Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Murydrischy Panatap
"Bandar udara Sibisa berada dekat lokasi objek wisata danau toba. Pengembangan bandar udara ini sangat penting untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur demi perpindahan dari satu tempat ketempat lain, dan kondisi ini juga dapat mendukung peningkatan investor. Pada pengembangan bandar udara ini dilakukan pekerjaan lanjutan perpanjangan runway dari 1200 x 30 menjadi 1630 x 30. Perkerasan pada runway bermanfaat untuk memberikan daya dukung yang memadai untuk menahan beban pesawat. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, ketebalan perkerasan harus memenuhi kebutuhan beban yang telah direncanakan. Pelaksanaan pekerjaan pelapisan perkerasan, diperlukan beberapa proses. Proses atau tahapan pekerjaan sangat mempengaruhi efisiensi waktu yang akan mengakibatkan pekerjaan dapat selesai tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari waktu yang telah diberikan oleh pihak owner. Pada pekerjaan ini dibutuhkan 70 hari kerja dalam pelaksanaan pelapisan asphalt concrete. Tahapan pada setiap kegiatan harus dilakukan secara paralel agar tidak ada pekerjaan yang tumpang tindih yaitu meliputi pekerjaan pembersihan menggunkan compressor, penyemprotan tack coat, pengehamparan asphalt concrete, dan pemadatan.

Sibisa Airport is near of Lake Toba. This airport development is very important to increase infrastructure for mobility, and this condition can also support the increase of investors. In the development of this airport, further work was carried out on the extension of the runway from 1200 x 30 to 1630 x 30. Overlay on the runway is useful to provide adequate carrying capacity to withstand aircraft loads. In these condition the overlay thickness havet ot follow the load requirements that have been planned. The implementation of overlay work requires several processes. The process or work stages greatly affect time efficiency which will result in work being completed on time or even faster than the time given by the owner. In this work, it takes 70 working days for the asphalt concrete. The stages of each activity must be carried out in parallel so there is no overlapping work, which includes cleaning work using a compressor, spraying tack coat, laying asphalt concrete, and compaction."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"ABSTRAK
Desain landasan bandar udara harus mempertimbangkan klimatologi angin untuk menggurangi potensi kejadian cross wind dan tail wind karena cross wind dan tail wind dapat menyebabkan kecelakaan dan keterlambatan pesawat. Potensi cross wind dan tail wind yang besar pada suatu landasan di bandar udara sangat merugikan bagi penumpang pesawat dan perusahaan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi cross wind dan tail wind di landasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dan menemukan parameterization yang tepat untuk prakiraan arah dan kecepatan angin di landasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Penelitian menggunakan data arah dan kecepatan angin dari stasiun meteorologi Soekarno Hatta tahun 2002-2012 untuk mengetahui potensi cross wind dan tail wind di landasan bandara Soekarno Hatta serta menjalankan model cuaca WRF (Weather Research and Forecasting) untuk mengetahui parameterization model cuaca yang tepat untuk prakiraan angin di bandara Soekarno Hatta. Komponen cross wind maksimum tertinggi periode tahun 2003-2012 terjadi pada bulan Agustus 30,53 knot, sementara tail wind maksimum tertinggi sebesar 25 knot terjadi pada bulan Januari untuk runway arah 250 derajat dan 24 knot terjadi pada bulan Agustus untuk runway arah 70 derajat. Potensi cross wind dan tail wind berbeda setiap bulannya. Parameterization model cuaca WRF untuk prakiraan arah dan kecepatan angin di bandara Soekarno Hatta yang paling sesuai adalah skema Betts-Miller. Skema tersebut menghasilkan prakiraan arah dan kecepatan angin dengan tingkat hubungan yang kuat dengan hasil pengamatan arah dan kecepatan angin dari stasiun meteorologi Soekarno Hatta, nilai korelasinya adalah 0,61.

ABSTRACT
Runway orientation design should consider wind climatology for minimal cross wind and tail wind potential. Cross wind and tail wind may cause aircraft accident and flight delay. The aims of this study is analyze runway cross wind and tail wind potential in Soekarno Hatta airport and also to identify the most accurate parameterization of WRF (weather research and forecasting) numerical weaher prediction for Soekarno Hatta airport wind speed and direction forecast. This study using wind speed and direction data (2003-2012) from Soekarno Hatta meteorological station. WRF numerical weather prediction is run to get the most accurate wind speed and direction forecast. The maximum cross wind component in Soekarno Hatta airport (2003-2012) is 30,53 knot and the maximum tail wind component is 25 knot for runway 25. Cross wind and tail wind potential is different according to its time and month. Scheme Betts-Miller parameterization is the most accurate parameterization for Soekarno Hatta airport wind speed and direction forecast.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T38750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Adil Indrawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap
aktivitas utama dari rantai nilai bandara yang dapat memenuhi kebutuhan
Low Cost Carrier (LCC). Bandara sebagai penyedia jasa kepada LCC
mendapatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut.
