Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Yusup Yandi
"Demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan tipe DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Antigen dari masing-masing tipe virus berbeda-beda, sehingga sampai saat ini belum ditemukan obat-obatan paten yang ampuh dalam melawan virus dengue. Penelitian secara in silico dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk mempermudah pencarian senyawa penuntun untuk dilanjutkan pengujian secara in vitro dan in vivo. Senyawa bioflavonoid diantaranya fisetin, galangin, dan myricetin. Penelitian dilakukan untuk melihat potensi ligan fisetin, galangin, dan myricetin di mana variabel kontrol adalah quercetin terhadap Rdrp dari virus dengue. Metode penelitian menggunakan penambatan molekuler dan dinamika molekuler. Hasil simulasi senyawa flavonol dibandingkan dengan quercetin, dengan parameter penilaian penambatan molekuler, energi ikatan, Root Mean Square Deviation (RMSD), Root Mean Square Fluctuation (RMSF), dan kontak ligan-target. Hasil nilai penambatan molekuler untuk masing-masing ligan terendah yaitu myricetin, fisetin, quercetin, dan galangin dengan nilai docking score berturut-turut yaitu -10,145 kcal/mol, -9,796 kcal/mol, -8,513 kcal/mol, dan -8,036 kcal/mol. Hasil MM-GBSA energi ikatan terbaik adalah ligan fisetin, quercetin, myricetin, dan galangin dengan nilai ikatan energi bebas secara berturut-turut yaitu -60,65 kcal/mol, -57,83 kcal/mol, -57,19 kcal/mol, dan -51,36 kcal/mol. Hasil dari studi ini memprediksi bahwa quercetin tetap menjadi inhibitor terhadap target RNA dependent RNA polymerase (Rdrp) yang lebih baik dibandingkan Fisetin, Galangin, dan Myricetin.

Dengue fever is an infectious disease caused by the dengue virus with types DENV-1, DENV-2, DENV-3, and DENV-4. The antigen of each virus type is different, so that until now there has not been found any patent drugs that are effective against the dengue virus. In silico research was conducted as a preliminary study to facilitate the search for guiding compounds to be continued in vitro and in vivo testing. Bioflavonoid compounds include fisetin, galangin, and myricetin. The study was conducted to see the potential of fisetin, galangin, and myricetin ligands in which the control variable was quercetin against Rdrp from the dengue virus. The research method uses molecular docking and molecular dynamics. The simulation results of flavonol compounds were compared with quercetin, with parameter value of the docking score, bond energy, Root Mean Square Deviation (RMSD), Root Mean Square Fluctuation (RMSF), and contact ligand-target. The results of the lowest molecular docking values for each ligand were myricetin, fisetin, quercetin, and galangin with docking scores of -10.145 kcal/mol, -9.796 kcal/mol, -8.513 kcal/mol, and -8.036 kcal/mol respectively. The best binding energy MM-GBSA results were ligands fisetin, quercetin, myricetin, and galangin with free energy bond values -60.65 kcal/mol, -57.83 kcal/mol, -57.19 kcal/mol, and -51.36 kcal/mol respectively. The results of this study predict that quercetin remains a better inhibitor against RNA dependent RNA polymerase (RdRp) targets than Fisetin, Galangin, and Myricetin"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Kenji Rizqillah
"Demam berdarah merupakan penyakit yang disebarkan melalui virus DEN-V dengan perantara nyamuk. Penyakit ini berbahaya karena belum ada obat, vaksin, ataupun antiviral khusus terhadap virus DEN-V, sehingga perlu dilakukan penemuan obat untuk demam berdarah. Enzim RNA dependent RNA polymerase (Rdrp) pada DEN-V dapat dijadikan target obat karena berperan penting pada proses replikasi virus. Pada penelitian ini dilakukan simulasi in silico terhadap tiga senyawa bioflavonoid, sub-kelas flavanon, yaitu Hesperetin, Hesperidin, dan Naringenin. Simulasi penambatan molekuler dan dinamika molekuler dilakukan untuk mengetahui kebolehjadian senyawa tersebut sebagai inhibitor target Rdrp. Hasil simulasi senyawa flavanon dibandingkan dengan Quercetin, dengan parameter penilaian penambatan molekuler, energi ikatan, RMSD, RMSF, dan kontak ligan-target. Hasil nilai penambatan molekuler untuk masing-masing ligan terendah yaitu Hesperidin, Quercetin, Hesperetin, dan Naringenin dengan nilai berturut-turut yaitu -9,842 kcal/mol, -8,513 kcal/mol, -7,761 kcal/mol, dan -5,634 kcal/mol. Hasil MM-GBSA energi ikatan terbaik adalah ligan Hesperidin, Naringenin, Hesperetin, dan Quercetin dengan nilai ikatan energi bebas secara berturut-turut yaitu -69,31 kcal/mol, -64,90 kcal/mol, -60,93 kcal/mol, dan -57,83 kcal/mol. Hasil dari studi ini memprediksi bahwa Hesperidin dapat menjadi inhibitor terhadap target Rdrp yang lebih baik dibandingkan Quercetin, sementara Hesperetin dan Naringenin juga memiliki aktivitas inhibisi tetapi tidak sebaik Quercetin.

