Ditemukan 118948 dokumen yang sesuai dengan query
Rifky Adinda Putri
"Konfusianisme merupakan ajaran yang masih dianut oleh masyarakat Cina di seluruh dunia, tidak terkecuali oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam Ajaran Konfusianisme terdapat ajaran pokok kebajikan mengenai kebaktian 孝Xiao. Selain itu, terdapat pula dua prinsip pokok yaitu prinsip Wulun 五论 dan Wuxing 五行 . Prinsip Wulun mengatur hubungan dan perilaku antar manusia, sedangkan prinsip Wuxing berperan dalam pembentukan moral manusia. Ketiga ajaran Konfusianisme ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Tugas akhir ini akan membahas mengenai tindakan apa saja yang mencerminkan kebajikan Xiao, serta peranan Wulun dan Wuxing dalam pembentukan moral di kehidupan keluarga etnis Tionghoa di Indonesia. Berdasarkan kuesioner yang diisi para informan, penelitian kualitatif ini akan mengungkapkan bagaimana ajaran Konfusianisme tersebut dijalankan oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Melalui metode deskriptif analitis, penelitian ini juga akan menjelaskan peranan penting prinsip Wulun dan Wuxing dalam pembentukan moral di lingkungan keluarga etnis Tionghoa di Indonesia.
Confucianism is a teaching that is still adhered by Chinese people around the world including Chinese Ethnicity in Indonesia. In confucianism teaching there is teaching core virtue about filial piety (孝 Xiao) . Moreover, there are also two main principles such as the Wulun 五 论 and Wuxing 五行 principles. The Wulun principle arranges relationship and behavior between humans, while the Wuxing principle plays a role in shaping human moral. These three confucianism teaching are related to one another. This study will discuss what behavior reflects Xiao’s virtue, as well as the role of Wulun and Wuxing in shaping morals in the life of Chinese ethnic families in Indonesia. Based on the questionnaire filled out by the informants, this qualitative research will reveal how confucianism is practiced by Chinese ethnic in Indonesia. Through the analytical descriptive method, this study will also discuss the important role of Wulun and Wuxing’s principles in shaping moral in the Chinese ethnic families in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Littlejohn, Ronnie L.
London: I.B. Tauris, 2011
181.112 LIT c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Serly Kusumadewi
"Skripsi ini membahas peranan nilai-nilai Konfusianisme sebagai pandangan fundamental bangsa Korea keseluruhan dalam pemerintahan Park Chung Hee secara khusus dan pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan tahun 1961-1979. Pembahasan tersebut akan mengurai bagaimana pengaruh internal (nilai-nilai Konfusianisme) dan eksternal (pengaruh Amerika Serikat dan Jepang) berpengaruh kepada Park Chung Hee dan pemerintahannya. Penelitian akan dibuktikan dengan analisis kualitatif deskriptif atas nilai-nilai Konfusianisme yang terkandung dalam kepemimpinan Park Chung Hee, kebijakan-kebijakan pemerintahan Park serta resistensinya terhadap Konfusianisme dan pengaruh asing. Hasil studi ini membuktikan adanya hubungan antara nilai-nilai Konfusianisme dengan kepemimpinan Park Chung Hee tahun 1961-1979 dalam peranannya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan.
The focus of this study is to explain the role of Confucian values as Korean’s fundamental view in Park Chung Hee’s era specifically and its influences toward South Korea’s economy development 1961-1979. This study would describe how both internal factor (Confucian values) and external factor (USA and Japan) give influences toward Park Chung Hee himself and his government. This study will be conducted by descriptive-qualitative analysis of Confucian values on Park’s era, Park government’s policies, and also their resistance towards Confucianism itself and foreign influences. This study itself concludes that there is a correlation between Confucian values and Park Chung Hee’s era (1961-1979) due to its role toward South Korea’s economy development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46738
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alfian Wiranata
"Skripsi ini membahas mengenai kiat-kiat perusahaan Lotte pada saat krisis ekonomi tahun 1997/98 terjadi dan faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kiat perusahaan Lotte dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/98 serta peran budaya perusahaan dalam keberhasilan perusahaan tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberhasilan perusahaan Lotte pada saat krisis ekonomi tahun 1997/98 didukung oleh budaya perusahaan Lotte, kebijakan pemerintah saat itu, dan pola pikir masyarakat Korea terkait Konfusianisme.
