Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hannan Arguna Laksmana
"Owa kelawat merupakan salah satu owa endemik Pulau Kalimantan yang terus mengalami penurunan populasi yang diakibatkan oleh perburuan owa kelawat dan konversi hutan sebagai habitat alami owa kelawat. Salah satu upaya untuk melestarikan keberadaan owa kelawat tersebut adalah konservasi ex situ berupa kebun binatang, namun keterbatasan lahan pada kebun binatang mengakibatkan adanya sistem perkandangan owa yang saling berdekatan satu sama lain, sehingga owa akan merasakan kehadiran maupun suara vokalisasi dari owa lainnya. Penelitian mengenai perilaku owa kelawat terhadap suara vokalisasi owa sekitar telah dilakukan di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi respon perilaku owa kelawat terhadap vokalisasi owa sekitar kandang dan menganalisis pengaruhnya terhadap perilaku owa kelawat. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai awal September 2020 selama 5 hari tiap pekannya. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dengan interval waktu 15 menit tanpa jeda selama 6 jam perhari. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian owa kelawat tanpa terjadi vokalisasi dan saat terjadi vokalisasi owa nonsimpatrik di sekitar kandang subjek. Subjek penelitian yaitu dua pasang owa kelawat (Hylobates muelleri) yang berada di kadang berbeda. Hasil pengamatan menunjukkan respon yang diberikan owa kelawat pada saat terjadi vokalisasi owa sekitar berupa melakukan pergerakan, perilaku mengawasi dan perilaku membalas vokalisasi. Berdasarkan Uji U Mann-Whitney pada α = 0,05 menunjukkan bahwa vokalisasi yang dilakukan owa nonsimpatrik di sekitar kandang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku owa kelawat.

The kelawat gibbon is one of the endemic gibbons of Kalimantan Island which have population decline caused by hunting gibbons and the conversion of forest. One of the efforts to preserve the existence of the kelawat gibbon is ex situ, however limited space for ex situ conservation especially zoos, results in the gibbon enclosure system that is close to each other, so that the gibbons will feel the presence and vocalization of other gibbons. Research about behavior of kelawat gibbon on vocalizations of the surrounding gibbons has been conducted at Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo, Jakarta. The aim of this research were to identify the response of kelawat gibbon behavior to vocalization of the surrounding gibbons and to analyze its effect on kelawat gibbon behavior. The study was conducted on July to early September 2020 for 5 days per each week. The method used is continuous scan sampling with an interval of 15 minutes without interruption for 6 hour per day. The recording was made on the daily activity of kelawat gibbon when there was vocalization and without vocalization of surrounding gibbons. The research subjects were two pairs of kelawat gibbon (Hylobates muelleri) in the different cages. The observations showed that the responses given by kelawat gibbons when there was vocalization of gibbon around them were movement, monitoring behavior and vocalization behavior. Based on the Mann-Whitney U test at at α = 0.05, its shows that the vocalization performed by surrounding gibbons has a significant effect on the behavior of the kelawat gibbons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juanita Calista Puteri
"Salah satu penyebab penurunan populasi Hylobates agilis adalah rendahnya tingkat reproduksi dari owa ungko. Selain itu, owa ungko juga membutuhkan kemampuan yang tinggi untuk mempertahankan komunikasi agar bertahan monogami. Kemampuan tersebut merupakan bentuk dari pair bonding. Telah dilakukan penelitian aktivitas pair bonding pada owa ungko (Hylobates agilis) di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan pair bonding pada pasangan owa ungko di Pusat Primata di Taman Margasatwa Ragunan dan melihat kaitannya dengan keberadaan pengunjung. Subjek penelitian ini, yaitu 2 pasang owa ungko dengan pasangan pertama telah menghasilkan keturunan dan mengalami pemisahan selama satu tahun sementara pasangan lainnya merupakan pasangan baru yang dipasangkan selama satu tahun. Penelitian ini dilakukan selama 4 pekan dari Juli sampai Agustus 2022 mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Metode pada penelitian ini yaitu scan animal sampling dan ad libitum sampling. Perilaku pair bonding yang diamati terdiri dari tujuh perilaku, yaitu allogrooming, proximity, contact, behaviour sync, presenting, duet vokalisasi dan agonistik. Sementara untuk Kondisi pengunjung dibagi menjadi tiga kategori, yaitu aktivitas, kepadatan, dan kebisingan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan, kedua pasang owa ungko yang telah lama dipisahkan maupun baru menunjukan perilaku pair bonding dan tingginya keberadaan pengunjung cukup berpengaruh terhadap perilaku pair bonding