Dengue fever is a disease spread by the DEN-V virus through mosquitoes. This disease is dangerous because there is no specific drug, vaccine, or antiviral against the DEN-V virus, insisting the need of drug discovery for dengue fever. RNA dependent RNA polymerase (Rdrp) enzyme in DEN-V can be a drug target because it has an important role in the virus replication process. In this research, in silico simulations were carried out on bioflavonoid compounds, flavanone sub-class, namely Hesperetin, Hesperidin, and Naringenin. Molecular docking simulations and molecular dynamics were carried out to determine the probability of these compounds to be inhibitors of Rdrp targets. The results obtained from the simulation of the flavanones was compared with quercetin, which are docking score, energy binding, RMSD, RMSF, and ligand-target contact. The molecular docking results, docking score, for each of all ligands from the lowest were Hesperidin, Quercetin, Hesperetin, and Naringenin with values of -9.842 kcal/mol, -8.513 kcal/mol, -7.761 kcal/mol, and -5.634 kcal/mol, respectively. The best bond energy MM-GBSA results were Hesperidin, Naringenin, Hesperetin, and Quercetin with the value of free energy bonding respectively, namely -69.31 kcal/mol, -64.90 kcal/mol, -60.93 kcal/mol , and -57.83 kcal/mol. The results of this study predict that Hesperidin can be a better inhibitor to target Rdrp than Quercetin, while Hesperetin and Naringenin also have inhibitory activity but not as well as Quercetin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raima Syahidah Noors
"Pada penelitian terdahulu telah diusulkan dua buah ligan polipeptida siklik disulfida-CDEEC dan CDGSC-sebagai inhibitor potensial untuk enzim RNA-dependent RNA-polymerase virus dengue melalui molecular docking. Simulasi molecular docking dilakukan dengan keadaan tanpa pelarut dimana enzim dibuat rigid dan ligan dibiarkan bebas berotasi untuk mencari konformasi terbaik. Pada kenyataan dalam sistem seluler terdapat pelarut yang membuat enzim memiliki pergerakan dinamis. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan simulasi dinamika molekul untuk memperkirakan sistem kompleks enzim-ligan yang lebih nyata. Simulasi dinamika molekul dijalankan pada selama 5ns pada suhu 300 dan 312 K. Pada akhir simulasi 300 K CDEEC membentuk ikatan dengan dua residu penting pada RdRp yaitu Arg-729 dan Arg-737 sedangkan CDGSC tidak berikatan dengan residu penting manapun. CDEEC juga memberikan hasil yang lebih baik dibanding CDGSC pada simulasi 312 K. CDEEC membentuk ikatan dengan dua residu penting yaitu Arg-737 dan Ser-710 sementara CDGSC tidak berikatan dengan satupun residu penting. Berdasarkan hasil tersebut CDEEC merupakan inhibitor yang lebih baik dan layak untuk dikembangkan sebagai obat anti dengue.

Previous researches have proposed two ligands of disulfide cyclic polypeptide which are CDEEC and CDGSC as potential inhibitor of RNA-dependent RNA-polymerase dengue virus by molecular docking. Molecular docking simulation is done without a solvent in which enzyme is made rigid and ligand was left free to rotate to find teh best conformation. In fact in a cellular system there is a solvent that makes the enzyme has a dynamic movement. Therefore in this paper molecular dynamics simulation is done to estimate more reliable condition of enzyme-ligand complex. In this work molecular dynamics simulation is done during 5 ns with two different temperature, 300 and 312 K. At the end of MD simulation at 300 K, CDEEC binds to two RdRp important residues, Arg-729 and Arg-737 while CDGSC doesn’t bind to any important residues. Simulation at 312 K also revealed nearly the same result, CDEEC binds to two RdRP important residues, Arg-737 and Ser-710, whereas CDGSC doesn’t bind to any important residues. Based on the result of these two simulation, CDEEC is proposed as a better inhibitor of RdRp dengue virus and feasible to be developed as anti-dengue drug."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elyana Karimah
"Demam berdarah merupakan penyakit yang telan menjadi pandemik di
daeran tropis dan subtropis dan ningga saat ini tidak ada vaksin yang dapat
digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus dengue. Upaya Iain untuk
dapat mengnambat infeksi akibat virus ini, yaitu pengembangan antiviral.
