Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gina Atika
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan peringkat keempat kanker yang paling sering terdiagnosis dan menyebabkan kematian pada wanita. Maka itu, kanker serviks membutuhkan tata laksana yang adekuat untuk menurunkan mortalitas pasien. Tata laksana yang saat ini kerap dijalankan memiliki beragam efek samping dan belum dapat menjamin kesembuhan pasien, sehingga dibutuhkan alternatif lain sebagai pendukung yang minim efek samping, misalnya dengan penggunaan herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan sebagai obat herbal adalah tanaman kunto dewo (Kigelia pinnata) yang kerap digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai gejala dan penyakit, serta memiliki efek antiinflamasi, antibakterial, antioksidan, hingga antikanker.
Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa fitokimia, total flavonoid, total fenol, dan aktivitas antikanker in vitro ekstrak etanol kulit dan daging buah kunto dewo (Kigelia pinnata) terhadap sel HeLa.
Metode: Kulit dan daging buah Kigelia pinnata diperoleh dari daerah sekitar candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Kulit dan daging buah Kigelia pinnata dikeringkan, lalu masing-masing dimaserasi dengan pelarut etanol, selanjutnya filtrat hasil penyaringan diuapkan hingga menghasilkan ekstrak etanol kulit dan daging buah Kigelia pinnata. Pada kedua ekstrak dilakukan analisis fitokimia melalui penapisan fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT), dan penentuan total flavonoid dan total fenol. Ekstrak kemudian diuji aktivitas antikankernya secara in vitro terhadap sel HeLa dengan metode MTT.
Hasil: ekstrak etanol kulit dan daging buah Kigelia pinnata mengandung senyawa tanin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid. Analisis KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol Kigelia pinnata mengandung 4 komponen senyawa fitokimia. Ekstrak etanol kulit buah Kigelia pinnata (EEKB) memiliki kadar total fenol dan flavonoid masing-masing sebesar 9,02 mg ekuivalen asam galat(GAE)/g dan 6,3 mg ekuivalen kuersetin(QE)/g sedangkan ekstrak etanol daging buah Kigelia pinnata (EEDB) memiliki kadar total fenol dan flavonoid masing-masing sebesar 12,96 mgGAE/g dan 0,91 mgQE/g. Kedua ekstrak menunjukkan aktivitas antikanker in vitro yang moderat terhadap sel HeLa, dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 127,02 µg/mL untuk EEKB dan 92,13 µg/mL untuk EEDB.
Simpulan: Ekstrak etanol kulit dan daging buah kigelia pinnata memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antikanker serviks.

Background: Cervical cancer is the fourth most frequently diagnosed cancer and causes death in women. Therefore, cervical cancer requires adequate management to reduce patient mortality. The current management often has a variety of side effects and cannot guarantee the patient's recovery, so that other alternatives are needed to support minimal side effects, for example by using herbs. One of the plants that have the potential to be developed as herbal medicine is the kunto dewo (Kigelia pinnata) which is often used traditionally to treat various symptoms and diseases, and has anti-inflammatory, antibacterial, antioxidant, and anti-cancer effects.
Aim: To determine the content of phytochemical compounds, total flavonoids, total phenols, and in vitro anticancer activity of the ethanol extract of the skin and flesh of kunto dewo (Kigelia pinnata) against HeLa cells.
Method: The skin and flesh of Kigelia pinnata fruit were obtained from the area around the Borobudur temple, Magelang, Central Java. The skin and flesh of the Kigelia pinnata fruit were dried, then each macerated with ethanol solvent, then the filtered filtrate was evaporated to produce an ethanol extract of the skin and flesh of the Kigelia pinnata fruit. In both extracts, the phytochemical analysis was carried out through phytochemical screening, thin layer chromatography (TLC) analysis, and determination of total flavonoids and total phenols. The extract was then tested for its anticancer activity in vitro against HeLa cells using the MTT method.
Result: The ethanol extract of Kigelia pinnata fruit skin and flesh contained tannins, flavonoids, steroids, and triterpenoids. TLC analysis showed that the ethanol extract of Kigelia pinnata contained 4 phytochemical compounds. The ethanol extract of Kigelia pinnata fruit peel (EEKB) has a total phenol and flavonoid content of 9.02 mg gallic acid equivalent (GAE) / g and 6.3 mg quercetin (QE) / g, while the ethanol extract of Kigelia pinnata pulp (EEDB) has total phenol and flavonoid levels of 12.96 mgGAE / g and 0.91 mgQE / g, respectively. Both extracts showed moderate in vitro anticancer activity against HeLa cells, with IC50 values ​​of 127.02 µg / mL for EEKB and 92.13 µg / mL for EEDB, respectively.
