Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nafisah Ayu Baghta
"Pada umumnya, ketersediaan energi listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan industri. Namun, dikarenakan letak geografis daerah terpencil yang relatif terisolir, kebutuhan energi masyarakat di daerah tersebut tidak dapat terpenuhi. Hingga saat ini, sebagian besar pembangkit yang dioperasikan adalah PLTD dengan menggunakan bahan bakar fosil. Sedangkan, ketersediaan bahan bakar fosil terus menurun setiap tahunnya diiringi dengan terjadinya kenaikan harga. Oleh karena itu, penambahan sumber energi baru terbarukan (EBT), khususnya penggunaan photovoltaic (PV) dan Battery Energy Storage System (BESS) menjadi pilihan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi sistem hibrid PLTD, PLTS dan BESS dengan kapasitas optimal yang memaksimalkan penetrasi pada PLTS dan meminimalkan pemanfaatan PLTD, serta memaksimalkan keuntungan ekonomi untuk penggunaan sistem jangka panjang. Parameter seperti Cost of energy (COE), kenaikan harga bahan bakar fosil, dan penurunan harga fotovoltaik digunakan sebagai penentu kapasitas optimal dari sistem hibrid.

It is known that the availability of electrical energy will boost economic growth and also industrial growth. However, because the geographical location of the remote area is relatively isolated, the community's energy demand in the area cannot be fulfilled. Until now, the majority of operated power plants are diesel generator by using fossil fuels. Meanwhile, the availability of fossil fuels continues to decrease every year, accompanied by an increase in prices. Hence, the addition of renewable energy sources (RESs), especially the usage of photovoltaic (PV) and Battery Energy Storage System (BESS) become a choice to reduce the use of fossil fuels. This study aims to obtain a hybrid system configuration of diesel generator, solar power, and BESS with optimal capacity that maximizes the penetration of RESs and minimizes the utilization of diesel generator, as well as maximizing economic profits for long-term use. The parameters such as cost of energy (COE), increase in fossil fuel prices, and decrease in photovoltaic prices are used to determine the optimal capacity of the hybrid system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiza Azahra
"Sebagian besar sistem tenaga listrik di wilayah Indonesia bagian timur hanya membutuhkan kapasitas kecil yang dipasok oleh generator diesel, terutama di pulau – pulau kecil yang cocok untuk jaringan terisolasi. Selain itu, Indonesia memiliki potensi energi surya yang tinggi yang dapat digunakan untuk menambah pembangkitan listrik serta mengurangi cost of energy (COE). Namun, pemanfaatan energi surya melalui sistem fotovoltaik (PV) dapat menyebabkan masalah stabilitas pada jaringan eksisting. Battery energy storage system (BESS) telah dikenal karena kemampuannya untuk mengatasi masalah stabilitas. Tetapi, penggunaan sistem hibrid PLTS dan BESS membutuhkan biaya investasi yang besar dan dapat meningkatkan COE. Studi ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi optimal sistem hibrid PLTD, PLTS dan BESS untuk memaksimalkan keuntungan ekonomi jika dibandingkan dengan hanya menggunakan PLTD pada jaringan terisolasi di Indonesia. COE digunakan sebagai parameter ekonomi untuk menentukan kapasitas paling optimal dari sistem hibrid. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konfigurasi sistem hibrid yang diusulkan memiliki COE lebih rendah dibandingkan dengan PLTD, yaitu dibawah 20,81 sen USD.

