Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Rara Maharani Adiannarista Wardhani
"Penelitian ini membahas tentang kejahatan korupsi yang diurai secara komprehensif menggunakan teori criminological verstehen, perilaku kejahatan korupsi dipelajari dan diurai menggunakan teori differential association, profil pelaku korupsi dianalisa menggunakan teori white collar crime dan penulis menawarkan solusi untuk mengungkap korupsi menggunakan teknik digital forensic dan teknik analisis intelijen dalam audit investigasi dengan pendekatan teori prisma kejahatan yang menjelaskan bahwa kejahatan korupsi sifatnya tersembunyi atau berada di prisma bagian bawah. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan 3 tahap yaitu studi pustaka, wawancara serta delphi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik digital forensic dan teknik analisis intelijen memiliki hambatan dalam penerapannya di lapangan, namun memiliki peluang besar untuk dapat diterapkan. Dengan menggunakan teknik digital forensic, dapat membantu dalam pengumpulan bukti yang bermuara pada korupsi, meskipun masih memerlukan payung hukum yang tepat serta penanganan bukti digital yang tepat agar dapat diterima di Pengadilan. Hasil analisis intelijen dapat digunakan sebagai petunjuk meskipun masih memerlukan serangkaian prosedur agar dapat dijadikan bukti, selain itu dapat digunakan sebagai prediksi langkah pelaku jika informasi yang diperoleh memadai dan tepat.

This study discusses corruption crimes that are comprehensively parsed using the verstehen criminological theory, the behavior of corruption crimes is studied and analyzed using the differential association theory, the profiles of corruption perpetrators are analyzed using white collar crime theory, and the authors offer solutions to reveal corruption using digital forensic techniques and intelligence analysis techniques in an investigative audit with a crime prism theory approach which explains that corruption crimes are hidden and in the lower prism. The research was conducted using a qualitative method with 3 stages, namely literature study, interview and Delphi. The results showed that digital forensic techniques and intelligence analysis techniques had obstacles in their application in the field, but had a great opportunity to be applied. Using digital forensic techniques can help in gathering evidence that leads to corruption, but it still requires the right law and proper handling of digital evidence in order to be accepted in court. The results of intelligence analysis can be used as a guide, but it still requires a series of procedures so that it can be used as evidence, besides that it can be used as a prediction of the perpetrator's steps if the information obtained is adequate and accurate."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Ari Pranayoga
"Skripsi ini menganalisis tentang penerapan kegiatan digital forensic dalam pelaksanaan audit investigasi di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Analisis penerapan ini dilakukan dengan meneliti unsur-unsur yang terkait dengan kegiatan digital forensic dimulai dari sumber daya manusia Inspektorat Jenderal, software digital forensic yang digunakan, dan prosedur pelaksanaan audit dengan digital forensic. Data didapatkan dari hasil observasi kegiatan di lapangan, wawancara dengan para auditor serta melakukan walkthrough terhadap kegiatan digital forensic. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan digital forensic dalam audit investigasi di Inspektorat Jenderal sudah dilaksanakan dengan baik namun dapat dioptimalkan dengan meningkatkan peran sumber daya serta penggunaan fitur dalam digital forensic software yang lebih baik.

