Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hazella Rissa Valda Asari
"Kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis pada wanita. angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Obesitas dapat mewakili faktor risiko penting dari pengembangan kanker payudara. Prevalensi global kelebihan berat badan dan obesitas telah meningkat sebesar 27% pada usia dewasa dan 47% pada masa kanak-kanak selama dekade terakhir. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan obesitas dengan kejadian kanker payudara pada perempuan di Indonesia. Desain penelitian yaitu cross sectional dan menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan data sekunder dari Riset Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 27.186 orang. Hasil analisis menunjukkan proporsi perempuan obesitas yang mengalami kanker payudara adalah 0,9%. Hubungan antara obesitas dengan kanker payudara tidak terdeteksi setelah dikontrol oleh penggunaan kontrasepsi hormonal, usia, kebiasaan merokok, usia menarche, alkohol, dan aktivitas fisik. (POR=1,002 95% 0,777-1,291). Walaupun demikian, program intervensi untuk mengurangi masalah kesehatan kanker payudara dan obesitas perlu dilakukan mengingat proporsi kanker payudara dan obesitas yang terus meningkat.

Breast cancer is the most common cancer diagnosed in women. Breast cancer rate in Indonesia reaches 42.1 people per 100 thousand population. The average death rate from this cancer reaches 17 people per 100 thousand population. Obesity may represent an important risk factor for developing breast cancer. The global prevalence of overweight and obesity has increased by 27% in adulthood and 47% in childhood over the past decade. The research objective was to analyze the relationship between obesity and the incidence of breast cancer in women in Indonesia. The research design was cross sectional and used logistic regression analysis using secondary data from the 2016 Non-Communicable Disease Research. The sample that met the inclusion and exclusion criteria in this study was 27,186 people. The analysis showed that the proportion of obese women who had breast cancer was 0.9%. The relationship between obesity and breast cancer is not detected after being controlled by hormonal contraceptive use, age, smoking habits, age of menarche, alcohol, and physical activity. (POR=1.002 95% 0.777-1.291). However, intervention programs to reduce breast cancer health problems and obesity need to be carried out given the increasing proportion of breast cancer and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanita Idola
"Tujuan: Menentukan hubungan obesitas dengan proporsi ukuran tumor, keterlibatan KGB aksila dan derajat histopatologi pada pasien kanker payudara stadium I - IIIA di RSUPNCM, serta membantu meningkatkan kualitas tatalaksana bagi klinisi.
Metode: Analisa menggunakan data sekunder pada pasien kanker payudara stadium I - III A. Dikatan obesitas bila indeks massa tubuh ≥ 25 kg/m2 dan non obesitas < 25 kg/m2. Hasil ukuran tumor dikelompokkan menjadi < 2 cm, 2-5 cm dan > 5 cm berdasarkan sistem staging TNM AJCC. Ukuran tumor diperoleh melalui pencitraan ultrasonografi payudara yang tersimpan pada sistem PACS. Keterlibatan KGB aksila serta derajat histopatologi diperoleh dari hasil ekspertise patologi anatomi.
Hasil: Jumlah subyek penelitian sebanyak 52 pasien kanker payudara stadium I - IIIA tahun 2012 - 2014 di RSUPNCM terdiri dari 26 pasien obesitas dan 26 pasien non obesitas. Tidak ada hubungan yang bermakna antara ukuran tumor berdasarkan staging dengan obesitas (P= 0,795 (uji chi square)). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan derajat histopatologi (P=0,610, (uji mutlak fisher)). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dan keterlibatan KGB aksila (P =0,404 (uji chi square)). Median ukuran tumor pada pasien obesitas 2,95 cm dan pasien non obesitas 2,73 cm. Dari 26 pasien obesitas, 25 diantaranya memiliki derajat tinggi. Dari 26 pasien non obesitas, 14 memiliki keterlibatan KGB aksila.
Kesimpulan: Pasien kanker payudara yang obesitas tidak berhubungan dengan besarnya ukuran tumor, keterlibatan KGB aksila dan derajat histopatologi yang tinggi. Namun terdapat kecenderungan pasien kanker payudara yang obesitas memiliki ukuran tumor yang lebih besar dan tingginya derajat histopatologi. Sedangkan keterlibatan KGB aksila lebih cenderung pada pasien yang non obesitas.