Most power systems in the east of Indonesia require only small capacities which are supplied by diesel generators, especially in the area of small islands which are suitable for isolated grid. On the other hand, Indonesia has a high potential of solar energy which can be employed to supplement the power generation as well as to reduce the cost of energy (COE). However, the utilization of solar energy through photovoltaic (PV) system might cause stability problems. Battery energy storage system (BESS) has been recognized for its capability to overcome the stability issues. Still, the adoption of hybrid PV system and BESS requires considerable capital investment, which may cause the COE increases. This study identifies the optimal hybrid configuration of the diesel power plant, PV system, and BESS to maximize economic profit when compared to diesel power plants of an isolated grid in Indonesia. COE is used as an economic parameter to determine the most optimal capacities of the PV system and BESS. The simulation results show that the proposed hybrid configuration has a lower COE compared to diesel power plants, which are below 20.81 cents USD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nutfahardi Fadil Pramono
"Sistem pembangkit hibrid PLTD-PLTS merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran akibat bahan bakar fosil. Pada tahun 2018 penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia mengalami peningkatan besar dari tahun sebelumnya. Selain itu, biaya operasional PLTD yang cenderung mahal semakin mendukung pemakaian sistem hibrid. Indonesia sebagai negara tropis berpotensi besar untuk mengonversi energi surya menjadi energi listrik dengan photovoltaic. Namun dalam pengoperasiannya, penggabungan sistem PLTD dengan PLTS pada skala kecil dapat memicu adanya ketidakstabilan tegangan. Ketidakstabilan tegangan pada sistem dapat menyebabkan sistem tidak beroperasi normal yang menyebabkan tegangan tersebut runtuh atau mati total (blackout). Maka dari itu skripsi ini akan membahas kestabilan tegangan pada sistem hibrid PLTD-PLTS di daerah Indonesia Timur dengan melakukan simulasi pembangkitan. Simulasi dilakukan dengan metode analisis statis karakteristik kurva P-V dan Q-V yang meninjau kestabilan tegangan sistem dengan kondisi steady state dengan bantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Analisis dinamis juga dilakukan dengan memberikan variasi skenario gangguan kepada sistem yang telah disiapkan.

The Diesel-Solar hybrid generating system is an effort to reduce pollution caused by fossil fuels. In 2018 the use of fossil fuels in Indonesia has increased significantly from the previous year. In addition, the operational costs of PLTD which tend to be expensive increasingly support the use of hybrid systems. Indonesia as a tropical country has great potential to convert solar energy into electrical energy with photovoltaics. But in its operation, the incorporation of the Diesel system with Photovoltaic on a small scale can trigger voltage instability. Voltage instability in the system can cause the system to not operate normally causing the voltage to collapse or die completely (blackout). Therefore, this thesis will discuss the stability of the voltage in the hybrid system of Diesel-Solar in eastern Indonesia by conducting a simulation of generation. The simulation is carried out with the static analysis method of the characteristics of the P-V and Q-V curves that review the stability of the system voltage under steady state conditions with the help of the DIgSILENT PowerFactory software. Dynamic analysis is also performed by providing variations of disturbances scenario to the system that has been prepared."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Jeriko Hasian
"Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, sehingga memiliki tantangan yang signifikan dalam menyediakan energi berkelanjutan, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Ketergantungan ini meningkatkan emisi karbon, yang bertentangan dengan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satu solusi potensial adalah penerapan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLT-Hibrid), yang mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Battery Energy Storage System (BESS). Sistem PLT-Hibrid dirancang untuk mengurangi penggunaan diesel dengan memanfaatkan energi terbarukan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas PLTS dan BESS dalam meningkatkan penetrasi energi terbarukan serta mengefisiensikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) PLTD dengan prioritas BPP PLTS dan BESS dengan nilai yang tak jauh berbeda. Program optimasi berbasis MATLAB dikembangkan sebagai alternatif perangkat lunak HOMER untuk membantu menentukan kapasitas PLTS dan BESS yang optimal sesuai target keekonomian, nilai Renewable Energy Fraction (REF) yang optimal, serta keekonomian seluruh sistem. Penelitian dilakukan dengan 6 lokasi berbeda di Indonesia. Program yang dikembangkan tervalidasi memiliki tingkat akurasi tinggi dengan error validasi 0.02%-0.35%, sehingga program dapat diimplementasikan ke optimalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa REF optimal bervariasi antara 44.931% hingga 85.671%, dengan BPP hibrid mencapai rentang 0.296 USD/kWh hingga 0.426 USD/kWh. Penelitian ini membuktikan bahwa sistem PLT-Hibrid tidak hanya menekan biaya energi tetapi juga mendukung transisi energi bersih yang berkelanjutan, khususnya di wilayah terpencil Indonesia.

