Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robby Fajrino Nugraha
"Metal organic framework (MOF) merupakan material berpori logam dan ligan organik sebagai penghubung antar logam yang saat ini sudah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang. Penelitian mengenai aplikasinya sebagai biosensor sangat kurang dikarenakan konduktivitasnya yang kurang baik. Salah satu solusinya dengan melakukan sintesis mixedcomponent MOF dengan menggunakan prekursor yang bersifat elektroaktif. Mixed-ligand MOF telah berhasil disintesis dengan menggunakan Zn dan Fe sebagai logam prekursor, asam tereftalat dan asam suksinat sebagai ligan penghubung serta 1,10-fenantrolin sebagai ligan elektroaktif dengan metode solvotermal, Mixed-ligand MOF diaplikasikan sebagai biosensor vitamin D3 dikarenakan adanya hubungan antara vitamin D3 sebagai immunoregulator dengan penyakit COVID-19 akibat virus SARS CoV-2. Mixed-ligand Zn MOF yang disintesis menghasilkan karakterisasi yang baik secara FTIR dengan bentuk kristal seperti batang dari hasil SEM. Mixed-ligand Fe MOF belum berhasil sepenuhnya disintesis dilihat dari karakterisasinya. Adanya perpindahan positif pada puncak reduksi K2S2O8 saat bereaksi dengan mixed-ligand Zn MOF dan Fe MOF dari -1,0 V menjadi -0,75 V dengan uji CV. Hasil studi pendahuluan dengan menggunakan sampel obat vitamin D3 menunjukan adanya puncak oksidasi pada potensial +0,2 Volt (vs Ag/Ag+) yang berasal dari vitamin D3 saat diujikan dengan elektroda termodifikasi MOF dengan puncak arus elektroda termodifikasi Zn MOF lebih tinggi dibandingkan elektroda termodifikasi Fe MOF.

Metal organic framework (MOF) is a metal porous material and organic ligands as a link between metals which has been widely applied in various fields. Research on its application as a biosensor is lacking due to its poor conductivity. The solution is to synthesize mixed-component MOF using electroactive precursors. Mixed-ligand MOF has been successfully synthesized using Zn and Fe as metal precursors, terephthalic acid and succinic acid as the linker and 1,10-phenanthroline as an electroactive ligand using the solvothermal method. Mixed-ligand MOF was applied as a vitamin D3 biosensor because vitamin D3 has property as an immunoregulator to the SARS CoV-2 virus. Mixed-ligand Zn MOF produced good characterization by FTIR with a crystal form like rods from SEM results. Mixed-ligand Fe MOF has not succeeded in realizing the synthesis in terms of its characterization. There was a positive shift from -1,0 V to -0,75 V at the reduction peak of K2S2O8 when reacting with Zn MOF-modified electrode and Fe MOF-modified electrode from the CV test. The results of preliminary studies using vitamin D3 drug samples showed that there was an oxidation peak at a potential of +0.2 Volt (vs Ag/Ag+) derived from vitamin D3 when tested with the term MOF electrode with the peak current of the Zn MOF-modified electrode higher than the Fe MOF-modified electrode."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannifer Venice Trissa Pertiwi
"Salah satu sumber energi yang sering digunakan sebagai bahan bakar diesel umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang penting karena memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Namun, sumber energi yang berasal dari minyak bumi ini tidak dapat diperbaharui sehingga jumlahnya bisa menjadi sangat terbatas seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya informasi mengenai sumber energi yang berasal dari minyak bumi jumlahnya terus mengalami penurunan tersebut, sangat perlu untuk dilakukan upaya pencarian sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar diesel yang berasal dari minyak bumi. Pada percobaan ini dilakukan sintesis Biological Metal-Organic Framework (Bio-MOF) berbasis logam Zn, Fe, dan Ni dengan menggunakan metode hidrotermal dan ligan asam glutamat untuk mengonversi asam oleat dan metanol menjadi biodiesel melalui proses reaksi esterifikasi. Hasil MOF yang sudah disintesis kemudian akan dilakukan uji karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM. Dilakukan uji aktivitas katalitik terhadap ketiga MOF yang sudah berhasil disintesis untuk menentukan berapa massa katalis yang paling optimum untuk memperoleh produk ahkhir biodiesel. Analisis kandungan metil oleat yang terkandung dalam biodiesel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan GC-MS.