Kebutuhan-kebutuhan LCC atas bandara didasarkan pada penelitian
terlebih dahulu dan interview yang dilakukan oleh penulis kepada Low
Cost Carrier. Kebutuhan tersebut yaitu tarif yang lebih rendah, waktu turn
around pesawat yang singkat, slot waktu yang nyaman, bangunan yang
sederhana, proses check-in yang cepat, katering dan pertokoan yang baik,
tidak ada business/ executive lounge, potensi permintaan yang tinggi atas
LCC serta fasilitas transportasi darat yang baik.
Studi dilakukan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Metode
yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Responden
penelitian ini adalah manajer perusahaan LCC dan manajer PT Angkasa
Pura I (Persero). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh aktivitas
utama pada rantai nilai bandara mempunyai kontribusi terhadap
operasional LCC. Bandara perlu menyesuaikan rantai nilainya dalam
rangka memenuhi kebutuhan LCC.

ABSTRACT
This study aimed at to map the primary activities of the airport value
chain that can meet the needs of the airport Low Cost Carrier (LCC). As a
service provider to the LCC, airport is under pressure to meet the needs of
its customers. LCC requirement on the airport is based on prior research
and interview conducted by the author to the LCC. The requirements are
lower tariff rate, short turn around time, convenient time slot, simple
building, quick check-in process, good catering and shops, no business /
executive lounge, high demand potential for LCC and good land
transportation facilities.
The study was conducted at Ngurah Rai International Airport Bali.
The method used in this study is a qualitative method. The respondents of
this study are the manager of the company LCC and manager of PT
Angkasa Pura I (Persero). The results showed that all primary activities in
the value chain of airport operations have contributed to the LCC. Airports
need to adjust the value chain in order to meet the needs of the LCC"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Rahmayanti
"Keberadaan runway strip pada bandar udara harus mampu melindungi pesawat udara yang melaju keluar dari landas pacu ketika sedang melakukan lepas landas atau pendaratan pesawat yang mana kejadian ini dikenal dengan istilah runway excursion. Analisis faktor yang menyebabkan terjadinya runway excursion tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokan faktor penyebab menjadi faktor lingkungan, faktor fasilitas dan infrastruktur, serta faktor manusia. Selain itu dilakukan pengelompokan data kejadian ke dalam lingkup yang lebih kecil untuk melihat bagaimana pengaruh setiap faktor berdasarkan pajang runway dan didapatkan bahwa runway excursion paling banyak terjadi pada bandar udara yang memiliki panjang runway lebih dari 1800 meter. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor tersebut, maka dilakukan analisis regresi yang dapat menyatakan bagaimana besaran pengaruh dari suatu setiap faktor tersebut. Jalur pengaruh yang diujikan adalah antara masing-masing faktor terhadap runway excursion secara sendiri atau bersamaan dan juga jalur pengaruh antar masing-masing faktor terhadap satu sama lain. Dari hasil regresi tersebut didapatkan bahwa faktor fasilitas dan infrastruktur merupakan faktor yang paling berpengaruh dengan hasil besaran pengaruh yang paling besar. Ketidakhadiran faktor fasilitas dan infrastruktur ini juga akan menghilangkan pengaruh terhadap kejadian runway excursion sehingga dapat dinyatakan sebagai penyebab. Sedangkan untuk faktor lingkungan dan faktor manusia dinyatakan sebagai faktor yang berkontribusi karena kejadian runway excursion dapat saja terjadi tanpa adanya pengaruh faktor lingkungan dan faktor manusia tetapi kedua faktor tersebut dapat meningkatkan atau mengurangkan pengaruh yang terjadi terhadap runway excursion.