This study analyzes the implementation of digital forensic activity on investigative audit in Inspectorate General of Ministry of Finance. This implementation analysis is gathered through review of all elements related to digital forensic activities such as human resoure in Inspectorate General, digital forensic software used in auditing, and audit implementation procedure with digital forensic. Data were gathered through observation in fieldwork, interviewing several auditors and performing walkthrough in digital forensic activities. Analysis report shows that digital forensic implementation in Inspectorate General has been properly implemented yet it can be optimized by improving the rule of resources and the better usage of digital forensic software features.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tofan Hermawan
"Dalam era teknologi informasi yang berkembang saat ini, pelaku kejahatan juga memanfaatkan teknologi untuk melancarkan aksinya. Sebagai bukti ditemukannya barang bukti elektronik berupa Handphone, Flashdisk, Laptop, dan Hardisk Komputer pada kasus korupsi yang ditangani Kejaksaan Agung RI pada tahun 2020. Barang bukti elektronik tersebut seluruhnya ditangani oleh Seksi Intelijen Siber dan Digital Forensik Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, namun kondisinya unit kerja tersebut memiliki perangkat forensik yang terbatas. Berdasarkan laporan kinerja Kejaksaan Agung 2019, jumlah pengaduan kasus korupsi yang masuk sekitar 2289 laporan. Dengan melihat kondisi tersebut maka potensi yang dapat terjadi adalah terdapat proses antrian penanganan yang masuk ke Seksi Intelijen Siber dan Digital Forensik. Tentu dapat dipastikan yang paling terdampak adalah wilayah hukum Kejaksaan Tinggi karena yang akan diprioritaskan dalam penanganan barang bukti adalah kasus korupsi pada level Kejaksaan Agung mengingat kasus yang ditangani pada level Pusat jauh lebih besar dibanding Level Provinsi/Kabupaten. Disatu sisi penanganan perkara korupsi terdapat batas waktu penyelesaiannya, sehingga Kejaksaan Tinggi perlu menerapkan strategi khusus penanganan barang bukti elektronik agar dapat menyelesaikan penanganan perkara sesuai target. Pada penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap pemilihan opensource forensik yang diharapkan dapat membantu penanganan barang bukti elektronik di Kejaksaan Tinggi. Opensource yang dipilih yaitu pada Live Forensic (FTK Imager, Dump It, Belkasoft Ram Capture, Magnet Ram Capture), Disk Forensik (FTK dan Guymager Linux), dan Mobile Forensik (Santoku Linux dan ADB Pull). Hasil analisis didasarkan pada metrik kecepatan relative, akurasi, kelengkapan, dan realibilitas untuk dapat merekomendasikan tools opensource yang dapat digunakan. Hasil penelitian ini adalah prosedur penanganan barang bukti elektronik sesuai standar yang berlaku untuk diterapkan dalam design penanganan kasus korupsi di Kejaksaan Tinggi sehingga diharapkan integritas barang bukti elektronik dapat terjaga dan dapat membantu target waktu penyidikan di Level Kejaksaan Tinggi.

In the current era of information technology, criminals also take advantage of technology to carry out their actions. Laptop, Flash drives, handphone, laptops, the computer is found in a corruption case handled.  All digital evidence is dealt with by the Cyber ​​Intelligence and Digital Forensic Section of the Deputy Attorney General for Intelligence, but the unit has limited forensic tools. On the other hand, the challenges faced are the 2019 Attorney General's Office's performance report; the number of complaints about corruption cases that have been submitted is around 2289 reports. By looking at this condition, the potential that can occur is a queuing process for handling that goes to the Cyber ​​Intelligence and Digital Forensic Section. The most affected are the jurisdiction of the High Prosecutor's Office because what will be prioritized in handling evidence is Corruption Cases at the Attorney General's level, considering that cases dealt with at the central level are much larger than those at the provincial/district level. On the one hand, there is a time limit for case handling, so the High/State Prosecutor's Office needs to implement a particular strategy for handling digital evidence to complete case handling according to the target. In this research, a study will be carried out on the selection of opensource forensics, which is expected to assist in handling electronic evidence at the High/State Attorney General's Office. The selected opensources are Live Forensic (FTK Imager, Dump It, Beaksolf Ram Capture, Magnet Ram Capture), Disk Forensics (FTK and Linux), and Mobile Forensic (Linux and ADB Pull). Analysis results are based on relative speed metrics, accuracy, completeness, and reliability to recommend opensource tools that can be used. The results of this study are procedures for handling electronic evidence according to applicable standards to be applied in the design of handling corruption cases at the High Prosecutor's Office so that it is hoped that the integrity of electronic evidence can be maintained and can assist the target time for investigation at the High Prosecutor's Level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 1996