Indonesia is one of the largest archipelagic countries in the world, facing significant challenges in providing sustainable energy, particularly in 3T (frontier, outermost, and underdeveloped) regions that still rely heavily on Diesel Power Plants (PLTD). This dependency increases carbon emissions, which contradict Indonesia's target of achieving Net Zero Emissions (NZE) by 2060. One potential solution is the implementation of a Hybrid Power Plant (PLT-Hybrid) system, which integrates Solar Power Plants (PLTS) and Battery Energy Storage Systems (BESS). The PLT-Hybrid system is designed to reduce diesel consumption by optimizing the use of renewable energy. This research aims to optimize PLTS and BESS capacities to enhance renewable energy penetration and reduce the Cost of Electricity Production (BPP) of PLTD, prioritizing PLTS and BESS BPP values that are economically competitive. A MATLAB-based optimization program was developed as an alternative to HOMER software to determine the optimal PLTS and BESS capacities, the optimal Renewable Energy Fraction (REF), and the overall system's economic performance. The study was conducted across six different locations in Indonesia. The developed program was validated to have a high accuracy level with a validation error of 0.02%-0.35%, ensuring its feasibility for optimization applications. The results showed that the optimal REF ranged from 44.931% to 85.671%, with hybrid BPP values between 0.296 USD/kWh and 0.426 USD/kWh. This research demonstrates that the PLT-Hybrid system not only reduces energy costs but also supports the transition to sustainable clean energy, particularly in remote regions of Indonesia. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Putri Aprilianti
"Produksi energi listrik di Indonesia masih didominasi oleh sumber bahan bakar fosil. Dominasi ini meningkatkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Di sisi lain, kebutuhan energi listrik terus meningkat bahkan masih terdapat desa-desa di wilayah Indonesia Timur yang belum teraliri listrik. Oleh karena itu, dibutuhkan energi alternatif untuk mengaliri listrik ke desa-desa tersebut tanpa menambah emisi GRK. Energi alternatif tersebut dapat berasal dari potensi lokal daerah, seperti Indonesia Timur yang memiliki potensi sinar matahari yang cukup tinggi sehingga cocok dimanfaatkan untuk implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Oleh karena itu, studi ini melakukan perancangan konfigurasi PLTS dan evaluasi terhadap hasil rancangan tersebut berdasarkan parameter produksi energi, faktor kapasitas, kinerja pembangkitan, dan rugi-rugi energi untuk menganalisis potensi PLTS. Perancangan dan evaluasi dilakukan dengan simulasi MATLAB berbasis GUI (Graphical User Interface) dan PVSyst sebagai pembanding. Dari hasil simulasi MATLAB bisa dinilai bahwa potensi implementasi PLTS 50 kWp di Indonesia Timur dapat memproduksi energi mencapai 84,79 MWh per tahun, dengan kinerja pembangkitan rata-rata 80,47% dan faktor kapasitas sebesar 23,54%. Perbedaan rata-rata antara hasil simulasi MATLAB dengan PVSyst sebesar 0,67%, sehingga hasilnya secara menyeluruh dapat dikatakan sama.

