Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aga Daruwiranda
"Penelitian ini membahas warna lokal tradisi budaya karapan sapi di Madura. Korpus penelitian ini adalah cerita pendek Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeksipsikan karapan sapi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi menjadi identitas budaya masyarakat Madura, (2) mengungkapkan warna lokal serta keunikan yang terjadi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi, dan (3) menjelaskan aspek budaya dan ekonomi tokoh utama mempengaruhi warna lokal sehingga terjadi transformasi budaya serta menemukan solusi untuk permasalahan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan, yaitu kualitatif dan deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi pustaka. Teori yang digunakan bersumber dari beberapa ahli berupa struktur dalam (intrinsik), yaitu penokohan dan latar; struktur luar (ekstrinsik) warna lokal dan kajian intertekstual sebagai media untuk mengkaji warna lokal berupa identitas budaya, yaitu karapan sapi di Madura dalam aspek budaya dan ekonomi serta keterkaitannya sehingga terjadi transformasi budaya karapan sapi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tradisi karapan sapi merupakan budaya yang mengungkapkan jati diri masyarakat Madura sesuai gambaran dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan. Tradisi tersebut patut dilestarikan, namun dengan beberapa catatan yang akan dibahas pada penelitian ini.

This study discusses the local color of the karapan sapi cultural tradition in Madura. The corpus of this research is the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi. This study aims to (1) describes the karapan sapi in the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi to become the cultural identity of the Madurese community, (2) reveal the local color and uniqueness that occurs in the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi, and (3) explains the cultural and economic aspects of the main character influencing local colors so that cultural transformation occurs and finds solutions to existing problems. This study used a combined research method, namely qualitative and descriptive. This study used library research. The theory used comes from several experts in the form of internal structure (intrinsic), namely characterization and setting; the external structure (extrinsic) of local colors and intertextual studies as a medium to study local colors in the form of cultural identity, namely karapan sapi in Madura in cultural and economic aspects and their relationship so that there is a cultural transformation of karapan sapi in the short story Sapi-Sapi Karapan. Based on the results of the study, it can be concluded that the karapan sapi tradition is a culture that expresses the identity of the Madurese community according to the description in the short story Sapi-Sapi Karapan. This tradition should be preserved, but with some notes that will be discussed in this study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aga Daruwiranda
"Penelitian ini membahas warna lokal tradisi budaya karapan sapi di Madura. Korpus penelitian ini adalah cerita pendek Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeksipsikan karapan sapi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi menjadi identitas budaya masyarakat Madura, (2) mengungkapkan warna lokal serta keunikan yang terjadi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan karya Zainal A. Hanafi, dan (3) menjelaskan aspek budaya dan ekonomi tokoh utama mempengaruhi warna lokal sehingga terjadi transformasi budaya serta menemukan solusi untuk permasalahan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan, yaitu kualitatif dan deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi pustaka. Teori yang digunakan bersumber dari beberapa ahli berupa struktur dalam (intrinsik), yaitu penokohan dan latar; struktur luar (ekstrinsik) warna lokal dan kajian intertekstual sebagai media untuk mengkaji warna lokal berupa identitas budaya, yaitu karapan sapi di Madura dalam aspek budaya dan ekonomi serta keterkaitannya sehingga terjadi transformasi budaya karapan sapi dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tradisi karapan sapi merupakan budaya yang mengungkapkan jati diri masyarakat Madura sesuai gambaran dalam cerpen Sapi-Sapi Karapan. Tradisi tersebut patut dilestarikan, namun dengan beberapa catatan yang akan dibahas pada penelitian ini.
