Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beatrix Elizabeth
"Kejadian obesitas semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah Kualitas tidur. Waktu tidur anak-anak di Indonesia saat ini rata-rata 6-7 jam dari kebutuhan jam tidurnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah kualitas tidur memengaruhi kejadian obesitas pada anak. Penelitian kohort prospektif ini menilai kualitas tidur dengan membuat catatan tidur anak yang diisi dalam satu bulan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 4,5,6 SD yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok anak yang obesitas terdiri dari 19 responden
sedangkan kelompok anak yang tidak obesitas 18 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability snowball sampling. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa 12 dari 19 (63,2%) anak yang mengalami obesitas memiliki kualitas tidur buruk, sedangkan dari 18 anak yang tidak obesitas (normal) sebagian besar memiliki kualitas tidur baik, yaitu 15 anak (83,3%). Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square diperoleh P value= 0,011 yang berarti ada hubungan antara kualitas tidur dengan obesitas, dengan nilai OR=8,571 (95% CI: 1,818-40,423) yang berarti bahwa anak dengan kualitas tidur buruk berpeluang 8,6 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan anak dengan kualitas tidur baik. Berdasarkan
penelitian diketahui ada hubungan pola makan, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan obesitas pada anak usia sekolah.bagi orangtua anak usia sekolah lebih memperhatikan kualitas tidur anak yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas, untuk tenaga kesehatan diharapkan dapat mesosialisasikan pentingnya kebutuhan dan kualitas tidur bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti kualitas tidur pada anak balita.

The incidence of obesity is increasing from year to year. Sleep quality is thought to be one of the causes of obesity. Currently, children in Indonesia sleep an average of 6-7 hours of sleep. This study aims to analyze whether sleep quality affects the incidence of obesity in children. This prospective cohort study assessed whether sleep quality influenced obesity incidence by keeping sleep records for children filled in at one month. The obese children group consisted of 19 respondents while the non-obese group consisted of 18 respondents. The sample in this study were students in grade 4,5,6 SD from West Java and Sumatra. The sampling technique in this study used a non- probability snowball sampling method. The results of statistical tests showed that 12 out of 19 (63.2%) obese children had poor sleep quality, while most of 18 children who were not obese (normal) had good sleep quality, namely 15 (83.3%). The results of statistical tests with the Chi-Square test obtained P value = 0.011, which means that there is a relationship between sleep quality and obesity, with an OR = 8.571 (95% CI: 1,818-40,423) which means that children with poor sleep quality have a chance of 8.6 times more likely to be obese than children with good sleep quality. Based on the research, it is known that there is a relationship between diet, physical activity and sleep quality with obesity in school age children. Add recommendations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thong Felicia Melinda
"Pendahuluan: Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan energi. Akhir-akhir ini, prevalensi obesitas semakin meningkat karena adanya perubahan gaya hidup, termasuk pada anak. Prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dasar di Jakarta mencapai 14% pada tahun 2013. Obesitas dapat menyebabkan berbagai macam gangguan, salah satunya adalah gangguan tidur. Akan tetapi, gangguan tidur yang terjadi pada anak sering kali diabaikan oleh orang tua, padahal dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan kardiovaskular, gangguan fungsi kognitif dan gangguan perilaku sehari-hari. Oleh karena itu, perlu diketahui hubungan antara obesitas dengan gangguan tidur pada anak.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross-sectional pada 107 anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Menteng Jakarta pada bulan September 2015. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil: Dari pengukuran antopometri didapatkan 20,56% subjek mengalami obesitas serta 62,63% subjek mengalami gangguan tidur. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur (p=0,037).
Diskusi: Prevalensi obesitas anak sekolah dasar di SDN 01 Menteng jauh lebih tinggi bila dibandingkan di DKI Jakarta. Prevalensi gangguan tidurnya juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian lain. Gangguan tidur paling banyak disebabkan oleh kurangnya durasi tidur malam yang dipengaruhi oleh kebiasaan tidur anak dan pendapat orangtua mengenai pola tidur anak. Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan gangguan tidur sehingga anak yang obesitas cenderung mengalami gangguan tidur.

