Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Farhan
"Pandemi COVID-19 yang menyebar luas di Indonesia dan DKI Jakarta sebagai episentrumnya. Di saat penyebaran cukup luas, salah satu strategi penanganan pandemi direncanakan menggunakan vaksin. Vaksin dipercaya sebagai salah satu senjata ampuh penyelesai pandemi dengan cepat. Vaksin sedang dikembangkan baik dari perusahaan lokal maupun luar negeri. Dengan adanya kompleksitas masalah yang ada maka dipilih sistem dinamis (SD) sebagai metode untuk memahami vairbael dalam sistem saling berkaitan. Metode ini dinilai paling cocok untuk memahami pandemi yang bersifat kompleks dari sisi penyebarannya. Hal ini berdampak pada pengambilan kebijakan vaksinasi yang akan dilakukan di DKI Jakarta. Dari hasil penelitian didapatkan adanya pilihan kebijakan yang tepat dari sisi jenis vaksin, jenis pembagian vaksin, dan sensitivitas distribusi serta vaksinasi untuk mendapatkan vaksinasi yang efektif dan mempercepat penanganan pandemi

DKI Jakarta is the epicentrum of COVID 19 pandemic in Indonesia. When the spread is wide enough, one of the strategies for handling a pandemic is planned to use a vaccine. Vaccines are believed to be one of the most powerful weapons to quickly resolve a pandemic. Vaccines are being developed from both local and foreign companies. Given the complexity of the existing problems, system dynamics (SD) were chosen as a method for understanding the variables in interrelated systems. This method is considered the most suitable for understanding a complex pandemic in terms of its spread. This has an impact on the vaccination policy making that will be carried out in DKI Jakarta. From the research results, it was found that there were the right policy choices in terms of types of vaccines, types of vaccine distribution, and distribution sensitivity as well as vaccinations to get vaccinations that were effective and accelerate the handling of the pandemic"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksaura Syifana Putri
"Seiring dengan penambahan kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta, menjadikan pemerintah khususnya pemerintah provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan salah satunya dengan melalui pelaksanaan program vaksinasi COVID-19. Pada era digital sekarang ini, penyebaran berita hoaks sangat membahayakan kehidupan manusia dan dapat merugikan berbagai pihak.  Berita hoaks yang akhir-akhir ini bersebaran yaitu berita hoaks terkait vaksinasi COVID-19. Berita hoaks tersebut menyangkut isu, antara lain vaksin yang menyebabkan gelombang elektromagnetik, vaksin dapat berujung pada kematian, dan penyebaran COVID-19 varian Delta disebabkan oleh program vaksinasi yang digencarkan oleh pemerintah. Kemampuan literasi digital seseorang dalam memahami informasi sangat diperlukan untuk menekan penyebaran berita hoaks terkait vaksinasi COVID-19 di kalangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat tingkat literasi digital pada program vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah teori konsep literasi digital yang dielaborasi dari pendapat beberapa ahli. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed methods yaitu metode survei dan wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel untuk survei menggunakan accidental sampling sedangkan wawancara mendalam menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak  296 orang yang didapatkan melalui kuesioner daring. Data yang diperoleh diolah menggunakan IBM SPSS 25 melalui analisis statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat DKI Jakarta memiliki tingkat literasi digital pada kategori sedang. Merujuk pada analisis dimensi technical skill (information and data literacy), dimensi Communication and collaborative skills, dimensi Content evaluation (critical skill), dan dimensi safety, tingkat literasi digital masyarakat DKI Jakarta sebesar 72% berada pada kategori sedang. Namun, kemampuan literasi digital masyarakat harus terus ditingkatkan kembali dan diperlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, hingga individu masing-masing.