This analysis discussed the method of Lotte company in facing the 1997/98 economic crisis and which factors affected the success. This research used a qualitative method with descriptive analysis approach. This research aims to find tips Lotte company in the face of the economic crisis in 1997/98 and the role of corporate culture in the success of the company. The conclusion from this analysis was Lotte corporate culture, government policy at the time, and the mindset of the people of Korea related to Confucianism supported the success of the Lotte company in facing the 1997/98 economic crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61461
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Natalia
"Pemeluk agama Khonghucu merupakan sebagian kecil dari penduduk di Kecamatan Gunung Sindur yang mayoritas pemeluk agamanya adalah Islam. Namun demikian, terdapat lima kelenteng yang tersebar di Kecamatan tersebut. Kelenteng yang sudah berdiri lebih dari tiga puluh tahun dan memiliki umat yang rutin untuk melakukan sembahyang di kelenteng pada Kecamatan ini adalah kelenteng Hoo Tek Bio dan kelenteng Kwan Im Bio Kahuripan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan kelenteng terhadap umat Khonghucu dan pola persebaran tempat tinggal umat Khonghucu di Kecamatan Gunung Sindur, Bogor. Analisis secara deskriptif dan secara spasial akan digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa jangkauan kelenteng Hoo Tek Bio lebih jauh dari pada kelenteng Kwan Im Bio Kahuripan. Umat Khonghucu di kelenteng Hoo Tek Bio dipengaruhi oleh keterkaitan dan ketergantungan umat terhadap leluhur, sedangkan umat Khonghucu di kelenteng Kwan Im Bio Kahuripan dipengaruhi oleh kedekatan kelenteng dengan pasar dan tempat tinggal umatnya yang berada pada kawasan perdagangan. Berdasarkan dari hasil Analisis Tetangga Terdekat (NNA) menunjukan bahwa tempat tinggal umat Khonghucu di dua kelenteng membentuk pola yang mengelompok.
The Confucianist only made small proportion to the Islam dominated community of Gunung Sindur subdistrict. Despite of that, five Confucianism temples spreaded across the region. The Confucianism temple have been stood for more than thirty years and followers are attending routinely to pray in the region is Hoo Tek Bio and Kwan Im Bio Kahuripan temple. This research aims to know the service of the temple to reach its followers and residential distribution pattern of the followers in Gunung Sindur subdistrict, Bogor. Descriptive analysis and spatial analysis is used to answer the purpose of thie research. The results of the research showed that service of the Hoo Tek Bio temple further more than Kwan Im Bio Kahuripan temple. The confucianism of the Hoo Tek Bio temple influenced by connection and depended of the ancestor, whereas followers Kwan Im Bio Kahuripan temple influenced by nearest of the temple in the market and residential of the followers that are on the trade. The Nearest Neighbour Analysis (NNA) result show a clumped pattern distribution of confucianist in the region."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64209
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wardaty Ahmar
"Artikel ini membahas mengenai pengaruh Konfusianisme terhadap etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelitian kualitatif berbasis konsep budaya Konfusianisme untuk menganalisis etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Analisis dilakukan berlandaskan hasil penelitian terdahulu yaitu Theressa (2017) yang membahas mengenai kaum Tionghoa pedagang di Pasar Tengah Pekanbaru, penelitian Amalia dan Bayu (2015) mengenai kaum Tionghoa pedagang di Pasar Semawis Semarang, Stefanus dan Reinhard (2014) yang membahas kaum Tionghoa pedagang di Jakarta, dan penelitian Wahyudi (2015) mengenai kaum Tionghoa pedagang di Desa kalibaru wetan Banyuwangi. Konfusius mengajarkan prinsip ren 仁 , yi义 , li 礼dan zhi 智 yang dapat digunakan sebagai dasar etos kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa doktrin Konfusius tersebut berpengaruh terhadap etos kerja kaum Tionghoa pedagang. Doktrin Konfusius tersebut mendorong kaum Tionghoa pedagang memiliki sikap pekerja keras, jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam bekerja.