Objective: Determine the relationship of obesity with tumor size proportion, axillary lymph node involvement and histopathological grading in breast cancer patients stage I-IIIA in Cipto Mangunkusomo hospital and to help improvement the quality of management by clinician.
Methods: Analysis using secondary data of breast cancer patient stage I-IIIA. Obesity grouped if body mass index ≥ 25 kg/m2 and non obese < 25 kg/m2. The results of tumor size are grouped into 0-2 cm, 2-5 cm and > 5 cm based on the AJCC TNM staging system. Tumor size obtained through breast ultrasound imaging from PACS system. Axillary lymph node involvement and histopathological grading obtained from the anatomical pathology expertise.
Results: The study subjects are 52 patients with stage I-IIIA breast cancer in 2012-2014 in Cipto Mangunkusumo consisted of 26 obese and 26 non-obese patients. There is no significant relationship between tumor size based on staging with obesity (P = 0.795 (chi square test)). There was no significant relationship between obesity and grading histopathology (P = 0.610, (absolute test fisher)). There was no significant relationship between obesity and the involvement of axillary lymph nodes (P = 0.404 (chi square test)). The median tumor size of 2.95 cm in obese patients and 2,73 cm in non-obese patients. From 26 obese patients, 25 of them had a high grading histopathology. From 26 non-obese patients, 14 of them had involvement of axillary lymph nodes.
Conclusion: Breast cancer patients who are obese are not related to the larger tumor size, involvement of axillary lymph nodes and a high grading of histopathology. However, there is a tendency that breast cancer patients who are obese had larger tumor size and high grading of histopathology. Where as the involvement of axillary lymph nodes are more likely in non-obese patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Kelvyn Kristianto
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa rasio platelet dan limfosit (PLR) dan berat badan berlebih berkaitan dengan perjalanan kanker payudara. Maka dari itu, skripsi ini hendak menilai hubungan stadium metastasis dengan PLR pada pasien dengan overweight/obesitas. PLR dinilai pada saat sebelum kemoterapi, setelah kemoterapi, dan kontrol terakhir dalam 6 bulan terakhir pada pasien pre-metastasis dan metastasis yang diperoleh dari data yang terdapat di rekam medis. Terdapat 24 pasien pre-metastasis dan 24 pasien metastasis yang menjadi subjek penelitian. Diperoleh bahwa PLR tidak berhubungan dengan metastasis kanker payudara. Hal ini dapat disebabkan variasi waktu dan metode pengambilan sampel yang mempengaruhi hitung limfosit dan trombosit

ABSTRACT
Platelet-to-lymphocyte ratio (PLR) and overweight has known to be related with breast cancer progression. This study is conducted to evaluate the correlation between metastasis and PLR in breast cancer patient with overweight/obesity. PLR is evaluated before chemoteraphy, after chemotherapy, and last control in 6 months in pre-metastasis and metastasis patients, using data from medical record. There are 24 patients with pre-metastatic stage and 24 patients with metastatic breast cancer, and the result shows that there is no significant correlation between metastasis and PLR. Time and method variations in blood sample collection may affect lymphocyte and platelet count."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Vikas Publishing House , 1983
616.994 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arlinda Sari Wahyuni
"Kanker payudara (KPD) masih merupakan masalah kesehatan pada wanita baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia kanker payudara merupakan penyakit keganasan kedua terbanyak juga sering menyebabkan kematian. Selain itu, banyak penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa penderita kanker payudara mengobati penyakitnya ke rumah sakit atau ke dokter setelah penyakit masuk dalam stadium lanjut.