Along with the addition of positive cases of COVID-19 in DKI Jakarta, the government, especially the DKI Jakarta government, has made various efforts to reduce the transmission rate, one of which is through the implementation of the COVID-19 vaccination program. In today's digital era, the spread of hoax news is very dangerous for human life and can harm various parties. The hoax news that has recently spread is related to hoax news related to the COVID-19 vaccination. The hoax news related to issues, including vaccines that cause electromagnetic waves, vaccines that can lead to death, and the spread of the Delta variant of COVID-19 caused by the vaccination program that was intensified by the government. A person's digital literacy ability in understanding information is very necessary to suppress the spread of hoax news related to COVID-19 vaccination among the public. This study was conducted to analyze the level of digital literacy in the COVID-19 vaccination program in DKI Jakarta. The theory used is the theory of the concept of digital literacy which is elaborated from the opinions of several experts. The research approach used is a quantitative approach with mixed methods data collection techniques, namely survey methods and in-depth interviews. The sampling technique for the survey used accidental sampling, while in-depth interviews used purposive sampling. The number of respondents in this study was 296 people who were obtained through online questionnaires. The data obtained were processed using IBM SPSS 25 through descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that the people of DKI Jakarta have a digital literacy level in the medium category. Referring to the analysis of the dimensions of technical skills (information and data literacy), dimensions of Communication and collaborative skills, dimensions of Content evaluation (critical skills), and dimensions of safety, the level of digital literacy of the people of DKI Jakarta is 72% in the medium category. However, the community's digital literacy skills must continue to be improved and cooperation from various parties is needed, starting from the government, non-governmental organizations, academics, to each individual."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sri Karina Br
"Vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah dilaksanakan sejak 13 Januari 2021 dan masih dilaksanakan hingga saat ini. Data capaian vaksinasi ditemukan terdapat perbedaan jumlah penerima vaksin dosis pertama dan dosis kedua. Hal ini menunjukkan terdapat masyarakat yang belum mendapatkan dosis primer lengkap. Padahal vaksin COVID-19 dapat membentuk antibodi secara optimal jika individu menerima dosis primer lengkap. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat di wilayah DKI Jakarta tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan melibatkan sebanyak 261 responden. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner online yang selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariate menggunakan uji chi square dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan kelengkapan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat DKI Jakarta sudah divaksinasi secara lengkap (95,4%). Terdapat hubungan yang signifikan pada pengetahuan vaksinasi (POR: 8,59), persepsi manfaat vaksinasi COVID-19 (POR: 4,47), dan self efficacy dalam melakukan vaksinasi COVID-19 (POR: 4,78) dengan kelengkapan mendapatkan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat. Selain itu, mayoritas masyarakat tetap bersedia untuk menerapkan protokol kesehatan setelah divaksinasi COVID-19 (98,9%). Pemerintah disarankan untuk melakukan reminder kembali kampanye vaksinasi COVID-19. Dinas Kesehatan disarankan untuk membuat perencanaan konten tentang COVID-19 dan vaksinasi COVID-19 yang terbaru serta fokus menyebarkan informasi melalui media sosial dan memperbaharui data capapain vaksinasi. Masyarakat disarankan untuk tetap waspada dan melaksanakan protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi booster bagi yang belum melakukan

The COVID-19 vaccination in Indonesia has been carried out since 13 January 2021 and is still being out today. Vaccination achievement data found that were differences in the number of recipients of the first dose of vaccine and the second dose. This data shows that there are people who have not received the primary doses completely. Even though the COVID-19 vaccine can optimally form antibodies if individuals receive the completeness of primary doses. This study aims to find out what factors are related to the completeness of COVID-19 vaccination in the community in the DKI Jakarta area in 2022. This study used a cross-sectional study design and involved 261 respondents. Data were collected through online questionnaires and then analyzed univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed that the completeness of the COVID-19 vaccination in the people of DKI Jakarta had been completely vaccinated (95.4%). There is a significant relationship between vaccination knowledge (POR: 8,59), perceived benefits of COVID-19 vaccination (POR: 4,47), and self-efficacy in carrying out COVID-19 vaccinations (POR: 4,78). In addition, the majority of people are still willing to implement health protocols after being vaccinated against COVID-19 (98.9%). The government can carry out a reminder for the COVID-19 vaccination campaign. The Health Office can plan content about COVID-19 and the latest COVID-19 vaccinations and focus on spreading information through social media and updating data on vaccination achievements. The community is advised to remain vigilant and implement health protocols and carry out booster vaccinations for those who have not yet done it."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Iqbal Azizi Zulfian
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah ketegangan di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak negatif atas keberadaan masa pandemi Covid-19. Kondisi ketegangan ini selanjutnya memicu terjadinya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat. Guna melakukan pencegahan potensi yang anarkis dari aksi unjuk rasa tersebut, diterapkan kegiatan intelijen yang memadukan pemolisian prediktif guna mengantisipasi berbagai faktor yang memicu timbulnya sikap-sikap yang anarkis. Sesuai dengan persoalan tersebut, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis upaya intelijen keamanan Polri dalam mencegah aksi unjuk rasa penolakan kebijakan pembatasan aktivitas sosial masyarakat di masa pandemi Covid-19, menganalisis pola pemolisian prediktif yang diterapkan untuk memprediksi potensi unjuk rasa yang bersifat anarkis di wilayah DKI Jakarta, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis di wilayah DKI Jakarta.