This article examines the influence of Confucianism on the work ethic of Indonesian Chinese sellers.The method used in this article is qualitative research based on the concept of Confucian culture to analyze the work ethic of the Indonesian Chinese seller. The analysis was carried out based on the results of previous researchers, namely Theressa (2017) who research about the Indonesian Chinese Seller in the Pasar Tengah Pekanbaru, Amalia and Bayu (2015) research on the Indonesian Chinese Seller in the Pasar Semarang Semawis, Stefanus and Reinhard (2014) research on Indonesian Chinese Seller in Jakarta, and Wahyudi (2015) research on Indonesian Chinese Seller in Kelurahan Kalibaru Wetan, Banyuwangi. Confucius taught the principles of ren 仁 , yi义 , li 礼, and zhi 智 which can be used as a basis for work ethic. The results of the analysis show that the Confucian doctrines have an effect on the work ethic of the Indonesian Chinese Seller. The Confucian doctrine encouraged the Indonesian Chinese Seller to have a hardworking, honest, responsible, and disciplined attitude in their work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Liu, Jeeloo
Hoboken, NJ: Wiley Blackwell, 2018
181.112 LIU n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Geshia Putri Fidia
"Film Ip Man 3 adalah film action karya sutradara Wilson Yip yang dirilis pada tahun 2015. Film ini menceritakan kehidupan Ip Man bersama keluarganya di Hong Kong pada tahun 1959. Penulis melihat bahwa film Ip Man 3 tidak hanya menampilkan adegan aksi bela diri Wing Chun, tetapi juga menampilkan adegan yang memiliki keterkaitan dengan prinsip Wuxing 五行 dalam ajaran Konfusianisme. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan mengaitkan adegan yang ditampilkan oleh tokoh Ip Man dengan prinsip Wuxing 五行 dalam ajaran Konfusianisme untuk melihat unsur nilai dominan Wuxing 五行 yang ditunjukkan tokoh Ip Man dalam film Ip Man 3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tokoh Ip Man merepresentasikan pemikiran Konfusianisme, terutama prinsip Wuxing 五行melalui adegan yang ditampilkan, yaitu Ren 仁 (cinta kasih) ditemukan terdapat 9 adegan, Yi 义 (kebenaran) 3 adegan, Li 礼 (sopan santun) 2 adegan, Zhi 智 (kebijaksanaan) 4 adegan, dan Xin 信 (kepercayaan) 1 adegan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemikiran, tingkah laku, dan perkataan Ip Man dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dari kelima unsur Wuxing 五行 tersebut, unsur yang paling dominan dari tokoh Ip Man adalah unsur Ren 仁. Film Ip Man 3 merupakan film action yang memiliki pesan tentang cinta kasih yang disampaikan melalui tokoh Ip Man. Walaupun ia adalah seorang ahli bela diri, namun ia sangat memprioritaskan orang-orang yang ia cintai, terutama keluarganya.
Ip Man 3 is an action film made by Wilson Yip released on 2015. This film tells the story of Ip Man’s life with his family in Hong Kong in 1959. The writer observed that the film not only shows Wing Chun martial arts scenes, but also shows scenes that are related to the Wuxing 五行 principle in Confucianism. Therefore, this research was conducted by correlating the scenes displayed by the character Ip Man with the Wuxing 五行 principle in Confucianism to identify the dominant value element of Wuxing 五行 demonstrated by the character Ip Man in the Ip Man 3 film. From the results of the conducted research, it can be concluded that Ip Man represents Confucian thought, especially the principle of Wuxing 五行 through the displayed scenes, with Ren 仁 (Benevolent Love) found in 5 scenes, Yi 义 (Righteousness) in 3 scenes, Li 礼 (Propriety) in 2 scenes, Zhi 智 (Wisdom) in 4 scenes, and Xin 信 (Trust) in 1 scene. These elements greatly influence Ip Man's thoughts, actions, and words in his daily life. Among the five Wuxing 五行 elements, the dominant element for the character is the Ren 仁, which represents benevolent love. Ip Man 3 is an action movie that has a message about benevolent love conveyed through the character Ip Man. Although he is a martial arts expert, he prioritizes the people he loves, especially his family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Jenica Katya Az Zahra
"Fenomena molka merupakan kasus kekerasan berupa foto atau rekaman video tanpa izin dengan menggunakan kamera berukuran kecil dan tersembunyi. Sementara itu norma Konfusianisme sebagai norma yang mengatur hubungan antarmanusia termasuk hubungan antara laki-laki dan perempuan di Korea Selatan dianggap turut andil dalam berkembangnya fenomena molka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak norma Konfusianisme pada penyebaran luas fenomena molka di Korea Selatan, dengan fokus pada perempuan sebagai objek utama. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan teknik studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma Konfusianisme berkontribusi pada pembentukan budaya patriarki yang kuat di struktur sosial Korea Selatan. Budaya patriarki ini, secara erat terkait dengan fenomena molka karena memicu ketidaksetaraan gender. Perempuan menjadi objek dalam fenomena molka karena didukung oleh pandangan masyarakat yang menempatkan perempuan dalam hierarki yang lebih rendah dan posisi subordinate.