One common source of energy used as diesel fuel typically originates from petroleum. Petroleum is an important energy source due to its significant percentage in fulfilling the world's energy consumption. However, this petroleum-derived energy source is non-renewable, making its availability potentially very limited over time. Given the ongoing decline in petroleum reserves, it is crucial to seek alternative energy sources to replace petroleum-based diesel fuel. In this experiment, the synthesis of Biological Metal-Organic Frameworks (Bio-MOF) based on Zn, Fe, and Ni metals was carried out using the hydrothermal method and glutamic acid ligands to convert oleic acid and methanol into biodiesel through an esterification reaction process. The synthesized MOFs were then characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM. The catalytic activity tests were conducted on the three successfully synthesized MOFs to determine the optimum catalyst mass for obtaining the final biodiesel product. The methyl oleate content in the biodiesel was then analyzed using GC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthi Nabila Rachman
"Pewarna adalah salah satu penyebab utama pencemaran air di perairan alami. Zat warna dari limbah cair industri tekstil, termasuk metilen biru, sulit terdegradasi secara alami dan bersifat toksik karena struktur kimia yang kompleks. Metilen biru dapat didegradasi menggunakan fotokatalisis heterogen seperti Metal Organic Framework (MOF) untuk mengurangi tingkat bahaya. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis MOF berbasis logam Ni, Fe, dan Zn dengan ligan aspartat sebagai fotokatalis untuk degradasi metilen biru. MOF yang dihasilkan, yaitu Ni-Asp, Fe-Asp, dan Zn-Asp, memiliki karakteristik berbeda dari prekursornya. Ni-Asp dan Fe-Asp berbentuk amorf, sementara Zn-Asp berbentuk semi-kristalin dengan ukuran kristalit 13,45 nm. Fe-Asp memiliki luas permukaan terbesar sebesar 62,308 m²/g, namun Zn-Asp memiliki ukuran pori terbesar sebesar 57,5224 Å. Ukuran pori Zn-Asp yang lebih besar memungkinkan difusi metilen biru yang lebih efisien, meningkatkan interaksi dengan situs aktif. Energi celah pita dari Ni-Asp, Fe-Asp, dan Zn-Asp masing-masing adalah 2,2 eV, 2,02 eV, dan 3,10 eV, sehingga fotokatalisis dilakukan menggunakan sinar UV untuk konsistensi pengujian. Zn-Asp menunjukkan kemampuan fotokatalis terbaik dengan persentase degradasi hingga 48,50% pada massa 100 mg, menunjukkan bahwa semakin besar massa fotokatalis, semakin baik efisiensi degradasinya. Kinetika reaksi Zn-Asp mengikuti kinetika orde pertama dengan konstanta laju 0,00258 menit⁻¹ dan nilai R² 0,973.

Dyes are one of the main causes of water pollution in natural water bodies. Dyes from textile industry wastewater, including methylene blue, are difficult to degrade naturally and are toxic due to their complex chemical structure. Methylene blue can be degraded using heterogeneous photocatalysis, such as Metal Organic Frameworks (MOFs), to reduce its hazardous levels. In this study, MOFs based on Ni, Fe, and Zn metals with aspartate ligands were synthesized as photocatalysts for methylene blue degradation. The resulting MOFs, namely Ni-Asp, Fe-Asp, and Zn-Asp, have different characteristics from their precursors. Ni-Asp and Fe-Asp are amorphous, while Zn-Asp is semi-crystalline with a crystallite size of 13.45 nm. Fe-Asp has the largest surface area of 62.308 m²/g, but Zn-Asp has the largest pore size of 57.5224 Å. The larger pore size of Zn-Asp allows more efficient diffusion of methylene blue, enhancing interaction with active sites. The band gap energies of Ni-Asp, Fe-Asp, and Zn-Asp are 2.2 eV, 2.02 eV, and 3.10 eV, respectively, so photocatalysis was carried out using UV light for testing consistency. Zn-Asp showed the best photocatalytic ability with a degradation percentage of up to 48.50% at a mass of 100 mg, indicating that the greater the mass of the photocatalyst, the better the degradation efficiency. The reaction kinetics of Zn-Asp follow first-order kinetics with a rate constant of 0.00258 min⁻¹ and an R² value of 0.973."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Riezzati