Upaya Intelijen Keamanan Polri dalam mencegah aksi unjuk rasa penolakan kebijakan pembatasan aktivitas sosial masyarakat di masa pandemi Covid-19 dapat dilakukan melalui kegiatan deteksi dini yang dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pengumpulan data intelijen dan pengolahan data, serta penyajian data intelijen. Namun upaya ini dinilai gagal sebab kegiatan intelijen yang ditujukan untuk pencegahan aksi unjuk rasa tersebut, belum mampu mencegah aksi unjuk rasa di hari-hari berikutnya, yang dari hasil analisis peneliti kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: adanya kontradiksi antara penegasan dan pengulangan, masalah insentif, kontradiksi informasi palsu yang bermuatan positif dan negatif, efek penguncian keterikatan pada regulasi yang harus dipatuhi, pembagian informasi, saluran komunikasi. Pola pemolisian prediktif yang diterapkan untuk memprediksi potensi unjuk rasa yang bersifat anarkis di wilayah DKI Jakarta dilakukan dengan cara pengumpulan data, analisis, operasi polisi, dan respons terhadap ancaman aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis, yang mana hal ini dalam langkah intelijen ditujukan untuk melakukan penilaian ancaman, penyelidikan ancaman, mengevaluasi ancaman, pemantauan, pengontrolan dan pengarahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis di wilayah DKI Jakarta dipengaruhi oleh adanya peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku aksi unjuk rasa tersebut.

This research is motivated by the problem of tension in society caused by the negative impact of the existence of the Covid-19 pandemic. This condition of tension then triggered demonstrations by the community. In order to prevent the anarchic potential of these demonstrations, intelligence activities that combine predictive policing are implemented to anticipate various factors that trigger anarchic attitudes. In accordance with this issue, this study is aimed at analyzing the efforts of the National Police's security intelligence in preventing demonstrations against the policy of restricting social activities during the Covid-19 pandemic, analyzing the predictive policing pattern applied to predict the potential for anarchic demonstrations in the DKI Jakarta area, and analyze the factors that influence the increase in anarchic demonstrations in the DKI Jakarta area.
The efforts of the National Police Security Intelligence to prevent demonstrations against the policy of restricting social activities in the community during the Covid-19 pandemic can be carried out through early detection activities carried out through the planning stages, intelligence data collection and data processing, as well as intelligence data presentation. However, this effort was considered a failure because intelligence activities aimed at preventing these demonstrations had not been able to prevent demonstrations in the following days, which from the results of the researcher's analysis this condition could be caused by several factors including: the contradiction between affirmation and repetition, incentive problems, contradicting positive and negative false information, the effect of locking attachments on regulations that must be obeyed, information sharing, communication channels. The predictive policing pattern applied to predict the potential for anarchic demonstrations in the DKI Jakarta area is carried out by means of data collection, analysis, police operations, and responses to the threat of anarchic demonstrations, which in this intelligence step is intended to conduct an assessment. threats, threat investigations, evaluating threats, monitoring, controlling and directing. The factors that influence the increase in anarchic demonstrations in the DKI Jakarta area are influenced by the opportunities that can be exploited by the perpetrators of these demonstrations.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranazizah Aurora Sepryzan
"Latar Belakang: Selama pandemi COVID-19 dokter gigi merupakan salah satu tenaga medis yang memiliki risiko tinggi tertular akibat pekerjaannya. Selain itu, tekanan yang cukup besar selama pandemi ini berdampak pada masalah kesehatan mental dokter gigi salah satunya psychological distress. Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai psychological distress dokter gigi serta mengetahui perbedaan psychological distress berdasarkan berbagai karakteristik. Metode: Studi cross-sectional berupa kuesioner daring kepada dokter gigi di wilayah DKI Jakarta pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Dilakukan uji bivariat dengan uji Fisher’s Exact Test dan Continuity Correction. Hasil: 14,7% dokter gigi mengalami psychological distress selama pandemi COVID-19. Mayoritas dokter gigi menunjukkan ketakutan terpapar COVID-19 selama berpraktik, memiliki cukup pengetahuan mengenai COVID-19, efikasi diri yang rendah, serta subjective overload yang rendah. Terdapat perbedaan proporsi yang bermakna (p<0,05) psychological distress berdasarkan usia, status pernikahan, kecukupan pengetahuan mengenai COVID-19, dan subjective overload. Kesimpulan: Terdapat dokter gigi di DKI Jakarta yang mengalami psychological distress selama masa pandemi COVID-19.

