Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Kartika Dewi
"Latar belakang: Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara produksi dan akumulasi radikal bebas di dalam sel dan jaringan terhadap respon tubuh dalam melakukan detoksifikasi produk reaktif melalui sistem antioksidan. Antioksidan
dapat bersifat endogen dan eksogen, namun seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan konsentrasi antioksidan endogen sehingga penting untuk memaksimalkan potensi antioksidan eksogen, yang dapat berasal dari tumbuhan. Indonesia memiliki keragaman hayati yang luas, salah satunya adalah rumput laut atau alga Eucheuma sp., yang mengandung metabolit sekunder dan berpotensi menunjukkan beragam aktivitas biologis.
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia dan aktivitas antioksidan rumput laut Eucheuma sp. Metode: Eucheuma sp. dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, dilakukan maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etilasetat, dan etanol secara berurutan, kemudian filtrat diuapkan hingga menjadi ekstrak. Pada ketiga ekstrak dilakukan analisis komposisi fitokimia melalui uji fitokimia, kromatografi lapis tipis, dan penentuan kadar senyawa secara kuantitatif. Selanjutnya, evaluasi aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol Eucheuma sp. ditentukan dengan metode DPPH.
Hasil: Ekstrak Eucheuma sp. mengandung senyawa golongan steroid dan triterpenoid pada uji kualitatif fitokimia. Analisis kromatografi lapis tipis menunjukkan total 11 komponen senyawa kimia.
Analisis kuantitatif ekstrak etilasetat Eucheuma sp. menunjukkan kadar total fenol sebesar 29,57 mg ekuivalen asam galat/g ekstrak, kadar total flavonoid sebesar 0,54mg ekuivalen quercetin/g ekstrak, dan kadar total triterpenoid sebesar 1,08 mg ekuivalen asam ursolat/g ekstrak. Evaluasi aktivitas antioksidan menunjukka bahwa ekstrak etilasetat memiliki efek antioksidan yang kuat terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 27,96 μg/mL. Simpulan: Ekstrak etilasetat
Eucheuma sp. berpotensi dikembangkan sebagai antioksidan.

Introduction: Oxidative stress is a condition in which there is an imbalance between production of free radicals and protective response via antioxidant system. There are endogenous and exogenous antioxidants, however as age increases, there is a reduction in endogenous antioxidant thus the need to search for potential exogenous antioxidant which could be derived from plants. Indonesia’s rich biodiversity, one of which is algae/seaweed Eucheuma sp., with its secondary metabolites, shows potential for biological activities. Aims: This study aims to determine the phytochemical constituent and evaluate the antioxidant activity of marine algae Eucheuma sp. Methods: Eucheuma sp. obtained from Lombok, Nusa
Tenggara Barat, were extracted with batch maceration process using three solvents, n-hexane, ethyl acetate, and ethanol sequentially. Each extract was analysed for its phytochemical constituents using phytochemical tests, thin layer chromatography,
and total phenolic, flavonoid, triterpenoid content. Evaluation of antioxidant activity for ethyl acetate extract and ethanol extract were done using DPPH method.
Result: Phytochemical analysis of Eucheuma sp. shows positive result for steroid and triterpenoid qualitatively. Thin layer chromatography analysis shows total of 11 chemical compound. Quantitative analysis shows highest value in ethyl acetate
extract, with its total phenolic content 29.57 mg gallic acid equivalent/g extract, total flavonoid content 0.54 mg quercetin equivalent/g extract, and total triterpenoid content 1.08 mg ursolic acid equivalent/g extract. Ethyl acetate extract with IC50 of 27.96 μg/mL towards DPPH assay shows active antioxidant activity of Eucheuma sp. Conclusion: Ethylacetate extract of Eucheuma sp. obtained from Lombok have a potential to be developed as an antioxidant.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivani Putri
"ABSTRAK
Jumlah kasus kanker paru terus mengalami peningkatan secara global. Disamping kasusnya yang terus bertambah, terapi kanker paru hingga saat ini masih banyak menimbulkan efek samping yang tidak jarang menggangu kualitas hidup pasien. Maka dari itu, skripsi ini mengevaluasi aktivitas antioksidan dan antikanker dari rumput laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum yang berasal dari pantai Labuan Aji, Nusa Tenggara Barat terhadap sel paru A-549.  Pada penelitian ini digunakan empat jenis ekstrak, yakni heksana, kloroform, etil asetat, dan etanol. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH sedangkan untuk aktivitas antikanker dievaluasi dengan metode MTT cell proliferation assay. Masing-masing ekstrak akan dinilai laju inhibisinya dan nilai IC50. Berdasarkan hasil percobaan, ekstrak etanol Eucheuma cottonii dengan nilai IC50 35,51 ppm memiliki aktivitas antioksidan yang paling poten dibandingkan dengan ekstrak lain yang diuji. Ekstrak etanol E. cottonii juga memiliki aktivitas antikanker terbaik, dengan nilai IC50 54,83 mg/mL. Untuk Eucheuma spinosum, ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan dan antikanker yang paling baik, dengan nilai IC50 10,16 mg/mL. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik Eucheuma cottonii maupun Eucheuma spinosum berpotensi sebagai antioksidan alami dan memiliki efek antikanker terhadap sel paru A-549. 

