakan adalah perhitungan biaya COE, LCC dan economic life dari pembangkit lama maupun pembangkit baru. Penelitian menggunakan data amatan PLTD Pesanggaran, di Bali. Dengan metode tersebut dapat menghasilkan suatu model management tools untuk menentukan kelayakan keekonomiannya. Model management tools tersebut dapat dipakai untuk mempermudah pengambilan keputusan di kasus-kasus serupa pada pembangkit listrik PLTD.

The decline in diesel power plant operation Pesanggaran caused by derating, the level of low efficiency, emissions and noise levels are high already raises the problem of electricity in Bali. In addition, diesel Pesanggaran also still use fuel oil (single fuel) in which electrical energy production cost increases with rising fuel prices HSD (High Speed Diesel). Therefore, to maintain the supply of electricity in Bali remains unfulfilled, the owner of the company to improve efficiency through energy diversification program.
Additionally in 2012, a consulting firm has been selected to conduct a study FS (Feasibility Study) to assess the feasibility of plant operation. The study recommends that companies perform asset retirement without abandonment to diesel Pesanggaran by performing replacement (replacement) old plant with a new plant that uses a dual fuel engine.
A methodology is needed to conduct research studies both technical and economical feasibility of the concept. The study used data Pesanggaran diesel observations, in Bali. The methodology can produce a model management tools to determine its economic feasibility as well as to perform sensitivity testing of each parameter related. Model management tools can be used to facilitate decisionmaking in similar cases in the diesel power plant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Kurniawan
"Investasi di bidang ketenagalistrikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah yang cukup yang dapat memenuhi permintaan pasokan. Dengan Kebijakan pemerintah dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW yang tidak hanya bertujuan untuk mengatasi krisis listrik tetapi juga untuk mendorong perekonomian di Indonesia. Sumber daya primer yang melimpah di Indonesia khususnya batubara mencapai sebesar 104.9 milyar ton menjadi sumber energi utama penggerak pembangkit listrik 10.000 MW (PLTU) sehingga dapat menghasilkan energi yang dapat dijual sesuai dengan kapasitas masing-masing pembangkit.
Dengan menggunakan analisa model Inter Regional Input Output (IRIO) dapat diketahui hubungan antar sektor dan antar wilayah akibat adanya permintaan akhir sektor tertentu pada suatu wilayah sehingga dapat meningkatkan output dan pendapatan masyarakat. Dampak akibat pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW terhadap perekonomian Indonesia dari kurun waktu 2011 sampai tahun 2014 dilihat dari peningkatan output berturut-turut sebesar 0,51%, 1,31%, 1,97% dan 2,34% dari output awal sebesar Rp. 5.081,29 triliun, sedangkan peningkatan pendapatan berturut-turut sebesar 0.42%, 0,99%, 1,45% dan 1,72% dari pendapatan awal sebesar Rp. 825,92 triliun. Sekaligus memiliki disparitas yang cenderung mengecil pada tahun 2014.

Investment in the electricity sector is on every important factor to ensure the availability of electricity in sufficient quantities to meet rising demand. With Government policy in the acceleration of 10,000 MW power project, which not only aims to overcome the power crisis but also to stimulate the economy in Indonesia. Primary resources are abundant in Indonesia, especially for coal reached 104.9 billion tons to the main energy source driving the 10,000 MW power plant (power plant) so as to generate energy that can be sold in accordance with the capacity of each plant.
By using the analysis model of the Inter Regional Input Output (IRIO) can be determined the relationship between sectors and between regions due to there cent demand for a particular sector in a region so as to increase output and incomes. Impacts due to construction of 10,000 MW power plant on the economy of Indonesia from the period 2011 to 2014, seen from the increased output respectively by 0.51%, 1.31%, 1.97% and 2.34% of initial output of Rp. 5081.29 billion, while revenue increased respectively by 0:42%, 0.99%, 1.45% and 1.72% of the initial income of Rp. 825.92 trillion. Well have a disparity that tends to shrink in 2014.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31827
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahman Darmawan
"Pada sebuah LNG complex site, terdapat dua permasalahan, yaitu rendahnya kehandalan di pembangkit listrik existing LNG plant dan adanya beban baru dari new LNG plant. Kemudian dibuatlah beberapa alternatif pemecahan masalah untuk dua permasalahan tersebut. Setelah dianalisis, alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dilakukan adalah pembangunan pembangkit listrik baru untuk memenuhi beban baru dan diinterkoneksi ke pembangkit listrik eksisting untuk meningkatkan kehandalannya. Kesalahan pemilihan pembangkit listrik baru akan menyebabkan inefisiensi dan tidak mampu mengatasi permasalahan rendahnya kehandalan di existing LNG plant.
Akan dilakukan penelitian untuk menentukan jenis dan kapasitas serta jumlah unit pembangkit listrik baru yang tepat. Sehingga keseluruhan pembangkit listrik, eksisting maupun baru, dapat menyuplai energi listrik dengan handal dan efisien serta dengan biaya serendah mungkin sesuai dengan prinsip to provide good quality energy at the lowest possible cost. Dari beberapa alternatif pembangkit listrik baru akan dicari alternatif pembangkit listrik yang paling optimal dari sisi kehandalan dan keekonomian pembangkit.
Parameter kehandalan pembangkit menggunakan metode LOLP (Loss of Load Probability) sedangkan parameter keekonomian pembangkit menggunakan perhitungan COE (Cost of Electricity) dan LCC (Lifecycle Cost). Kemudian dilakukan analisis kelayakan investasi guna mengetahui apakah investasi pembangkit listrik baru tersebut layak. Berdasar analisis, PLTMG 6x16 MW adalah yang paling optimal secara kehandalan dan keekonomian pembangkit listrik. Minimal terjadinya total black out pada kondisi eksisting adalah 50 hari per tahun, sedangkan LOLP setelah penambahan pembangkit listrik baru ini adalah 2,93 hari per tahun. Investasi pembangkit listrik tersebut dinyatakan layak.