Salan satu target antiviral yang potensial acialan enzim RNA-dependent RNA
polymerase (RdRp), yang berperan dalam proses replikasi RNA virus dengue
dan sel manusia tidak memilikinya Peptida dipilin menjadi innibitor yang
potensial karena memiliki spesifitas dan aktivitas yang tinggi. Untuk
meningkatkan kestabilan, peptida dirancang siklik dengan adanya jembatan
ciisulficia Pepticia yang dirancang menggunakan kombinasi aspartat,
glutamat, glisin, serin, arginin, dan lisin. Kandidat Iigan dianalisis berdasarkan
nasil docking dan drugsca/7. Ligan dengan energi bebas ikat terendah dan
sesuai dengan kriteria obat kemudian dilakukan analisis terhadap
interaksinya ciengan enzim. Ligan siklik CSGDC yang memenuhi kriteria obat
ternyata dapat berikatan dengan sisi aktif enzim yaitu aspartat 533 dan
aspartat 633, serta memiliki energi bebas ikat sekitar -29.6122 Kkal/mol.
Pengamatan simulasi dinamika molekul pada tanap inisialisasi dilakukan
untuk melihat perubahan interaksi Iigan ternadap enzim. Hasil pengamatan
ternyata memperlihatkan banwa Iigan CSGDC masih berinteraksi dengan
asam amino aspartat 663."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saskhia Leony Theana Putri
"Dengue sebagai salah satu penyakit mematikan dan terlah berevolusi sejak 50 tahun yang lalu. Virus yang menyebabkan penyakit ini, termasuk kedalam kategori B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) pada genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan memiliki 5 jenis serotipe, yaitu; Dengue Virus (DENV)-1, Dengue Virus DENV-2, Dengue Virus DENV-3, Dengue Virus DENV-4 dan, Dengue Virus DENV-5. Penyakit ini sering disalah artikan sebagai penyakit flu karena kemiripan gejalanya mampu merenggut nyawa apabila sudah masuk ke tahap yang cukup berat dengan gejala-gejala yang cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa peptida siklis komersil yang berpotensi sebagai kandidat obat untuk memerangi virus dengue. Penelitian ini dilaksanakan melalui metode in silico dengan menggunakan metode virtual screening, molecular docking dan dengan target protein viral dari virus DENV NS5 RNA-Polimerase. Penambatan ligan peptida siklis didapatkan berdasarkan struktur 3D dari virus DENV NS5 RNA-Polimerase yang diperoleh dari Protein Data Bank serta menggunakan perbandingan ligan standar yang merupakan senyawa yang telah diketahui memberi efek inhibisi terhadap DENV NS5 RNA polimerase. Kemudian, dilakukan pemodelan menggunakan perangkat lunak MOE 2014.09. Kemudian hasil yang diperoleh selanjutnya dilakukan proses uji ADMET untuk mengetahui tingkat keamanan dari senyawa tersebut pada makhluk hidup. Dari penelitian ini didapatkan beberapa senyawa inhibitor yang baik untuk menghambat pertumbuhan dan replikasi dari virus dengue. Senyawa seperti N-acyl-Taurine Geodiataurine, Atazanafir, dan Nostoperin dinilai cukup baik dari segi stabilitas, energi ikatan, dan sifat admet.