This study discusses the local color of the karapan sapi cultural tradition in Madura. The corpus of this research is the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi. This study aims to (1) describes the karapan sapi in the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi to become the cultural identity of the Madurese community, (2) reveal the local color and uniqueness that occurs in the short story Sapi-Sapi Karapan by Zainal A. Hanafi, and (3) explains the cultural and economic aspects of the main character influencing local colors so that cultural transformation occurs and finds solutions to existing problems. This study used a combined research method, namely qualitative and descriptive. This study used library research. The theory used comes from several experts in the form of internal structure (intrinsic), namely characterization and setting; the external structure (extrinsic) of local colors and intertextual studies as a medium to study local colors in the form of cultural identity, namely karapan sapi in Madura in cultural and economic aspects and their relationship so that there is a cultural transformation of karapan sapi in the short story Sapi-Sapi Karapan. Based on the results of the study, it can be concluded that the karapan sapi tradition is a culture that expresses the identity of the Madurese community according to the description in the short story Sapi-Sapi Karapan. This tradition should be preserved, but with some notes that will be discussed in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian R.T.L. Syam
"Sastra sebagai cerminan kondisi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Saat ini ada banyak karya sastra yang mengangkat kebudayaan dalam sastra dengan tema kedaerahan. Salah satunya adalah cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Cerpen tersebut mampu memberikan gambaran yang baik mengenai upacara Rambu Solo’ sebagai kebudayaan masyarakat Toraja yang masih dilakukan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan warna lokal dan representasi sistem kepercayaan aluk todolo masyarakat Toraja dalam cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska memuat beberapa hal terkait warna lokal. Pertama, adanya penggunaan nama diri yang mengacu pada hari dan tempat kelahiran, serta bentuk panggilan yang digunakan masyarakat Toraja. Kedua, cerpen “Rambu Solo’” bertema proses perjuangan keluarga Raiya untuk menyelenggarakan upacara Rambu Solo’ bagi Ambe. Ketiga, latar tempat dalam cerpen adalah Tongkonan, sumbung, dan dapur. Selain itu, warna lokal juga ditunjukkan dengan adanya motivasi masyarakat Toraja saat mempersembahkan hewan ternak dalam Rambu Solo’, mata pencarian, prosesi pemakaman dalam Rambu Solo’, dan makna ukiran bagi masyarakat Toraja. Representasi sistem kepercayaan aluk todolo dalam cerpen “Rambu Solo’” dihadirkan melalui adanya objek penyembahan, pokok ajaran aluk, dan hukum dalam aluk todolo.

Literature as a reflection of the condition of society cannot be separated from culture. Currently there are many literary works that raise culture in literature with regional themes. One of them is the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. The short story is able to provide a good picture of the ceremony Rambu Solo’ as a Toraja culture which is still practiced today. This study aims to explain the local color and representation of the belief system of aluk todolo people of Toraja in the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. This study uses a qualitative descriptive method with a sociology of literature approach. The results showed that the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska contained three things related to local colors. First, there is the use of self-names that refer to the day and place of birth, as well as the form of calling used by the Toraja people. The short story “Rambu Solo’” is themed on the process of the Raiya family's struggle to hold a ceremony Rambu Solo’ for Ambe. Second, the setting in the short story is Tongkonan, sumbung, and the kitchen. Third, the local color is also shown by the motivation of the Toraja people when offering livestock in the ceremony Rambu Solo’, livelihood, funeral processions in the ceremony Rambu Solo’, and the meaning of carving for the Toraja people. Representation belief system aluk todolo in the short story “Rambu Solo’” presented through their object of worship, the basic teachings of aluk and the law in aluk todolo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian R.T.L. Syam
"Sastra sebagai cerminan kondisi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Saat ini ada banyak karya sastra yang mengangkat kebudayaan dalam sastra dengan tema kedaerahan. Salah satunya adalah cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Cerpen tersebut mampu memberikan gambaran yang baik mengenai upacara Rambu Solo’ sebagai kebudayaan masyarakat Toraja yang masih dilakukan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan warna lokal dan representasi sistem kepercayaan aluk todolo masyarakat Toraja dalam cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen “Rambu Solo’” karya Sulfiza Ariska memuat beberapa hal terkait warna lokal. Pertama, adanya penggunaan nama diri yang mengacu pada hari dan tempat kelahiran, serta bentuk panggilan yang digunakan masyarakat Toraja. Kedua, cerpen “Rambu Solo’” bertema proses perjuangan keluarga Raiya untuk menyelenggarakan upacara Rambu Solo’ bagi Ambe. Ketiga, latar tempat dalam cerpen adalah Tongkonan, sumbung, dan dapur. Selain itu, warna lokal juga ditunjukkan dengan adanya motivasi masyarakat Toraja saat mempersembahkan hewan ternak dalam Rambu Solo’, mata pencarian, prosesi pemakaman dalam Rambu Solo’, dan makna ukiran bagi masyarakat Toraja. Representasi sistem kepercayaan aluk todolo dalam cerpen “Rambu Solo’” dihadirkan melalui adanya objek penyembahan, pokok ajaran aluk, dan hukum dalam aluk todolo.