Conclusion: The ethanol extract of the skin and flesh of kigelia pinnata fruit has potential as a cervical anticancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfian Muzaki
"Latar belakang: Kanker serviks menempati posisi keempat sebagai kanker yang paling sering terjadi dan menyebabkan kematian pada wanita di seluruh dunia. Oleh karena itu, tata laksana yang adekuat diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan mortalitas pasien. Tanaman herbal dapat dijadikan sebagai alternatif dan komplementer dalam tata laksana yang diberikan. Salah satu tanaman yang berpotensi adalah tanaman kunto dewo (Kigelia pinnata) yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Kigelia pinnata memiliki beberapa efek seperti antiinflamasi, antibakterial, antidiabetik, antioksidan, dan antikanker.
Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa fitokimia, total fenol, total flavonoid, dan aktivitas sitotoksik in-vitro ekstrak etilasetat Kigelia pinnata terhadap sel HeLa.
Metode: Daging dan kulit buah Kigelia pinnata dipisahkan lalu masing-masing dimaserasi dan diekstraksi dengan pelarut etilasetat menghasilkan ekstrak etilasetat daging dan kulit buah Kigelia pinnata. Kedua ekstrak dilakukan analisis fitokimia dengan uji fitokimia, kromatografi lapis tipis (KLT), uji total fenol, dan uji total flavonoid. Aktivitas sitotoksik in vitro kedua ekstrak terhadap sel HeLa diuji dengan metode MTT assay.
Hasil: Ekstrak etilasetat daging buah Kigelia pinnata mengandung flavonoid, tannin, dan triterpenoid, dengan kadar total fenol sebesar 18,81 mg ekuivalen asam galat (GAE)/mL dan kadar total flavonoid sebesar 2,37 mg ekuivalen kuersetin (QE)/mL. Ekstrak etilasetat kulit buah Kigelia pinnata mengandung flavonoid, tannin, glikosida, dan steroid, dengan kadar total fenol sebesar 14,42 mg GAE/mL dan kadar total flavonoid sebesar 19,06 mg QE/mL. Analisis KLT menunjukkan adanya dua komponen fitokimia pada masing-masing ekstrak. Ekstrak etilasetat daging dan kulit buah Kigelia pinnata menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 118,76 μg/mL dan 157,46 μg/mL.
Simpulan: Ekstrak etilasetat daging dan kulit buah Kigelia pinnata berpotensi dikembangkan sebagai antikanker serviks.

Introduction: Cervical cancer is the fourth most common cancer and causes death in women around the world. Therefore, adequate management is needed to reduce the prevalence and mortality of patients. Herbal plants can be used as an alternative and complementary in the management given. One of the potential plants is kunto dewo (Kigelia pinnata) which is often used as a traditional medicine. Kigelia pinnata has several effects such as anti-inflammatory, antibacterial, antidiabetic, antioxidant, and anti-cancer.
Aims: To determine the components of phytochemical compounds, total phenols, total flavonoids, and in-vitro cytotoxic activity of Kigelia pinnata ethylacetate extract against HeLa cells.
Methods: The flesh and skin of the Kigelia pinnata fruit were separated and then macerated for each part with ethylacetate to produce Kigelia pinnata flesh and skin fruit ethylacetate extract. Both extracts were analyzed for phytochemicals compounds through phytochemical tests, thin layer chromatography (TLC), total phenol test, and total flavonoid test. In addition, the extracts were tested for their in vitro cytotoxic activity against HeLa cells by the MTT assay method.
Result: Ethylacetate extract of Kigelia pinnata fruit flesh contains flavonoids, tannins, and triterpenoids, as well as total phenol content of 18.81 mg of Gallic Acid Equivalent (mg GAE)/mL and total flavonoids level of 2,37 mg of Quercetin Equivalent (mg QE)/mL. Ethylacetate extract of Kigelia pinnata fruit skin contains flavonoids, tannins, glycosides, and steroids, with total phenol content of 14.42 mg GAE/mL and total flavonoids content of 19.06 mg QE/mL. TLC analysis showed the presence of two phytochemical components in each extract. The cytotoxic activity of the ethyl acetate extract of the flesh and skin of Kigelia pinnata fruit on HeLa cells showed IC50 values of 118.76 μg/mL and 157.46 μg/mL, respectively.
Conclusion: The ethyl acetate extract of the flesh and skin of Kigelia pinnata fruit have the potential to be developed as a cervical anticancer.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swarnasari Nurandita Isbandiputri
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada bagian serviks wanita dan menjadi penyebab kematian tertinggi keempat pada wanita. Oleh sebab itu, dibutuhkan tatalaksana yang adekuat untuk mencegah perkembangannya. Pada saat ini, tata laksana yang dilakukan memiliki berbagai efek samping yang merugikan, sehingga dibutuhkan pengobatan alternatif yang mendukung dan dengan efek samping yang minim. Salah satu caranya adalah menggunakan tanaman herbal, seperti tanaman Kunto Dewo (Kigelia pinnata), yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman ini memiliki efek antimikrobial dan sitotoksik pada sel kanker.
Tujuan: Mengetahui profil fitokimia dan aktivitas antikanker in-vitro ekstrak n-heksana kulit dan daging buah Kunto Dewo (Kigelia pinnata) terhadap sel kanker serviks HeLa.
