Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Rifqa Daniya Ryansyach
"Liberté merupakan sebuah puisi karya Paul Éluard yang muncul pada tahun 1942 dalam buku koleksi puisi clandestin berjudul Poésie et Vérité 1942. Puisi ini diciptakan oleh Éluard di tahun 1942 sebagai nyanyian semangat juang akan kebebasan untuk melawan Nazi Jerman yang pada masa itu menduduki Prancis. Metafora yang berada di dalam puisi ini dibangun tidak hanya dengan tujuan untuk memunculkan kesan indah atau sisi estetikanya saja, tetapi juga memiliki fungsi untuk menyampaikan sentimen kebebasan yang mengandung makna akan harapan atau impian terhadapnya dan juga perasaan putus asa yang diakibatkan oleh Perang Dunia II, bertepatan dengan masa puisi ini dibuat. Untuk memaknai harapan atas kebebasan dan keputusasaan, Éluard menuangkannya melalui penggambaran elemen-elemen yang berada di alam terbuka yang dominan ditunjukkan di dalam puisi dan setiap elemennya merepresentasikan emosi positif dan negatif. Penelitian yang menelaah metafora puisi Liberté secara lebih mendalam belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini didukung dengan menggunakan metode analisis kualitatif, teori metafora Ullmann dan Lehmann & Martin-Berthet, serta teori analisis komponen makna Mortureux. Berdasarkan jenis metafora yang dipaparkan oleh Ullmann dan Lehmann & Martin-Berthet, di dalam puisi ini ditemukan tiga jenis metafora, yakni metafora sinestesia (7 buah), konkret ke abstrak (11 buah), dan konkret ke konkret (11 buah). Pada puisi ini, Éluard menggunakan metafora sinestesia untuk merepresentasikan harapan akan kebebasan dan kehidupan pasca perang yang lebih baik, sementara untuk metafora konkret ke abstrak dan konkret ke konkret, penyair menggunakannya untuk menjelaskan keputusasaan, kematian, dan kehampaan. Pemaknaan metafora di penelitian ini dibantu dengan teori analisis komponen makna Mortureux yang menunjukkan bahwa penggunaan metafora yang ada di puisi menunjukkan impian akan kebebasan pada masa perang. Selain metafora, Éluard juga menunjukkan kekhasan puisi surealis melalui penggunaan hypallage (hipalase) yang ditampilkan melalui gaya penulisan puisi.

Liberté is a poem by Paul Éluard which appeared in 1942 in a clandestine poetry anthology titled Poésie et Vérité 1942. This poem was created by Éluard in 1942 as a marching song to raise the fighting spirit for liberty in order to fight Nazi Germany who at that time occupied France. The metaphors in this poem are built not only with the aim of creating a beautiful impression or aesthetic side, but also has the function to convey a sentiment of liberty which contains the meaning of hopes and also feelings of hopelessness caused by World War II, coinciding. by the time this poem was made. To interpret the impression of hope for liberty and despair, Éluard expresses this through the depiction of elements of nature that are predominantly shown in this poetry and each element represents positive and negative emotions. The research of the metaphor of Liberté's poetry in greater depth has never been done before. This research uses qualitative analysis methods, Ullmann and Lehmann & Martin-Berthet’s metaphors, and Mortureux's componential analysis theory. Based on the types of metaphors described by Ullmann and Lehmann & Martin-Berthet, this poem shows three types of metaphors, such as synaesthetic metaphors (7 pieces), concrete to abstract metaphors (11 pieces) and concrete to concrete metaphors (11 pieces). In this poem, Éluard uses the synaesthetic metaphors to represent hope for liberty and a better post-war life, whereas for the concrete to abstract and the concrete to concrete metaphors, he uses it to describe despair, death, and emptiness. The meaning of metaphors in this study is supported by Mortureux's componential analysis which shows that the use of metaphors in poem exhibits the dreams for liberty during wartime. Apart from metaphors, Éluard also shows the characteristic of surreal poetry through the use of hypallage which is displayed through poetry writing style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arviansyah Partohap Bako
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai gambaran kesedihan seorang tokoh dalam puisi yang berjudul D jeuner du Matin karya Jacques Pr vert. Puisi yang ditulis oleh Pr vert pada tahun 1946 ini menggambarkan kesedihan suatu tokoh akibat perbuatan tokoh lain. Artikel ini akan menggunakan analisis semantik, sintaksis, dan pragmatik untuk membantu member gambaran kesedihan si tokoh.