Keberhasilan pengobatan kanker payudara lazim digambarkan dengan ketahanan hidup 5 tahun (five year survival rate). Selain aspek pengobatan, banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD seperti stadium, ukuran tumor, penyebaran tumor, aspek patologi, aspek sosial ekonomi, dan aspek lainnya. Sampai saat ini penelitian tentang ketahanan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara di RS Kanker Dharmais belum pemah dilakukan. Namun, jumlah penderita kanker payudara pertahunnya cukup banyak (menempati urutan 1 pada kasus rawat inap tahun 2000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup 5 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan rancangan studi longitudinal. Data yang dikumpulkan berasal dari data rekam medik penderita KPD tahun 1993 sampai tahun 1996. Sampel berjumlah 137 penderita. Cara pengumpulan data adalah dengan observasi data rekam medik serta media komunikasi via telepon atau surat untuk mengetahui ketahanan hidup 5 tahun penderita KPD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara sebesar 48% dan median ketahanan hidup 54 bulan. Probabilitas ketahanan hidup penderita kanker payudara pada stadium dini operable (I-IIIA) adalah 72% dan stadium lanjut (IIIB dan. IV) adalah 12%. Jika dibanding dengan stadium dini operabel, risiko untuk meninggal pada stadium lanjut sebesar 2,3 kali (95% CI: 1,228; 4,163). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker payudara pada ukuran tumor < 5 cm adalah 81%, dan ukuran tumor lebih dari 5 cm adalah 24%. Jika dibanding dengan ukuran tumor < 5 cm risiko meninggal pada ukuran tumor > 5 cm adalah 3,7 kali (95% CI: 1,803; 7,770). Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun dengan pengobatan lengkap adalah 69% dan pengobatan tidak lengkap adalah 13%. Risiko meninggal penderita dengan pengobatan tidak lengkap adalah 3,3 kali (95%CI: 1,950; 5,572) dibanding dengan pengobatan lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian ini kepada tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan penanganan kanker payudara dengan mengupayakan deteksi dini pada penderitanya. Selain itu perlu dorongan dari tenaga medis dan bantuan konseling agar penderita dapat mengikuti prosedur pengobatan dengan teratur dan lengkap. Kepada wanita terutama yang telah berumur di atas 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRl) setiap bulannya sehingga dapat segera mengetahui kelainan yang timbul pada payudaranya. Kepada pemerintah perlu diupayakan peningkatan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dengan penyebaran informasi lewat media massa tentang penyakit kanker payudara.

Breast cancer is still a health problem for women in developed countries and developing countries. In Indonesia, number of breast cancer cases is high, the second cause of deaths after cervical cancer. In the other hand many researches in Indonesia report that the breast cancer patients go to hospitals or doctors after late stage.
The successful breast cancer therapy was usually measured by using a five-year survival rate. Besides therapeutically aspects, many factors are involved in five-year survival rate namely: stage, tumor size, metastases, pathological aspects, socioeconomic aspects and etc. The annual number of the breast cancer patients is high (the first rank from all cancer type in 2000). However, until] now, no studies of five-year survival rate on RSKD have been done.
The goal of this research is to find the probability of 5 year survival of the breast cancer patients in Dharmais Cancer Hospital Jakarta and the relationship between some other factors and 5 year survival rate. The design of this research is longitudinal study. Data are collected from the medical record breast cancer patients on 1993 toI996. The sample is I37 persons. The method of data collecting is observing of the medical record and telephoning or posting to find out the survival of breast cancer patient.
The result shows that 5 year survival rate on breast cancer patient is 48%, the median of the survival rate is 54 months. The 5 years survival rate on early operable stage is 72% and on the late stage is 12%. By using the early operable stage as a baseline comparison, the risk ratio of the deaths for the late stage is 2,3 (95% CI: 1,228; 4,163). Moreover the 5 year survival rate on the less than 5 cm is 81% and more than 5 cm is 24%. If compared to size < 5 cm, the risk ratio of the deaths on patients with tumor size 5 cm is 3,7 (95% CI: 1,803; 7,770). The 5 year survival rate on patients with a complete therapy is 69% and an incomplete therapy is 13%. The risk of the deaths on the patients with the incomplete therapy is 3,3 times (95% CI: 1,950; 5,572) compared to the complete therapy.
Based on this study, It is recommended that doctors/medicians be able to increase the ability to handle breast cancer cases by doing early detections to the suffers. Moreover the supports for medical professionals and counseling professional are needed so that the patients are able to follow the procedure of treatments regularly and completely. It is suggested that it is important to do SADARI monthly of women above 20. The government should increase to do EIC (Education, Information, and Communication) by spreading EIC materials through mass media about breast cancer."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Roostini Hardjolukito
"ABSTRAK
Sifat "hormone dependent" sebagian karsinoma .payudara telah lama dikenal; dan adanya reseptor hormon dalam sel karsinoma dihubungkan dengan sifat tersebut. Dari penelitian terdahulu terbukti bahwa penderita karsinoma payudara dengan reseptor estrogen (RE) positif 60% menunjukkan respons yang baik terhadap terapi hormonal, sedangkan dengan reseptor estrogen negatif keberhasilan terapi hanya mencapai 10%. Bila status reseptor tidak dibedakan, keberhasilan terapi hormonal hanya sampai 30%. Di samping itu " disease free interval" lebih lama pada tumor dengan reseptor positif. Status reseptor pada tumor primer juga berperan dalam menentukan respons terapi hormonal pada rekurensi/metastasis pada hart kemudian.