Fever is one of the deadliest disease that spreads through mosquitoes. This disease has claimed many victims since the beginning of its development 30 years ago. It belongs to category B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) which belongs to the genus Flavivirus, family Flaviviridae, and has 5 types of serotypes, namely; (Dengue Virus) DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4 and, DENV-5. The disease, which is often mistaken for flu because of the similarity in symptoms, can take lives, is quite severe with serious conversations, such as severe stomach problems, persistent, constantly rapid, bleeding gums, due to anxiety. In this study, an updated discovery will be sought which is requested as a drug to release the dengue virus. This research was carried out through a method in silico using pharmacophore, virtual screening, molecular docking and fragment growth with virus target proteins from the DENV NS5 RNA-Polymerase virus. Tethering of commercial cyclic peptide ligand molecules is obtained based on the 3D structure of the DENV NS5 RNA-Polymerase virus obtained from the Protein Data Bank with code (PDB ID: 2J7U) with standard ligands obtained from company data for sale of related peptides and then modeled using the device software MOE 2014.10. Then the results are carried out growing fragments in order to get an updated composition. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ronggo Wimag Bian
"Penyakit demam berdarah dengue yang disebabkan virus dengue
merupakan penyakit yang menjadi risiko pada negara-negara di daerah tropis
dan subtropis, dengan kejadian tiap tahunnya mencapai 100 juta kasus.
Sampai saat ini belum ditemukan adanya vaksin yang dapat mencegah
terjadinya infeksi Olen karena itu diperlukan suatu upaya untuk menemukan
obat berupa innibitor yang dapat menghambat enzim-enzim yang berperan
pada replikasi virus dengue, salah satunya enzim RNA-dependent RNA
polymerase (RdRp), yang berperan dalam penggandaan RNA virus dengue.
Peptida dipilin menjadi innibitor yang potensial karena memiliki spesifitas dan
aktivitas yang tinggi. Untuk meningkatkan kestabilan, peptida dirancang siklik
dengan adanya jembatan disulfida. Peptida yang dirancang menggunakan
kombinasi aspartat dan glutamat. Berdasar nasil docking diketahui banwa
peptida siklik dengan kombinasi residu CDEEC mempunyai nilai energi ikat
yang terendan, yaitu sekitar -10,04 kkal/mol dan nilai Ki sebesar 43,44 nM
yang mengindikasikan konformasi terstabil Iigan-enzim, serta memiliki kontak
dengan residu enzim dengan jumlan terbanyak yaitu 13 residu.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
14-24-48930552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Syafiq Darmawan
"Pandemi COVID-19 telah melanda lebih dari 200 negara di dunia hingga tahun 2021 dan telah memakan jutaan korban. Hal tersebut dikarenakan penyebaran virus SARS-CoV-2 melalui droplets dan aerosol, sehingga penyakit tersebut memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi. Namun hingga saat ini, ketersediaan agen terapi, seperti antiviral untuk COVID-19 yang spesifik masih minim dan penanganan pasien COVID-19 pada fasilitas kesehatan masih bersifat simptomatik. Dengan jumlah kasus positif yang kerap bertambah setiap harinya, perlu dilakukan pencarian obat yang mampu menghambat penyebaran virus. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menemukan kandidat obat antiviral COVID-19 melalui inhibisi enzim RNA-dependent RNA Polymerase (RdRp) pada virus. Penelitian ini dilakukan dengan penapisan virtual serta simulasi penambatan molekul terhadap senyawa turunan adenin. Sebanyak 2.669 senyawa turunan adenin yang didapatkan dari database PubChem dan chEMBL diseleksi menurut Aturan Lipinski agar didapatkan senyawa yang memiliki tingkat druglikeness yang tinggi. Ligan yang telah diseleksi dan dipreparasi kemudian dilakukan simulasi penambatan molekul terhadap protein RdRp dengan PDB ID: 6M71 dengan perangkat lunak Molecular Operating System (MOE) 2014.09. Simulasi penambatan molekul menggunakan metode rigid docking dan flexible docking menghasilkan 65 senyawa turunan adenin yang dapat berinteraksi dengan binding pocket RdRp 6M71 yang selanjutnya diseleksi berdasarkan nilai ΔGbinding, Root-Mean Square Deviation (RMSD), sifat farmakologi, dan toksisitas. Didapatkan dua ligan terbaik yang memiliki sifat farmakologi yang baik dan toksisitas yang rendah, yaitu 4059994 dan 1254509 yang dapat digunakan sebagai kandidat inhibitor SARS-CoV-2.