There are two problems in an LNG complex site, lack of reliability of the power plant in the existing LNG plant and additional load of new LNG plant. Then defined some alternatives to solve these problems. After these alternatives has been analyzed, the best alternative can be done is create new power plant to cater the new load and to be interconected with the existing power plant to increase the reliability. Miscasting the new power plant will cause an innefficiency and cannot increase the reliability of electricity supply in the LNG complex site.
The purposes of this research are to choose the best type of power plant for the new power plant, how much the capacity and the number of the new power plant. So that the new and existing power plant can supply the electricity to whole LNG complex site with high reliability at the lowest possible cost, suitable with motto ?to provide good quality energy at the lowest possible cost. From some alternatives of new power plants, will be analyzed which is the most optimal power plant in terms of reliability and economical.
Reliability parameter of power plant using LOLP (Loss of Load Probability) method while economic parameter of power plant using COE (Cost of Electricity) and LCC (Lifecycle Cost). Investment feasibility analysis to determine wheter the investment of new power plant is feasible. The result of the analysis, Gas Engine Power Plant 6x16 MW is the most optimal alternative in term of reliability and economical. Minimum total black out of existing system is 50 days per year, while the LOLP after interconnected with the new power plant become 2,93 days per year. The investment of that power plant is feasible.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Ariani
"Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi daya listrik. Adanya gangguan pada salah satu sistem tenaga listrik tersebut akan berpengaruh terhadap sistem lainnya. Analisis yang akan dilakukan adalah pengaruh adanya gangguan pada sistem saluran transmisi jaringan 150 kV terhadap kinerja sistem proteksi pada pembangkit listrik, khususnya di PLTGU UBP Priok, yang mengakibatkan beberapa unit trip bahkan padam total disebabkan oleh jatuh tegangan sesaat akibat gangguan yang terjadi. Menganalisis unjuk kerja dari sistem proteksi yang ada di PLTGU UBP priok yaitu relai proteksi numerik REG216 untuk memproteksi generator dan transformatornya, serta relai MVAG sebagai relai proteksi jatuh tegangan disisi 6 kV terhadap gangguan yang terjadi disistem transmisi. Saat terjadi gangguan hubung singkat di sistem transmisi 150 kV, relay proteksi yang bekerja adalah relai under voltage, yang telah mencapai waktu pick-up 4 detik.
Hasil dari analisis ini menunjukan kinerja sistem proteksi pembangkit di PLTGU Priok secara koordinasi antar sistem belum mampu memenuhi konsep operasi sistem pembangkit.Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi daya listrik. Adanya gangguan pada salah satu sistem tenaga listrik tersebut akan berpengaruh terhadap sistem lainnya. Analisis yang akan dilakukan adalah pengaruh adanya gangguan pada sistem saluran transmisi jaringan 150 kV terhadap kinerja sistem proteksi pada pembangkit listrik, khususnya di PLTGU UBP Priok, yang mengakibatkan beberapa unit trip bahkan padam total disebabkan oleh jatuh tegangan sesaat akibat gangguan yang terjadi. Menganalisis unjuk kerja dari sistem proteksi yang ada di PLTGU UBP priok yaitu relai proteksi numerik REG216 untuk memproteksi generator dan transformatornya, serta relai MVAG sebagai relai proteksi jatuh tegangan disisi 6 kV terhadap gangguan yang terjadi disistem transmisi. Saat terjadi gangguan hubung singkat di sistem transmisi 150 kV, relay proteksi yang bekerja adalah relai under voltage, yang telah mencapai waktu pick-up 4 detik. Hasil dari analisis ini menunjukan kinerja sistem proteksi pembangkit di PLTGU Priok secara koordinasi antar sistem belum mampu memenuhi konsep operasi sistem pembangkit. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Arnol
"Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu makin meningkat sebagai sumber energi listrik terbarukan. Salah satu permasalahan dalam pemanfaatan PLTB adalah pengendalian generator induksi. Pada penelitian ini telah dirancang pengendali RFOC, Full Observer dan pengendali daya sebagai satu kesatuan kendali generator induksi. Tipe generator induksi yang dipakai adalah SCIG. Pengendali Rotor Flux Oriented Control (RFOC) adalah pengendali vektor yang mengatur arus stator. RFOC terdiri dari dua bagian yaitu decoupler dan pengendali PI untuk mengendalikan arus. Pengendali RFOC adalah pengendali yang memerlukan masukan arus stator referensi, arus stator generator dan kecepatan putar rotor generator.
Untuk mendapatkan kecepatan putar rotor generator, dalam penelitian ini didesain full order observer sebagai masukan pengendali RFOC sehingga tidak menggunakan sensor kecepatan. Sedangkan pengendali daya didesaian agar daya keluaran generator sesuai dengan daya referensi yang diberikan. Analisa dilakukan berdasarkan hasil simulasi pada MATLAB/Simulink dan C-Mex S-Function. Berdasarkan hasil simulasi, RFOC yang dirancang telah berhasil mengendalikan generator dengan perubahaann arus stator sumbu q, full observer dapat mengestimasi state dengan error 5% pada model dan kecepatan putar dengan error 0.43% dan waktu stabil 1.4s dan pengendali daya bekerja dengan baik.