ASTRACT
Number of people suffering from lung cancer continue to increase globally. Yet, the treatment methods for lung cancer still have many effects that often interfere patients quality of life. Therefore, objective from this paper is to evaluate the antioxidant and anticancer activity from macroalgae Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum, which was taken from Labuan Aji beach, Nusa Tenggara Barat, against A-549 lung cell. This research used four types of extracts, including hexane, chloroform, ethyl acetate, and ethanol. Antioxidant activity was evaluated using DPPH method. As for anticancer activity was evaluated by MTT cell proliferation assay. Each extracts have its own inhibitory rate and IC50 value. Based on this experiment, ethanol extract of Eucheuma cottonii with IC50 value 35,51 ppm had the most potent antioxidant activity than other extracts that were tested. Ethanol extract also showed the best anticancer activity with IC50 value 54,83mg/mL. As for Eucheuma spinosum, ethyl acetate extract has the best antioxidant and anticancer activity, with IC50 value 10,16 mg/mL. Thus, it can be concluded that both Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum are potent natural antioxidant and have anticancer effect against A-549 lung cacner cell. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arriel Putra Soetyono
"Latar Belakang: Kanker kolorektal adalah bentuk kanker yang terjadi di usus besar atau rectum. Kanker ini merupakan kanker paling mematikan ke 2. Berbagai metode mulai dari pembedahan hingga kemoterapi saat ini dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut dengan harga yang cukup tinggi dan berbagai efek samping. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa zat aktif yang terkandung dalam bahan organik seperti rumput laut jenis Gracilaria sp. dapat menghambat pertumbuhan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kandungan kimia, komponen aktif, sifat antioksidan, dan kemampuan sitotoksik rumput laut Gracilaria sp. tumbuh di perairan Bekasi.

Metode: Gracilaria Sp. dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan kemudian dilakukan maserasi bertingkat dengan urutan normo-heksana, etil asetat, dan etanol; yang menghasilkan 3 jenis ekstrak. Ketiga ekstrak tersebut akan diuji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mengetahui komponen fitokimianya, dilanjutkan dengan pengukuran aktivitas antioksidan melalui uji DPPH, dan evaluasi aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker kolon HT-29 menggunakan uji MTT.

Hasil: Rumput laut Gracilaria Sp mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid semua ekstrak menunjukkan aktivitas antioksidan sedikit atau tidak ada terhadap radikal bebas DPPH dengan IC50 >100. Di sisi lain, evaluasi sitotoksisitas untuk Etanol menunjukkan sitotoksisitas aktif dengan IC50 dari 53,32. Sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksana menunjukkan sitotoksisitas yang lemah dengan evaluasi sitotoksik aktif masing-masing sebesar 107,58 g/mL dan 180,65 g/mL.

Kesimpulan: Rumput laut Gracillaria sp. mengandung komponen fitokimia yang bersifat sitotoksik terhadap sel kanker usus besar HT-29. Hasil analisis statistik menunjukkan distribusi data IC50 normal (p > 0.05). Terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan inhibisi ekstrak etanol dengan ekstrak n-heksana, dan ekstrak etil asetat (p =0.01).