One of the causes of the decline in the Hylobates agilis population is the low reproduction rate of the gibbon. Besides that, the gibbon also requires a high ability to maintain communication in order to survive monogamy. That ability is a form of pair bonding. Pair bonding activity research has been carried out on the gibbon (Hylobates agilis) in Ragunan Wildlife Park. This study aims to analyze the existence of pair bonding in gibbon pairs at the Primate Center in Ragunan Wildlife Park and see its relation to the presence of visitors. The subjects of this study were 2 pairs of gibbons with the first pair having produced offspring and experiencing separation for one year while the second pair was a new pair that was paired for one year. This research was conducted for 4 weeks from July to August 2022 from 08.00–13.00 WIB. The method in this research is scan animal sampling and ad libitum sampling. The observed pair bonding behavior consisted of seven behaviors, namely allogrooming, proximity, contact, sync behavior, presenting, vocalization and agonistic duets. Meanwhile, the condition of visitors is divided into three categories, namely activity, density, and noise."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wedgwood, Cicely Veronica, 1910-
London: British Council by Longmans, Green, 1955
822.3 WED e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yuan Achda Arbinery
"Telah dilakukan penelitian pada Macaca nigra di penangkaran. Penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi adaptasi yaki yang hidup di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta melalui pengamatan perilaku makan. Penelitian pada empat individu yaki (1 jantan dan 3 betina) dilakukan selama bulan April 2013--Mei 2013 menggunakan metode scan animal sampling dan ad libitum sampling. Jumlah jam pengamatan setiap hari adalah 4 jam sehingga total pengamatan selama 20 hari adalah 80 jam. Jumlah titik sampel per harinya berjumlah 48 sampel sehingga total titik sampel selama 20 hari adalah 960 titik sampel. Tabulasi data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara deskriptif. Rerata aktivitas makan harian masing-masing individu menunjukkan bahwa Jenny (betina dewasa usia 8 tahun) merupakan individu dengan rerata aktivitas makan tertinggi (60.32 ± 0.08%), diikuti dengan Nonik (betina dewasa usia 14 tahun) (58.06 ± 0.11%), Rani (betina muda usia 2 tahun) (55.05 ± 0.08%), dan Ramos (jantan dewasa usia 13 tahun) (45.27 ± 0.07%). Perbedaan frekuensi aktivitas makan antara kelompok yaki di penangkaran dengan kelompok yaki di alam menunjukkan adanya strategi adaptasi tersendiri pada kelompok yaki tersebut terhadap habitatnya.

It has been done research on Macaca nigra in captivity. A study on adaptation strategies of yaki whose living in Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo, Jakarta through observation of feeding behavior. Research on four individuals yaki (1 male and 3 females) have been done during April 2013--May 2013 using the scan animal sampling and ad libitum sampling methods. The number of hours of observation each day is 4 hours so the total observation period of 20 days is 80 hours. Tabulation of the data presented in tables and graphs and analyzed descriptively. The mean of daily feeding activity of each individual showed that Jenny (8 years old adult female) is an individual with the highest mean feeding activity (60.32 ± 0.08%) followed by Nonik (14 years old adult female) (58.06 ± 0.11%), Rani (2 years old young female) (55.05 ± 0.08%), and Ramos (13 years old adult male) (45.27 ± 0.07%). The difference of feeding behaviour frequencies between yaki group in captivity and nature shows distinct adaptation strategy toward their habitat.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmita Chaerunisa
"Lutung perak (Trachypithecus cristatus) tergolong ke dalam status vulnerable berdasarkan IUCN yang menyebabkan salah satu lembaga konservasi ex-situ yakni Taman Margasatwa Ragunan berperan dalam melestarikannya. Perubahan kondisi lingkungan yang signifikan dapat memunculkan gejala stres sehingga mereka harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Dalam proses tersebut, penting untuk melihat perilaku yang dapat terdampak salah satunya perilaku pengasuhan anak (parental care). Terdapat tipe pengasuhan berupa alloparental care pada lutung perak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengasuhan anak pada lutung perak di luar habitat aslinya yang berada di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Terdapat 7 individu yang menjadi subjek penelitian, yaitu dua jantan dewasa, tiga betina dewasa, satu betina remaja dan satu anak lutung perak. Metode dalam penelitian ini berupa scan sampling dan ad-libitum sampling. Berdasarkan hasil, terdapat 9 perilaku dengan nilai rata-rata tertinggi berupa feeding sebesar 15,6 kali saat hari libur satwa dan breastfeeding sebesar 14,3 kali saat akhir pekan. Secara keseluruhan pengasuhan anak lutung perak di Taman Margasatwa Ragunan tergolong baik karena tidak memunculkan perilaku agonistik.