Teknik yang lazim dan banyak digunakan selama ini adalah pengukuran kuantitatif secara biokimia. Teknik ini pada prinsipnya menera reaktivitas reseptor terhadap molekul estrogen yang diberi label radioaktif pada ekstrak jaringan tumor. Kemudian dikembangkan teknik sitokimia/imunositokimia, baik dengan fluoresensi maupun peroksidase, yang dapat memeriksa reseptor langsung pada tingkat seluler. Pada teknik ini tidak dijumpai berbagai keterbatasan yang terdapat pada teknik biokimia, antara lain dapat diterapkan pada jaringan yang kecil (biopsi), visualisasi sel dapat dilakukan sehingga dapat mernbedakan positivitas pada sel tumor dan non tumor, dan sebaran positivitas pada sitoplasma atau inti dapat dinilai.
Kedua jenis teknik penetapan RE terbukti memberi kesesuaian hasil yang cukup besar, baik dalam hal positivitasnya maupun hubungannya dengan respons terhadap terapi hormonal.
Berbagai penelitian dengan teknik biokimia telah membuktikan adanya kaitan antara positivitas RE dengan berbagai aspek kliniko-patologik karsinoma payudara. Positivitas RE lebih banyak ditemukan pada tumor dengan diferensiasi baik, usia tua dan keadaan pasca menopause.
Namun demikian, dengan teknik yang sama, didapatkan kontroversi karena kaitan dengan derajat diferensiasi tidak selalu ditemukan. Di samping itu poly positivitas RE cukup bervariasi pada berbagai jenis histologik karsinoma payudara. Selama ini kaitan antara positivitas RE dengan berbagai aspek kliniko-patologik yang diperiksa dengan teknik imunositokimia belum banyak dilakukan.
Pada penelitian ini akan dilaporkan hasil penelitian yang bertujuan menilai kaitan antara positivitas RE dengan derajat diferensiasi tumor, jenis histologik dan status paid, yang diperiksa dengan teknik imunoperoksidase. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi yang lebih terinci pada tingkat seluler mengenai positivitas RE pada karsinoma payudara serta kaitannya dengan berbagai aspek yang diteliti."
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chris K.H. Teo
"Jangan tertawa dulu kenapa saya mereview buku ?pelajaran? ini. Memangnya cuma fiksi yang layak dikupas? Buku teks juga, oke koq. Dan yang jelas, buku ini bukan seperti yang Anda bayangkan : buku pelajaran dengan istilah-istilah kedokteran? No!
Buku ini ditulis oleh Profesor Chris K.H. Teo dan istrinya Ch?ng Beng Im-Teo. Keduanya adalah penemu ?Rodent Tuber? atau ?Keladi Tikus? sebagai tanaman obat penyembuh kanker yang pernah menjadi penemuan kontroversial di dunia medis, namun saat ini banyak digunakan pasien sebagai obat alternatif.
Membaca buku ini akan memberi wawasan pada kita bagaimana ?perilaku? penyakit bernama kanker, dan bagaimana dunia medis Barat dan pengobatan Cina menghadapi penyakit ini, serta alternatif apa yang bisa ditempuh. Prof. Chris dan istrinya juga berusaha membuka mata pembaca bahwa dalam dunia medis seringkali si pasien ditangani tidak secara holistik sehingga akibatnya ketika suatu penyakit seseorang disembuhkan, obat yang menyembuhkan penyakit tersebut malah menimbulkan penyakit baru bagi orang tersebut. Hal ini ternyata terjadi pada penderita kanker payudara, dimana obat-obatan yang dapat menyembuhkan kanker payudara, malah menimbulkan kanker hati.