Background: The colorectal cancer is a form of cancer that occurs in the colon or rectum varying methods ranging from surgery to chemotherapy are used which are expensive and has side effects. Previous research suggests that active components from organic materials such as the seaweed species Gracilaria sp. can inhibit cancer growth. This research aims to study the chemical contents, active components, antioxidant properties, and cytotoxic capabilities of the seaweed Gracilaria sp. grown in the waters of Bekasi.

Method: Cleaned and dried Gracilaria Sp. was pulverised into a powdered state, Multilevel maceration is done towards the with the sequence of n-hexane, ethyl acetate, ethanol, which results in 3 extracts. The three extracts underwent phytochemical screening and thin layer chromatography (TLC) to determine the phytochemical components of the secondary metabolite, followed by measuring antioxidant activity by means of DPPH assay, and evaluating the cytotoxic activity towards HT-29 colon cancer cells using MTT assay.

Results: Seaweed Gracilaria Sp contains secondary metabolites of flavonoids, alkaloids, and triterpenoids all extracts show little to none antioxidant activity towards DPPH free radical with IC50 of >500 μg/mL. Cytotoxicity evaluation for Ethanol shows active cytotoxicity with an IC50 of 53.32 μg/mL. While ethyl acetate and n-hexane extracts show weak cytotoxicity with an active cytotoxic evaluation with IC50 value of 107.58 μg/mL and 180.65 μg/mL, respectively. The data distribution IC50 value of all extracts from statistical analysis is normal (p > 0.05). There was a statistically significant difference in IC50 value between treatments (p =0.01).

Conclusion: Seaweed Gracillaria sp. contained phytochemical components that are cytotoxic towards HT-29 colon cancer cells."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Aya Maheswari Subroto
"ABSTRAK
Eucheuma cottonii memiliki aktivitas antikanker yang cukup aktif. Nilai IC50 terendah dimiliki oleh ekstrak etil asetat dari Eucheuma spinosum. Sebagai kesimpulan, ekstrak etil asetat dari Eucheuma spinosum memiliki potensi sebagai agen antikanker yang paling poten.

ABSTRACT
Seaweed macroalgae, as marine natural products has showed a potent anticancer activity. Therefore, in this research, we analyse the phytochemical content of Eucheuma sp. that came from Labuhan Haji Beach, Nusa Tenggara Barat and its anticancer activity to further develop it as anticancer agent. Method. Hexane, ethyl acetate, ethanol, and chloroform extracts of seaweed were tested using Thin Layer Chromatography to the amount of metabolite content of the extract. Finally, the anticancer activity was tested using MTT Assay. The result of this test is expressed in percentage inhibition and IC50 value. Results. Phytochemical analysis showed almost all extracts of Eucheuma spinosum contain flavonoid and triterpenoid. Thin Layer Chromatography showed ethyl acetate and hexane extract have three similar Rf factors that can show that these extracts contain similar metabolites. MTT assays showed that Eucheuma sp. has moderately active anticancer activity. Conclusion. The results of this study show that Eucheuma sp. has moderately active anticancer activity. Ethyl acetate extract of Eucheuma spinosum has the smallest value of IC50. To sum up, ethyl acetate extract of Eucheuma spionosum showed the strongest antiproliferative activity, so this can be one of the most potential anticancer drug."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yully Astika Nugrahayning Aziza
"Kanker serviks merupakan salah satu jenis penyakit kanker dengan prevalensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut yang banyak dijumpai di perairan laut Indonesia dan dapat dikembangkan sebagai agen anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi fitokimia dan efek sitotoksik ekstrak makroalga Eucheuma cottonii terhadap sel kanker serviks HeLa yang dinyatakan dengan nilai IC50. Pada penelitian ini, Eucheuma cottonii diekstraksi masing-masing menggunakan pelarut etanol, etil asetat, n-heksana, dan kloroform. Ekstrak yang diperoleh kemudian diuji kandungan fitokimianya, dan menunjukkan hasil positif mengandung flavonoid. Sedangkan analisis kualitatif dengan kromatografi lapis tipis, menunjukkan bahwa ekstrak mengandung tiga hingga lima senyawa kimia. Selanjutnya, masing-masing ekstrak sebanyak 20 L dengan 5 variasi konsentrasi, yaitu 3,125 g/ml; 6,25 g/ml; 12,5 g/ml; 25 g/ml; dan 50 g/m, dimasukkan ke lini sel HeLa yang sudah ditambahkan 100 L DMEM dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dilakukan uji MTT assay dengan panjang gelombang 492 nm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga diperoleh nilai IC50 untuk keempat ekstrak Eucheuma cottonii yang diujikan. Hasil menunjukkan bahwa keempat ekstrak Eucheuma cottonii memiliki nilai IC50.