Introductions: Obesity occurs because of an imbalance of energy. Lately, the prevalence of obesity has increased due to changes in lifestyle, including in children. The prevalence of obesity in primary school aged children in Jakarta reached 14% in 2013. Obesity can cause a variety of disorders, one of which is sleep disorders. However, sleep disorders in children is often overlooked by parents, even though sleep disorders can cause growth disorders, cardiovascular disorders, impaired cognitive function and behavioral disorders. Therefore, it is necessary to know the relationship between obesity and sleep disorders in children.
Methods: This research was conducted with a cross-sectional study design on 107 children in Sekolah Dasar Negeri 01 Menteng Jakarta in September 2015. The data were analyzed using chi-square.
Results: Antopometri of measurements obtained 20.56% of the subjects were obese and 62.63% of the subjects experienced sleep disorders. Statistical analysis showed there is a significant association between obesity and sleep disorders (p = 0.037).
Disscussions: The prevalence of child obesity in SDN 01 Menteng much higher than in Jakarta. The prevalence of sleep disorders is also higher when compared to other studies. Sleep disorder most often caused by lack of sleep duration at night and influenced by the child's sleep habits and parents? opinions regarding the child's sleep patterns. There is a significant association between obesity and sleep disorders so that children who are obese tend to experience sleep disorders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakwinul Ammar
"Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu indikator kesehatan yang penting. Berdasarkan Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi pertama pada proporsi tingkat aktivitas fisik kurang pada anak usia lebih dari 10 tahun. Gangguan tidur memiliki korelasi dengan penurunan performa akademik siswa pada sekolah dasar, peningkatan risiko depresi, dan juga ketidakseimbangan emosional. Berdasarakan penelitian oleh Hermoniati et al., Prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah di Kota Jakarta Pusat sebesar 25,1%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang dengan menggunakan sub data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sub-sampel sebesar 104 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik paling dominan secara berurutan adalah tingkat aktivitas fisik rendah (50%), tingkat aktivitas fisik sedang (42,30%), dan tingkat aktivitas fisik tinggi (7,6%). Gangguan tidur terjadi pada 55,77% dari total sampel. Secara bivariat terdapat korelasi lemah antara tingkat aktivitas fisik dan gangguan tidur pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan nilai r = -0,05 dan tidak signifikan dengan nilai p = 0,617. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi terhadap aktivitas fisik dan sub-gangguan tidur dengan hasil gangguan memulai dan mempertahankan tidur (r = -0,068), gangguan pernapasan saat tidur (r = 0,017), gangguan kesadaran (r = -0,023), gangguan transisi tidur-bangun (r = 0,061), gangguan somnolen berlebihan (r = -0,83), dan gangguan saat tidur (r = -0,176). Oleh karena itu, intervensi terhadap aktivitas fisik demi mencegah kejadian gangguan tidur perlu dilakukan. Tenaga kesehatan dan tenaga pendidik pada sekolah dasar diharapkan mengetahui dan memahami pentingkat tingkat aktivitas fisik terhadap pencegahan gangguan tidur pada anak usia sekolah.