Literature as a reflection of the condition of society cannot be separated from culture. Currently there are many literary works that raise culture in literature with regional themes. One of them is the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. The short story is able to provide a good picture of the ceremony Rambu Solo’ as a Toraja culture which is still practiced today. This study aims to explain the local color and representation of the belief system of aluk todolo people of Toraja in the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska. This study uses a qualitative descriptive method with a sociology of literature approach. The results showed that the short story “Rambu Solo’” by Sulfiza Ariska contained three things related to local colors. First, there is the use of self-names that refer to the day and place of birth, as well as the form of calling used by the Toraja people. The short story “Rambu Solo’” is themed on the process of the Raiya family's struggle to hold a ceremony Rambu Solo’ for Ambe. Second, the setting in the short story is Tongkonan, sumbung, and the kitchen. Third, the local color is also shown by the motivation of the Toraja people when offering livestock in the ceremony Rambu Solo’, livelihood, funeral processions in the ceremony Rambu Solo’, and the meaning of carving for the Toraja people. Representation belief system aluk todolo in the short story “Rambu Solo’” presented through their object of worship, the basic teachings of aluk and the law in aluk todolo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Deskripsi ookista-ookista Eimeria illinoisensis dan Eimeria bukidnonensis dari sapi-sapi perah (Bos taurus) yanag berassal dari kabupaten Sukabumi dan kabupaten Bandung telah dibuat dan prevalensi serta waktu sporulasinya telah dilaporkan. Deskripsi ookista-ookista ini yang dibuat oleh Levine dan Ivens (1970) juga dikemukakan sebagai perbandingan.
"
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irvie Ekadian Putri
"Artikel ini berisi uraian mengenai penyajian warna lokal Korsika yang tercermin dalam sebuah cerita pendek berjudul Une Vendetta karya Guy de Mauppasant. Cerita pendek yang mengisahkan tradisi untuk melakukan vendetta di Korsika pada abad ke-19 ini memperlihatkan bahwa balas dendam atas kematian anggota keluarga akibat dibunuh sangat penting karena hal ini menyangkut martabat keluarga serta agama dan kepercayaan masyarakat Korsika. Agama Katolik di Korsika pada masa itu sudah berakulturasi dengan kebudayaan setempat sehingga masyarakat Korsika percaya bahwa arwah anggota keluarga yang meninggal hanya dapat tenang di surga apabila balas dendam dapat terlaksana. Selain itu, pada abad ke-19, kehidupan masyarakat Korsika masih sangat sederhana dan sumber kehidupan sehari-hari mereka adalah berburu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Korsika untuk memiliki anjing peliharaan karena anjing selalu dimanfaatkan untuk berburu. Penelitian menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes.