"Lanthanum dan Iron-Metal Organic Frameworks (La-MOF dan Fe-MOF) telah berhasil disintesis dengan metode solvotermal dan diaplikasikan sebagai katalis untuk mengkonversi glukosa menjadi senyawa multifungsi seperti 5-Hydroxymethylfurfural (5-HMF). 5-HMF merupakan salah satu sumber energi yang menjanjikan dan banyak digunakan dalam industri kimia dan material polimer. MOF digunakan sebagai sumber dari asam Lewis dan asam Bronsted yang akan meningkatkan pembentukan 5-HMF dalam transformasi glukosa. Pola 2θ, morfologi permukaan, komposisi kimia, intensitas spektrum, dan luas permukaan dikarakterisasi dengan X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), Fourier Transform InfraRed (FTIR), dan Brunaeur-Emmelt-Teller (BET). Puncak spesifik dari La-BDC MOF pada XRD merujuk pada 2θ = 8,13 dan 24o dan Fe-BDC MOF pada 2θ = 9, 12 dan 19o. Pola XRD untuk La-MSBDC MOF merujuk pada 2θ = 9, 16, dan 18o sedangkan Fe-MSBDC pada 2θ = 9, 12, dan 18o. Analisis SEM dari La-BDC dan La- MSBDC cenderung berbentuk rod-like dengan ukuran yang besar, sedangkan Fe-BDC dan Fe-MSBDC berbentuk rombohedral dengan partikel yang lebih kecil dan seragam yang juga berpengaruh terhadap luas permukaannya. Spektrum FTIR dari keempat MOF menunjukkan adanya puncak yang melebar pada 3200-3500 cm-1 yang berasal dari vibrasi ulur O-H molekul H2O dan puncak pada daerah 1600 cm-1 yang berasal dari vibrasi C=O karboksilat pada ligan. Uji aktivitas katalitik yang dilakukan dalam reaktor vial 10 ml pada suhu 130oC dengan memvariasikan waktu dan jumlah katalis
menghasilkan aktivitas katalitik terbaik pada material Fe-MOF dengan yield 5-HMF dalam DMSO sebesar 44,72%.

Lanthanum and Iron-Metal Organic Frameworks (La-MOF and Fe-MOF) have been successfully synthesized by the solvothermal method and applied as catalysts to convert glucose into 5-Hydroxymethylfurfural (5-HMF). 5-HMF is a very promising energy source extensively used in chemical industries and polymer materials. MOF is used as source of Lewis and Bronsted acid that can improve the formation of 5-HMF in glucose transformation. 20 pattern, surface morphology, chemical composition, absorption spectra, and surface area were characterized by X-Ray Diffractometer (XRD), Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), Fourier Transform Infrared (FTIR) and Brunauer-Emmelt-Tellers (BET). The specific peaks of La-BDC MOF on XRD pattern corresponded at 2θ = 8,13 and 24 while Fe-BDC MOF corresponded to MIL-88B structure at 2θ = 9, 12, and 19. XRD pattern for La-MSBDC MOF exhibit 2θ = 9, 16, and 18o while Fe-MSBDC MOF at 2θ = 9, 12, and 18o. SEM analysis of La-BDC MOF and La-MSBDC MOF revealed the catalysts morphology were rod-like with bigger particle while Fe-BDC and Fe-MSBDC were rombhic-like which had uniform and smaller particle size. This properties will exhibit their surface area and pore size distribution. The FTIR spectra of MOF showed the broadening peak at 3200-3500 cm-for O-H stretching vibrations from water molecules and peak at 1600 cm refering to C=O streching from carboxylic in ligand molecules. The activity of La- MOF and Fe-MOF as catalysts were performed in 10 mL vial glass reactor at T = 403 K with varied time from 0-8 h and catalyst loading from 8-12 mg in which the best catalytic activity of 44.72% yield of 5-HMF was exhibited by Fe-MOF materials in DMSO.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlan Alrin