Melalui buku ini, Prof. Chris juga berusaha menggugah masyarakat luas, khususnya dunia medis, untuk terus mengembangkan penelitian di bidang tanaman obat sebagai alternatif yang menjanjikan. Sebagai komitmen terhadap pengobatan herba, Prof. Chis dan istrinya kini mengabdikan hidupnya pada pelayanan bagi para penderita kanker dengan mendirikan Cancer Care yang berpusat di Penang. Beberapa pasien juga memberikan testimonial tentang manfaat keladi tikus.
Tak harus menjadi penderita kanker untuk membaca buku ini *lagian, siapa yang mau sih?* karena buku ini memberi banyak informasi mengenai kesehatan. Bahwa kesembuhan tidak hanya berada di tangan dokter. Bahwa disiplin merupakan kunci utama penyembuhan penyakit apapun. Bahwa penyakit tidak hanya membutuhkan obat penawar, tapi juga semangat untuk hidup dan perjuangan melawan penyakit. Bahwa untuk dapat melawan penyakit kita harus memahami ?perilaku? penyakit tersebut. Dan?bahwa semua penyakit berasal dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Masalahnya, yang sehat itu yang seperti apa sih? Buku ini salah satu pilihan untuk mengetahuinya.
---------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
"
Jakarta: Restu Agung, 2005
616.994 CHR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Nurachmah
"Penelitian fenomenologis ini telah mengkaji aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien pengidap kanker payudara yang tengah mendapatkan pengobatan. Data kualitatif dalam bentuk Catalan lapangan teiah dikumpulkan seiama pelaksanaan am kelompok pendukung. Maksud penelitian ini adalah uniuk mendapatkan pemahaman yang mendalam bagaimana wanita Indonesia yang mengidap kanker payudara merasakan pengalaman yang kompleks, sangat interpersonal, dan dinamis. Latar belakang pemekiran dari penelitian mi didasarkan oleh pengertian bahwa untuk mendapatkon pengetahuan tentang sesuatu akan menjadi sia-sia dan hampir tldak mungkin tanpa menerangkan pengalaman individu bagaimana adanya ketika dialami dan sebagaimana diterangkan oleh individu itu secara langsung (Polit, 1996). Tulisan ini adalah untuk mengkaji dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek (a) fisiologis, (b) keseimbangan psikologis, (c) hubungan klien dengan orang lain, (d) nilai-nilai spiritual, dan (e) kualitas kehidupan keseharian klien. Subyek penelitian terdiri dari 87 wanita dengan diagnosa kanker payudara yang menghadiri kelompok pendukung. Hasil anatisis kualitatif berasal dari analisis isi komentar dan pernyataan subyek selama mengikui kegiatan kelompok pendukung telah mendapaikan lima kalegori thema yaitu: ketidakmampuan fisiologis (physiological incapability) ketidakseimbangan psikologis (psychological disequilibrium), perilaku negatif dalam hubungan social (social relationship misbehavior), disparitas nilai-nilai spiritual (spiritual values disparity), dan kehidupan bersemangat (life of courage). Setiap pernyataan dinilai dan diinterpretasikan menjadi thema, kelompok thema, dan kategori thema. Evaluasi hasil riset telah menunjukkan bahwa partisipasi kelompok dalam kelompok pendukung telah menolong mereka untuk membentuk perasaan positif tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan pasangan hidup dan anggota keluarga lainnya.

The phenomenologicall study explored bio psycho social spiritual aspects of Indonesian women with breast cancer who having therapy. A qualitative data in a form of field note a was obtained during the course of the support group program. The main objective -was to have a deeper and richer understanding on how Indonesian women with breast cancer made sense of an experience that was complex, interpersonal, and dynamic The premise was that gaining knowledge would be impossible without describing human experience as it was lived and as it was defined by the persons themselves (Path The purpose of the study was to explore the impact of breast cancer and its treatment on their (a) physiological :. (h) psychological equilibrium, (c) relationship with others, (d) spiritual values, and quality of daily living. Eighty objects who joined the support group for women with breast cancer participated in the study. The result of qualitative analysis which were extracted from the significant statements and comments made by the subjects during the course of the breast cancer support group program identified five theme categories : physiological incapability, psychological disequilibrium, social relationship misbehavior, spiritual values disparity, and life of courage. Each statement was examined and interpreted in relation Jo themes, theme groups, and theme categories The result of the study concluded that group participation had helped them to have positive feelings about themselves and improved their communication skills with their i and other family members."