The electricity production in Indonesia is still dominated by fossil fuels. This domination can increase Greenhouse Gas (GHG) emissions. On the other hand, electricity needs are increasing over the year and even there are villages in Eastern Indonesia which have not been electrified yet. Therefore, the alternative energy source is needed to electrify those villages without increasing Greenhouse Gas emissions. The alternative energy source can come from the local potential, such as Eastern Indonesia that has great solar energy potential to implement solar power plants. So, this study designs the solar power plant configuration and evaluates the configuration based on energy yield, capacity factor, performance ratio, and energy losses to analyze the solar power plant potential. The design and evaluation process is done by simulation with software MATLAB based Graphical User Interface and PVSyt as a comparison. As a result, the potential of implementing a 50 kWp solar power plant in Eastern Indonesia can produce energy that reaches 84.79 MW per year with an average performance of 80.47% and a capacity factor of 23.54%. The average difference between MATLAB and PVSyst simulation results is only 0.67%, so the results are the same."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Adilardi Prakoso
"Penggunaan sistem hibrida generator dan modul surya merupakan pilihan yang potensialdalam elektrifikasi daerah terpencil. Dalam penelitian ini sistem tersebut ini diuji keandalan serta beberapa parameter kualitas dayanya dengan menggunakan beban rumahan yang aktif selama 24 jam. Pada dasarnya pengujian ini menganalisa dan memastikan berjalannya sistem dan tiap komponen di tiap proses transisi antar sumber suplai daya dan ketika sumber-sumber suplai daya tersebut bekerja di tiap beban-beban yang sudah dirancang. Kemudian pada setiap kondisi tersebut dianalisa kualitas daya sistem pada Point of Compliance dan kesesuaiannya dengan standar Electrical Engineerings? Association (EEA).

Application of (Photovoltaic Cell) PV-Diesel Generator as a hybrid sources for isolated system is a high potential alternative for remote areas electrification. Therefore, in this research the hybrid system will be tested for its reliability and power quality under a 24-hour 1300 VA residential load. The focus of the test will be the transition processes from one source to another and observe if each sources and components will perform like expected. While observing the reliability we also evaluate the voltage, harmonic and frequency parameter at the point of evaluation based on Electrical Engineerings’Association Standard (EEA)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kianda Dhipatya Syahindra
"Grid PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero belum dapat menyuplai seluruh daerah di Indonesia. Contoh provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah adalah Kalimantan Tengah. PT Adaro Indonesia dengan fasilitas Terminal Khusus Batu Bara di Kelanis adalah salah satu konsumen industri di provinsi tersebut yang belum memeroleh suplai listrik dari grid PLN. Oleh sebab itu, perusahaan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel sebagai sumber listrik utamanya serta memanfaatkan grid terisolasi untuk penyaluran ke beban. Dalam rangka menurunkan konsumsi diesel dan juga biaya, perusahaan telah menginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 130 kWp dan berencana untuk menambah kapasitas. Untuk itu, penelitian ini menyimulasikan penambahan PLTS berkapasitas 467 kWp dan selanjutnya 1700 kWp pada grid terisolasi di Kelanis. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Hasil simulasi aliran daya menunjukkan bahwa kondisi tegangan bus serta pembebanan pembangkitan dan penghantar masih dalam kondisi aman. Simulasi hubung singkat menunjukkan kesesuaian antara besarnya arus gangguan dengan kapasitas pemutusan bus, sedangkan simulasi kestabilan menunjukkan kondisi aman pada semua skenario setelah dilakukannya tindakan antisipasi dan penanggulangan. Penambahan kapasitas PLTS pun mampu menurunkan nilai Levelized Cost of Energy menjadi 0,166 USD/kWh, penghematan bahan bakar sebanyak 759.345,384 liter/tahun, penghematan biaya sebesar 394.859,6 USD/tahun, dan pengurangan emisi gas CO2 senilai 2.019,86 ton/tahun

