Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abigail Jeovannie
"Fungsi bahasa berkaitan dengan pesan dan makna kalimat yang dimaksud oleh partisipan. Makna tuturan juga diperoleh dengan mengidentifikasi implikatur nonkonvensional dengan menganalisis pelanggaran teori prinsip kerja sama Grice. Adapun pelanggaran ini dapat membedakan fungsi bahasa tertentu dari makna literal sebelumnya. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif deskriptif ini akan dianalisis jenis fungsi bahasa dalam wawancara pada film dokumenter “Onze Jongens op Java” (2019). Setiap kalimat dari perspektif veteran Belanda memiliki pesan dan fungsinya masing-masing. Penelitian ini juga menemukan bahwa implikatur berperan besar dalam mengidentifikasi fungsi bahasa. Fungsi referensial, yaitu fungsi untuk mendeskripsikan dan memberi informasi, mendominasi keseluruhan analisis. Fungsi referensial dan pengakuan veteran diperoleh dengan memahami implikatur nonkonvensional terlebih dahulu.

In every conversation, each participant uses language function which related to the sentence’s intention, message, and implication. The meaning of a speech is obtained by identifying the conversational implicature of a sentence by analyzing the violations of Grice’s principle of cooperation theory. Thus, this descriptive qualitative research has analyzed kinds of language’s functions in an interview session on a documentary film called “Onze Jongens op Java” (2019). Each sentence from the Dutch’s veterans perspectives have their own messages and functions. This research has also found out that conversational implications take a huge part on identifying the functions of language. The referential function, which is the function to describe and to give information, dominates the entire analysis. The referential function and the veteran’s confessions are obtained by comprehending the nonconventional implicature first."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Moza Talita
"Kecemasan berbahasa asing merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan pembelajaran bahasa asing. Ketakutan akan melakukan kesalahan saat menggunakan bahasa asing menjadi penghambat dari berkembangnya kemampuan berbahasa asing seseorang. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran bahasa Belanda sebagai bahasa asing untuk mahasiswa Program Studi Belanda. Kecemasan berbahasa asing pada mahasiswa Program Studi Belanda berpotensi untuk menghambat prestasi dan motivasi pembelajaran bahasa Belanda mereka. Dengan menggunakan FLCAS (Foreign Language Classroom Anxiety Scale) yang dikembangkan Horwitz dkk. (1986), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan berbahasa Belanda serta faktor pemicu timbulnya kecemasan berbahasa Belanda pada mahasiswa tingkat dua tahun ajar 2021/2022 Program Studi Belanda FIB UI. Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Setelah melakukan survei kepada 44 orang mahasiswa, ditemukan bahwa mahasiswa tingkat dua tahun ajar 2021/2022 Program Studi Belanda FIB UI menunjukkan gejala kecemasan berbahasa Belanda pada tingkat sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pemicu yang memiliki peran terbesar dalam timbulnya kecemasan berbahasa Belanda adalah ketakutan akan penilaian negatif.

Foreign language anxiety is one of the factors that can affect in the success of foreign language learning. The fear of making mistake when using foreign language becomes an obstacle to the development of one’s foreign language skills. This also applies to Dutch learning as foreign language for Dutch Studies students. Foreign language anxiety on Dutch Studies student has the potential to hinder their achievement and motivation in learning Dutch. By using FLCAS (Foreign Language Classroom Anxiety Scale) developed by Horwitz el al. (1986), this study aims to determine the level of Dutch language anxiety and the triggering factors of the anxiety on second year Dutch Studies students in 2021/2022 academic year of Faculty of Humanity Universitas Indonesia. Quantitative-descriptive method is used in this research. After conducting a survey on 44 students, it was found that the second year Dutch Studies students in 2021/2022 academic year of Faculty of Humanity Universitas Indonesia showed symptoms of Dutch language anxiety on moderate level. The results show that the triggering factor that has the biggest role in the the emergence of Dutch language anxiety is the fear of negative evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hoezoo, W.
Semarang: G.C.T. van Dorp, 1915
499.28 HOE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Syafira
"Bahasa Indonesia dan bahasa Belanda memiliki khazanah bunyi yang berbeda, seperti bunyi diftong yang berbeda. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong, yaitu: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi], sedangkan bahasa Belanda memiliki vokal diftong [œy], [εi], dan[ɑu]. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perbedaan ciri akustik bunyi vokal diftong bahasa Belanda oleh mahasiswa/i Program Studi Belanda dengan penutur jati sebagai subjek pembanding dan menjelaskan kemungkinan faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan pelafalan itu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan kuantitatif yakni pengukuran nilai forman F1 dan F2 yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan pelafalan di setiap bunyi diftong Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa/i merealisasikan bunyi diftong Belanda dengan cara yang beragam. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan diftong dan posisi bunyi pada bahasa Belanda dan Indonesia, dan juga pengaruh penulisan terhadap cara baca mahasiswa.