The use of wind power plants as a source of renewable electric energy is increasing. One of the problems in the utilization wind turbin is the control of an induction generator. In this study, RFOC, Full Observer and Power Controller have been designed as control of induction generator. Induction generator type used is SCIG. Controlling Rotor Flux Oriented Control (RFOC) is a vector controller that regulates the stator currents. RFOC consists of two parts, decoupler and current PI controller. RFOC controller requires input reference stator current, stator current generator and the generator rotor rotational speed.
In this study, instead of speed sensor, full order observer has been used to estimate generator rotor speed. Power controller is used to regulate the generator output power in accordance with the references given. In this study, verification of controller performance has been done by using simulation MATLAB/Simulink. Simulation results show that RFOC, full observer and power controller have achieved its performance. RFOC has control the generator with change of q-axis stator current. Full observer has estimate with 5% error, and rotational speed with 0.43% with 1.4s. Power control have also worked well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43323
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan Adipradana
"Desa Tunggul Bute adalah salah satu desa yang memanfaatkan pembangkit listrik air mikro (PLTMH) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Potensi air Sungai Mendingin yang berada di Desa Tunggul Bute mencapai 207 kW. Berdasarkan hasil perhitungan debit dengan metode F.J. Mock, didapatkan debit andalan sebesar 0,86 m3/detik. Sedangkan tinggi efektif yang tersedia adalah sebesar 17,678 meter.
Berdasarkan profil beban Desa Tunggul Bute, diperkirakan beban puncak Desa Tunggul Bute sebesar 50,3 kW pada tahun 2018. Optimasi potensi pembangkit didapatkan dari penggunaan debit sebesar 0,86 m3/detik dan tinggi efektif 12,73 meter sehingga didapatkan kapasitas pembangkit sebesar 53 kW. Konfigurasi tersebut menyebabkan penyesuaian tinggi pada saluran pembawa menjadi 1,25 meter dan penyesuaian tinggi saluran pelimpah menjadi 1 meter. Sedangkan struktur bangunan sipil lainnya masih tetap dapat digunakan tanpa diperlukan penyesuaian yang berarti.

Tunggul Bute village is one’s of a village that used micro hydro power plant (PLTMH) to suply their energy needs. Water potency from Sungai Mendingin in Tunggul Bute village can generate up to 207 kW of energy. Based on the water flow calculations method by F.J. Mock, resulting 0,86 m3/second of potential water flow. Meanwhile, the effective head available around the location are 17,678 meters.
According to Tunggul Bute village load characteristic, the prediction of Tunggul Bute village peak load demand up to 50,3 kW in 2018. The optimization of power plants can be achieve by using 0,86 m3 /second of water flow and 12,73 meters of effective head to generate 53 kW of electricity. This configuration caused adjustment on headrace channel to becomes 1,25 meters of heigh and adjustment on spilway to becomes 1 meters of height. Meanwhile the structure of other civil constructions can be used without any major adjustment."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>