ABSTRACT
This article discusses the description of the sadness of a character in a poem entitled D jeuner du Matin by Jacques Pr vert. This Poem written by Pr vert in 1946, it illustrates the sadness of a character due to the actions of other characters. This article will use semantic, syntactic, and pragmatic analyzes to help member image the sadness of the character."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Anugrah Perdana
"ABSTRAK
Penyair pada masa awal romantisme sering mengangkat tema seperti kebebasan dan individu dengan menggunakan unsur alam. Seri ketiga La Légende des Siècles merupakan buku puisi terakhir sebelum Victor Hugo meninggal. Ocean merupakan salah satu contoh puisi di dalam seri itu yang memiliki pertentangan ruang antara kecil dan besar, pembatasan dan perluasan. Artikel ini akan mengaitkan makna dan fungsi metafora serta struktur puisi yang digunakan oleh Victor Hugo dalam puisi Ocean dengan kehidupan pribadi Hugo serta konteks sejarah pada masa itu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Melalui analisis fungsi metafora Camp (2003) dan struktur puisi Schmitt & Viala (2015), ditemukan bahwa puisi Ocean mencerminkan Hugo sebagai penyair romantis yang berinovasi sehingga berbeda daripada aturan klasisisme dan menempatkan lautan dan manusia di dalam puisi sebagai representasi Napoleon III secara khusus dan sistem monarki secara umum dan masyarakat Prancis pada masa itu. Metafora digunakan untuk menggambarkan sifat pemerintah Prancis saat itu.

ABSTRACT
Poets in the early days of romanticism often raised themes such as freedom and individuals using natural elements. The third series of La Legende des Siecles is the last poetry book before Victor Hugo died. Ocean is one of the examples of poems in the series that has spatial contradictions, restrictions and expansion. This article will link the meaning and function of the metaphor and the structure of poem used by Victor Hugo in Ocean with Hugos personal life and historical context at that time. This study uses qualitative methods with library study techniques. Through the analysis of the function of metaphor from Camp (2003) and the structure of the poem from Schmitt & Viala (2015), it was found that Ocean reflected Hugo as a romantic poet who innovated so that his poem was different from the rules of classicism and put the ocean and humans in the poem as representations of Napoleon III and the monarchy system in general and French society at that time. Metaphor is used to describe the nature of the French government at that time."
Depok: Sastra Prancis, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Defanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe dan penggunaan metafora konseptual karya Karoline von Günderrode berjudul die eine Klage. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara memahami isi puisi, mengidentifikasi metafora, lalu mengklasifikasikannya sesuai dengan teori metafora konseptual dari Lakoff & Johnson (1980). Dalam memahami puisi, peneliti menggunakan kamus ekabahasa Deutsches Wörterbuch karya Gerhard Wahrig dan Renate Wahrig-Burfeind (1986) dan Langenscheidt online (diakses melalui situs https://en.langenscheidt.com/english-german). Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat empat belas data yang termasuk dalam metafora konseptual yang dibagi ke dalam tiga jenis, yakni : Sembilan data metafora struktural, tiga data metafora orientasional dan dua data metafora ontologis. Konsep yang dominan digunakan pada puisi tersebut adalah PERASAAN dan EMOSI.

This study aims to analyze the types and uses of conceptual metaphor that shown in one of Karoline von Günderrode’s poems named die eine Klage. The researcher using a qualitative descriptive research method by understanding the poems, identifying the metaphors, then classified them according to type of conceptual metaphor using the theory of Lakoff & Johnson (1980). In order to understanding the poem, the researcher also use monolingual dictionary Deutsches Wörterbuch by Gerhard Wahrig dan Renate Wahrig-Burfeind (1986) and Langenscheidt online (accessed via site https://en.langenscheidt.com/english-german). The result showed that there are fourteen data of conceptual metaphors which were divided into three types: nine data of structural metaphors, three data of orientational metaphors and two data of ontological metaphors. The concepts frequently used in this poem are FEELINGS and EMOTIONS."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Isma Sheranila
"ABSTRAK
Sebagai salah satu negara bekas jajahan Prancis, Senegal memiliki banyak karya sastra yang menggunakan bahasa Prancis, yang disebut sebagai kesusastraan frankofon. Ada banyak tokoh kesusastraan frankofon yang terkenal berasal dari Senegal, salah satunya yaitu L opold S dar Senghor. Cher Fr re Blanc adalah salah satu puisi karya L opold S dar Senghor yang terkenal di Prancis. Puisi ini berisi luapan perasaan kaum kulit hitam atas tindakan rasisme yang dilakukan oleh bangsa kulit putih. Melalui karya sastranya yang diwakili oleh puisi Cher Fr re Blanc, Senghor memaparkan identitas ras-etnis bangsa kulit hitam. Melalui identitas ras-etnis yang tuangkan dalam puisinya, terlihat upaya Senghor dalam melakukan perlawanan terhadap diskriminasi ras yang diterima oleh bangsa kulit hitam. Puisi ini juga memperlihatkan adanya sindiran atas diskriminasi ras yang dilakukan bangsa kulit putih terhadap bangsa kulit hitam.