"Beberapa tahun belakangan ini bioaerosol seperti virus, bakteri, jamur dan sebagainnya menjadi ancaman serius bagi kesehatan karena bersifat patogen. Penggunaan filter udara diperlukan untuk sterilisasi udara dari patogen dalam udara khususnya bakteri. Metal-organic framework (MOF) dari ion Zn2+ dan asam tereftalat (H2BDC) sebagai linker telah disintesis secara solvotermal, kemudian dikarbonisasi menjadi ZnO-Metal-Organic Framework derived Carbon (ZnO-MOFC) untuk memperoleh spesi ZnO dalam karbon berpori. Dengan meningkatkan daya selektivitas dan kemampuan sebagai adsorben ZnO-MOFC telah berhasil disintesis dengan zeolite 13X. Selain itu, untuk meningkatkan sifat antibakteri dari komposit ZnO-MOFC/13X, komposit berhasil dimodifikasi dengan chitosan/AgNP sebagai bahan aditif antibakteri. Adsorben komposit ZnO-MOFC/13X termodifikasi chitosan/AgNP dinilai mampu mengatasi proses adsorpsi dan memaksimalkan sifat antibakteri yang digunakan dalam filter udara. Komposit tersebut dikarakterisasi menggunakan XRD, FESEM-EDS, FTIR, dan SAA guna mengetahui sifat fisik dan kimianya, serta menguji sifat antibakteri dengan metode difusi agar pada bakteri E. coli dan S. aureus. Komposit ZnO-MOFC/13X/chi/AgNP memiliki sifat antibakteri yang baik dilihat diameter zona inhibisi rata-rata pada kedua bakteri S. aureus dan E. coli. Filter udara yang dengan material komposit ZnO-MOFC/13X/kitosan/AgNP memiliki tingkat efektivitas yang lebih baik, yaitu sebesar 88.86% + 6% dalam waktu >2jam, dibandingkan dengan karbon aktif yaitu sebesar 51.30+ 6% dalam waktu yang sama.

In recent years, bioaerosols such as viruses, bacteria, fungi, Etc., have become a serious threat to health because they are pathogenic. Air filters are necessary for air sterilization from airborne pathogens, especially bacteria. Metal-organic framework (MOF) of Zn2+ ion and linker terephthalic acid (H2BDC) has been synthesized by solvothermal method and then carbonized into ZnO-Metal Organic Framework derived Carbon (ZnO-MOFC) to produce ZnO species encapsulated porous carbon. The presence of ZnO in the carbon structure can support the benefits of ZnO-MOFC as antibacterial adsorbents. To improve the selectivity the ZnO-MOFC has been successfully composite with 13X zeolite. In addition, to improve the antibacterial properties of the ZnO-MOFC/13X composite, the composite was successfully modified with chitosan/AgNP as an additive. The composites were characterized using XRD, FESEM-EDS, FTIR, and SAA to determine their physical and chemical properties and tested antibacterial properties using the agar diffusion method on E. coli and S. aureus bacteria. The ZnO-MOFC/13X/chi/AgNP composite has good antibacterial properties, as seen in the average diameter of the inhibition zone on both S. aureus and E. coli bacteria. The air filter with composite material ZnO-MOFC/13X/chitosan/AgNP has a better effectiveness rate, which is 88.86%±6% in >2 hours, compared to activated carbon 51.30±6% in the same time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Brigita Cicilia
"Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dalam kehidupan yang semakin meningkat, maka perkembangan dunia industri pun semakin pesat pula. Salah satu perkembangan industri yang sangat pesat di Indonesia adalah insutri tekstil yang banyak menimbulkan limbah zat warna, seperti methylene blue yang merupakan zat warna kationik. Banyak cara yang ditawarkan untuk mengurangi limbah zat warna tersebut, baik secara fisik maupun kimia. Salah satu cara yang ditawarkan adalah adsorpsi dan diperlukan pemilihan adsorben yang baik agar proses adsorpsi dapat berjalan dengan baik pila. Dalam penelitian ini, akan disintesis Metal Organic Framework (MOF) dengan menggunakan asam suksinat sebagai ligan, kobalt dan besi sebagai logamnya, serta menggunakan pelarut N,N-Dimethylformamide (DMF) dengan metode solvothermal. MOF dipilih sebagai adsorben karena merupakan material berpori dan sifat permukaannya dapat diatur. MOF hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Aplikasi adsorpsi oleh kedua MOF mengikuti pemodelan isoterm adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) untuk Co-Suksinat MOF sebesar 3,9494 mg/g dan Fe-Suksinat MOF sebesar 4,6685 mg/g.