The grid of PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero has not been able to supply all regions of Indonesia. An example of a province with low electrification ratio is Central Kalimantan. PT Adaro Indonesia with its Coal Terminal facility in Kelanis is an industrial customer in the province who has not received electricity supply from the PLN grid. Therefore, the company uses diesel generators as its main electricity source and utilizes an isolated grid for distribution to loads. In order to reduce diesel consumption as well as costs, the company has installed a 130 kWp Solar PV system and plans to increase its capacity. For this reason, this study simulates the addition of Solar PV systems with a capacity of 467 kWp and 1700 kWp to the isolated grid at Kelanis. Simulations were carried out with the DIgSILENT PowerFactory software. The load flow simulation results show that bus voltage conditions as well as the generator and line loading percentages are still within the permitted interval. Short circuit simulations show correct breaking capacity values referring to the fault current magnitudes, while stability simulations result in safe conditions for all scenarios after required actions are done. The increase of Solar PV capacity was also able to reduce the Levelized Cost of Energy value to from 0,171 USD /kWh to 0,166 USD/kWh, save 759.345,384 liters/year of fuel, reduce 394.859,6 USD/year of costs, and reduce 2.019,86 tonnes/year of CO2"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Agatha Binka Nauli
"Pada daerah terpencil di Indonesia, generator diesel menjadi pasokan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik. Masalah kenaikan biaya bahan bakar serta emisi gas karbon pada generator diesel ini membuat pasokan utama untuk listrik membutuhkan sumber lain yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Potensi energi surya yang tinggi di Indonesia membuat pemanfaatan sel surya dapat menjadi solusi untuk hal tersebut. Namun, keluaran sel surya yang bersifat tidak stabil memerlukan sistem penyimpanan energi seperti baterai. Penggunaan sel surya dan baterai sebagai komponen dapat membutuhkan biaya investasi yang besar. Studi ini bertujuan untuk menentukan konfigurasi sistem pembangkit listrik hibrid surya/diesel/baterai di daerah Papua Barat yang optimal dengan biaya pembangkitan yang lebih kecil daripada sistem PLTD eksisting. Simulasi menggunakan perangkat lunak Homer menghasilkan COE yang lebih rendah yaitu $0,178/kWh dengan menambahkan sel surya berkapasitas 10.208 kWp dan baterai pada sistem eksisting. Konfigurasi ini menghasilkan penurunan emisi gas karbon monoksida sebesar 14.105 kg/tahun. Pada kondisi radiasi matahari puncak sebesar 1,20 kW/m2 rata-rata energi yang tersimpan selama 24 jam dalam baterai sebesar 6.232,48 kWh.

Remote areas in Indonesia depends on diesel generator as main supply to fill the electricity demands. Fluctuation of fuel’s price and carbon gas emission resulted from generator diesel need to be reduced by using more eco-friendly and economical sources. Indonesia’s high potential for solar radiation can be utilized through photovoltaics to overcome this matter. However, the intermittency of photovoltaics needed energy storage system such as battery to stabilize it. Addition of new components may increase investment costs. This study focuses on sizing optimization of hybrid power plant consisting of solar cell/diesel/battery to maximize economic profit by reducing COE compared to existing power plant in West Papua. By using Homer software as simulation tools, it shows that integrating 10,208 kWp photovoltaics and battery on existing power plant reduces COE to $0.178/kWh. The configuration proposed shows reduction of CO gas emission to 14,105 kg/year. On days when solar radiation’s peak reaches 1.20 kW/m2 average energy stored in battery is 6,232.48 kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Kristiawan
"Program untuk memanfaatkan ulang gas flare di Indonesia menjadi salah satu program konserasi energi yang utama sejak keikutsertaan Indonesia dalam kemitraan GGFR (Global Gas Flaring Reduction) dan program The Zero Routine Flaring pada tahun 2030. Dua peraturan sudah dikeluarkan oleh Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menekankan pada aktivitas pengurangan flaring dalam industri migas. Dengan pemanfaatan ulang gas flare menjadi utilitas bahan bakar gas akan mengurangi kerugian kilang dan juga meningkatkan kinerja dan efisiensi pabrik. Penelitian ini mengambil kasus pada kilang di Indonesia yang difokuskan pada: menentukan kapasitas desain FGRS, teknologi sistem recovery gas flare yang akan digunakan, kelayakan ekonomi, keuntungan lingkungan dan analisis dampak terhadap sistem yang ada. Metodologi untuk menentukan desain basis disajikan setelah menganalisis berbagai komposisi dan laju aliran massa gas flare yang datanya diambil harian dalam dua tahun terakhir. Dari berbagai perbandingan kasus, dipilih FGRS dengan kapasitas desain 1,200 Nm3/h yang menggunakan kompresor liquid ring tunggal di mana akan memberikan persentase recovery rate sebesar 28%. Desain ini akan memberikan hasil yang layak secara ekonomis dengan pengembalian tahunan $1.433.572 dan dengan payback period tahun. Konservasi energi ini akan mengurangi emisi sebesar 20.885 Ton CO2 setelah pemasangan FGRS pada sistem flare yang ada di kilang. Tidak ditemukan dampak yang merugikan dari hasil analisis adanya pemasangan unit FGRS terhadap unit sistem flare yang beroperasi sekarang, sehingga rencana investasi proyek ini layak dilaksanakan.

