Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Ramot Mangihut
"Gangguan breakdown dan kerusakan pada transformator daya dapat menyebabkan terganggunya ketersediaan listrik pada jaringan dan kerugian finansial bagi perusahaan. Kondisi fisik dari transformator daya tidak dapat dinyatakan sebagai bahan evaluasi yang didasarkan pada inspeksi visual. Parameter operasi dan pengukuran elektrikal tiap komponen peralatan dapat menunjukkan hasil yang berbeda sehingga harus dilakukan beberapa pengujian untuk melihat kondisi transformator secara menyeluruh. Transformator daya PLTU unit 4 pada Unit Pembangkit Muara Karang telah melebihi useful life dari yang telah direkomendasikan. Kenaikan temperatur operasi transformator daya saat beroperasi akan berdampak pada degradasi dari komponen peralatan itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan sistematis dengan menganalisa parameter peralatan transformator sebagai dasar rekomendasi yang kuat untuk melakukan perbaikan peralatan maupun dalam perencanaan aset peralatan oleh perusahaan pembangkit listrik. Parameter kondisi dan prioritas peralatan transformator diidentifikasi dan dianalisa untuk memperoleh weighting factor dengan menggunakan metode PHA. Dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dan bantuan responden ahli, akan diperoleh nilai weighting factor dari tiap elemen peralatan utama dengan urutan prioritasnya. Nilai weighting factor yang diperoleh menjadi kriteria penilaian kondisi transformator yang mengacu pada HAP (Hydropower Advancement Project) untuk memperoleh nilai Condition Indicator (CI). Pada akhirnya transformator daya sudah dalam kondisi fair yang perlu evaluasi lebih lanjut untuk dilakukan perbaikan atau investasi.

Operation interuption in the power transformer can cause distruption to the availability of electricity in the electic power network system and financial losses for the company. The physical condition of the power transformer cannot be stated as an evaluation material based on visual inspection. Operating parameters and electrical measurements of each component of the equipment can show different results so that must be done several tests to see the overall condition of the transformer. The power plant transformer unit 5 at Muara Karang Generation Unit has exceeded the recommended useful life. The increase in operating temperature of the power transformer when operating will have an impact on the degradation of the equipment components themselves. For this reason, it is necessary to take a systematic approach by analyzing the parameters of transformer equipment as a basis recommendations for repairing equipment and in planning equipment assets by power generation companies. The condition and priority parameters of transformer equipment are identified and analyzed to obtain the weighting factor using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. With the AHP method with expert respondents, the weighting factor value of each main equipment element will be obtained in order of priority. The weighting factor value is the criterion for evaluating the condition of the transformer which refers to the HAP (Hydropower Advancement Project) to obtain the Condition Indicator (CI). Eventually, the power transformer is already in a fair condition which needs further evaluation for repairs or investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Adhi Sasmita
"ABSTRAK
Proyek listrik 35.000 MW bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 97 pada tahun 2019. Dengan target yang sangat tinggi, pelaksanaan proyek pembangkit listrik diharapkan tidak menemui kendala dan keterlambatan sesuai jadwal Commercial Operation Date COD yang ditetapkan di dalam RUPTL Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik . Salah satu penyebab terjadinya kendala proyek adalah kurang akuratnya penentuan tipe pembangkit listrik di dalam RUPTL karena hanya menitik beratkan pada prakiraan beban demand forecast , efisiensi dan keandalan sistem. Dalam penelitian ini dilakukan analisa pemilihan tipe pembangkit listrik berbahan bakar gas menggunakan metode Proses Hirarki Analitik AHP . Dari hasil penelitian, kriteria dengan prioritas tertinggi pada studi kasus pembangkit 250 MW lokasi Arun adalah kriteria kebutuhan sistem dengan nilai Eigen Vector sebesar 0,507 diikuti operasional pembangkit, finansial dan konstruksi. Prioritas sub kriteria teratas adalah demand forecast, jadwal penyelesaian pembangkit dan biaya EPC dengan nilai Eigen vector global lebih dari 0,100. Tipe pembangkit PLTG Aero derivative merupakan alternatif prioritas pertama dengan nilai Eigen Vector global 0,249 disusul oleh PLTMG dengan nilai Eigen Vector global 0,239 dan PLTG Heavy Duty dengan nilai Eigen Vector global 0,227. Nilai prioritas yang hampir sama antara tiga prioritas alternatif PLTG AD, PLTMG dan PLTG HD menunjukkan bahwa tipe pembangkit yang dipilih dalam RUPTL sangat memungkinkan untuk dibuka hanya antara ketiga jenis pembangkit tersebut. Kata kunci: kebutuhan listrik Indonesia, pembangkit listrik berbahan bakar gas, analisa multi kriteria, AHP, kebutuhan sistem, demand forecast, PLTG AD