This article contains a description of the Corsican local color that is reflected in Une Vendetta, a short story by Guy de Mauppasant. The short story that tells of a tradition in Corsica to make a vendetta in the 19th century shows that revenge for the death of a family member who was killed is very important because it concerns the dignity of the family, religion and belief Corsican society. Religion in Corsica at that time already acculturated to the local culture so they believe that the spirits of the Corsican family members who died only be calm in paradise when revenge can be accomplished. Moreover, in the 19th century, the daily life in Corsica was very severe and the source of their daily lives is hunting. Therefore, it is important for Corsican society to have a pet dog because the dog always used to hunt. The study uses a structural approach of Roland Barthes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Puji Rakhmi
"Tesis ini membahas pengaruh penerapan metode dan prosedur pengalihan warna lokal
dalam cerpen “Rumah Hujan“ karya Dewi Ria Utari (2015) ke bahasa Jerman dilihat dari
teori skopos. Tesis ini berbentuk kritik terjemahan yang menggunakan model analisis teks
Nord dan menjadikan skopos sebagai kriteria penilaian terjemahan. Dalam penelitian
ditemukan bahwa terdapat banyak kata sapaan dan ungkapan Jawa yang dapat menjadi
tantangan penerjemah dalam mencari padanannya. Dalam upaya mengatasi masalah
penerjemahan itu, penerjemah banyak menghilangkan warna lokal dengan menerapkan
prosedur padanan fungsional dan penerjemahan harfiah. Hanya sebagian dari warna lokal
yang dipertahankan oleh penerjemah dan diberi penjelasan tambahan untuk
menjembatani kesenjangan informasi. Sayangnya, penghilangan warna lokal itu
berdampak pada capaian tujuan penerjemahannya, yaitu untuk memperkenalkan
kebudayaan lokal kepada pembaca TSa. Jadi, meskipun pembaca TSa dapat menikmati
isi cerpen, unsur-unsur kultural tidak tersampaikan secara utuh karena penerjemah tidak
memanfaatkan pendekatan skopos dengan sepenuhnya

This thesis discusses the effect of methods and procedures application in local color
transfer of the short story “Rumah Hujan” by Dewi Ria Utari (2015) to German based on
skopos theory. The form of this research is translation criticism using the Nord text
analysis model and skopos as the criteria for translation assessment. The research
indicates that there are many Javanese greetings and expressions posing a problem in
finding their equivalents. In the efforts to solve the problem, the translator eliminates
many local colors by applying the functional equivalent functional and literal translation.
Only some of the local colors were retained by the translator and given additional
explanations to bridge the information gap. Unfortunately, the removal of the local color
had an impact on the achievement of translation goal, which is to introduce local culture
to TT readers. So, although TT readers can enjoy the short story content, cultural elements
are not conveyed well because the translator does not fully utilize the skopos approach
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indi Mutiara Saniyah
"Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keunikan budaya. Salah satu keunikan budaya di Kalimantan Selatan adalah adat istiadatnya yang berkaitan dengan upacara adat dan ritual. Dalam karya sastra, kedua unsur kedaerahan tersebut disebut sebagai warna lokal yang diharapkan dapat menggambarkan latar belakang dan refleksi pengarang terhadap dunia di sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas warna lokal upacara Aruh dan ritual Balian; sistem kepercayaan masyarakat; dan penempatan leluhur dalam cerita pendek Perempuan Balian karya Sandi Firly yang dimuat dalam Cerita Pendek Pilihan Kompas 2012 Laki-laki Pemanggul Goni. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber data penelitian yang diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warna lokal upacara Aruh diselenggarakan setelah panen padi dan ritual Balian sebagai ritual untuk menyembuhkan orang sakit. Upacara Adat dan ritual tersebut juga menggambarkan atau dipengaruhi pengarangnya yang berasal dari Kalimantan.

South Kalimantan is one of the provinces in Indonesia which has its own unique culture. One of the uniqueness of culture in South Kalimantan is its customs related to traditional ceremonies and rituals. In literary works, these two regional elements are referred to as local colors which are expected to describe the author's background and reflection on the world around him. Therefore, this study will discuss the local colors of the Aruh Ceremony and Balian ritual in the short story Women Balian by Sandi Firly. This study uses the short story Women Balian by Sandi Firly, which was published in the 2012 short story Kompas Choice Burlap Boy and published by PT Kompas Media Nusantara in 2013 as a data source. This research uses literature study method and sociology of literature approach. The results of this study indicate that the local color of the Aruh ceremony is carried out after the rice harvest and the Balian ritual as a ritual to heal the sick. The traditional ceremonies and rituals also describe or are influenced by the author who comes from Kalimantan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Suroyo
"ABSTRAK
Di daerah penelitian dan sekitarnya, reservoir karbonat pada Formasi Kujung adalah salah satu target eksplorasi. Salah satu syarat batuan karbonat sebagai reservoir yaitu harus mempunyai porositas dan permeabilitas yang baik agar mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon. Semakin besar angka porositas berarti pori-pori di dalam batuan tersebut semakin banyak, selain itu pori-pori yang saling terkoneksi akan meningkatkan permeabilitas batuan. Pengetahuan dan pemahaman mengenai porositas pada batuan karbonat dan penyebarannya sangat penting dalam eksplorasi. Pada penelitian ini dilakukan indentifikasi sebaran porositas Formasi Kujung I dengan metode penerapan aplikasi atribut pada data seismik 3D yang meliputi inversi, anttrack serta spectral decomposition. Berdasarkan penerapan atribut seismik tersebut, disimpulkan bahwa pada zona target porositas berkembang baik, selain itu ditemukan adanya fenomena low frequency shadow zone yang dapat digunakan sebagai indicator hidrokarbon pada zona target tersebut. Dengan adanya dua parameter yaitu porositas serta indikator hidrokarbon, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa zona target sangat potensial sebagai reservoar yang mengandung hidrokarbon dan dapat dikembangkan sebagai target eksplorasi.