The level of physical activity is an important indicator of health. Based on Riskesdas 2018, DKI Jakarta Province occupies the first position in the proportion of the level of physical activity that is lacking in children aged more than 10 years. Sleep disturbances have been correlated with decreased academic performance in elementary school students, increased risk of depression, as well as emotional imbalance. Based on research by Hermoniati et al., the prevalence of sleep disorders in school-age children in Central Jakarta is 25.1%. This study aims to see the relationship between the level of physical activity and sleep disturbances in school-age children in DKI Jakarta Province. The research design used was a cross-sectional study using secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a sub-sample of 104 children. The results showed that the most dominant levels of physical activity, respectively, were low levels of physical activity (50%), moderate levels of physical activity (42.30%), and high levels of physical activity (7.6%). Sleep disturbances occurred in 55.77% of the total sample. Bivariately there is a weak correlation between the level of physical activity and sleep disturbances in schoolage children in DKI Jakarta Province with a value of r = -0.05 and not significant with a value of p = 0.617. In addition, correlation tests were also conducted on physical activity and sleep sub-disorders with the results of disturbances in initiating and maintaining sleep (r = -0.068), sleep disturbances (r = 0.017), impaired consciousness (r = -0.023), transitional disorders sleep-wake (r = 0.061), excessive somnolence (r = -0.83), and sleep disturbances (r = -0.176). Therefore, intervention on physical activity to prevent sleep disturbances needs to be done. Health workers and educators in elementary schools are expected to know and understand the level of physical activity on the prevention of sleep disorders at school-age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Syifa Humaira
"Obesitas adalah salah satu masalah gizi yang terus mengalami peningkatan prevalensi setiap tahunnya di Indonesia. Obesitas dapat menjadi faktor pemicu munculnya penyakit-penyakit kronik. Masalah obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko multifaktor . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan kejadian obesitas pada anak usia sekolah. Penelitian dilakukan menggunakan desain deskriptif-analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 107 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik strarified random sampling.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dan memperlihatkan ada hubungan antara usia, kebiasaan jajan, menonton TV, bermain video games, waktu tidur, dan olahraga dengan kejadian obesitas P < 0,05. Sementara jenis kelamin, konsumsi camilan, dan konsumsi fast food tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian obesitas P>0,05. Dari hasil tersebut, maka diperlukan peran dari orang tua, pihak sekolah serta perawat dalam melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kejadian obesitas pada anak usia sekolah.

Obesity in one of nurtritional problems that continue to increase in the prevalenceof each year in Indonesia.obesity can be a trigger factor for the rise of chronic disease. Obesity can be caused by several risk factors multifactor. This study aims to know the relationship between lifestyle and obesity in school age children. This study used descriptive analytic method with cross sectional approach. There were 107 samples on this study selected with stratified random sampling techniques.
The results were analyzed using chi square test and showed significant relationship between age,snack spending habit, watching TV, playing video games, bedtime and sport with obesity P0,05. From the results, then parents, school parties, and nurses should take a role to conduct prevention and xontrol efforts of obesity in school age children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yundiarto
"Pendahuluan : Data Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi anak gemuk usia sekolah dasar di Jakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 (12,8%) hingga tahun 2013 (30,1%) dimana termasuk didalamnya 14% yang sudah tergolong obesitas. Status sosioekonomi orang tua dapat mempengaruhi faktor lingkungan (seperti pola makan, aktivitas fisik, dan perilaku sedentari) yang dapat menjadi penyebab obesitas pada anak.
Metode : Penelitian dilakukan pada 63 anak di SDN 01 Menteng Jakarta Pusat dengan metode cross-sectional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak.
Hasil : Hasil penelitian menujukkan secara keseluruhan 23,18% anak mengalami obesitas. Berdasarkan data status sosioekonomi orang tua, didapatkan bahwa 38,1% anak memiliki orang tua dengan status sosioekonomi yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak (p-value < 0,05).
Diskusi : Status sosioekonomi orang tua berhubungan dengan perilaku sedentari dan pola makan anak sehingga mempengaruhi status obesitas pada anak.

Introduction : Riskesdas shows that the prevalence of overweight and obese in primary school age children had been increasing significantly from 2010 (12.8%) until 2013 (30.1%). Out of 30.1% of children weighed above standard in 2013, 14% had been classified as obese. Parent?s socioeconomic status might affect environmental factors (i.e. diet, physical activity, and sedentary behavior) that cause childhood obesity.
Method : This research was conducted on 63 students in SDN 01 Menteng, Central Jakarta, with cross-sectional method to determine the association between parent?s socioeconomic status and childhood obesity.