621.381 9 IBR dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 1996
621.381 9 IBR dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 2001
621.381 9 IBR dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
K. F. Ibrahim
Yogyakarta: Andi, 2001
621.381 9 IBR dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yasmine Kusuma
"Latar Belakang: Replika kondisi asli gigi geligi dan jaringan mulut sangat penting dalam prosedur rehabilitasi dengan gigi tiruan. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pencetakan dan dilanjutkan dengan pengecoran, sehingga didapatkan model. Pencetakan dapat dilakukan dengan teknik konvensional dan digital. Pencetakan dengan teknik konvensional sering menimbulkan keterbatasan seperti ketidaknyamanan saat prosedur pada pasien. Teknologi digital berbasis komputer telah mengalami kemajuan yang cukup pesat seperti extraoral scanner, intraoral scanner, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, unit laser sintering dan mesin milling. Intraoral scanner memindai gambaran intraoral pasien yang selanjutnya ditransfer ke komputer dan diproses untuk mendapatkan model digital dengan format data berupa standard tessellation language (STL). Teknologi tersebut memungkinkan pembuatan gigi tiruan dengan alur kerja digital. Akurasi sebuah cetakan dan model sangat penting dalam kedokteran gigi restoratif. Akurasi terdiri dari trueness yang mengacu pada seberapa dekat nilai objek referensi dengan objek yang akan diuji dan precision mencerminkan kemampuan dalam produksi objek secara berulang secara presisi. Namun, penelitian analisis akurasi antara teknik pencetakan konvensional dan digital secara in vivo masih sangat terbatas. Tujuan: Mengetahui perbedaan akurasi dari nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital yang dievaluasi secara 3D dengan teknik superimposisi menggunakan perangkat lunak analisis 3D. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain observasi analitik secara studi potong lintang. Besar sampel sebanyak 9. Pada seluruh sampel dilakukan pencetakan dengan polyvinylsiloxane (PVS) sebanyak 5 kali dan pemindaian intraoral menggunakan IOS Cerec Omnicam sebanyak 5 kali. Model konvensional dibuat dari dental stone kemudian dilanjutkan dengan proses digitalisasi menggunakan EOS inEos X5. Seluruh data dilakukan superimposisi untuk membandingkan secara 3D menggunakan perangkat lunak Geomagic Control X. Pada penelitian ini dilakukan uji statistic Saphiro Wilk untuk mengetahui normalitas data, dilanjutkan dengan uji Independent T-test untuk menganalisis data. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) untuk nilai trueness dan precision pada model konvensional dan model digital. Kesimpulan: Pencetakan menggunakan IOS mampu menghasilkan
model digital yang akurasinya dapat diterima secara klinis.

Background: Replicating the original condition of the teeth and oral tissues is very important in rehabilitation procedures with dentures. This can be achieved by taking impression and continuing with casting, so that a model is obtained. Impression can be done using conventional and digital techniques. Impression using conventional techniques often causes limitations such as discomfort during the procedure for patients. Computer-based digital technology has progressed quite rapidly, such as extraoral scanners, intraoral scanners, cone beam computed tomography (CBCT), 3D printing, laser sintering units and milling machines. The intraoral scanner scans the patient's intraoral image which is then transferred to a computer and processed to obtain a digital model with data format in the form of standard tessellation language (STL). This technology enables the creation of dentures with a digital workflow. The accuracy of an impression and model is very important in restorative dentistry. Accuracy consists of trueness which refers to how close the reference object value is to the object to be tested and precision reflects the ability to produce objects repeatedly with precision. However, research into accuracy analysis between conventional and digital model in vivo is still very limited.Objective: Knowing the difference in accuracy of trueness and precision values in conventional models and digital models evaluated in 3D with superimposition techniques using 3D analysis software. Method: This research was conducted with an analytical observation design using a cross-sectional study. The sample size was 9. All samples were printed with polyvinylsiloxane (PVS) 5 times and intraoral scanning using IOS Cerec Omnicam 5 times. Conventional models are made from dental stone and then followed by a digitalization process using EOS inEos X5. All data was superimposed to compare in 3D using Geomagic Control X. Results: There is no significant difference (p>0.05) for the trueness and precision values in the conventional model and digital model. Conclusion: Impressions using intraoral scanner is capable of producing digital models whose accuracy is clinically acceptable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosselina
"Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat menyebabkan perubahan pola kehidupan masyarakat. Di lingkungan pemerintahan, pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dengan berbasis teknologi informasi. Interaksi yang lebih besar dengan dunia siber, tentunya akan meningkatkan potensi terjadinya insiden. Terlebih lagi pada masa pandemi ini sebagian aktivitas kerja dilakukan di rumah (Work From Home) dengan menggunakan perangkat pribadi (Bring Your Own Device). Hal ini berpotensi meningkatkan kerentanan terhadap keamanan siber. Manajemen keamanan siber yang handal sangat diperlukan agar apabila terjadi insiden siber dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk menghindari kerugian baik material maupun non material. Salah satu kebutuhan penting dalam manajemen keamanan siber adalah kerangka kerja yang akan menjadi panduan dalam proses penanganan insiden keamanan siber yang tepat. Pada penelitian ini dilakukan perancangan kerangka kerja penanganan insiden siber dengan integrasi teknik forensik dan dibatasi pada perangkat BYOD. Forensik digital digunakan untuk melakukan investigasi sistematis dan mendokumentasikan rangkaian bukti ketika terjadi insiden. Proses investigasi yang tepat akan memberikan pemahaman insiden siber secara menyeluruh dan memberikan wawasan yang dapat dimasukkan dalam strategi keamanan siber jangka panjang. Perancangan dilakukan dengan mengacu pada standar NIST SP 800-86, NIST SP 800-61, dan ISO/ IEC 27035-1: 2016, ISO/IEC 27037: 2012, ENISA, dan SWGDE. Penelitian ini menghasilkan rancangan Kerangka Kerja Penanganan Insiden Keamanan Siber dengan menggunakan teknik forensik yang terbagi dalam tahap pre-insiden, pre-analisis, analisis, dan post-analisis. Untuk memvalidasi hasil perancangan dilakukan studi penerapan awal pada Pemerintah Kota Depok. Hasil validasi menyatakan bahwa kerangka kerja penanganan insiden dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam penanganan insiden siber dan pembuatan petunjuk operasional selanjutnya.

The increasing development of information technology causes changes in the pattern of people's lives. In the government environment, the government is required to provide the best service based on information technology. More significant interaction with the cyber world, of course, will increase the potential for incidents to occur. Moreover, during this pandemic, some work activities are carried out at home (Work From Home) using personal devices (Bring Your Own Device). Using personal devices has the potential to increase vulnerabilities to cybersecurity. Reliable cybersecurity management is necessary so that proper handling can be done to avoid material and non-material losses if a cyber incident occurs. One of the critical requirements in cybersecurity management is a framework that will be a guide in the process of handling cybersecurity incidents appropriately. In this study, a cyber incident handling framework was designed to integrate forensic techniques and was limited to the BYOD device. Digital forensics is used to carry out systematic investigations and document the series of evidence when incidents occur. A proper investigation process will provide a thorough understanding of cyber incidents and provide insights that can be incorporated into a long-term cybersecurity strategy. The design is carried out by referring to the standards of NIST SP 800-86, NIST SP 800-61, and ISO/ IEC 27035-1: 2016, ISO/IEC 27037: 2012, ENISA, and SWGDE. This study resulted in the design of a Cyber ​​Security Incident Handling Framework using Forensic Techniques divided into pre-incident, pre-analytical, analysis, and post-analytical stages. An initial application study is needed to validate the design results conducted on the Depok City Government. The validation results state that the incident handling framework can be used to handle cyber incidents and make further operational instructions. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nigrini, Mark J
Hoboken: Wiley, 2011
363.259 63 NIG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>