Molka phenomenon involves cases of violence where photos or videos are taken without consent using small and hidden cameras. Meanwhile, Confucianism norms which regulate interpersonal relationships, including those between men and women in South Korea are considered to play a role in the development of the molka phenomenon. This study aims to analyze the impact of Confucianism norms on the widespread occurrence of the molka phenomenon in South Korea, with a focus on women as the primary subjects. The method employed in this study is qualitative descriptive using literature review techniques. The research findings indicate that Confucianism norms contribute to the formation of a strong patriarchal culture in the social structure of South Korea. This patriarchal culture is closely linked to the molka phenomenon as it triggers gender inequality. Women become the subjects of the molka phenomenon due to societal perspectives that place them in a lower hierarchy and subordinate position."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kevin Ramadhani Pratama
"Reformasi Taika melahirkan perubahan dalam skala besar terhadap sistem pemerintahan Jepang. Salah satu perubahan dapat dilihat pada terbentuknya sistem pemerintahan Ritsuryo yang mendorong sentralisasi kekuasaan ke tangan kaisar dan penanaman nilai Konfusianisme kepada seluruh elemen pemerintah. Proses internalisasi nilai Konfusianisme dilakukan dengan cara menyebarkannya melalui institusi pendidikan. Dalam upaya mewujudkan idealisme tersebut, Gakuryo disusun sebagai undang-undang yang mengatur sistem pendidikan di bawah naungan Ritsuryo dan berbasis kepada ajaran Konfusiansime. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya Gakuryo dan mengidentifikasi nilai Konfusianisme seperti apa yang terkandung di dalam undang-undang Gakuryo untuk menghasilkan pejabat pemerintahan yang bermoral Konfusianisme. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan sejarah konstitusional berupa analisis terhadap undang-undang Gakuryo dengan tujuan mengetahui nilai Konfusianisme yang terkandung dalam pembentukan sistem pendidikan yang ideal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu dengan cara memaparkan isi dari undang-undang Gakuryo dan menganalisis setiap butir undangundang Gakuryo yang diidentifikasi mengandung nilai Konfusianisme. Data mengenai undang-undang Gakuryo diambil dari situs Yoro-Ryo Gendaigoyaku. Hasil dari penelitian ini adalah Gakuryo terbentuk bersama dengan perkembangan Ritsuryo dan isi dari Gakuryo merupakan adaptasi dari sistem pendidikan Dinasti Tang (kokushikan). Dalam Gakuryo butir ke-1 dan 5-13 tercantum kualifikasi pengajar dan kurikulum pendidikan berbasis Konfusianisme. Pada butir ke-3 dan 22 dapat diidentifikasi nilai Konfusianisme Li dan pada butir ke-4, 18, dan 19 diidentifikasi mengandung nilai Konfusianisme Filial Piety.
The Taika Reformation brought about significant changes to the Japanese government system. One of the changes can be observed in the establishment of the Ritsuryo government system, which aimed to centralize power in the hands of the emperor and instill Confucian values across all facets of the government. The process of internalizing Confucian values involved disseminating them through educational institutions. In an effort to realize these ideals, the Gakuryo was drafted as a law that regulated the education system under the Ritsuryo, based on Confucian teachings. This research aims to elucidate the history of the formation of the Gakuryo and identify the Confucian values embedded in the Gakuryo law to cultivate government officials with Confucian morals. The research utilizes the theory of constitutional history as an approach, involving an analysis of the Gakuryo law to understand the Confucian values shaping the ideal education system. The research methodology employed is qualitative with descriptive analysis, entailing a description of the Gakuryo law's contents and an analysis of each item identified as containing Confucian values. Data regarding the Gakuryo law were sourced from the Yoro-Ryo Gendaigoyaku website. The study's findings reveal that the Gakuryo was developed alongside the evolution of the Ritsuryo, and its content represents an adaptation of the education system from the Tang Dynasty (kokushikan). In Gakuryo, qualifications for teachers and an education curriculum based on Confucianism are mentioned in sections 1 and 5-13. Confucian values of Li are identified in sections 3 and 22, while values of Filial Piety are found in sections 4, 18, and 19."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library