Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasminne Nur Annisa Iman
"Buku Calligraphies of Love, sebuah buku kumpulan kaligrafi karya Hassan Massoudy yang merupakan kaligrafer kontemporer Irak. Hassan menghasilkan karya kaligrafi dengan menggabungkan kaligrafi tradisional dan seni kontemporer hingga menghasilkan kaligrafi kontemporer yang indah dan mendunia. Masalah yang diangkat dalam penelitian adalah bagaimana tipografi dan pengaplikasian warna yang digunakan Hassan Massoudy dalam buku Calligraphies of Love, apa objek yang dilukis Hassan dalam kaligrafinya, dan makna dan pesan apa yang ingin disampaikan Hassan melalui karyanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif naratif dengan menarasikan penelitian dari hasil pengamatan visual. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori kaligrafi Arab kontemporer. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Hassan Massoudy menggunakan tipografi kaligrafi kontemporer ekspresionis, tradisional dan abstrak dalam buku Calligraphies of Love. Hassan memainkan warna-warna cerah seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, toska dan warna netral seperti coklat dan hitam dalam buku Calligraphies of Love. Melalui buku Calligraphies of Love, makna dan pesan yang ingin disampaikan Hassan adalah gagasan perdamaian, toleransi dan cinta.

Calligraphies of Love, a calligraphy collection book by Hassan Massoudy, a contemporary Iraqi calligrapher who makes calligraphic works by combining traditional calligraphy and contemporary art to produce beautiful and worldwide contemporary calligraphy. Formulation of the problem that will be discussed related to how the typography and color application Hassan Massoudy used in his book Calligraphies of Love, what objects Hassan painted in his calligraphy, and what is Hassan wanted to convey through his work. This study used a descriptive qualitative narrative method by narrating the research from visual observations. This research uses contemporary Arabic calligraphy theory. This research found that Hassan Massoudy used contemporary expressionist, traditional and abstract calligraphy typography in the book Calligraphies of Love. Hassan plays bright colors like red, orange, yellow, green, blue, turquoise and neutral colors like brown and black in the book Calligraphies of Love. Through the book Calligraphies of Love, the meaning and message that Hassan wanted to convey was the idea of peace, tolerance and love."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riyadh: King Faisal Center for Research and Islamic Studies, 1986
R 745.674927 ARA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Suranta Abd. Rahman
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aura Shifa Aprilyza
"Masjid Asmaul Husna di Gading Serpong menggunakan desain kaligrafi Asmaul Husna yang menghiasi setiap dinding luar masjid menggunakan tulisan kaligrafi Arab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana karakteristik kaligrafi yang digunakan dan bagaimana estetika serta makna simbolis yang terdapat pada kaligrafi di Masjid Asmaul Husna Gading Serpong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dari data melalui buku cetak maupun digital, jurnal-jurnal, surat kabar, video dokumentasi Masjid Asmaul Husna Gading Serpong di platform tertentu, serta wawancara kepada pengurus masjid secara langsung atau tidak langsung sebagai narasumber untuk memaksimalkan hasil observasi penelitian. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Masjid Asmaul Husna Gading Serpong memiliki keunikan dalam konsep desainnya, yaitu penggunaan kaligrafi bertuliskan Asmaul Husna pada setiap dinding luar masjid. Kaligrafi Asmaul Husna yang digunakan pada Masjid Asmaul Husna Gading Serpong merupakan kaligrafi khat Kufi Musattar dengan karakteristik kaku dan bersiku. Desain ini menunjukkan bagaimana elemen seni kaligrafi Islam diintegrasikan ke dalam arsitektur masjid sebagai bentuk simbolisme, identitas keislaman tempat ibadah, dan seni budaya.