Background: During the COVID-19 pandemic, dentists are one of the medical personnel with a high risk of contracting the disease due to their work. In addition, the considerable pressure during this pandemic impact the dentist’s mental health problem one of them is psychological distress. Objective: To obtain information about the dentists’ psychological distress and to determine the differences in psychological distress based on various characteristic Methods: A cross-sectional study was conducted using an online questionnaire to dentists in DKI Jakarta from October to December 2021. A bivariate test was performed using the Fisher's Exact Test and Continuity Correction. Results: 14.7% of dentists experienced psychological stress during the COVID-19 pandemic. Most dentist showed fear of being exposed to COVID-19 during dental practice, had sufficient knowledge about COVID-19, low self-efficacy, and subjective overload. There is a significant difference in the proportion (p-value <0.05) of psychological distress based on age, marital status, knowledge about COVID-19, and subjective overload. Conclusion: There are dentists in DKI Jakarta who experience psychological distress during the COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Purwodjati
"Perkembangan Covid-19 dari awal tahun 2020 hingga akhir tahun 2021 mendorong pemerintah Indonesia untuk bekerja dengan cara dan konteks yang baru, yaitu dengan mengimplementasikan e-Government menggunakan teknologi dan berbagai alat yang dapat dibilang agile dan adaptif, terutama dalam bidang kesehatan yang secara langsung terdampak. Oleh karena itu, pemerintah mencoba untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dalam bentuk baru yaitu e-Health dengan mengembangkan aplikasi Mobile JKN. Berdasarkan konteks di atas, penelitian ini mencoba untuk menilai kualitas e- Government pada aplikasi Mobile JKN selama masa pandemi Covid-19 di DKI Jakarta. Setelah melakukan penelitian dengan jumlah 100 orang repsonden yang diambil secara daring. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualitas dari aplikasi Mobile JKN selama masa pandemi Covid-19 di DKI Jakarta sudah baik. Kualitas tersebut dapat disimpulkan menggunakan empat dimensi e-Government Quality yang dirumuskna oleh Papadomichelaki & Metnzas (2012), di mana keempat dimensi tersebut adalah dimensi efficiency, trust, reliability dan citizen support.

The development of Covid-19 from the beginning of 2020 to the end of 2021 has encouraged the Indonesian government to work in new ways and contexts, namely by implementing e-Government using technology and various tools that can be considered agile and adaptive, especially in the health sector which is directly affected. Therefore, the government is trying to develop health services in a new form, namely e-Health by developing the Mobile JKN application. Based on the above context, this study tries to assess the quality of e-Government on the Mobile JKN application during the Covid-19 pandemic in DKI Jakarta. After conducting research with a total of 100 respondents who were taken online. The results of this study indicate that the quality of the Mobile JKN application during the Covid-19 pandemic in DKI Jakarta is good. This quality can be concluded using the four dimensions of e-Government Quality formulated by Papadomichelaki & Metnzas (2012), where the four dimensions are the dimensions of efficiency, trust, reliability, and citizen support."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninditha Kemala Dinianyadharani
"ABSTRAK
Keterbatasan lahan yang layak dan banjir yang kerap kali melanda Jakarta,
merupakan kendala-kendala pembangunan kota Jakarta dalam menuju Kota yang
Berkelanjutan. Permasalahan keterbatasan lahan dan banjir ini akan berdampak
pada sektor properti perumahan Jakarta. Dalam menghadapi hal ini, pemerintah
Jakarta mengeluarkan salah satu kebijakan mitigasi struktural dalam bentuk
rencana pembangunan proyek Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS).
Pembangunan JCDS ini diprediksikan dapat mengurangi resiko banjir di wilayah
DKI Jakarta dan memperluas daratan DKI Jakarta dengan cara reklamasi pantai.
Pada penelitian ini, dibangun sebuah model simulasi problematika dan skenarioskenario
kebijakan Jakarta Coastal Defense Strategyyang dikaitkan dengan
properti perumahan menggunakan sistem dinamis.