Result : The result showed that the prevalence of obese children was 23.18.%. Based on parent socioeconomic status data, the prevalence of children with high parent?s socioeconomic status was 38.1%. The analysis showed that there was significant association between parent?s socioeconomic status with childhood obesity (p-value < 0.05).
Discussion : Parent's socioeconomic status associated with sedentary behaviour and diet of their child that determine childhood obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zirana Elza Amzia
"
Masalah kesehatan di Indonesia menjadi salah satu masalah yang membutuhkan perhatian dan penanganan dari masyarakat maupun pemerintah. Salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian ialah masalah stunting pada anak. Stunting banyak terjadi pada anak dikarenakan faktor pola makan anak yang masih belum memadai atau kurang efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada anak usia pra sekolah di Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Desain penelitian ini yaitu cross sectional dengan 112 responden ibu dan anak usia pra sekolah di Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner CFQ serta standar antropometri TB/U anak berdasarkan PMK Nomor 2 Tahun 2020. Uji statistik bivariat yang dilakukan ialah Mann-Whitney dengan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan antara pola makan anak usia pra sekolah dengan kejadian stunting (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa sangatlah penting untuk menjaga pola makan anak untuk mencegah terjadinya permasalahan gizi termasuk stunting pada anak. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mendalami ataupun meneliti variabel-variabel lain yang bisa berpengaruh terhadap terjadinya stunting pada anak.

Health problems in Indonesia are a problem that requires attention and treatment from the community and government. One of the health problems that is of concern is the problem of stunting in children. Stunting often occurs in children due to factors such as children's diets being inadequate or ineffective. The aim of this research is to determine the relationship between eating patterns and the incidence of stunting in pre-school children in Bojongsari District, Depok City. The design of this research was cross sectional with 112 respondents from mothers and pre-school age children in Bojongsari District, Depok City. The instruments used were the CFQ questionnaire and child TB/U anthropometric standards based on PMK Number 2 of 2020. The bivariate statistical test carried out was the Mann-Whitney with research results showing that there was a relationship between the eating patterns of pre-school aged children and the incidence of stunting (p=0.000 ). Based on the results of this research, it is known that it is very important to maintain children's diet to prevent nutritional problems including stunting in children. It is hoped that future research can explore or examine other variables that can influence the occurrence of stunting in children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Aziz
"Angka kejadian cidera terus meningkat diseluruh dunia dan menjadi penyakit utama penyebab kematian dan kecacatan pada semua golongan usia Anak usia sekolah sangat rentan terhadap cidera. Cidera dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik host, tingkat keterpaparan agen, dan keterpaparan lingklmgan beresiko dengan kejadian cidera pada anak usia sekolah. Penelitian dilakukan pada anak usia sekolah di Depok menggunakan desain deskriptif korelasi (n=79), dengan instrument kuisioner.
Pada uji Chi Square karakteristik host dengan alpha 0,05 diperoleh kesimpulan tidak ada hubungan antara karakteristik host dengan kejadian cidera, sedangkan tingkat katerpaparan agen dan keterpaparan lingkungan beresiko dengan kejadian cidera peneliti berkesimpulan ada hubungan keduanya dengan kejadian cidera. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji berbagai kerugian yang ditimbulkan cidera pada anak.

The incidence of injuries continues to increase around the world and become a major cause of disease and disabilities in the death of all ages. School age children are very vulnerable to injury. Injury is influenced by various factors. The purpose of this study was to identify relationship between the characteristics of host., the level of agents’ exposure, and environmental risk exposure to incidence with injuries in the school age children. The population of this study was school age children in Depok. Descriptive correlation design (n = 79) was used.