The program to recover gas flares in Indonesia has become one of the main energy conservation programs since Indonesia's participation in the GGFR (Global Gas Flaring Reduction) partnership and The Zero Routine Flaring program in year 2030. Two regulations have been issued by the Government through the Ministry of Energy and Mineral Resources that emphasize flaring reduction activities in the oil and gas industry. By recovering gas flare to become a gas fuel utility, it will reduce refinery losses and also improve plant performance and efficiency. This study takes the case of refinery in Indonesia which is focused on: determining the design capacity of the FGRS, the gas flare recovery system technology to be used, economic feasibility, environmental benefits and impact analysis on the existing system. The methodology for determining the base design is presented after analyzing various compositions and mass flow rates of flare gases whose data are taken daily in the last two years. From various comparison cases, FGRS was chosen with a design capacity of 1,200 Nm3/h which uses a single liquid ring compressor which will provide a percentage recovery rate of 28%. This design will provide economically viable returns with an annual return of $1.433.572, and with a payback period of 6 years. This energy conservation will reduce emissions by 20.885 Tons of CO2 after the installation of FGRS on the flare system at the refinery. No adverse impact was found from the analysis results of the installation of the FGRS unit on the flare system unit currently operating, so that the investment plan for this project is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Rucita Firmansyah
"Industri Minyak Bumi di Indonesia tergantung terhadap trend harga minyak yang berfluktuasi. Harga minyak yang cenderung menurun mengharuskan perusahaan melakukan efisiensi dalam operasinya. Salah satunya fokusnya adalah terhadap sistem pemeliharaan karena investasi pemeliharaan sangat signifikan terutama di industri minyak bumi. Pemilihan strategi pemeliharaan harus mengacu kepada kinerja kehandalan dan ketersediaan, dan juga efektifitas biaya total pemeliharaan.
Pemeliharaan berbasis kondisi adalah salah satu strategi yang dipandang mempunyai efektifitas biaya yang tinggi. Penelitian ini mengenai analisis biaya dan manfaat dari strategi pemeliharaan berbasis kondisi pada industri minyak bumi di Indonesia. Beberapa perusahaan melakukan pemeliharaan berbasis kondisi untuk mengoptimalkan interval kegiatan inspeksi dengan mengawasi parameter dari peralatan baik secara manual ataupun pemasangan alat monitor di peralatan tersebut.

Crude oil industry depends on the trend of world oil price. The oil price trend has been decreasing in the last five years. As a results, crude oil industry has to minimize their operation cost. Maintenance have significant contribution to operation cost. One focus to minimize operation cost is by maintenance strategy selection. The selection must be based on reliability, availability and total maintenance cost.
Condition based maintenance is a maintenance strategy which seen as highly cost effective strategy. The objective of this research is to analyze condition based maintenance implementation on an oil production facility in Indonesia. Finding indicates that condition based maintenance could reduce total maintenance cost up to 60% in ideal condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>