Cervical cancer is one kinds of cancer with high prevalence and mortality in Indonesia. Eucheuma cottonii is one kind of seaweed which is commonly found in Indonesian marine and can be developed as anticancer agent. This research aims to know the phytochemical composition and cytotoxic effect of extract of makroalgae Eucheuma cottonii on HeLa cervical cancer cells that is expressed by IC50 value. In this research, Eucheuma cottonii were extracted each using ethanol, ethyl acetate, n hexane, and chloroform. The obtained extracts were then tested for its phytochemical content, and showed positive result containing flavonoids. While qualitative analysis with Thin Layer Chromatography TLC , showed that the extract contains three to five chemical compounds. Furthermore, 20 L of each extract in five variation of concentration, i.e. 3,125 g ml 6,25 g ml 12,5 g ml 25 g ml and 50 g ml, inserted into the HeLa cell line that has been added 100 L of DMEM and incubated for 24 hours. After 24 hour incubation, MTT assay with a wavelength of 492 nm was performed to generate data which was then analyzed to obtain IC50 value for the four extracts tested of Eucheuma cottonii. The results showed that all four Eucheuma cottonii extract had IC50 values less than 100 g ml, so it can be concluded that all extracts have cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cell HeLa. Among four extracts of Eucheuma cottonii, ethyl acetate extract has the lowest IC50 value and shows the most potent cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cells. Thus, ethyl acetate extract of Eucheuma cottoniiis potential to be developed as an anticervical cancer agent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kusuma
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Yusfita Sari
"Fukoidan adalah polisakarida sulfat yang merupakan senyawa bioaktif dari rumput laut cokelat Sargassum sp. yang pemanfaatnya mulai banyak diteliti dalam pengobatan dan kosmetika. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi fukoidan dari rumput laut cokelat Sargassum sp. menggunakan dua jenis larutan asam yaitu HCl 0,1 N yang kemudian dibandingkan dengan H3PO4 0,1N sehingga menghasilkan ekstrak kasar yang akan digunakan sebagai bahan uji pengikat mikotoksin Trikotesena (T-2). Pada ekstrak kasar tersebut dilakukan uji karakterisasi terlebih dahulu dengan FTIR, penentuan total karbohidrat, dan total kadar sulfat. Rendemen yang diperoleh sebesar 7,5% dari ekstraksi menggunakan HCl 0,1 N dan 7,02% untuk ekstraksi menggunakan H3PO4 0,1N. Pada konsentrasi 10 mg/mL ekstrak kasar fukoidan A memiliki kemampuan untuk mengikat mikotoksin jenis trikotesena (toksin T-2) dengan efisiensi 59,52±0,53 % pada pH 3 dan 58,11±0,27 % pada pH 6,8. Sementara ekstrak kasar fukoidan B mampu mengikat toksin T-2 dengan efisiensi 58,12±1,49 % pada pH 3 dan 57,65±0,39 % pada pH 6,8. Sedangkan untuk fukoidan komersial mampu mengikat toksin T-2 dengan efisiensi 57,31±1,04 % pada pH 3 dan 56,90±1,74 % pada pH 6,8. Uji antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH yang menunjukkan bahwa fukoidan masuk dalam kelas antioksidan kuat cenderung sedang dengan IC50 antara 77,32- 97,32 ug/mL. Dapat disimpulkan bahwa fukoidan dari rumput laut coklat Sargassum sp. dapat digunakan sebagai bahan pengikat toksin T-2 dan memiliki aktivitas antioksidan.