Asmaul Husna Mosque in Gading Serpong uses the Asmaul Husna calligraphy design that decorates every outer wall of the mosque using Arabic calligraphy. This study aims to analyze the characteristics of the calligraphy used and the aesthetics and symbolic meanings contained in the calligraphy at the Asmaul Husna Mosque in Gading Serpong. This study uses a descriptive qualitative approach from data through printed and digital books, journals, newspapers, video documentation of the Asmaul Husna Mosque in Gading Serpong on certain platforms, as well as interviews with mosque administrators directly or indirectly as sources to maximize the results of research observations. The results of the study show that the Asmaul Husna Mosque in Gading Serpong has a unique design concept, namely the use of calligraphy with the words Asmaul Husna on every outer wall of the mosque. The Asmaul Husna calligraphy used at the Asmaul Husna Mosque in Gading Serpong is a Kufi Musattar calligraphy with stiff and angular characteristics. This design shows how elements of Islamic calligraphy art are integrated into the architecture of the mosque as a form of symbolism, Islamic identity of the place of worship, and cultural arts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fyza Ghaniya
"ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang perkembangan seni visual dalam unsur kaligrafi dan non-kaligrafi
di Aljazair. Saya berargumen bahwa terdapat perubahan kebudayaan yang sebelumnya
konservatif di bawah pengaruh Turki Utsmani kemudian berubah menjadi permisif setelah
penjajahan Perancis yang dibawa sampai ke era Modern. Studi-studi sebelumnya hanya
membahas variasi seni dalam kebudayaan Aljazair dan hanya mencakup unsur seni di Aljazair
secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengumpulkan data
visual yang tersedia di berbagai sumber serta wawancara yang mendalam kepada ahli seni visual
di berbagai institusi seni di Indonesia dan studi pustaka mengenai seni dan kebudayaan di
Aljazair.

ABSTRACT
This article discusses the development of visual arts in the elements of calligraphy and non-calligraphy
in Algeria. I argue that there was a culture change before conservatives under the influence of the Ottoman Turks later turned permissive after French occupation brought up to the Modern era. Previous studies only
discusses variations in art in Algerian culture and only includes elements of art in Algeria descriptively. This research uses qualitative methods, by collecting data visuals available in various sources as well as in-depth interviews with visual arts experts in various art institutions in Indonesia and literature studies on arts and culture in Algeria.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairuddin Sufian Sukirno Putra
"Bukti-bukti tentang adanya agama Islam di Indonesia sudah ada jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di wilayah ini. Bukti-bukti ini berupa batu-batu nisan yang berisikan tulisan Arab. Salah satu batu nisan yang memperlihatkan permunculan kaligrafi Islam yang tertua adalah batu nisan yang terdapat di Leran. Jawa Timur, 12 km dari kota Gresik. Makam yang merupakan salah satu objek penelitian studi arkeologi Islam banyak dijumpai dimana-mana. Makam menurut Islam harus dibuat sesederhana mungkin dengan memberi tanda berupa kayu atau batu, namun manusia ingin melahirkan aspirasi dengan berbagai seni, termasuk ragam bias di batu nisan. Sebagai artefak, makam dapat dijadikan sebagai bukti pertumbuhan budaya Islam pada suatu waktu dan suatu kawasan. Penelitian yang dilakukan di Komplek Pemakam Gunung Sembung bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap gaya penulisan, tehnik penulisan, cara penulisan, dan isi tulisan dengan cara pengklasifikasian.
Hasil dari pengklasifikasian ini akan diketahui gaya penulisan, tehnik penulisan, cara penulisan, dan isi tulisan apa yang paling dominan terdapat pada komplek pemakaman ini. Dari klasifikasi yang diiakukan dihasilkan bahwa gaya yang paling dominan adalah gaya Naskhi, tehnik penulisan yang paling dominan adalah tehnik gores, pada cara penulisan, yang paling dominan adalah cara penulisan biasa sedangkan isi tulisan yang paling dominan adalah nama tokoh dari enam pokok kandungan isi yang terdapat pada komplek pemakaman ini.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Hamid Safadi
London: Thames and Hudson, 1978
R 652.109 SAF i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Diana Hardy
Australia: Pageone , 2002
R 745.61 WIL e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Herwandi
"Secara harfiah kaligrafi berasal dari istilah Yunani: kalligraphia (kilos = indah dan cantik, graphein = menulis) yang dapat diartikan sebagai seni menulis indah. Setiap membahas masalah kaligrafi tidak terlepas dari membicarakan tentang tulisan, terutama tulisan yang dibuat seindah mungkin, yang kadang kala disertai dengan dekorasi tambahan. Sementara itu, dalam khasanah ilmu pengetahuan terdapat istilah epigrafi yang membicarakan tentang tulisan. Kedua istilah itu meskipun sama-sama membicarakan tulisan, tetapi sesungguhnya terdapat perbedaan yang jelas yaitu pada penekanannya. Kaligrafi lebih menekankan terhadap tulisan indah sedangkan epigrafi terhadap tulisan (tak peduli indah atau tidak). Dalam epigrafi tak tertutup kemungkinan membicarakan kaligrafi, namun sebaliknya tak semua materi epigrafi dapat dimasukkan dalam bahasan kaligrafi.