Along with the increasing of necessity in life, the world industrial has also increased. One of the very rapid industrial developments in Indonesia is textile industry that contain a lot of dyes, such as methylene blue which is a cationic dye. Many ways are offered to reduce these dyes, both physically and chemically. One of the methods offered is adsorption and good adsorbent is needed so the adsorption process can run well. In this research, Metal-Organic Framework (MOF) will be synthesized using succinic acid as a ligand, cobalt and iron as the metal, and using N,N-Dimethylformamide (DMF) solvent with a solvothermal method. MOF was chosen as an adsorbent because it is a porous material and its surface properties can be regulated. MOF will be characterized using FTIR, XRD, SEM, and BET. The adsorption by both MOF are taking Langmuir adsorption isotherm modeling with maximum adsorption capacity (Qm) for Co-Succinate MOF is 3,9494 mg/g and Fe-Succinate MOF is 4,6685 mg/g"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adawiah
"Metal organic framework (MOF) La-PTC berbasis ligan perylene dan logam lantanum disintesis menggunakan metode solvotermal pada suhu 170 °C selama waktu reaksi 24 jam dengan menggunakan pelarut campuran air dan DMF sebanyak 30 mL dengan perbandingan 5:1. MOF La-PTC memiliki karakteristik yang berbeda degan senyawa prekursornya Na4PTC. La-PTC yaitu memiliki nilai energi celah pita 2,25 eV, luas area permukaan 22,2364 m2/g, total volume pori sebesar 0,0685 cm3/g dan ukuran pori 12,3291 nm. Hasil analisis SEM-EDS La-PTC memiliki kandungan atom karbon sebesar 51,8%; oksigen sebesar 28,3% dan lantanum sebesar 19,9%. MOF La-PTC juga memiliki stabilitas termal hingga temperatur 376,27 °C. MOF La-PTC memiliki daya adsorpsi sebesar 22,72%, and 29.70% selama waktu diseprsi 60 menit. MOF La-PTC memiliki aktivitas fotokatalitik terhadap degradasi metil jingga dengan persen efisiensi degradasi sebesar 64,76%, tetapi tidak untuk metilen biru. Penambahan H2O2 meningkatkan aktivitas fotokatalitik MOF La-PTC terhadap degradasi metil orange menjadi 99,60% dan metilen biru menjadi 67,02% dengan waktu penyinaran sinar tampak selama 240 menit. MOF La-PTC dapat digunakan untuk mendegradasi metil jingga sebanyak tiga kali siklus reaksi dengan persen efisiensi degradasi sebesar 62,57% dan metilen biru sebanyak 4 siklus reaksi dengan persen efisiensi degradasi sebesar 77,61% dengan adanya H2O2 dalam sistem.