ABSTRACT
The 35,000 MW power project aims to increase the electrification ratio to 97 by 2019. With very high targets, the implementation of power generation projects is expected to meet no obstacles and delays in accordance with the Commercial Operation Date COD schedule set out in the RUPTL Business Plan for Power Supply . One of the causes of project constraints is the inaccurate determination of the type of power plant in RUPTL as it only emphasizes on the demand forecast, efficiency and reliability of the system. In this research, there is an analysis of the selection of gas fired power plants using the Analytical Hierarchy Process AHP method. From the research result, the criteria with the highest priority in the case study of 250 MW Arun location is the system requirement criterion with the Eigen Vector value of 0.507 followed by the operational of the plant, finance and construction. The priority of the top sub criteria is demand forecast, plant completion schedule and EPC cost with global Eigen vector value more than 0.100. Aero derivative Gas Turbine power plant type is the first priority alternative with global Eigen Vector 0.249 followed by Gas Engine with global Eigen Vector 0.239 and Heavy Duty Gas Turbine with global Eigen Vector 0.227. Similar priority values among the three alternative priorities of Gas Turbine AD, Gas Engine and Gas Turbine HD indicate that the type of plant selected in RUPTL is possible to be opened only between the three types of plants. Keywords Indonesia 39 s electricity needs, gas fired power plants, multi criteria analysis, AHP, system requirements, demand forecast, Aero Derivative Power Plant"
2017
T48225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahfudh Asy`ari
"Industri minyak dan gas memiliki peran penting dalam penerimaan pendapatan negara dan ketahanan energi nasional. Peralatan dan instalasi adalah komponen utama dalam proses pengolahan minyak dan gas. Jaminan keselamatan, keamanan dan keandalan peralatan dan istalasi harus dijaga agar terwujud suasana aman, efektifitas, efisiensi dan keandalan. Inspeksi keselamatan peralatan dan instalasi dapat dilakukan secara berkala berdasarkan periode tertentu atau berdasarkan hasil analisis risiko. Peraturan ESDM No. 18 tahun 2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan UsahaMinyak dan Gas Bumi, menyatakan bahwa peralatan dan instalasi yang telah melampaui rentang masa desain, masih dapat digunakan setelah dilakukan evaluasi penilaian sisa umur layan dan dinyatakan masih dapat diperpanjang umur masa pemakaiannya. Evaluasi penilaian sisa umur layan dapat dilakukan oleh lembaga enjinering yang telah memiliki ijin dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Penelitian ini menggunakan metode Analitical Hierarchy Process untuk menentukan lembaga enjinering yang akan dipilih untuk melakukan pekerjaan penilaian sisa umur layan peralatan dan instalasi minyak dan gas. Kriteria dan sub-kriteria diambil dari referensi jurnal kemudian divalidasi oleh para ahli dari perusahaan jasa inspeksi, asosiasi, akademisi dan perusahaan minyak dan gas.

Oil and gas industry has an important role inreceiving state revenues andnational energy endurance. Equipment and installation are the main components of the oil and gas processing. Safety, security and reliability of equipment and installation guarantees must be maintained to realize safe, effective, efficient and reliable. Safety inspection of operating equipment and installations can be conducted periodically based on certain period or the results of a risk analysis. ESDM Regulation No. 18 of 2018 concerning Safety Inspection of Installation and Equipment in Oil and Gas Business Activities, state that equipment and installations that have extended the design life span can still be used after evaluating the remaining life assessment and are declared to have extended service life. The evaluation of the remaining life assessment can be carried out by the Engineering copanies which already has a permit form from the Director General of Oil and Gas. This research usess the Analytical Hierarchy Process method to determine which engineering companies will be selected to carry out work the remaining life assessment of oil and gas equipment and installation. Criteria and sub-criteria are taken from journal references which are then validated by experts from inspection service companies, associations, acdemics and oil and gas companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reinaldy Agung G.S.
"Pada tahun 2016, Bunga WO mendapatkan penawaran untuk menjadi rekanan di 3 gedung pernikahan. Dari pilihan tersebut, dikarenakan keterbatasan keuangan, Bunga WO memutuskan untuk menjadi rekanan di salah satu gedung pernikahan. Proses pengambilan keputusan untuk memilih rekanan gedung pernikahan dilakukan dengan metode Proses Hierarki Analitik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metodologi studi kasus. Objek dari penelitian ini adalah Bunga WO khususnya pada bidang proses pengambilan keputusan, keuangan, dan manajemen strategi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa gedung Balai Kartini merupakan pilihan yang terbaik untuk dijadikan rekanan gedung pernikahan, selain itu perhitungan menunjukkan bahwa investasi layak untuk dilakukan dan Bunga WO dapat memperoleh keuntungan keuangan, untuk itu Bunga WO perlu menambah pegawai untuk mengantisipasi tambahan permintaan, menyiapkan alat pemasaran untuk ditampilkan di gedung pernikahan, membuat aket pernikahan dengan vendor wedding lain dan mengurus legalitas badan usaha untuk kemudahan pendanaan eksternal agar bisa mengambil peluang di masa depan.

