Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafael Arya Bagas Ananta
"Penguburan masa Neolitik yang berkembang di daerah Sumatra terdiri dari berbagai bentuk. Pada situs Padang Sepan, Muara Payang dan Muara Betung terdapat pola penguburan yang berbeda dibandingkan dengan penguburan pada situs Sumatra bagian selatan lainnya. Permasalahan penelitian adalah bagaimana pola penguburan prasejarah masa Neolitik yang terdapat di sisi barat Bukit Barisan, Sumatra bagian selatan? Penelitian ini bertujuan memberi gambaran mengenai bentuk-bentuk penguburan masa neolitik yang terdapat di Sumatra. Penelitian ini menggunakan pendekatan morfologi kubur dengan menggunakan dua variabel, internal dan eksternal. Variabel internal terdiri dari posisi, sikap, usia, dan jenis kelamin rangka, sedangkan variabel eksternal terdiri dari wadah, bekal, dan keadaan lingkungan dari kubur. Dari empat pola penguburan yang dijabarkan oleh Soejono, terdapat dua pola penguburan yang berlaku di ketiga situs penguburan yang dikaji, yakni penguburan primer dan sekunder. Selain pola penguburan primer, wadah tempayan yang ditemukan juga memperlihatkan pola penguburan sekunder. Berdasarkan hasil analisis pola kubur di ketiga situs dengan situs penguburan lainnya di Sumatra Selatan lainnya menunjukkan satu pola serupa, yakni pola penguburan sekunder. Pola penguburan masa Neolitik juga dijumpai di Asia Tenggara dan umumnya menggunakan benda-benda kubur yang serupa dengan kubur di Sumatra.

Neolithic burial in the Sumatra region took various forms. At the Padang Sepan, Muara Payang and Muara Betung sites there are different burial patterns compared to those at other southern Sumatra sites. The research problem is what is the pattern of prehistoric burials in the Neolithic period in the western area of Bukit Barisan, South Sumatra? This study aims to provide an overview of the forms of burials for the neolithic period found in Sumatra. This research uses a morphological approach by using two variables, internal and external. Internal variables consist of information on position, attitude, age, and sex of the skeleton, while external variables consist of information on the container, provisions, and environmental conditions of the grave. According to Binford, the orientation of the burial shows a form of religion that develops in the community. Apart from the primary burial pattern, the jars found also showed secondary burial patterns. Based on the results of the analysis of the pattern of burials in the three sites with other burial sites in South Sumatra, it shows a similar pattern, namely secondary burial patterns. Neolithic burial patterns are also found in Southeast Asia and generally use grave objects similar to those in Sumatra.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Located at the delta of Batang Kuantan river in Kuantan Sengingi, Riau, Padang Candi has indicated traces of the past Sriwijaya Hindu-Buddha cultures through a series of researches from 2010 to 2013. A number of researches on Sriwijayan Buddhism theories and concepts, the findings of golden inscription plates with Buddhism mantra along with the discovery location at the site, and other archaelogical findings have strongly suggested the site of being not only Buddha Mahayana sanctuary, but also as a Mandala, a settlement of Priests community.
"
SBA 17 (1-2) 2014 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ernawan
"Fungsi produk dan fungsi situs bengkel beliung prasejarah berhubungan dengan perdagangan dan perbengkelan. Penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan fungsi produk situs bengkel beliung merupakan sarana perdagangan, dan fungsi situs bengkel sebagai tempat membuat beliung. Penelitian tersebut tidak memperhatikan hubungan produk dan kegiatan bengkel beliung dengan fasilitas sumber daya alam yang terdapat pada situs dan sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui fungsi produk dan fungsi situs yang berhubungan dengan sumber daya alam situs dan sekitarnya. Penelitian diharapkan memperlihatkan apakah produk bengkel beliung merupakan komoditas dagang atau sarana budi daya tanaman pads situs, apakah produk bengkel merupakan upaya pemukim menempatkan diri dan memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana bentuk kegiatan pemukiman yang ditentukan daya dukung sumberdaya alam lingkungannya.
Upaya untuk mengetahui fungsi produk dan fungsi situs memakai sampel non probabilitas. Data artefak dan lingkungan fisik memakai hasil survai dan penggalian di situs Ngrijangan, Kendeng Lembu, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping. Data di (a) Ngrijang Sengon, Ngrijangan diharapkan mewakili bengkel beliung di sisi barat perbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat dan timur, (b) Gunung Gawping diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian timur berbatasan dataran rendah Lumajang, Cc) Kendeng Lembu diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Solo berbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur. Penelitian didukung percobaan, etnografi akik di Gendaran.
Fungsi bengkel memakai perbandingan ciri fisik produk dan kegiatan bengkel dengan sumber daya alam. Perbandingan kesamaan ciri fisik produk memakai rumus Steinhaus yang diuji beda rumus D/ma. Hasil uji memperlihatkan kedudukan tiap artefak seluruh situs dalam proses pembuatan beliung; sehingga menampakan fungsi situs sebagai penghasil atau pengguna produk bengkel. Hubungan fungsi situs penghasil atau pengguna produk dengan sumber daya alam memperlihatkan fungsi situs sebagai pemukiman dan atau perbengkelan.
Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan kesimpulan dengan penelitian terdahulu. P nelitian ini memperlihatkan fungsi situs NgriJang Sengon, Ngrijangan, Gunung Gamping, Kendeng Lembu sebagai penghasil pra-beliung dan beliung yang tidak berlangsung setiap waktu bergantung persediaan air untuk menggosok batuan. Produk bengkel beliung tidak didagangkan di bengkel. Produk bengkel beliung dipakai budi daya tanaman selama memproduksi beliung; sehingga bentuk pemukiman pendukung kegiatan bengkel berhubungan dengan budi daya tanaman tebas bakar yang bervariasi sesuai daya dukung sumber alam di situs Ngrijangan, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping dan Kendeng Lembu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halwany Michrob
Jakarta: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, 1993
731.76 HAL l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.A. Gede Oka Astawa
Denpasar: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Arkeologi , 2007
930.1 GED a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Maryoto
Jakarta: Kompas, 2009
930.1 AND j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Husnison Nizar
"Menhir berhias merupakan salah satu bentuk peninggalan tradisi megalitik yang masih terdapat di daerah Limapuluhkoto, Sumatera Barat. Bentuk menhir berhias yang terdapat di situs-situs Megalitik Limapuluhkoto tampak memperlihatkan keanekaragam bentuk, hiasan, ukuran. Adanya keanekarageman itu merupakan masalah utama yang dibahas didalam penelitian ini. Masalah lain yang menjadi perhatian adalah mengenai fungsi menhir berhias yang terdapat di situs-situs megalitik Limapuluhkoto. Apakah menhir berhias itu mempunyai fungsi yang berbeda dari menhir-menhir yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Untuk itu harus diketahui fungsi-fungsi menhir yang terdapat di daerah Indonesia. Dalam penelitian ini yang dipergunakan sebagai data utama adalah menhir berhias yang terdapat di setiap situs yang ada di daerah Limapuluhkoto, dengan jumlah temuan menhir berhias 38, sedangkan temuan lain yang ada pada se_tiap situs merupakan data pembantu yang dapat dianggap se_bagai memperkuat interpretasi nantinya. Analisa menhir berhias dilakukan dengan menggunakan klasifikasi taksonomi yaitu klasifikasi yang memusatkan perhatian pada sejumlah atribut-atribut, dan atribut ter_sebut digunakan sebagai indikator di dalam menentukan tipe sehingga dari hasil analisa di dapat beberapa tipe menhir berhias. Untuk dapat menentukan fungsi menhir berhias, ma_ka terlebih dulu harus dicari atau harus ditentukan arti setiap hiasan yang dapat diamati pada masing-masing menhir berhias. Setelah anti setiap hiasan dapat diketahui, maka dihubungkan dengan fungsi menhir yang sudah diketahui dari hasil penelitian para ahli terdahulu, make, diambil suatu kesimpulan tentang fungsi menhir'berhias yang terdapat di setiap situs-situs megalitik Limapuluhkoto. Hasil analisa menhir berhias menunjukkan adanya 3 tipe dan 4 sub tipe. Hasil analisa tentang fungsi menhir memperlihatkan adanya fungsi khusus, yaitu sebagai tanda kubur masyarakat tradisi megalitik di daerah Limapuluhkoto yang masih memuja dan menghormati arwah nenek moyang mereka dengan jalan memberikan hiasan-hiasan pada setiap media yang berfungsi sebagai tanda kubur."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Arja godogan merupakan sebuah kesenian arja yang berasal dari dakdakan kecamatan Kediri kabupaten tabanan. Arja ini menceritakan cerita I godogan yang bersumber dari cerita panji dalam pencariannya mencari seorang istri. Dramatari arja godugan sangat popular pada era 70-an, memiliki fungsi dan makna yang sangat penting bagi masyarakat penikmat hiburan pada masa itu. Akan tetapi, seiring perubahan zaman eksistensi arja godogan seakan menuju ke tepian senja."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengaruh Budaya Pra-Islam pada makam di desa Salakaria, kecamatan Sukadana-Ciamis
The tomb contains varieties of important data that can describe the society in the past. A lot of understandings and meaning exist in the form of the tomb as a cultural heritage. From the results of research in the Salakaria Village, Sukadana District, Ciamis, the ancient tombs in the region still follow the pre-Islamic culture. It can be seen from the shape of the building in its sepulcher tomb, gravestone and materials. It is also seen from the placement of the tomb and the culture that is still going on at the site of the tomb. This paper used the research method with descriptive analysis, which means to describe the components of the tomb, and then analysis and interpretation are carried out. The historical and cultural background of the past in the Salakaria village, Sukadana District describe a form of cultural continuity or continuous culture from prehistoric times to the Islamic period"
PURBAWIDYA 2:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>