ABSTRACT
As one of French colonies, Senegal has many literature works that use French, which is referred as francophone literature. There are many famous francophone writers from Senegal, one of them is L opold S dar Senghor. Cher Fr re Blanc is one of L opold S dhar Senghor rsquo;s poems that famous in France. This poem contains an outpourings of black people 39;s feelings for racism by white people. Through his literature work is represented by the poem Cher Fr re Blanc, Senghor describes the racial-ethnic identity of black people. Through the racial-ethnic identity in this poem, Senghor 39;s attempts were seen the fight to racial discrimination of black people. This poem also shows a satire of racial discrimination of black people by the white people.
"
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Jinanto
"Skripsi ini membahas tema kekuasaan yang terdapat di dalam film Un Prophète karya Jacques Audiard melalui analisis aspek naratif dan sinematografis film. Analisis juga didukung konsep kekuasaan Pierre Bourdieu untuk melihat bentuk pertarungan kekuasaan yang terjadi antartokoh dalam film. Pertarungan kekuasaan berhubungan dengan kepemilikan kapital tiap tokoh. Hasil analisis menampilkan relasi kuasa pada tokoh dalam mengakumulasikan dan mempertahankan kapital yang dimiliki di dalam ruang penjara. Film ini memperlihatkan usaha tokoh memperoleh kapital yang dibutuhkan dalam pertarungan kekuasaan.

This study discusses the themes of power contained in Un Prophète, directed by Jacques Audiard, through narrative and cinematographic aspects of the film. The analysis is also supported by Pierre Bourdieu’s concept of power to see the power struggle among the characters of the film. The power struggle is related to the capital ownership of each character. The analysis results show the power relation within the characters in accumulating and retaining the capitals that are held in the prison. This film shows the venture of the character to obtain the capitals which are needed in the power struggle.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nini Hidayati Jusuf
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Sunendar
"Kita mungkin tidak dapat memberikan suatu batasan yang memuaskan tentang roman, namun roman merupakan suatu sumbangan yang dapat menunjukkan suatu bentuk sejarah (Goldenstein, 1988 4). Banyak batasan-batasan mengenai roman yang diajukan oleh beberapa ahli, salah satunya adalah yang dikemukakan Michel Raimond dalam Le Roman :
"Le roman est une histoire feinte, ecrite en prose, ou l'auteur cherche a exiter l'interet par la peinture des passions, des moeurs, ou par la singularite des aventures" (Raimond, 1989 : 20).
(Roman adalah sebuah kisah fiktif yang ditulis dalam bentuk prosa. Seorang pengarang berupaya untuk membangkitkan minat melalui gambaran-gambaran yang mengasyikkan, adat kebiasaan, atau melalui keunikan petualangan--petualangan).
Roman berkembang dengan pesat pada abad XIX. Perkembangan ini tidak dicapai dengan mudah. Pada awalnya roman hanya merupakan salah satu bentuk karya sastra di samping puisi dan drama. Sejak abad XVII1 kemunculannya diikuti oleh menjamurnya bentuk-bentuk beragam yang tidak terikat pada kaidah yang tetap dan ketat seperti pada puisi dan drama pada masa itu. Pada perkembangannya, bermunculan jenis-jenis roman yang oleh Paul Robert dikiasifikasikan menjadi roman sejarah (roman historique), roman cinta (roman d'amour), roman tentang adat kebiasaan (roman de moeurs), roman eksotis (roman exotique), roman otobiografis (roman. autobiographique), roman hitam (roman noir) (Robert, 1987 . 1223).