COVID-19 pandemic has surged more than 200 countries worldwide until 2021 with a lot of casualties. It is caused by SARS-CoV-2 high transmutability through human droplets and aerosol. However, there is low availability for therapeutic agents, such as specific COVID-19 antivirals. In fact, hospital treatments for patients are still using symptomatic treatments to date. With more positive cases adding up every day, it is necessary to discover drugs that able to prevent the virus spreading. Therefore, this research aims to discover new COVID-19 antiviral candidates by inhibiting its RNA-dependent RNA polymerase (RdRp). This research used virtual screening and molecular docking for adenine derivatives as its method. 2.669 adenine derivatives, downloaded from PubChem and chEMBL database and selected according to Lipinski’s Rule of Five to obtain compounds with good druglikeness. Ligands were docked with RdRp (PDB ID: 6M71) in Molecular Operating System (MOE) 2014.09 software. The protocols used for molecular docking are rigid docking and flexible docking, resulted with 65 compounds that interact with RdRp’s binding pocket. Furthermore, ligands are selected according to ΔGbinding score, Root-Mean Square Deviation (RMSD), pharmacological properties, and toxicity. Two best ligands with good pharmacological properties and low toxicity are selected, 4059994 and 1254509 that may be used as COVID-19 antiviral candidate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Permana Supandi
"Pendahuluan: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 68.407 kasus dengan provinsi dengan jumlah kasus Dengue terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat. Penyebaran penyakit DBD di Indonesia semakin meluas dan umumnya dapat ditularkan kepada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Namun, pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO untuk demam berdarah hanya bersifat simptomatik. Padahal, dengan adanya antivirus Dengue, viral load di dalam tubuh akan cepat berkurang dan mengurangi risiko keparahan penyakit dan penyebaran penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kuersetin sebagai antivirus Dengue dengan melihat pengaruh pemberian kuersetin pada stadium pasca infeksi dan pra infeksi secara in vitro serta menganalisis ikatan antara kuersetin dengan NS3 dan NS5. protein dalam silika. Metode: Penelitian ini menggunakan metode focus assay untuk menghitung persentase hambatan dan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm untuk menilai absorbansi dan mendapatkan nilai viabilitas sel. Pengujian in silico dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools 1.5.6 untuk melihat hasil docking protein NS3 dan NS5 terhadap quercetin. Hasil: Persentase penghambatan quercetin pada stadium pasca infeksi sebesar 62,54%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 36%. Uji viabilitas sel pada stadium pasca infeksi kuersetin sebesar 94,68%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 72,95%. Hasil uji docking in silico protein NS3 dengan kuersetin diperoleh energi ikatan, koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik berturut-turut -5,43 kkal/mol, 104,65 M, dan 4. koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik adalah -7,57 kkal/mol, 2,81 M, dan 5. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penghambatan yang dimiliki kuersetin terhadap replikasi DENV pada tahap pasca infeksi tinggi, sedangkan pada tahap pra infeksi, pasca infeksi infeksi memiliki persentase penghambatan yang rendah. Nilai viabilitas sel pada tahap pasca infeksi dan pada tahap pra pasca infeksi tinggi dengan nilai terbesar pada tahap pasca infeksi. Quercetin dapat mengikat lebih efektif ke NS5 daripada ke NS3.

Introduction: Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia in 2017 reached 68,407 cases with the province with the highest number of dengue cases being West Java Province. The spread of dengue fever in Indonesia is increasingly widespread and can generally be transmitted to children aged less than 15 years. However, the treatment recommended by WHO for dengue fever is only symptomatic. In fact, with the dengue antiviral, the viral load in the body will quickly decrease and reduce the risk of disease severity and disease spread. The purpose of this study was to determine the potential of quercetin as an antiviral for Dengue by looking at the effect of quercetin administration at the post-infection and pre-infection stages in vitro and to analyze the bond between quercetin and NS3 and NS5. protein in silica. Methods: This study used the focus assay method to calculate the percentage of resistance and used a spectrophotometer with a wavelength of 490 nm to assess absorbance and obtain cell viability values. In silico testing was carried out using Autodock Tools 1.5.6 software to see the results of NS3 and NS5 protein docking against quercetin. Results: The percentage of quercetin inhibition in the post-infection stage was 62.54%, while the pre-post-infection stage was 36%. The cell viability test at the post-infection stage of quercetin was 94.68%, while at the pre-post-infection stage it was 72.95%. The results of the docking in silico protein NS3 with quercetin obtained bond energy, inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation -5.43 kcal/mol, 104.65 M, and 4. inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation. were -7.57 kcal/mol, 2.81 M, and 5. Conclusion: The results showed that the percentage of inhibition of quercetin on DENV replication in the post-infection stage was high, whereas in the pre-infection, post-infection stage, the percentage of inhibition was high. low. The value of cell viability at the post-infection stage and at the pre-post-infection stage was high with the greatest value at the post-infection stage. Quercetin can bind more effectively to NS5 than to NS3."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Herman
"lnfeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk mengutasi penyakit tersebut Bahan alami dari kunyit banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat. Penelitian ini membahas pengaruh penambahan ekstrak etanol kunyit dan kurkumin standar pada sel yang terinreksi virus dengue serotipe 3 in vitro. Pada penelitian ini efek kurkumin dan ekstrak kunyit dilalrukan pada sel sebelum dan setelah terinrekai virus. Titer virus basil uji dihitung dengan plaque assay. Hasil penelitian menemukan adanya penurunan titer virus pada kultur yang ditambahkan ekatrak etanol kunyit 10 ppm dan kurkumin standar 5 ppm bila dibandingkan dengan kontrol positif. Perbadaan titer ini secara statistik bermakna (p<0,05). Hal yang sama juga ditemukan pada kultur virus yang selnya terlebih dahulu terpapar ekstrak kunyit dan kurkumin standar. Penelitian ini menunjukkan bahwa kurkumin dan ekstrak kunyit dapat menjadi kandidat antiviral untuk virus dengue dimasa mendatang.