At alpha of 0.05 Chi Square test, there is no relationship between the characteristics of the host with the injury incidence. While the level of agent exposure and environment exposure with the occurrence of incidence, researchers have concluded that there is relationship between the variables. Further research is expected to review the various losses causedinjury to the child.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5652
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Budi Febriani
"Overweight dan obesitas kini menjadi tantangan dalam dunia kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang terus meningkat secara global Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik anak jenis kelamin, karakteristik orang tua pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga dan riwayat obesitas orang tua, daerah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan makan konsumsi fast food, cemilan/minuman manis, kebiasaan Saracen, sedentary behavior durasi menonton TV/video, durasi bermain games dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018 dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Instrumen penelitian menggunakan timbangan digital dan microtoa serta kuesioner untuk ibu dan FFQ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51.8 siswa masuk dalam kategori overweight dan obesitas. Variabel yang berhubungan dengan overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2018 adalah aktifitas fisik p=0.001, OR=2.3, konsumsi cemilan/minuman manis p=0.001, OR= 2.2 , Konsumsi fast food p=0.001, OR= 2, riwayat obesitas ayah p=0.012, OR= 1.5 dan riwayat obesitas ibu p=0.034, OR=1.4.
Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar memantau berat badan siswa sedikitnya setiap 6 bulan dan diharapkan orangtua turut serta dalam mengawasi pola makan anak serta membatasi sedentary behavior.

Overweight and obesity has been recognized in public health because of the increasing prevalence globally. This study aims to know the relationship between gender, mother rsquo s education, mother rsquo s employment status, family income, parent rsquo s obesity history. areas of residence, physical activity, eating habits fast food consumption, sweet snacks drinks, breakfast habits , sedentary behavior duration of watching TV video, duration of game play and duration of sleeping with overweight and obesity in schoolchildren in Badung Regency of Bali Province in 2018.
This research was conducted in May 2018 with cross sectional design. The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used digital and microtoa scales and questionnaires for mother and FFQ.
The results showed that 51.8 of students fall into the category of overweight and obesity. Variables related to overweight and obesity in school children in Badung Regency Bali Province 2018 are physical activity p 0,001, OR 2,3, snack consumption sweet drink p 0,001, OR 2, 2, fast food consumption p 0.001, OR 2, history of father obesity p 0.012, OR 1.5 and maternal obesity obesity p 0.034, OR 1,4.
Researchers suggest to the school to monitor the weight of students at least every 6 months and is expected parents participate in supervising the child 39s diet and limit the sedentary behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Pendahuluan: WHO menyatakan pada tahun 2013 terdapat lebih dari 42 juta anak-anak mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak usia sekolah dasar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang dilakukan pada Juli-September 2015 di SDN 01 Menteng Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan antropometri dan kuesioner food recall 48 jam. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pola makan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas dengan nilai p>0.05.
Diskusi: Hasil ini berbedadengan beberapa penelitian terdahulu yang mungkin disebabkan oleh pro.

Introduction: WHO states that in 2013 there were more than 42 million children are obese. This study aims to determine whether there is a relationship between diet and obesity in primary school age.
Method: This study uses a crosssectional study design conducted in July-September 2015 at SDN 01 Menteng Jakarta. Data taken from anthropometry and 48-hour food recall questionnaire. The data analyzed using Chi-Square test.
Result: Statistical analysis showed that the diet has no significant association with obesity with p> 0.05.