The silver langur (Trachypithecus cristatus) is classified as vulnerable according to the IUCN, which causes one of the ex-situ conservation institutions, Ragunan Wildlife Park, to play a role in preserving it. Significant changes in environmental conditions can lead to symptoms of stress so that they must adjust to the new environment. In this process, it is important to look at behaviors that can be affected, one of which is parental care behavior. There is a type of alloparental care in silver langurs. This study aims to analyze parenting behavior in silver langurs outside their natural habitat at the Schmutzer Primate Center, Ragunan Zoo. There were 7 individuals that became the subject of the study, namely two adult males, three adult females, one juvenile female and one infant silver langur. The methods in this study were scan sampling and ad-libitum sampling. Based on the results, there were 9 behaviors with the highest average value of feeding 15,6 times during animal holidays and breastfeeding 14,3 times on weekends. Overall, the parenting of silver langur children in Ragunan Wildlife Park is classified as good because it does not cause agonistic behavior."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diona Puteri Ningtyas
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rahayu Budiarti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Oktavia Irawan
"Owa kelawat (Hylobates muelleri) merupakan salah satu spesies owa yang berasal dari Kalimantan. Owa kelawat termasuk primata diurnal, arboreal, dan lebih menyukai buah-buahan. Keberadaan owa memiliki peran penting bagi kehidupan di sekitar kawasan hutan. Semakin maraknya perburuan liar dan rusaknya habitat, mengakibatkan adanya penurunan populasi sehingga owa kelawat tergolong satwa dilindungi dan berstatus Endangered (En) menurut IUCN. Owa kelawat termasuk satwa monogami yang memiliki pola pengasuhan biparental, yaitu pengasuhan dilakukan oleh induk betina maupun induk jantan. Ada beberapa kebun binatang yang memisahkan induk betina dengan induk jantan dari kandang dengan alasan untuk memudahkan pemeriksaan bayi satwa dan mengantisipasi kejadian tidak terduga misalnya induk jantan menyerang anak (infanticide), salah satunya di Kebun Binatang Gembira Loka. Kebijakan pemisahan antara induk betina dengan induk jantan di Kebun Binatang Gembira Loka hanya dipisahkan secara barrier fisik tetapi masih dapat saling melihat satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku harian dari betina serta mengamati interaksi individu betina terhadap jantan owa kelawat yang berada pada kandang terpisah di Kebun Binatang Gembira Loka. Subjek penelitian, yaitu satu individu betina (+20 tahun) dalam kondisi satu kandang dengan anaknya (2 tahun) yang merupakan hasil keturunan dengan jantan (+15 tahun) yang berada pada kandang sebelah yang dipisahkan secara fisik namun masih dapat saling melihat. Penelitian ini dilakukan selama 20 pengulangan dari April sampai Mei 2023 mulai pukul 09.00 – 14.00 WIB. Metode pada penelitian ini yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling. Berdasarkan hasil penelitian perilaku harian betina yang teramati terdiri dari istirahat (79,68%), autogrooming (5,65%), vokalisasi (4,95%), makan (4,40%), bergerak (2,68%), menyusui (2,32%), dan menggendong (0,32%), sedangkan untuk perilaku agonistik tidak ditemukan selama pengamatan berlangsung dan untuk perilaku interaksi yang teramati, yaitu sitting close (63,31%), allogrooming (36,65%), dan body contact (0,04%). Keberadaan pengunjung memiliki dampak netral bagi satwa. Implementasi The Five Freedoms di Kebun Binatang Gembira Loka terlaksana dengan baik. Kesimpulan penelitian ini adalah perilaku harian tertinggi yaitu istirahat dan individu betina owa kelawat masih memiliki ketertarikan kepada individu jantan.