1999
JJKI-II-6-Mei1999-186
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Doxorubicin dan docetaxel masing-masing dikenal sebagai obat sitotoksik yang aktif untuk pengobatan kanker payudara metastatik (KPM). Kombinasi keduanya juga telah memperlihatkan derajat aktivitas yang tinggi sebagai kemoterapi lini kedua untuk KPM. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keampuhan dan keamanan kombinasi docetaxel-doxorubisin sebagai kemoterapi lini pertama untuk penderita KPM di Indonesia. Sebanyak 26 pasien wanita berusia 31-65 tahun dengan KPM diikutsertakan dalam studi. Pasien belum pernah mendapat taxane atau doxorubicin kumulatif sebesar 250 mg/m2 serta tidak menderita penyakit jantung. Terapi terdiri dari doxoubicin 50 mg/m2 sebagai bolus intravena (IV) diikuti satu jam kemudian oleh docetaxel 60 mg/m2 dengan infus IV selama 1 jam, setiap 3 minggu untuk 6 siklus. Premedikasi dengan kortikosteroid oral diberikan sehari sebelum kemoterapi sampai hari kedua setiap siklus. Fraksi ejeksi ventrikel kiri direkam di awal studi dan setelah siklus ke-6. Di akhir studi, secara total telah diberikan 156 siklus kemoterapi. Lima dan 11 orang pasien mengalami respons komplit (RK) dan parsial (RP), berturut-turut, yang menjadikan respons keseluruhan terbaik sebesar 61,54%. Tiga orang pasien dengan metastatis hepar luas tampak hilang sama sekali setelah 6 siklus. Toksisitas derajat 3-4 tersering adalah leukopenia (80,77%) dan febrile neutropenia (5,77%). Leukopenia biasanya singkat, dan terutama terjadi pada siklus pertama dan kedua serta tidak membutuhkan penurunan dosis. Tidak ada pasien yang mengalami gagal jantung. Terdapat satu kematian akibat penyakit yang progresif setelah 6 siklus. Kombinasi doxorubicin 50 mg/m2 dan docetaxel 60 mg/m2 tampak aktif sebagai kemoterapi lini pertama pada KPM, khususnya pada pasien dengan metastatis hepar, dengan profil toksisitas yang dapat ditatalaksana. (Med J Indones 2004; 14: 20-5)

Doxorubicin and docetaxel as a single agent are known as active cytotoxic agents for the treatment of metastatic breast cancer (MBC). Their combination has also shown to be highly active as a second-line chemotherapy of MBC. This study was design to evaluate the efficacy and safety of docetaxel-doxorubicin combination as first line chemotherapy of MBC patients in Indonesia. Twenty-six female patients between 31-65 years old with advanced or MBC was enrolled. No prior taxane or cumulative doxorubicin of 250 mg/m2 was allowed and patients should not have a heart disease. Treatment consisted of doxorubicin 50 mg/m2 as intravenous (IV) bolus followed one hour later by docetaxel 60 mg/m2 by IV infusion over 1 hour every 3 weeks for 6 cycles. Premedication with oral corticosteroid was administered a day prior to chemotherapy until the second day of each cycle. Left ventricular ejection fraction was recorded at baseline and after the 6th cycle. At the end of study, a total of 156 cycles of chemotherapy have been delivered. Five and 11 patients had a complete response (CR) and partial response (PR), respectively, which accounted for a 61.54% best overall response. Three patients with extensive liver metastases showed complete disappearance after 6 cycles. Most frequent grade 3-4 toxicities were leukopenia (80.77%) and febrile neutropenia (5.77%). Leukopenia was usually short in duration, occurred mainly during the first and second cycle and did not require dose reduction. No patient developed heart failure. There was one death due to progressive disease after 6 cycles. Combination of doxorubicin 50 mg/m2 and docetaxel 60 mg/m2 was sufficiently active as first-line chemotherapy of MBC, especially in patients with liver metastases, with a manageable toxicity profile. (Med J Indones 2004; 14: 20-5)"
Medical Journal of Indonesia, 14 (1) January March 2005: 20-25,
MJIN-14-1-JanMar2005-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>