Fucoidan is a sulphated polysaccharide which is found mainly in brown seaweed such as sargassum sp and has been widely utilized in pharmacy and cosmetic industry recently. In this study, fucoidan was extracted from brown seaweed with two distinct approaches, one is using HCl 0.1 N and the other H3PO4 0.1N. The resulted crude extract was used as a study sample for Tricothecenes T-2 toxin binder. The crude extract of fucoidan was subjected for characterization using FTIR, and measurements of total carbohydrate and total sulphate levels. The yield of HCl extraction was 7.50% and H3PO4 7.02%. Quantitative analysis of mycotoxin binding capacity at 10 mg/ml of fucoidan extract A for T2-Toxin yielded an efficiency of 59,52±0,53 % at pH 3, and 58,11±0,27 % at pH 6.8. Fucoidan crude extract B had a T-2 toxin binding efficiency of 58,12±1,49 % at pH 3, and 57,65±0,39 % at pH 6,8. Meanwhile for crude fucoidan extracted from Fucus vesiculosus sp. had binding efficiency of 57,31±1,04 % at pH 3 and 56,90±1,74 % at pH 6,8. In addition, the antioxidant activity was analyzed using radical scavenging DPPH method with the IC50 around 77.32 -97.3 ug/mL. As a conclucion, it was indicated that fucoidan from brown seaweed Sargassum sp.could be used as binder for mycotoxin T-2 and had antioxidant activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Lesmana
"ABSTRAK
Pendahuluan. Kanker adalah suatu pertumbuhan tidak terkendali dari suatu sel, salah satu yang terbanyak terjadi, terutama pada wanita adalah kanker payudara. Berbagai cara banyak ditempuh oleh para peneliti untuk menemukan cara terbaik untuk penanganan kanker payudara, termasuk melalui bahan-bahan alamiah, yakni rumput laut. Eucheuma cottoniidan Eucheuma spinosum menjadi sasaran dalam studi eksperimental ini untuk mengetahui struktur fitokimia masing-masing spesies ini dan mengetahui efek antikanker yang dapat dihasilkan oleh kedua spesies ini. Metode. Kedua spesies makroalgadipanen dari Kawasan Pantai Labuan Aji di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia yang kemudian dibersihkan, dikeringkan, serta ditimbang. Sampel kemudian melalui proses ekstraksi dan fraksinasi, melalui proses uji kromatografi lapis tipis, uji fitokimia, dan uji antikanker dengan metode MTT assaydengan 6 konsentrasi yang berbeda.Hasil.Eucheuma cottoniimemiliki kandungan flavonoid dan triterpenoid pada keseluruhan ekstrak, kandungan alkaloid pada ekstrak n-heksana dan etil asetat, dan kandungan tannin pada ekstrak etanol. Pada Eucheuma cottoniiyang memiliki efek antikanker tertinggi dengan nilai IC5014,589 g/mLadalah ekstrak n-heksana, diikuti dengan ekstrak etil asetat, etanol, dan klorofom (15,987 g/mL, 18,449 g/mL, dan 25,205 g/mL), sedangkan pada Eucheuma spinosumyang memiliki efek antikanker terbaik dengan nilai IC50terendah adalah ekstrak n-heksana juga dengan IC5033,841 g/mLdiikuti dengan etil asetat, etanol, dan kloroform (37,328 g/mL, 41,523 g/mL, dan 51,981 g/mL). Setelah didapatkan nilai IC50, dilakukan uji normalitas yang menunjukkan bahwa data memiliki sebaran normal. Uji one-wayANOVA yang kemudian dilakukan untuk melihat hasil komparatif perbedaan pada masing-masing IC50menunjukkan nilai yang tidak signifikan pada masing-masing kedua spesies. Kesimpulan. Eucheuma cottoniidan Eucheuma spinosumkeduanya memiliki efek antikanker pada masing-masing ekstrak di semua konsentrasi yang bersifat concentrationdependent hingga mencapai konsentrasi 50 g/mL.Meskipun begitu, perbedaan kemampuanantikankerdari berbagai ekstrak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kedua jenis rumput laut ini merupakan makroalgayang menjanjikan untuk diteruskan penelitiannya hingga dapat menghasilkan suatu produk antikanker.