Kelawat gibbon (Hylobates muelleri) is a species of gibbon originating from Kalimantan. The gibbon kelawat includes diurnal, arboreal primates, and prefers fruits. The existence of gibbons has an important role for life around forest areas. The increasing prevalence of poaching and habitat destruction has resulted in a decline in population so that the gibbon is classified as a protected animal and has Endangered (En) status according to the IUCN. The kelawat gibbon is a monogamous animal that has a bi-parental parenting pattern, in which parental care is carried out by either the female or the male parent. There are several zoos that separate the female and male parents from the cages for the reason of facilitating medical check-ups of baby animals and anticipating unexpected events, for example the male parent attacking the child (infanticide), one of which is at the Gembira Loka Zoo. The separation policy between female and male parents at the Gembira Loka Zoo is only separated by a physical barrier but they can still see each other. This study aims to analyze the daily behavior of females and observe the interactions of individual females with male gibbons in separate cages at the Gembira Loka Zoo. The research subject was a female individual (+20 years) in the same cage with her child (2 years) who was the result of offspring with a male (+15 years) who were in the next cage which were physically separated but could still see each other. This research was conducted for 20 repetitions from April to May 2023 from 09.00 – 14.00 WIB. The methods in this study were focal animal sampling and ad libitum sampling. Based on the results of the research, the observed female daily behavior consisted of resting (79,68%), autogrooming (5,65%), vocalization (4,95%), eating (4,40%), moving (2,68%), breastfeeding (2,32%), and carrying (0,32%), while for agonistic behavior was not found during the observation and for the observed interaction behavior, namely sitting close (63,31%), allogrooming (36,65%) , and body contact (0,04%). The presence of visitors has a neutral impact on animals. The implementation of The Five Freedoms at the Gembira Loka Zoo is well done. The conclusion of this study is that the highest daily behavior is resting and the female gibbon kelawat still has an interest in the male individual."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Raharjo
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas seksual pada kelompok gorila jantan tanpa keberadaan betina di Pusat Primata Schmutzer, Ragunan, Jakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perilaku seksual (homoseksual) dalam kelompok. Bahan penelitian yaitu 3 (tiga) ekor gorila (silverback usia 13 tahun dan blackback masing-masing berusia 12 dan 13 tahun). Ketiga gorila diamati setiap hari selama ± 1 bulan dari pukul 08.00--16.00 WIB, meliputi kandang dalam dan kandang luar dengan menggunakan metode scan sampling dan ad libitum sampling dengan durasi waktu 5 menit tanpa jeda tiap titik sampelnya. Aktivitas yang diamati adalah bersuara, allogrooming, dan aktivitas seksual yaitu mendekat, menyentuh, social explore, mounting, intromisi, pelvic thrusting, dan ejakulasi.
Hasil pengamatan menunjukkan terjadinya aktivitas seksual dalam kelompok, yaitu antara SB--BB 2 dan BB1--BB2 yang seluruhnya berlangsung di kandang dalam. Waktu aktivitas seksual antara silverback dan blackback 2 (1,64% pada tiap aktivitas) lebih banyak dibandingkan dengan waktu antara blackback 1 dan blackback 2 (1,21% pada tiap aktivitas seksual). Dalam pengamatan terdapat perbedaan aktivitas seksual yang terjadi di kandang dalam dan kandang luar. Munculnya perilaku seksual dalam kelompok disebabkan karena salah satu individu gorilla menginisiasi aktivitas seksual untuk memperoleh status hirarki dalam kelompok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteria
"Telah dilakukan pengamatan mengenai interaksi sosial dalam kelompok gorila (Gorilla gorilla gorilla, Savage & Wyman 1847) jantan di Pusat Primata Schmutzer (PPS), Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.
Tujuan penelitian adalah mengetahui perilaku sosial kelompok gorila jantan (Gorilla gorilla gorilla) tanpa keberadaan betina di Pusat Primata Schmutzer.
Subjek penelitian adalah 3 (tiga) ekor gorila jantan, yang terdiri dari 1 (satu) silverback dan 2 (dua) blackback dengan usia 11--13 tahun. Interaksi sosial yang diamati adalah interaksi yang terjadi antara 3 pasangan interaksi (PI), yaitu antara silverback terhadap blackback 1 (PI1), silverback terhadap blackback 2 (PI2), dan blackback 1 terhadap blackback 2 (PI3). Pengamatan dilakukan dengan data yang diperoleh berasal dari 18 hari observasi.
Metode yang digunakan yaitu gabungan metode scan sampling dan ad libitum dengan interval pengambilan sampel selama 5 menit tanpa jeda.
Perilaku sosial yang dicatat meliputi perilaku afiliatif dan perilaku agonistik. Perilaku afiliatif yang dicatat adalah vokalisasi, mendekat (approach), mengikuti (follow), kontak (contact), dan saling menelisik (allo-grooming).
Jenis vokalisasi yang berhasil dicatat adalah cutting, contact call, soft panthoot, pant-hoot, dan growl. Berdasarkan hasil observasi, perilaku afiliatif pada ketiga pasangan tampak berbeda. Persentase perilaku afiliatif terbesar terdapat pada PI2 dan terkecil pada PI3. Perilaku agonistik yang dijumpai adalah perilaku mendorong, menarik, memukul, memukul objek, menggigit, mengusir, mengejar, meluncur, stare, memukul dada (chest beating), dan vokalisasi agonistik. Perilaku agonistik dengan level agresi tertinggi terlihat pada PI3. Perilaku menggigit hanya ditemukan pada PI3. Selama pengamatan, tidak terlihat jelas adanya peranan silverback sebagai pemimpin di dalam kelompoknya."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>