ABSTRACT
Limited appropriate land and floods that often hit Jakarta are the constraintsto
growtoward a Sustainable City. Problems of limited land and flooding are likely
to impact on residential property sector in Jakarta. In facingthese problems, the
Jakarta government issued a policy of structural mitigation in the form ofJakarta
Coastal Defense Strategy (JCDS) project development plans. JCDS development
predicted to reduce the risk of flooding in areas of Jakarta and expand the Jakarta
mainland by beach reclamation. This research builds a problem simulation model
and scenarios of Jakarta Coastal Defense Strategypolicy that are associatedwith
residential property usingsystem dynamics approach.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfianita
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020, telah menyatakan bahwa Coronavirus Disease-19 (Covid-19) mewabah sebagai pandemi global. Pandemi ini telah memberikan dampak krisis bagi dunia kesehatan, khususnya di Indonesia sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menanggung semua biaya pengobatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Pada kenyataannya proses pembayaran klaim memiliki beberapa kendala yang salah satunya Kementerian Kesehatan mengatakan kasus dispute rumah sakit mencapai 10,7 triliun rupiah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan desain deskriptif untuk mengetahui bagaimana implementasi sistem klaim Covid-19 di DKI Jakarta tahun 2020 yang dilihat dari variabel komunikasi, sumber daya, disposisi, struktur birokrasi serta faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberlanjutan sistem ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya hambatan yang terjadi pada sistem klaim pasien Covid-19 yaitu karena perbedaan persepsi antar petugas dan keterbatasan sumber daya manusia sehingga berkas yang dikumpulkan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sistem ini antara lain kepastian kebijakan, pemahaman petugas terhadap kebijakan, kelengkapan dokumen, dan kecukupan sumber daya manusia. Oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat melakukan sosialisasi atau pelatihan saat mengeluarkan kebijakan baru terkait sistem klaim ini agar implementasinya dapat berjalan dengan baik.

At March 11th 2020, World Health Organization (WHO) has declared Coronavirus Disease-19 as global pandemic. This pandemic has given crisis impact for health world, especially Indonesia so that the government stated that they will provide all treatment cost for Covid-19 patients that are admitted to hospital. However some claims payment process are deferred due to certain issues where Ministry of health said dispute hospital cases reach IDR 10,7 trillion. Therefore, this research was conducted in qualitative with descriptive design to understand how is implementation of Jakarta’s claims payment process of Covid-19 in 2020 that was attributed with variables communication, resource, disposition, bureaucracy structure and factors that contribute system’s continuity. This research reveals that issue of claiming system was determined by different perception between each staff and limited human resources resulting document collected are not corresponding with rule. Factors that are affecting THIS system’s success rate are policy certainty, worker’s comprehension of the policy, document completion, and sufficiently human resources. Therefore, it is hoped that the government can conduct socialization or training when issuing new policies related to this claim system so that its implementation can run well."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Rizkia Shania Muhamad
"Ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi preferensi makanan dan kebutuhan makanan untuk hidup yang aktif dan sehat. Munculnya pandemi COVID-19 merupakan ancaman bagi ketahanan pangan rumah tangga karena kebijakan pembatasan sosial, penurunan pendapatan dan kehilangan pekerjaaan yang dapat mempengaruhi daya beli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta Tahun 2020. Penelitian cross-sectional ini menggunakan data sekunder dari penelitian yang berjudul “Situasi Ketahanan Pangan Keluarga dan Coping Mechanism dalam Kondisi Pandemi COVID-19 di Wilayah Urban dan Semi Urban Tahun 2020”. Sampel penelitian ini adalah 258 rumah tangga di DKI Jakarta. Analisis data univariat dan bivariat berupa uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan 68.2% rumah tangga di DKI Jakarta mengalami rawan pangan. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan suami, pendapatan istri, pendidikan suami, pendidikan istri dan jumlah orang berpendidikan tinggi dengan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19. Faktor dominan ketahanan pangan rumah tangga selama pandemi COVID-19 di DKI Jakarta tahun 2020 adalah pendapatan suami (OR = 3,688) setelah dikontrol oleh variabel pendapatan istri selama pandemi dan pendidikan istri sebagai variabel perancu.