Metal organic framework of lanthanum and perylene ligand was successfully synthesized by solvothermal method. Therefore this study aims to assess the photocatalytic activity of La-PTC metal organic framework, in degradation of methylene blue and methyl under visible light irradiation. The results of the FTIR characterization showed that, MOF La-PTC had a different structure and composition from its precursor (Na4PTC). The MOF La-PTC has a band gap energy value of 2.25 eV and a surface area of 22.2364 m2/g. The SEM-EDS analysis showed an elemental composition of lanthanum, carbon, and oxygen, as 19.9%, 51.8%, and 28.3%, respectively. LMOF La-PTC had good thermal stability up to 376.27 °C. Furthermore, MOF La-PTC was able to adsorb dyes at the optimum degradation efficiency of 22.72%, and 29.70% for MB and MO at the dispersion period of 60 minutes. MOF La- PTC has photo-catalytic activity towards the degradation of methyl orange with the degradation efficienty of 64.26%, in contrast to methylene blue, which do not have this potential under visible light irradiation. The addition of H2O2 to the mixture, caused the increasing of La-PTC photo-catalytic activity from 64.76% to 99.60% for MO and 8.44% to 67.02% for MB. MOF La-PTC degrade methylene blue for four cycles reaction with percent degradation efficiency of 77.61% and three cycles reaction for methyl orange with percent degradation efficiency of 62.57%. Therefore, MOF La-PTC possess the potential of a photo-catalyst material in degrading dyes, under visible light irradiation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Andini
"Peningkatan konsentrasi karbon dioksida menyebabkan berbagai masalah pada bumi. Biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil, Biogas terdiri dari Sebagian besar gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2), keberadaan gas CO2 dengan presentase (25-50%) pada bahan bakar ini dapat menyebabkan korosi dan kerusakan pada mesin. Salah satu metode untuk memisahkan karbon dioksida dengan menggunakan material metal-organik framework (MOF), penambahan gugus polar seperti amina pada material menghasilkan peningkatan kapasitas adsorpsi suatu gas. Penelitian in bertujuan untuk menganalisis karakteristik dari MOF Ni-DOBDC dan modifikasinya dengan etilendiamin serta sifat adsorpsinya. Penambahan etilendiamin ke dalam MOF Ni-DOBDC berhasil dilakukan dengan post-synthetic methode dan dapat dibuktikan dengan hasil karakterisasi menggunakan XRD, FTIR dan SAA. Hasil uji adsorpsi pada MOF Ni-DOBDC termodifikasi etilendiamin memiliki kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan MOF Ni-DOBDC masing-masing sebesar 6,41 mmol/g dan 2,19 mmol/g. MOF Ni-DOBDC termodifikasi etilendiamin memiliki selektivitas yang baik pada gas CO2 dalam CH4, dengan kapasitas adsorpsi CO2 sebesar 10,548 mmol/g dan CH4 sebesar 4,472 mmol/g.

An increase in the concentration of carbon dioxide can cause various problems on earth. Biogas is renewable energy source that can replace fossil fuels. Biogas mostly consists of methane gas (CH4) and carbon dioxide gas (CO2). The presence of carbon dioxide gas (25-50%) can cause corrosion, deposition, and damage to the engine. One method for separation carbon dioxide is adsorption using a metal-organic frameworks (MOF) material. The addition polar groups such as amines into the secondary building unit (SBU) resulted in an increase in the adsorption capacity of a gas. The aim of this research identify the characteristics of ethylenediamine-modified MOF Ni-DOBDC and adsorption properties. The modification with ethylenediamine into MOF Ni-DOBDC was successfully carried out as evidenced by the result of FTIR, XRD, and SAA characterization. The gas adsorption test result showed that ethylenediamine-modified MOF Ni-DOBDC had a higher capacity than MOF Ni-DOBDC of 6,41 mmol/g and 2,19 mmol/g. Ethylenediamine modified Ni-DOBDC MOF had good selectivity for CO2 in CH4, with an adsorption capacity of 10.548 mmol/g for CO2 and 4.472 mmol/g for CH4."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Ramdani
"Peningkatan konsentrasi karbon dioksida dapat menyebabkan berbagai masalah di bumi. Biogas menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. Biogas sebagian besar terdiri atas gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Keberadaan gas karbon dioksida ini dapat menyebabkan korosi, pengendapan, dan kerusakan pada mesin. Salah satu metode untuk memisahkan karbon dioksida adalah adsorpsi menggunakan material metal-organic framework (MOF). Penambahan gugus polar seperti amina ke dalam secondary building unit (SBU) menghasilkan peningkatan kapasitas adsorpsi suatu gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dari Ni-MOF-NH2 termodifikasi etilendiamin dan sifat adsorpsinya. Modifikasi etilendiamin ke dalam Ni-MOF-NH2 berhasil dilakukan dengan metode post-synthesis yang dapat dibuktikan dengan hasil karakterisasi FTIR, XRD, dan SAA. Hasil uji adsorpsi gas menunjukkan Ni-MOF-NH2 termodifikasi etilendiamin memiliki kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan Ni-MOF-NH2 masing-masing sebesar 21,975 mmol/g dan 9,05 mmol/g. Variasi suhu yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu menyebabkan semakin besar kapasitas adsorpsinya. Selektivitas dari terhadap gas CO2 dari adsorben Ni-MOF-NH2 termodifikasi etilendiamin lebih besar dibandingkan dengan Ni-MOF-NH2