ABSTRACT
Study area and its surroundings, carbonate reservoir of Kujung Formation is one of the exploration target. The requirements of carbonate rock as a reservoir is must have a good porosity and permeability. Higher number of porosity it is mean there are lot of the pores in the rock, and also interconnected lot of pores will be increased permeability. So the carbonate rock with good porosity and permeability will be able to store and flow hydrocarbons. Knowledge and understanding of porosity in carbonate
rocks and the distribution is very important in exploration. In this research, the
identification of the distribution of porosity Kujung I Formation is using seismic
attribute method. The seismic attribute application on the 3D seismic data covering the inversion, ant - track as well as the spectral decomposition. The final result of applied seismic attributes, concluded that the porosity of the target zone is well developed. The study also found the phenomenon of low frequency shadow in the target zone that could be as an indicator of hydrocarbons. With two parameters, porosity and hydrocarbon indicators, the study summarized that the target zone is a potential reservoir with
hydrocarbons possibility and could be developed as an exploration target"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T45732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanafi Suroyo
"ABSTRAK
Di daerah penelitian dan sekitarnya, reservoir karbonat pada Formasi Kujung adalah salah satu target eksplorasi. Salah satu syarat batuan karbonat sebagai reservoir yaitu harus mempunyai porositas dan permeabilitas yang baik agar mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon. Semakin besar angka porositas berarti pori-pori di dalam batuan tersebut semakin banyak, selain itu pori-pori yang saling terkoneksi akan meningkatkan permeabilitas batuan. Pengetahuan dan pemahaman mengenai porositas pada batuan karbonat dan penyebarannya sangat penting dalam eksplorasi. Pada penelitian ini dilakukan indentifikasi sebaran porositas Formasi Kujung I dengan metode penerapan aplikasi atribut pada data seismik 3D yang meliputi inversi, ant-track serta spectral decomposition. Berdasarkan penerapan atribut seismik tersebut, disimpulkan bahwa pada zona target porositas berkembang baik, selain itu ditemukan adanya fenomena low frequency shadow zone yang dapat digunakan sebagai indikator hidrokarbon pada zona target tersebut. Dengan adanya dua parameter yaitu porositas serta indikator hidrokarbon, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa zona target sangat potensial sebagai reservoar yang mengandung hidrokarbon dan dapat dikembangkan sebagai target eksplorasi.

ABSTRACT
Study area and its surroundings, carbonate reservoir of Kujung Formation is one of the exploration target. The requirements of carbonate rock as a reservoir is must have a good porosity and permeability. Higher number of porosity it is mean there are lot of the pores in the rock, and also interconnected lot of pores will be increased permeability. So the carbonate rock with good porosity and permeability will be able to store and flow hydrocarbons. Knowledge and understanding of porosity in carbonate rocks and the distribution is very important in exploration. In this research, the identification of the distribution of porosity Kujung I Formation is using seismic attribute method. The seismic attribute application on the 3D seismic data covering the inversion, ant track as well as the spectral decomposition. The final result of applied seismic attributes, concluded that the porosity of the target zone is well developed. The study also found the phenomenon of low frequency shadow in the target zone that could be as an indicator of hydrocarbons. With two parameters, porosity and hydrocarbon indicators, the study summarized that the target zone is a potential reservoir with hydrocarbons possibility and could be developed as an exploration target."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>