Indonesian and Dutch have a different sound inventory, such as different diphthong. In Indonesian, there are four diphthong vowels, namely: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi]. Meanwhile the Dutch language has diphthong vowels [œy], [εi], and [ɑu]. The aim of this study is to describe the differences in the acoustic characteristics of the Dutch diphthong spoken by students of the Dutch Study Program and by native speakers as comparison and to explain the possible factors behind the occurrence of these differences. Based on the purpose of this study, descriptive qualitative method is used to describe the pronunciation of the students in each Dutch diphthong sound. Quantitative approach is applied by measuring the formant values of the dipthongs. The conclusion of this study is that students realize the sound of Dutch diphthong in various ways. These occur due to several factors, such as differences in diphthongs and letter positions in Dutch and Indonesian, as well as the influence of writing on students' reading methods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Chrisfandiari
"Bahasa Belanda mengenal berbagai macam bentuk jamak berupa sufiks seperti _en, -s, -eren (asli Belanda) dan sufiks sufiks pinjaman (antara lain -i, -a, -es dan lain sebagai_nya) dalam kata-kata pinjaman. Telah banyak para ahli yang membahas pembentukan jamak ini, namun masing-masing dengan sudut pandang yang berbeda. Dalam skripsi ini dibahas tiga buah artikel dari hasil tulisan Car Hoppenbrouwer, Van Haeringen, dan yang terdapat dalam buku tata bahasa umum bahasa Belanda (ANS). Mengingat bahasa Belanda termasuk bahasa yang dinamis, maka diperlukan suatu kaidah yang dapat digunakan dalam pembentukan jamak kata benda bahasa Belanda untuk kata-kata yang baru muncul. Untuk mempermudah pembahasan hal ini diperlukan sebuah skema kaidah dan sebuah tabel berupa contoh-contah kata benda untuk pengujian. Hasil dari pengujian akhirnya kami cocokkan dengan kata-kata yang sama yang terdapat dalam kamus umum bahasa Belanda Van Dale sebagai bahan perbanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kelasworo
"Analisis mengenai pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda ini, membuat suatu penjelasan atas pertanyaan, bagaimana pronomina relatif mengacu pada antesedennya serta analisis sintaksis mengenai ekstraposisi klausa relatif pada kelompok kata benda.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari buku-buku tata bahasa Belanda. Seringkali data tersebut berupa contoh kalimat yang kemudian dianalisis dari segi permasalahan lain. Untuk dapat menganalisis data tersebut, maka diterapkan teori gramatika generatif (Bennis & Hoekstra, 1989) yang didukung pula oleh pelajaran-pelajaran yang didapat selama perkuliahan.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengertian pronomina relatif dalam bahasa Belanda yang selama ini diketahui belum mencakup pengertian yang sesungguhnya. Pronomina relatif tidak selalu mengacu kepada kata yang sudah disebut sebelumnya akan tetapi pada kata benda yang merupakan saudra kandung (zuster) dengan S' dari NP sama pada struktur-D. Analisis yang terakhir menunjukkan bahwa ekstraposisi tidak selalu bisa diterapkan dalam kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya keinginan untuk mengetahui di mana letak perbedaan makna kalimat bentuk perfectum dan plusquamperfectum dalam bahasa Belanda, merupakan titik tolak penulisan skripsi ini. Langkah awal tersebut, dimulai dengan menjabarkan sistem verba yang ditinjau dari segi morfologis, sintaktis dan semantis, ketnudian dilanjutkan dengan pembagian bentuk kala dalam bahasa Belanda. Teori Droste (1958), Ebeling (1962), Geerts (1984), Janssen (1989), van den Toorn (1976) dan lain-lain digunakan sebagai patokan pembahasan perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum. Simpulan yang dapat ditarik, bahwa perbedaan bentuk perfectum dan plusquamperfectum terletak pada perbedaan maknanya, di mana pada bentuk perfectum hanya ada unsur saat bicara (S) dan tindakan (W) sedangkan pada bentuk plusquamperfectum selain kedua unsur di atas dibutuhkan juga titik acuan di masa lampau (R). Persamaan kedua bentuk kala itu bahwa kedua-duanya sama mengacu ke masa lampau."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Decquar Juliartono
"Dalam bahasa Belanda Kalimat terbelah semu ini termasuk dalam kelompok kalimat berita dengan bentuk kopula FN zijn FN, mempunyai ciri mengkhususkan makna. Kalimat terbelag semu mempunyai ciri sintaksis yaitu: -mempunyai elemen sub-klausa relatif,- mendapat aksen pada konstituen fokus,- transformasi pemasukan Er..."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S15803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Sutanto
"Dalam pengamatan penulis, seorang, seekor, sebuah dan sebagainya tidak berbeda dengan fungsi-fungsi singularisator, sedangkan Si, Sang, Yang, Itu, -nya, Para dan Kaum dengan funsi definitor. Dalam terjemahan-terjemahan kata-kata tersebut dapat digunakan untuk mengungkapkan kembali ketiga kata sandang dalam bahasa Belanda; een, het dan de. Umumny akata sandang bahasa Belanda berkonstruksi dengan kata benda atau kata yang dibendakan dan letaknya di mukanya. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa kemungkinan konstruksi bentuk-bentuk yang dianggap sebagai kata sandan, yakni dengan kata benda, kata sifat, kata kerja, kata bilangan, kata keterangan lagi pula letaknya tidak selalu di muka kata-kata tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1977
S15778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratminto
"Pokok bahasan tesis ini adalah tentang beberapa aspek dalam proses belajar mengajar bahasa asing, terutama mengenai asumsi umum sebagai berikut:
· bahwa pengajaran bahasa harus dimulai dengan banyak latihan mendengar dan membaca;
· bahwa harus ada hubungan yang erat antara kemahiran membaca dan kemahiran mendengar sejak tingkat awal.