An increase in the concentration of carbon dioxide can cause various problems on earth. Biogas is a renewable energy source that can replace fossil fuels. Biogas mostly consists of methane gas (CH4) and carbon dioxide gas (CO2). The presence of carbon dioxide gas can cause corrosion, deposition, and damage to the engine. One method for separating carbon dioxide is adsorption using a metal-organic framework (MOF) material. The addition of polar groups such as amines into the secondary building unit (SBU) resulted in an increase in the adsorption capacity of a gas. The aim of this research to identify the characteristics of ethylenediamine-modified Ni-MOF-NH2 and its adsorption properties. The modification of ethylenediamine into Ni-MOF-NH2 was successfully carried out as evidenced by the results of FTIR, XRD, and SAA characterization. The gas adsorption test results showed that ethylenediamine-modified Ni-MOF-NH2 had a higher adsorption capacity than Ni-MOF-NH2 of 21.975 mmol/g and 9.05 mmol/g, respectively. The temperature variations carried out indicate that the higher the temperature, the greater the adsorption capacity. The selectivity of ethylenediamine-modified Ni-MOF-NH2 for CO2 gas is greater than that of Ni-MOF-NH2"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saniyah Rizkiyah
"Peningkatan jumlah penduduk dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida yang berdampak pada berbagai masalah di bumi. Biogas menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. Biogas sebagian besar terdiri atas gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Namun, keberadaan gas karbon dioksida ini dapat menyebabkan korosi, pengendapan, dan kerusakan pada mesin. Salah satu metode pemisahan CO2 dari biogas adalah secara adsorpsi menggunakan material Metal Organic Framework (MOF). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan membandingkan kinerja adsorpsi dari MOF berbasis bimetal dengan monometal. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan sintesis MOF bimetal berbasis nikel-kobalt dengan menggunakan ligan asam benzena 1,4-dikarboksilat melalui metode solvothermal serta modifikasinya dengan etilendiamin 15% menggunakan metode post-synthetic modification. Penambahan gugus polar seperti amina (-NH2) ke dalam Secondary Building Unit (SBU) dilakukan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi gas dari material MOF. MOF hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, SAA-BET, XRF, dan TGA. Hasil uji adsorpsi gas menunjukkan Ni/Co-MOF termodifikasi etilendiamin memiliki kapasitas adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis MOF monometal dan tanpa modifikasi etilendiamin, yaitu sebesar 24,997 mmol/g. Uji selektivitas adsorpsi gas CO2 dalam campuran gas CO2/CH4 menunjukkan Ni/Co-MOF termodifikasi etilendiamin lebih baik dibandingkan tanpa modifikasi etilendiamin.

The increase in population and use of fossil fuels causes an increase in carbon dioxide concentrations which have an impact on various problems on earth. Biogas is a renewable energy source that can replace fossil fuels. Biogas mostly consists of methane gas (CH4) and carbon dioxide gas (CO2). However, the presence of carbon dioxide gas can cause corrosion, deposition and damage to the engine. One method of separating CO2 from biogas is by adsorption using Metal Organic Framework (MOF) material. This research aims to identify the characteristics and compare the adsorption performance of bimetallic and monometallic based MOFs. Therefore, in this research, a nickel-cobalt based bimetallic MOF will be synthesized using a benzene 1,4-dicarboxylic acid ligand using the solvothermal method and modification with 15% ethylenediamine using the post-synthetic modification method. The addition of polar groups such as amine (-NH2) into the Secondary Building Unit (SBU) is carried out to increase the gas adsorption capacity of the MOF material. The synthesized MOF was then characterized using XRD, FTIR, SAA-BET, XRF, and TGA. The gas adsorption test results show that ethylenediamine-modified Ni/Co-MOF has a greater adsorption capacity compared to monometal MOF and without ethylenediamine modification, namely 24.997 mmol/g. The CO2 gas adsorption selectivity test in the CO2/CH4 gas mixture showed that ethylenediamine-modified Ni/Co-MOF was better than without ethylenediamine modification."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>