options, due to financial limitation, Bunga WO decided to become a partner in one of the wedding venue. The decision process for selecting which wedding venue to choose was conducted using Analytical Hierarchy Process. This study is a qualitative study using a case study methodology. The object of this study is Bunga WO, particularly in terms of decision making process, finance, and management strategies. The results of this study indicate that the Balai Kartini wedding venue is the best choices to be made partner, in addition, the calculation shows that the investment is feasible and Bunga WO can obtain financial advantage, to do so, Bunga WO need to add employer to anticipate increase in demand, prepare marketing tool to be presented in the wedding venue, design wedding package with other reputable vendor prepare their legal form to get external fund to take opportunity in the future. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Arya Satya Dharma
"Pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia telah mendorong peningkatan terkait Gate Assignment Problem di Bandara yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Pada penelitian ini dibuat Model Optimasi Stokastik Gate Assignment Problem dengan fungsi tujuan minimalisasi jumlah Ungated Flights di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Model ini dibangun menggunakan pendekatan Simulated Annealing dengan output berupa Gate Assignment Order pesawat di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Dari model tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah Ungated Flights, yang menandakan terjadinya perbaikan dalam sistem Gate Assignments di Bandara. Kedepannya, diperlukan pengembangan penelitian meliputi penambahan fungsi tujuan lain seperti minimalisasi jumlah penumpang pada Ungated Flights serta pembuatan model berbasis real time.

The growth of the aviation industry in Indonesia has enhance the increase of Airport Gate Assignment Problem which mostly affect on passenger satisfaction in Soekarno Hatta International Airport. This research constructed Gate Assignment Problem Stochastic Optimization Model with the objective is to minimize the number of Ungated Flights. This model was constructed using Simulated Annealing, which the output is the aircraft Gate Assignment Order at Terminal 2 Soekarno Hatta International Airport. The decreasing of the number of Ungated Flights has occurred, which indicates an improvement of the system. This research may be developed in the future by adding another objective function such as minimizing the number of ungated flights passengers and constructing real time based model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hadi
"Pemeliharaan merupakan kombinasi dari aspek teknik, administrasi dan manajerial dari suatu peralatan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pada fungsinya selama siklus hidup peralatan tersebut. Perencanaan pemeliharaan berhubungan juga dengan aktivitas pengembangan dari jadwal program pemeliharaan suatu peralatan untuk memastikan kelayakan operasi peralatan dan mencegah dampak yang besar. Pengoperasian peralatan khususnya yang telah memasuki fase penuaan (aging) mengakibatkan laju degradasi kerusakan semakin meningkat. Proses degradasi dapat ditemukan secara berurutan dan mengalami kondisi acak sesuai dengan proses stokastik. Untuk itu, studi penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis keandalan berbasis pemeliharaan untuk memprediksi laju kerusakan akibat degradasi aging serta mementukan strategi pemeliharaan dan penjadwalan inspeksi pada suatu peralatan. Hasilnya pada sebuah proses degradasi yang terjadi berganda (multiple degradation) akibat aging, dimana usia sistem dan tingkat degradasi berkontribusi pada peningkatan kegagalan. Perbaikan yang tidak sempurna akan memberikan pengaruh pada peningkatan usia dan tingkat degradasi yang terus berjalan atau dengan kata lain terus terjadi peningkatan kerusakan akibat perbaikan sementara. Penggantian dapat dilakukan ketika tingkat degradasi yang diamati mencapai tingkat toleransi tertentu (threshold). Program inspeksi dan pemeliharaan preventif (PM) memainkan peran utama dalam memastikan keamanan dan pengoperasian selama siklus hidup suatu sistem. Kebijakan pemeliharaan yang optimal dapat dilakukan dengan memilih jadwal perawatan, ketersediaan peralatan, manajemen suku cadang, penjadwalan tenaga kerja dan interval frekuensi inspeksi.