Berdasarken asumsi-asumsi tersebut dapat dihipotesiskan bahwa apabila membaca dibantu dengan mendengar dalam proses belajar bahasa asing tingkat pemula, maka retensi leksikal akan meningkat.
Untuk menguji hipotesis ini telah dilaksanakan eksperimen terhadap dua grup mahasiswa asing yang sedang belajar bahasa Belanda tingkat pemula di Fakultas Sastra Rijksuniversiteit Leiden Belanda. Kepada mereka diberikan dua jenis teks bacaan (A dan B) yang paralel dengan kondisi test dengan mendengar dan tanpa mendengar. Setiap teks tersebut terdiri dari dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan pilihan ganda atau MC (multiple choice) dan pertanyaan isian tertutup (cloze test) atau CT.
Jika hipotesis tersebut benar, hasil eksperimen akan menunjukkan bahwa membaca dibantu dengan mendengar akan memperoleh skor lebih tinggi bila dibandingkan dengan skor pada kondisi test tanpa mendengar.
Hipotesis akan berkebalikan apabila ternyata bahwa kondisi mendengar tidak ada efek, dengan kata lain tidak ada perbedaan skor antara kedua kondisi test yang berbeda.
Untuk menguji hasil skor dalam eksperimen ini dipergunakan dua model analisis statistik, yaitu analisis variansi dan analisis regresi. Hasil eksperimen dapat dievaluasi sebagai berikut:
1. Skor test membaca teks B dalam kondisi mendengar pada kedua jenis test (MC dab CT) lebih tinggi dari pada skor test pada kondisi tanpa mendengar. Hal yang sama terjadi pada teks A, tetapi hanya pada jenis pertanyaan MC.
2. Skor test teks A pada kondisi mendengar pada jenis pertanyaan CT lebih rendah dari pada skor test pada kondisi test tanpa mendengar.
3. Ramalan skor test dengan analisis regresi dari membaca tanpa dibantu dengan mendengar ke membaca dengan dibantu mendengar menunjukkan bahwa responden yang sudah mencapai skor maksimum faktor mendengar justru mengganggu.
4. Melalui analisis variansi ditemukan bahwa ada efek test dan interaksi yang signifikan pada kedua test.
Berdasarkan hasil eksperimen ditarik catatan sebagai berikut:
1. Kedua jenis teks bacaan yang dipergunakan dalam eksperimen masing-masing mempunyai spesifitas yang berbeda, walaupun kedua teks tersebut mempunyai derajat kesulitan kosa kata dan tatebabasa yang sama. Derajat kesulitan tersebut yang dipakai sebagai dasar penentuan dua teks yang berbeda menjadi paralel tidak cukup, tanpa memperhatikan isi teks yang kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi skor test.
2. Pengajaran kemahiran membaca pada tingkat pemula harus dibantu dengan mendengar. Prestasi skor test teks B pada kondisi mendengar menunjukkan kenaikan retensi leksikal.
3. Pemilihan responden dalam eksperimen ini berdasarkan sistem acak (random sampling), dengan jumlah responden yang kecil menunjukkan bahwa kedua teks tersebut spesifikk. Kemungkinan dengan jumlah responden yang lebih besar dari pada eksperimen ini akan terdapat perbedaan yang lebih signifikan, misalnya pengaruh kondisi test dan sebagainya.
4. Hasil penelitian ini dapat diujikan pada responden yang dipilih berdasarkan faktor yang relevan misalnya berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, latar belakang budaya atau bahasa ibu (eksperimen spesifik). Untuk di Indonesia cukup menarik diketahui apakah kedua teks tersebut yang dipergunakan dalam eksperimen ini benar-benar spesifik dan apakah polanya juga sama dengan penelitian ini.
5. Pada anelisis regresi garis regresi tidak mendatar tetapi menanjak semuanya. Hal ini berarti bahwa hasil regresi ini menantang untuk diadakan eksperimen replikasi dengan pola yang sama dengan jumlah responden yang lebih besar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>