The existence of a runway strip at an airport must be able to protect aircraft that are speeding out of the runway while taking off or landing, which is known as a runway excursion. Analysis of the factors that cause the runway excursion can be done by grouping the causal factors into environmental factors, facilities and infrastructure factors, and human factors. In addition, incident data can be grouped into smaller scopes to see how each factor influences based on runway length and it is found that most runway excursions occur at airports with runway lengths of more than 1800 meters. A regression analysis is used to find out how the influence of these factors because it can state how the magnitude of the influence of each of these factors. The path of influence tested is between each factor on runway excursion individually or simultaneously and also the path of influence between each factor on each other. From the regression results, it was found that the facilities and infrastructure factors were the most influential factors on the incidence of runway excursion with the results of the greatest magnitude of influence. The absence of these facilities and infrastructure factors will also eliminate the influence on runway excursion events so that they can be stated as causes. Meanwhile, environmental factors and human factors are stated as contributing factors because runway excursion events can occur without the influence of environmental factors and human factors, but these two factors can increase or decrease the effect that occurs on runway excursion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eviane
"Polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan di bandara semakin menjadi perhatian masyarakat, dan menjadi subyek peraturan pemerintah yang semakin ketat. Operator Bandara diwajibkan untuk mengendalikan polusi yang timbul, serta bersikap terbuka terhadap kualitas udara yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat model bagi sebaran polutan udara dan memprakirakan konsentrasi polutan udara yang dihasilkan dari operasional landasan pacu dan apron di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (Manado) sampai dengan tahun 2024 sesuai dengan program pemekaran bandara. Data dikumpulkan di area sekitar bandara pada tahun 2018, sedangkan data sekunder iklim dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2018,diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sam Ratulangi. Permodelan dispersi gas polutan udaradisusun menggunakan persamaan Gaussian Plume. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AERMOD dan visualisasi hasil menggunakan perangkat lunak GIS. AERMOD yang merupakan perangkat lunak yang direkomendasikan oleh US-EPA untuk memprediksi dampak polutan udara. Hasil permodelan kegiatan operasional landasan pacu pada tahun 2024 memprediksi konsentrasimaksimum NOx; HC; dan CO masing-masing adalah 250 μg.m-3 ; 6,4 µg.m-3 ; dan 87 µg.m-3 . Hasil permodelan juga memprediksi konsentrasi maksimumNOx ; CO; dan PM10 sebesar 260 μg.m-3 ; 892 μg.m-3 ; dan 2.5 μg.m-3 yang dihasilkan dari kegiatan apron pada tahun 2024. Hasil permodelan memprediksi bahwa di tahun 2024 polusi udara di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Indonesia No. 22 tahun 2020. Guna memitigasi peningkatan emisi udara akibat dari peningkatan kapasitas bandara, beberapa rekomendasi telah diajukan di beberapa bidang, seperti di bidang manajemen operasi, teknologi, kebijakan dan regulasi, serta penyediaan area hijau."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shabila Anjani
"Terjadi peningkatan pesat dari tahun 2009 sampai 2012 pada lalu lintas penumpang dan barang di Bandar Udara Soekarno Hatta atau yang disebut dengan Soekarno Hatta International Airport SHIA. Hal ini juga menimbulkan meningkatnya pergerakan pesawat secara tajam. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukan bahwa terjadi penundaan keberangkatan keterlambatan pada 15 20 penerbangan dari rata rata 1 125 penerbangan perharinya dengan waktu keterlambatan sebesar 15 menit sampai dengan 1 jam Kementerian Perhubungan menilai keterlambatan ini sebagai imbas dari bottleneck yang timbul di SHIA. Untuk itu perlu dianalisis maximum capacity throughput landasan pacu SHIA untuk melihat kapasitas optimal landasan dengan mempertimbangkan limitasi kapasitas infrastruktur saat ini dan standar keamanan pesawat terbang.

From 2009 to 2012 there is a huge rise in the air traffic of Soekarno Hatta International Airport SHIA This is due to significant rise in the number of passengers and cargo The Ministry of Transportation mentioned that there is 15 20 delay of 15 minutes to 1 hour from the average 1 125 movements per day The ministry also mentioned that this delay is due to the bottleneck effect in SHIA. The current maximum flow in SHI. is 82 movements per hour which is below the heavy traffic limit of 87 movements per hour Jung Hoang Montoya Gupta Malik Tobias 2010 To overcome this problem there needs to be a recalculation of the maximum runway utilization or the maximum capacity throughput of the runway which considers infrastructure limitations and safety standards for aircrafts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Dia Pranata
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh penambahan
taxiway penghubung sisi timur dalam mengoptimalkan kapasitas bandar udara
Soekarno Hatta. Observasi dilakukan untuk melihat waktu tempuh yang
dipergunakan untuk mencapai parkir (apron) dari runway dari posisi mendarat di
Bandara Soekarno Hatta. Metode yang dilakukan adalah melakukan pengamatan
secara langsung terhadap pergerakan pesawat yang mendarat di runway utara
yang parkir di terminal utara dan selatan, pergerakan pesawat yang mendarat di
runway selatan yang parkir di terminal utara dan selatan. Pengolahan data
dilakukan dengan cara uji korelasi, dan analisa jaringan.
Hasil analisa diperoleh waktu tempuh pada taxiway penghubung sisi timur adalah
132,02 + t detik, dengan t adalah koefisien waktu tempuh akibat posisi
pendaratan. Akibat penambahan taxiway penghubung sisi timur mengakibatkan
penambahan kapasitas landas pacu sebesar 31 % dan pengurangan delay sebesar
0,56 %.