An equipment's maintenance is a combination of its technical, administrative, and managerial components that aims to restore its functionality throughout the equipment's life cycle. The maintenance planning is to ensure that the equipment operates properly and avoid significant consequences. The rate of damage deterioration increases with continued use of equipment, particularly that which has entered the aging phase. According to the stochastic process, the deterioration process can be identified sequentially and subjected to random circumstances. In order to define maintenance strategies, schedule inspections, and anticipate the rate of damage due to aging degradation, a reliability centered maintenance (RCM) used in this research study. As a result, the system ages and degrades over time, increasing the likelihood of failure. This process is known as multiple degradation failure. Imperfect repair will impact to accelerated aging and deterioration. Replacement is done after the detected degradation rate surpasses a threshold level. In order to maintain safety and operability over the system life cycle, preventive inspection and maintenance (PM) programs are crucial. The optimal maintenance practices have been implemented by choosing maintenance schedules, equipment availability, spare parts management, labour scheduling, and inspection frequency intervals."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djemi
"Industri farmasi merupakan salah satu industri yang memiliki banyak aturan yang ketat. Oleh sebab itu, proses pemeliharaan mesin-mesin dan fasilitas menjadi salah satu perhatian utama manajemen perusahaan. Saat ini, belum banyak penelitian yang dikhususkan untuk menilai kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Melalui penelitian ini, penulis berusaha mencari, mengelompokkan, dan membobotkan kriteria utama dan subkriteria dalam penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah para manajer pemeliharaan di beberapa perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Untuk melakukan pembobotan pada kriteria utama dan subkriteria digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil akhir dari penelitian ini adalah model hirarki keputusan untuk penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi yang berupa kriteria utama dan subkriteria penilaian beserta bobotnya. Untuk memperjelas penggunaan model hirarki keputusan tersebut, diberikan contoh model hipotesis berikut analisis sensitivitasnya.

Pharmaceutical industry is one of some high-regulated industries. that is why the maintenance of machines and facilities becomes highly concerned by the company management. today, there are only few researches on performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry. in this research, the writer search, classify and weight the criteria and sub criteria for measuring performance of maintenance management in pharmaceutical industry. respondents of this research are managers of soma pharmaceutical companies operating in indonesia. In order to weight the criteria and sub criteria, analytic hierarchy process (ahp) is used.
The result of this research is a model of decision hierarchy for performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry, containing criteria and sub criteria with their weights. the implementation of the model is illustrated by an example of hypothesis model and its sensitivity nalysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Dwi Ismail
"Kualitas pelayanan menjadi penting bagi perusahaan penyedia jasa maupun bagi pengguna jasa pada kondisi persaingan yang semakin ketat. Kualitas pelayanan yang baik akan memberikan dampak pada tingkat kepuasan pelanggan. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dapat memberikan gambaran sejauh mana level puasnya pelanggan yang menggunakan jasa, selain bisa memberikan evaluasi bagi penyedia jasa.
Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang dibuat dalam bentuk Customer Satisfaction Index. Penelitian ini ditujukan bagi pelanggan 3 produk seluler yang ada di indonesia, yaitu ; Simpati, IM3, dan XL.
Penelitian ini melakukan survei kepuasan pelanggan yang dilakukan terhadap 1155 responden di Jadebotabek. Survei yang dilakukan berdasarkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode Servperf dan Proses Hirarki Analitik (AHP).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kepuasan pelanggan (Customner Satisfaction Index) masing-masing produk berbeda. Customer Satisfaction index dari tiap faktor yang membangunnya pun berbeda. Customer Satisfaction Index berturut-turut untuk Simpati, IM3, dan XL adalah : 72,52%, 72,35%, dan 68,97%.