Pada paruh abad XVIII Madame de Stael menyatakan bahwa perkembangan roman waktu itu menyedihkan karena temanya hanya tentang cinta dan keiahatan_ Ia menyebutkan bahwa roman harus lebih dekat dengan kehidupan masyarakat, hal ini baru terwujud pada abad XIX melalui karya Stendhal.
Henri Beyle lahir pada tanggal 23 Januari 1783. Pada usia 7 tahun ibunya meninggal. Hal ini menandai masa kecilnya yang tidak menyenangkan karena ia harus hidup dengan ayahnya yang tidak ia senangi. Ia masuk sekolah menengah di Grenoble. Atas saran sepupunya, Daru, ia memasuki kehidupan militer, dan ia ditempatkan di Milan, Italia. la pernah keluar dari militer, namun kembali pada tahun 1810 dan diangkat menjadi penasihat negara.
Pada saat tinggal di Italia ia menghasilkan beberapa kritik sastra seperti Vie de Haydn (1814), Vie de Mozart (1814), Vie de Metastase (1814), Vie de Napoleon (1816). Tahun 1817 ia membuat esei Histoire de to Peinture en Italie. Rome, Naples, et Florence, dan untuk pertama kalinya ia memakai nama samaran Stendhal.
Pada tahun 1821 ia kembali ke Paris karena dicurigai polisi Austria. Ia menjalin hubungan asmara dengan Clementine Curial yang memberinya inspirasi untuk membuat esei de rumour ( 1822) dan vie de Rossini {1823), namun terutama hal itu melahirkan sosok Mathilde dalam Le Rouge Et Le Noir 11830). Ia pun membuat analisis tentang romantisme, seperti Racine et Shakespeare (1825).
Akhirnya pada tahun 1827 ia menghasilkan roman pertamanya Armance. Dua tahun kemudian ia menuliskan sebuah pengalaman di Roma dalam Promenades dans Rome {1829). Le Rouge Et Le Noir (1830) merupakan roman kedua Stendhal.
Berkat pergantian sistem pemerintahan waktu itu, ia ditunjuk menjadi Konsul Perancis di Trieste, kemudian di Civita-Vecchia (1830-1835). Pada rasa jabatannya tersebut is menulis dua roman yang tidak diselesaikannya, yaitu Lucien Leuwen dan Lamiel. Pada tahun yang sama ia membuat sebuah roman La vie de Henri Br-Ward. Roman lain yang dibuatnya adalah Souvenirs d'Egotisme (1832). Ia pergi ke Inggris dan menghasilkan Memoires d?un touriste ( 1838) dan pada tahun..."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Diercie Dwyarie
"Artikel ini membahas gagasan lintas budaya yang dikemukakan dalam esai Place Cliche karya Jacques Godbout. Pemaparan artikel ini berpusat pada posisi narator-tokoh Aku yang berada di antara dua budaya. Pembahasan menunjukkan bagaimana konsep-konsep yang berhubungan dengan gagasan lintas budaya dikemukakan dalam teks, terutama dalam fokalisasi narator-tokoh Aku. Identitas narator-tokoh Aku yang berhubungan dengan kedua budaya diungkap melalui simbol-simbol yang merepresentasikan kedua budaya itu. Budaya Prancis dan Amerika yang menjadi bagian dari lintas budaya dihadirkan dalam stereotip-stereotip yang diungkapkan melalui fokalisasi tokoh dan struktur teks. Gagasan lintas budaya seperti identitas hibrid dan identitas in-between akan ditemukan dalam konstuksi identitas narator. Keberadaan unsur-unsur budaya tersebut menjadi landasan pembentukan identitas hibrid narator-tokoh Aku. Identitas in-between narator-tokoh Aku terbentuk dari adanya budaya Prancis dan Amerika. Identitas hibrid yang dimiliki narator-tokoh Aku membentuk identitas Quebec (Quebecois). Hal-hal tersebut diperoleh dari teori cultural studies yang dikemukakan Homi K. Bhabha dan Stuart Hall. Metode yang digunakan untuk mengungkap hal-hal tersebut adalah metode kualitatif dengan teori Analisis Wacana Kritis oleh Teun Van Dijk dan semiologi oleh Rolland Barthes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nursamsiah Danardono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>