ABSTRACT
Introduction. Cancer is an uncontrollable and rapid deployment of cells. One of the most common cancer happened especially in women nowadays isbreast cancer. Many of ways have been tried and searched by researchers in order to find the best way possible for the treatment of breast cancer, through advanced technologies as well as natural resources, which one of those is seaweed. In this experimental study, we are using Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum to find out theirphytochemical components and to discover theiranticancer effect thoroughly. Methods.Both species of macroalgae wereharvested in Labuan Aji Beach Area in Lombok Island, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Macroalgaewere then cleaned, dried and weighed. Through extraction and fractionation, these species were then separated into four extracts which are n-hexane, chloroform, ethylacetateand ethanol. After that, they went through thin layer chromatography procedure, phytochemistry test and finally were proved its anticancer activity with MTTassay procedure with six different concentrations. Results.Eucheuma cottonii were proved to containflavonoid and triterpenoid in all of its extracts, the alkaloid in n-hexane and ethylacetateextracts, and tannin in ethanol extract. Data shown that N-hexane extract hadthe highest anticancer activity with IC5014,589 g/mL, followed by ethylacetate, ethanol and chloroform respectively (15.987 g/mL, 18.449 g/mL, dan 25.205 g/mL). Surprisingly, in Euchema spinosum, extract with most potent anticancer activity with lowest IC50wasalso n-hexane with IC5033.841 g/mL followed by other extracts, ethylacetate, ethanol and chloroform (37.328 g/mL, 41.523 g/mL, dan 51.981 g/mL). Subsequently, a normality test to IC50data were provednormally. Afterward, to identify its significance, one-way ANOVA test wasperformed and the output showedinsignificant scores in both species. Conclusion.Both Eucheuma cottonii and Eucheuma spinosum exhibitedanticancer activity fromeach extractinevery different concentration. The more concentrated the extract, the more potent its anticancer activity is. Nonetheless, there wereno significant differences towards all the extracts tested. Both of these macroalgae showeda promising potentialthrough further research towards finding cures for breast cancer. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elywati
"Penelitian ini menggunakan teknik penginderaan jauh dengan tujuan untuk : (1) memetakan daerah budidaya rumput laut yang terinfestasi mikroflora epifit dengan menggunakan data ALOS AVNIR-2 dan spectral signature in situ; (2) memetakan zona potensi retensi menggunakan data AQUA MODIS melalui analisa kesesuaian lahan (site selection) untuk budidaya rumput laut. Metode yang digunakan dalam analisis spektral ALOS AVNIR-2 adalah identifikasi berdasarkan spectral signature in situ yang diolah di MESMA VIPER TOOLS pada ENVI 4.8 dan analisis spasial menggunakan syarat kesesuaian lahan untuk Eucheuma cottonii dengan metode composite dan overlay pada Arcmap 10. Analisis spektral menunjukkan pola pada kanal biru (panjang gelombang 460 nm) reflektasinya sangat rendah, kanal hijau (panjang gelombang 560 nm) reflektasinya sedikit meningkat, kanal merah (panjang gelombang 650 nm) sedikit meningkat sedangkan pada kanal near infrared menunjukkan reflektasi yang cukup tinggi. Pola spectral signature ini menyerupai pola spectral signature Eucheuma cottonii dari Kabupaten Jeneponto (Hendiarti, dkk., 2012) tetapi terdapat sedikit perbedaan yaitu pada spectral signature Eucheuma cottonii terinfestasi memiliki pola yang kurang halus dibandingkan dengan spectral signature Eucheuma cottonii dari Kabupaten Jeneponto. Analisis spektral ALOS AVNIR-2 dapat memetakannya potensi retensi infestasi mikroflora epifit kurang lebih seluas 4,81 ha di Desa Legundi dan 48,345 ha di Desa Sumur. Analisis spasial menunjukkan hasil bahwa di perairan Provinsi Lampung potensi retensi terinfestasi mikroflora epifit ini seluas 3.677.191,34 ha (daerah yang berpotensi), 893.919,40 ha (cukup berpotensi) dan 175.888,44 ha (tidak berpotensi). Apabila dibandingkan dengan kualitas perairan pada tahun 2007 (pada tahun ini produksi sangat tinggi) terjadi peningkatan luasan untuk daerah yang berpotensi.