Food security is a condition when all people, at all times, have physical, social and economic access to sufficient, safe and nutritious food that meets food preferences and dietary needs for an active and healthy life. The emergence of the COVID-19 pandemic is a threat to household food security due to social restriction policies, declining in incomes and job losses that can affect purchasing power. This study aimed to determine the dominant factors of household food security during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta 2020. This cross-sectional study used secondary data from research entitled Situation of Family Food Security and Coping Mechanisms in COVID-19 Pandemic Situation in Urban and Semi-Urban Areas. The sample of this study was 258 households in DKI Jakarta. Data were analyzed using chi-square test and binary logistic regression. This research revealed that 68,2% of households experienced food insecure. The result of bivariate analysis revealed that husband’s income, wife’s income, husband’s education, wife’s education and number of high educated people had significant relationship to household food security during COVID-19 pandemic. Dominant factor of household food security during COVID-19 pandemic in DKI Jakarta in 2020 was husband’s income (OR = 3,688) after being controlled by wife’s income during pandemic and wife’s education as confounding variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tritama Khaerani
"Pandemi COVID-19 telah terbukti menjadi musuh besar bagi kesehatan global. Kedatangan vaksin membawa angin segar untuk mengembalikan kondisi ke normal. DKI Jakarta sebagai Provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia merupakan salah satu provinsi prioritas dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Capaian vaksinasi Booster ke-I belum sesuai target sedangkan pemerintah sudah melaksanakan vaksinasi Booster ke-II kepada tenaga kesehatan dan lansia. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan vaksinasi Booster COVID-19 bagi Masyarakat DKI Jakarta ditinjau dari Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang, dilakukan pada November hingga Desember 2022 dengan melibatkan sampel penelitian sebanyak 175 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan level kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kesiapan vaksinasi pada responden adalah sebesar 84%. Pada faktor pemodifikasi terdapat hubungan antara Usia (p-value 0,000), Pendidikan (p-value 0,727), Pekerjaan (p-value 0,046), dan Pengetahuan (p-value 0,000) dengan kesiapan vaksinasi Booster COVID-19, sedangkan jenis kelamin (p-value 0,727) tidak memiliki hubungan. Pada faktor persepsi terdapat hubungan antara persepsi manfaat (p-value 0,002) dan persepsi hambatan (p-value 0,000) dengan kesiapan vaksinasi Booster COVID-19. Sedangkan persepsi kerentanan (p-value 0,636) dan persepsi keparahan (p-value 0,418) tidak memiliki hubungan. Pada faktor isyarat untuk bertindak terdapat hubungan pada faktor kepercayaan terhadap vaksinasi Booster COVID-19 (p-value 0,000) dan kepercayaan terhadap sumber informasi (p-value 0,000). Sedangkan faktor pengalaman terhadap COVID-19 didapatkan tidak memilki hubungan yang kuat dengan kesiapan Vaksinasi Booster COVID-19 (p-value 1,000). Dari hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang disarankan, diantaranya menekankan ke masyarakat bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir, mengembangkan metode penyebaran informasi yang berkesinambungan dan terus berupaya meluruskan informasi yang menyimpang (hoaks) di kalangan masyarakat.

The COVID-19 pandemic has proven to be a formidable enemy for global health. The arrival of the vaccine brings fresh air to return conditions to normal. DKI Jakarta as the province with the highest number of COVID-19 cases in Indonesia is one of the priority provinces in the implementation of COVID-19 vaccination. The achievements of the 1st Booster vaccination have not met the target, while the government has carried out the 2nd Booster vaccination for health workers and the elderly. The aim of the study was to determine the factors related to the readiness of the COVID-19 Booster vaccination for the DKI Jakarta Community in terms of the Health Belief Model. This study used a cross-sectional study design, conducted from November to December 2022 involving a research sample of 175 respondents. The analysis used was univariate and bivariate analysis with a 95% confidence level. The results showed that the percentage of readiness for vaccination in the respondents was 84%. In the modifying factors there is a relationship between Age (p-value 0.000), Education (p-value 0.727), Occupation (p-value 0.046), and Knowledge (p-value 0.000) with the readiness of the COVID-19 Booster vaccination, while gender ( p-value 0.727) has no relationship. In the perception factor, there is a relationship between perceived benefits (p-value 0.002) and perceived barriers (p-value 0.000) with the readiness of the COVID-19 Booster vaccination. Meanwhile, perceived susceptibility (p-value 0.636) and perceived severity (p-value 0.418) had no relationship. In cues to action factors there is a relationship between the trust factor of the COVID-19 Booster vaccination (p-value 0.000) and trust of information sources (p-value 0.000). Meanwhile, the experience factor for COVID-19 did not have a strong relationship with the readiness of the COVID-19 Booster Vaccination (p-value 1,000). From the results of this study, there are several suggestions, including emphasizing to the public that the COVID-19 pandemic is not over, developing sustainable and coordinated information dissemination methods, and continuing to work on rectifying distorted information (hoaxes) among the public."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>