Discussion: This result is in contrast to some previous studies that might be caused by inappropriate proportion of subjects, information bias, and low questionnaires return rate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifaurrahma Hanif
"Latar belakang: Pandemi Covid-19 menyebabkan terbentuknya beberapa kebijakan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran penyakit. Kebijakan yang dibuat berupa PSBB (pembatasan sosial berskala besar). PSBB ini menyebabkan semua aktivitas yang tidak mendesak dilakukan dari rumah termasuk sekolah. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kebiasaan terhadap anak-anak usia sekolah dasar. Perubahan kebiasaan tersebut berupa peningkatan penggunaan internet dan juga perubahan pola tidur. Orang tua yang memiliki anak usia sekolah dasar mengeluhkan bahwa sang anak menngalami penurunan kualitas tidur. Penurunan kualitas tidur dapat menjadi indikasi mengalami gangguan tidur yang kadang tidak disadari oleh sang anak dan orang tuanya. Gangguan tidur dapat berdampak kepada emosi, proses tumbuh kembang dan kognitifnya. Oleh karena itu, perlu diketahuinya hubungan aspek sosiodemografi terhadap gangguan tidur pada anak di sebelum dan selama pandemi Covid-19
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari projek SEANUTS II yang diambil dari anak usia 6-12 tahun di 22 Kabupaten/Kota di Indonesia. Jenis studi yang digunakan adalah before and after studies dengan uji yang digunakan adalah uji Chi-square, Uji normalitas, uji Kruskall-Wallis dan uji Mc-Nemar)
Hasil: Prevalensi gangguan tidur pada periode sebelum pandemi sebesar 41.82%, sedangkan prevalensi gangguan tidur saat pandemi mengalami penurunan dibanding sebelum pandemi menjadi 40.19%. Akan tetapi, hubungan antara gangguan tidur dengan pandemi Covid-19 tidak memiliki hubungan yang bermakna (p>0.05) Terjadinya peningkatan prevalensi gangguan tidur pada domain sleep-wake transisiton disorders dan diorders of excessive sonolence pada periode saat pandemi dibanding sebelum pandemi. Tidak adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan usia dengan gangguan tidur baik sebelum pandemi dan saat pandemi (p > 0.05). Akan tetapi, pada variabel area tempat tinggal periode sebelum pandemi memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur (p < 0.05), sedangkan area tempat tinggal pada periode pandemi tidak memiliki hubungan yang siginifikan dengan gangguan tidur.
Kesimpulan: Terjadinya penurunan prevalensi gangguan tidur pada pandemi dibanding sebelum pandemi. Tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin dengan gangguan tidur baik periode sebelum dan selama pandemi, sedangkan aspek area tempat tinggal memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan tidur hanya pada periode sebelum pandemi.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Introduction: The Covid-19 pandemic has led to the formation of several policies by the government to prevent the spread of the disease. The policy made is in the form of PSBB (large-scale social restrictions). This PSBB causes all non-urgent activities to be carried out from home, including school. This causes a change in the habits of elementary school-age children. Changes in these habits are in the form of increased use of the internet and also changes in sleep patterns. Parents who have elementary school-aged children complain that their children experience a decrease in sleep quality. Decreased sleep quality can be an indication of having a sleep disorder that is sometimes not realized by the child and his parents. Sleep disturbances can have an impact on emotions, growth, and cognitive processes. Therefore, it is necessary to know the relationship between sociodemographic aspects to sleep disorders in children before and during the Covid-19 pandemic.
Method: This study used secondary data from the SEANUTS II project taken from children aged 6-12 years in 22 districts/cities in Indonesia. The type of study used is before and after studies with the tests used are the Chi-square test, normality test, Kruskal-Wallis test, and Mc-Nemar test)
Result: The prevalence of sleep disorders before the pandemic period was 41.82%, while the prevalence of sleep disorders during the pandemic was 41.82%. the pandemic has decreased compared to before the pandemic to 40.19%. However, the relationship between sleep disturbances and the Covid-19 pandemic was not significant (p>0.05). There was an increase in the prevalence of sleep disorders in the domain of sleep-wake transition disorders and orders of excessive somnolence during the pandemic period compared to before the pandemic. There was no significant relationship between sex and age with sleep disturbances before and during the pandemic (p > 0.05). However, the area of ​​residence in the pre-pandemic period had a significant relationship with sleep disturbances (p < 0.05), while the area of ​​residence during the pandemic period did not have a significant relationship with sleep disturbances.
Conclusion: There was a decrease in the prevalence of sleep disorders during the pandemic compared to before the pandemic. No significant relationship was found between age and sex with sleep disturbances both before and during the pandemic, while the area of ​​residence had a significant relationship with sleep disturbances only in the pre-pandemic period
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>