Dalam masyarakat Islam, seni kaligrafi memakai huruf Arab yang disebut dengan seni khat, juga menonjolkan keindahan tulisan (Safadi l986: 13; Yudoseputro 1986: 115; Situmorang 1991: 67). Faruqi dan Faruqi (1986, 1999) menjelaskan bahwa kaligrafi Islam meskipun ada di antaranya yang berbentuk figural dan ornamental, namun menekankan terhadap keindahan tulisan berdasarkan estetika Islam, yaitu estetika yang memancing perenungan tentang suatu eksistensi yang lebih tinggi, menghindarkan penikmatnya dari yang personal dan "keduniawian" ke arah pemusatan pemikiran terhadap transendensi vertikal.3
Munculnya huruf Arab tak bisa dilepaskan dari perkembangan lebih lanjut dari huruf Nabatea di wilayah Arabia Utara, yang dapat digolongkan ke dalam kelompok huruf Semit (Baba 1992: 10-11; Wilson 1925: 11), diperkirakan telah muncul bersamaan dengan timbulnya bangsa Nabatea itu sendiri sekitar 150 tahun SM (Safadi 1986: 7-8). Meskipun begitu bukti-bukti arkeologis menunjukan penggunaan huruf Nabatea dalam inskripsi baru dijumpai sekitar abad ke-3 M, dengan ditemukan isnkripsi Umm al-Jima: berangka tahun 250 M, dan sampai abad ke-6 M masih dipergunakan dalam beberapa inskripsi seperti Namarah (328 M),4 Zabad (512 M), dan Haman (568 M), (Safadi 1986: 7-8; Akbar 1995: 12). Inskripsi-inskripsi itu mempunyai hubungan erat dengan muncul dan berkembangnya huruf Arab paling awal yang disebut huruf Jazm.5
Kaligrafi Islam erat kaitannya dengan sejarah muncul dan berkembangnya huruf Arab sampai huruf tersebut dipilih untuk menuliskan Al-Quran dan menjadi alat komunikasi, sehingga menjadi dikenal hampir di seluruh pelosok dunia seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Islam. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan tradisi tulis-menulis yang mendapat sokongan tak sedikit dari para intelektual dan penguasa di kota-kota "pusat" budaya Islam di Arabia, Andalusia, Sudan, Persia, bahkan di India dan Gina, sehingga di kota-kota dan wilayah tertentu muncul jenis-jenis tulisan dan huruf yang mampu menjadi identitasnya sendiri.
Kota Makkah dan Madinah dari masa Nabi Muhammad, sebagai pusat kebangkitan Islam banyak dikunjungi dan didiami oleh para intelektual yang berdatangan dari daerah sekitarnya.6 Di kota-kota ini telah hidup tradisi tulis-menulis dengan menggunakan huruf bersudut, yaitu huruf Jazm. Bahkan pada abad ke-7 M atas perintah Khalifah Utsman huruf ini dipergunakan untuk membuat lima salinan Al-Quran yang terkenal dengan ? Usmani dijadikan sebagai naskah baku penyalinan Al-Quran masa berikutnya. Empat dari lima salinan tersebut kemudian dikirim ke wilayah-wilayah yang dianggap penting yaitu ke Madinah, Bashrah, Kufah, dan Syria (Safadi 1986: 9; Sirodjuddin Ar 1992: 61, 72-75)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D53
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Xu, Jianrong
Shanghai: hanghai wai yu jiao yu chu ban she, 1999
SIN 652.109 51 XUJ z
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>