ABSTRACT
This study is intended to determine how large the effect of adding taxiways
connecting the east side in order to optimize the capacity of Soekarno Hatta
airport. Observation was done to see the travel time used to parking at apron of
the position of the landing runway at Soekarno Hatta Airport. The method used is
to conduct direct observation of the movement of the plane landed on the runway
north terminal parking at the north and south, and observation the movement of
aircraft that landed in the parking lot south runway at the north and south
terminals. Data processing is done by testing the correlation, and network
analysis.
Travel time analysis results obtained on the taxiway connecting the east side is
132.02 + t seconds, where t is the travel time coefficient due to the landing
position. Due to the addition of taxiway connecting the east side of the runway
resulting in additional capacity by 31% and 0,56 % delay reduction"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Joice Rosita
"Tugas akhir ini membahas tentang perencanaan suatu sistem drainase yang memadai untuk pembuangan air hujan di bandar udara yang disesuaikan dengan pola konfigurasi runway yang dipilih berdasarkan analisa angin. Data-data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini diambil dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang kemudian juga dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada. Berdasarkan analisa angin yang telah dilakukan diperoleh data bahwa runway dapat dibangun dengan pola berpotongan tegak lurus di mana runway I dibangun dengan arah timur-barat dan runway II dibangun tegak lurus terhadap arah runway II. Setelah menentukan arah runway, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan saluran drainase. Data-data yang diperlukan adalah data curah hujan, peta topografi, denah bandara Soekarno-Hatta dan sistem jaringan saluran yang ada serta penampang saluran yang digunakan. Untuk bandar udara sipil, FAA menganjurkan perencanaan drainase untuk periode 5 tahunan. Dalam tugas akhir ini, juga dilengkapi dengan perencanaan drainase untuk periode 10 dan 20 tahunan. Dari analisa diperoleh kesimpulan bahwa bentuk penampang yang dihasilkan lebih ekonomis daripada kondisi eksisting saat ini. Kesimpulan lain yang dapat diambil adalah bahwa perencanaan drainase suatu bandara tidak dipengaruhi oleh pola konfigurasi runway secara langsung, tetapi lebih dipengaruhi oleh tata letak bandara secara umum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Hidayani
"Runway excursion merupakan kecelakaan dalam penerbangan di landasan pacu dengan pesawat udara meninggalkan ujung atau sisi dari landasan pacu saat lepas landas ataupun mendarat. Pada Runway sendiri terdapat Runway Strip yang bertujuan untuk mengurangi risiko kerusakan pesawat terbang yang keluar dari landasan pacu dan melindungi pesawat udara yang terbang di atasnya selama pendaratan, pendaratan darurat atau lepas landas dengan menyediakan area yang bebas dari rintangan, kecuali untuk alat bantu navigasi udara yang diizinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan di runway strip bandar udara beserta jumlah kejadiannya dan mengidentifikasi besarnya probabilitas kecelakaan di runway strip akibat faktor lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan analisis dan tabulasi data kejadian runway excursion di Indonesia dari laporan investigasi KNKT dan DBU Kemenhub. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif dan analisis probabilitas menggunakan Probability Density Function (PDF). Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa aspek-aspek dari faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan di runway strip bandar udara di Indonesia adalah rain, thunderstorm, wind condition, dan keberadaan awan comulunimbus. Dari hasil analisis probabilitas menunjukkan probabilitas tertinggi kejadian kecelakaan di runway strip bandar udara di Indonesia akibat faktor lingkungan yaitu terjadi di waktu peristiwa Day-Light yaitu pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.

A runway excursion is an in-flight accident in which the aircraft leaves the end or side of the runway during takeoff or landing. On the runway, there is a runway strip which aims to reduce the risk of damage to aircraft that leave the runway and protect aircraft flying on it during landing, emergency landing or takeoff by providing an area free from obstacles, except for air navigation aids that allowed. This research aims to identify environmental factors that can influence the occurrence of accidents on the airport runway strip along with the number of occurrences and identify the probability of accidents on the runway strip due to environmental factors. This research was conducted by analyzing and tabulating runway excursion data in Indonesia from the KNKT and DBU investigation reports of the Ministry of Transportation. The method used in this research is quantitative analysis and probability analysis using the Probability Density Function (PDF). After doing the analysis, it is known that aspects of environmental factors that can cause accidents on the runway strip of airports in Indonesia are rain, thunderstorm, wind condition, and the presence of comulonimbus clouds. From the results of the probability analysis, it is shown that the highest probability of accidents on the runway strip of airports in Indonesia due to environmental factors occurs during Day-Light events, namely 06.00 to 18.00."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>