This study used remote sensing technical, it aims to: (1) mapping the seaweed cultivation areas infested epiphytic microflora using the ALOS AVNIR-2 data and in situ spectral signatures; (2) mapping the area of potential retention through the use of AQUA MODIS data and site selection analysis for seaweed cultivation.The method using spectral analysis of ALOS AVNIR-2 with reference spectral identification derived from in situ spectral signatures processed in MESMA VIPER TOOLS in ENVI 4.8. It also conducted a spatial analysis of land used site selection for Eucheuma cottonii with the overlay method in Arcmap 10. This study showed through in situ spectral signatures measurements obtained the pattern on a blue canal (460 nm wavelength) with very low reflectation, the green canal (560 nm wavelength) slightly increased reflectation, the red canal (wavelength 650 nm) slightly increased, while the band near infrared is showed with high enough reflectation. This spectral signature pattern similar to the pattern of spectral signatures of Eucheuma cottonii Jeneponto (Hendiarti et al, 2012) but there is little difference in the spectral signature of Eucheuma cottonii infested pattern smoother than the spectral signature of Eucheuma cottonii Jeneponto. Spectral analysis of ALOS AVNIR-2 with reference to the spectral signature is mapping Eucheuma cottonii that can more or less infested area of 4.81 ha in the Legundi village and 48.345 ha in the Sumur village. Spatial analysis showed that in Lampung potential retention area infested 3.677.191,34 ha (potentially area), 893,919.40 ha (potentially enough) and 175,888.44 ha (not potential). Compared to the water quality in 2007 (the year of production was very high) occurred the increasing of the extent to potential areas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riathul Ma`Sita
"Kanker serviks menjadi kanker utama penyebab kematian di Afrika Timur dan Tengah. Terdapat 266.000 kematian tiap tahunnya akibat kanker serviks diseluruh dunia. Sekitar 9 dari 10 wanita di negara berkembang mengalami kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia terdapat 91.682 kasus kanker serviks selama kurun waktu 2010 hingga 2013. Alga merah Eucheuma denticulatum yang banyak di temui di perairan Indonesia telah diketahui memiliki aktivitas sebagai agen farmatikal, salah satunya sebagai agen antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen fitokimia dan mengetahui aktivitas antikanker Eucheuma denticulatum terhadap sel kanker serviks HeLa. Pada penelitian ini, Eucheuma denticulatum diekstraksi menggunakan empat pelarut yang berbeda, yaitu etanol, etil asetat, n-heksana dan kloroform, menghasilkan masing-masing ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana dan ekstrak kloroform Eucheuma denticulatum. Hasil uji fitokimia pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum positif menunjukkan adanya metabolit sekunder. Sedangkan uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa ekstrak Eucheuma denticulatum ini mengandung 10 komponen senyawa. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas antikanker pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum tersebut terhadap sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode MTT assay, aktivitas antikanker dinyatakan dengan nilai IC50. Hasil uji aktivitas antikanker menunjukkan bahwa keempat ekstrak Eucheuma denticulatum memiliki aktivitas inhibisi terhadap sel kanker serviks HeLa dengan nilai IC50

Cervical cancer is the leading cause of death in East and Central Africa. There are 266,000 deaths annually from cervical cancer worldwide. About 9 out of 10 women in developing countries die of cervical cancer. In Indonesia there are 91,682 cases of cervical cancer during the period 2010 to 2013. Eucheuma denticulatum red algae that many encountered in Indonesian waters has been known to have activity as a pharmaceutical agent, one of them as an anticancer agent. This study aims to analyze phytochemical components and to know the activity of anticancer Eucheuma denticulatum against cervical cancer cells HeLa. In this study, Eucheuma denticulatum was extracted using four different solvents, ie ethanol, ethyl acetate, n hexane and chloroform, yielding each ethanol extract, ethyl acetate extract, n hexane extract and chloroform Eucheuma denticulatum extract. The result of phytochemical test on four types of Eucheuma denticulatum positive extract showed secondary metabolite. While thin layer chromatography test showed that this Eucheuma denticulatum extract contains 10 components of compound. Furthermore, the anticancer activity test on all four types of Eucheuma denticulatum extract to cervical cancer cells HeLa by using MTT assay method, anticancer activity expressed with IC50 value. The results of the anticancer activity test showed that the four Eucheuma denticulatum extracts had inhibitory activity against heLa cervical cancer cell with IC50 value "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>