Dengue virus infection has emerged of health problem, and there is no specific treatment People have been used the natural extract of Curcuma longa as traditional drug. This study to analyze the effect of ethanol extract of C.longa and Curcumin lD the titer of dengue virus serotype 3 in the culture medium. Extract of C. longa and curcumin were added before and after infection. The titer of viruses were counted by plaque assay. The result showed that virus titer after treated with C. longa and curcumin lower fuan positive control. Mean of virus titer significant different (p<0,05) when we increased the concentration of extract of C.longa (10 ppm) and curcumin (5 ppm). Addition of ethanol extract of C.longa and Curcumin to the cells before infection, showed decreased the virus titer. The significantly different (p<0,05) was observed when we increased the concentration of ethanol extract of C.longa and curcumin. Based on this study, C.longa and Curcumin could be dengue antiviral in the future."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T31974
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyatul Mardiyah
"Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan infeksi yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terapi infeksi dengue umumnya bersifat suportif berupa terapi cairan dan simptomatik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, quercetin diketahui memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persentase hambatan quercetin pada mekanisme penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2), persentase viabilitas sel terhadap quercetin, serta ikatan energi antara quercetin dengan protein E pada DENV secara in silico. Metode: Senyawa diuji secara in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero. Dilakukan dua jenis pengujian, yaitu uji penghambatan reseptor dan penempelan virus melalui uji fokus dan uji viabilitas sel melalui uji MTT. Konsentrasi quercetin yang digunakan sebagai uji adalah sebesar 2 kali IC50 (36,81 µg/ml). Pengujian hambatan secara in silico dengan menggunakan software Autodock Tools - 1.5.6. Hasil: Nilai persentase penghambatan pada reseptor dan penempelan DENV dengan quercetin adalah 23,53% dan 45%. Persentase viabilitas sel vero terhadap quercetin pada penghambatan tahap pra-infeksi adalah 109,82%. Interaksi antara quercetin dan protein E DENV memiliki nilai ikatan energi dan konstanta inhibisi pada konformasi terbaik sebesar -4,89 kkal/mol dan 0,26 mM. Kesimpulan: Quercetin berpotensi sebagai antiviral dengue melalui mekanisme penghambatan pada tahap pra-infeksi, terutama penghambatan penempelan virus

Introduction: Viral dengue infection is the most common infection in Indonesi. Nowadays, management of DHF is only supportive care, i.e, fluid and symptomatic therapy. Based on previous research, quercetin has potency as antiviral dengue, but the mechanism is still unknown. Thus, the purpose of this research is to evaluate the percentage of reseptor inhibition and dengue serotype 2 virus (DENV-2) attachments inhibition with quercetin, cell viability percentage against quercetin, and energy bond between quercetin and protein E DENV in silico. Method: The compound was tested in vitro against DENV-2 using Vero Cells. There were 2 type of tests, receptor and DENV attachment inhibitory test using focus assay and viability test using MTT assay. The quercetin concentration was 2 times IC50 (36,81µg/ml). In silico study was conducted using Autodock Tools – 1.5.6. Results: Inbitory percentage of reseptor and DENV attachment with quercetin were 23,53% and 45%. Vero cell viability against quercetin in pre-infection step was 109,82%. Energy bond and inhibition constanta between quercetin and protein E DENV were -4,89 kkal/mol and 0,26 mM. Conclusion: This study shows that quercetin has potency as antiviral dengue through DENV attachment inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>