Service quality has become important for providers and service users on the condition of tight competition. Good service quality will have an impact on the level of customer satisfaction. Measuring the level of customer satisfaction provide a good illustration how far the level of customer satisfaction using the services, in addition to providing evaluation services providers.
The purpose of this research is to measure customer satisfaction levels which shown in the form of Customer Satisfaction Index. This research is intended to 'big three' cellular products in Indonesia: Simpati, IM3, and XL.
This research did customer satisfaction survey conducted on 1155 respondents in Jadebotabek. Surveys are conducted based on any factors that could affect customer satisfaction. The methods used are Servperf and Analytic Hierarchy Process (AHP).
From the research that the level of customer satisfaction (Customner Satisfaction Index) each different product. Customer Satisfaction index is built for each factor is different too. Customer Satisfaction Index in a row for Sympathy, IM3, and XL are: 72.52%, 72.35% and 68.97%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51813
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sadiqin Wan Kurnia
"Perubahan dalam dunia usaha yang cepat, adanya regulasi dalam lingkungan hidup, serta adanya agenda reformasi yang menuntut perubahan pada pemerintahan, meningkatkan kebutuhan akan jasa konsultan. Di sisi lain, berkembangnya usaha jasa konsultan, munculnya pendatang baru, serta masuknya konsultan asing semakin meningkatkan persaingan antar perusahaan jasa konsultan. Semakin kompetitifnya dunia usaha jasa konsultan, memaksa perusahaan jasa konsultan untuk dapat bersaing dengan melaksanakan inisiatifinisiatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahan. PT X sebagai salah satu perusahan jasa konsultan, juga menghadapi hal tersebut. PT X dituntut untuk merumuskan inisiatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk merumuskan inisiatif tersebut adalah balanced scorecard. Kelebihan balanced scorecard dibandingkan metode lain adalah balanced scorecard dapat menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi inisiatif.
Dalam merumuskan inisiatif strategis PT, X ada beberapa langkah yang dilaksanakan. Pertama, menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi sasaran strategis yang ingin dicapai. Sasaran strategis yang dirumuskan sangat dipengaruhi oleh karakter dan bidang usaha PT X. Kedua, menentukan prioritas sasaran strategis dengan menggunakan proses hirarki analitik. Ketiga, menentukan indikator kinerja untuk tiap sasaran strategis.
Beberapa indikator generik dapat digunakan, sedangkan indikator lainnya disesuaikan dengan karakter dan bidang usaha PT X. Keempat, merumuskan inisiatif strategis untuk mencapai atau meningkatkan pencapaian sasaran strategis. Dengan menggunakan kerangka balanced scorecard, diusulkan beberapa inisiatif strategis pada tiap perspektif balanced scorecard yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja PT X.

Rapid changes in business, environmental regulation for industry, and reformation agenda that demand changes in government, increase the needs for consultant service. On the other hand, the business growth of consultant service, the emergence of new comers and foreign consultant company, increase competition between consultant company. The more competitive the world of consultant service, pushed consultant company to survive in competition by deploying initiatives that can improves performance. X Inc. as one of the consultant company, also face that problems. X Inc. has to formulate initiatives that can improve its performance.
One of method that can be used to formulate initiatives is balanced scorecard. The superiority of balanced scorecard is that it can translate company's vision and strategy into initiative, while other method can't.
In formulating strategic initiatives of PT X, there are several steps that must be done. First, translating company?s vision and strategy into strategic objectives. PT X's strategic objectives is depend on its character and its core business. Second, determining the priority of strategic objectives using analytic hierarchy process. Third, determining performance indicators for each strategic objectives.
Some generic indicators could be used, but others must be adjusted to PT X's character and core business. Fourth, formulating strategic initiatives to gain or improve in achieving strategic objectives. Using balanced scorecard, there are several initiative strategic that is proposed in each perspective of balanced scorecard that hopefully can improve performance of PT X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darman Putra
"ABSTRAK
Kapal adalah transportasi laut yang umumnya menggunakan bahan bakar MDO Marine Diesel Oil. Permasalahan timbul saat asap hasil pembakaran terbuang di udara bebas. Setelah itu IMO International Maritime Organization sebagai organisasi induk maritim dunia juga mengamandemen regulasi mengenai penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal ini membuat negara - negara di dunia membuat regulasi yang sesuai dengan amandemen IMO. Indonesia tidak ketinggalan untuk memperbaharui regulasi maritim-nya agar sesuai dengan regulasi yang di amandemen oleh IMO. Namun, Indonesia dengan peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015 belum menerapkan peraturan tersebut dengan sempurna. Disini penulis mencoba untuk analisa skenario dimana penulis mengambil acuan dari projek-projek dari negara yang berhasil menggunakan biodiesel untuk kapal. Analisa projek-projek tersebut menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process

ABSTRACT
Ships are sea transportation which generally use MDO Marine Diesel Oil fuel. The problem arises when the burning smoke is wasted in the free air. Thereafter IMO International Maritime Organization as the world 39s maritime parent organization also amends regulations on the use of more environmentally friendly fuels. This makes countries in the world make regulations in accordance with IMO amendments. Indonesia does not miss to renew its maritime regulations to comply with IMO 39s amendment regulations. However, Indonesia with the regulation of Minister of Energy and Mineral Resources number 12 of 2015 has not implemented the regulation perfectly. Here the author tries to analyze scenarios in which the authors take reference from projects from countries that successfully use biodiesel for ships using AHP Analytical Hierarchy Process. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>