Metode: Kulit dan daging buah Kigelia pinnata yang sudah dikeringkan masing-masing dimaserasi dalam pelarut n-heksana, kemudian filtrat hasil penyaringan diuapkan hingga menghasilkan ekstrak n-heksana kulit dan daging buah Kigelia pinnata. Selanjutnya kedua jenis ekstrak tersebut dianalisis profil fitokimianya, meliputi penapisan fitokimia, analisis kromatografi lapis tipis (KLT), penentuan kadar total fenol dan total flavonoid, serta pengujian aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks HeLa dengan MTT assay.
Hasil: Ekstrak n-heksana kulit dan daging buah kigelia pinnata mengandung triterpenoid. Pada analisis KLT didapatkan 4 komponen pada ekstrak n-heksana kulit buah Kigelia pinnata dan 8 komponen pada ekstrak n-heksana daging buah Kigelia pinnata. Aktivitas sitotoksik ekstrak n-heksana kulit dan daging buah Kigelia pinnata terhadap sel HeLa termasuk dalam kategori aktif sedang.
Simpulan: Ekstrak n-heksana kulit dan daging buah kigelia pinnata memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai antikanker serviks.

Background: Cervical cancer is cancer that occurs in the cervix of women and is the fourth leading cause of death in women. Therefore, it needs adequate management to prevent its development. Currently, the treatment has a variety of adverse side effects, so it needs alternative treatments that are supportive and with minimal side effects. One way is to use herbal plants, such as the Kunto Dewo (Kigelia pinnata) plant which is often used as traditional medicine. This plant has antimicrobial and cytotoxic effects on cancer cells.
Aim: Knowing the phytochemical profile and in-vitro anticancer activity of the n-hexane extract of skin and flesh of Kunto Dewo (Kigelia pinnata) fruit against cervical cancer HeLa cells.
Method: The dried skin and flesh of Kigelia pinnata are macerated in n-hexane solvent, then the filtered filtrate is evaporated to produce the n-hexane extract of the skin and flesh of the Kigelia pinnata fruit. Furthermore, the two types of extracts were analyzed for their phytochemical profiles, including phytochemical screening, thin layer chromatography (TLC) analysis, determination of total phenol and total flavonoid levels, as well as testing of cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cells using MTT assay.
Result: The n-hexane extract of the skin and flesh of the kigelia pinnta fruit contains triterpenoids. In TLC analysis, there were found 4 components in the n-hexane extract of Kigelia pinnata fruit skin and 8 components in the n-hexane extract of Kigelia pinnata fruit flesh. The cytotoxic activity of the n-hexane extract of the skin and pulp of Kigelia pinnata fruit against HeLa cells was in the medium active category.
Conclusion: The n-hexane extract of the skin and flesh of the kigelia pinnata fruit has the potential to be further developed as a cervical anticancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riathul Ma`Sita
"Kanker serviks menjadi kanker utama penyebab kematian di Afrika Timur dan Tengah. Terdapat 266.000 kematian tiap tahunnya akibat kanker serviks diseluruh dunia. Sekitar 9 dari 10 wanita di negara berkembang mengalami kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia terdapat 91.682 kasus kanker serviks selama kurun waktu 2010 hingga 2013. Alga merah Eucheuma denticulatum yang banyak di temui di perairan Indonesia telah diketahui memiliki aktivitas sebagai agen farmatikal, salah satunya sebagai agen antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen fitokimia dan mengetahui aktivitas antikanker Eucheuma denticulatum terhadap sel kanker serviks HeLa. Pada penelitian ini, Eucheuma denticulatum diekstraksi menggunakan empat pelarut yang berbeda, yaitu etanol, etil asetat, n-heksana dan kloroform, menghasilkan masing-masing ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, ekstrak n-heksana dan ekstrak kloroform Eucheuma denticulatum. Hasil uji fitokimia pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum positif menunjukkan adanya metabolit sekunder. Sedangkan uji kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa ekstrak Eucheuma denticulatum ini mengandung 10 komponen senyawa. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas antikanker pada keempat jenis ekstrak Eucheuma denticulatum tersebut terhadap sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode MTT assay, aktivitas antikanker dinyatakan dengan nilai IC50. Hasil uji aktivitas antikanker menunjukkan bahwa keempat ekstrak Eucheuma denticulatum memiliki aktivitas inhibisi terhadap sel kanker serviks HeLa dengan nilai IC50

Cervical cancer is the leading cause of death in East and Central Africa. There are 266,000 deaths annually from cervical cancer worldwide. About 9 out of 10 women in developing countries die of cervical cancer. In Indonesia there are 91,682 cases of cervical cancer during the period 2010 to 2013. Eucheuma denticulatum red algae that many encountered in Indonesian waters has been known to have activity as a pharmaceutical agent, one of them as an anticancer agent. This study aims to analyze phytochemical components and to know the activity of anticancer Eucheuma denticulatum against cervical cancer cells HeLa. In this study, Eucheuma denticulatum was extracted using four different solvents, ie ethanol, ethyl acetate, n hexane and chloroform, yielding each ethanol extract, ethyl acetate extract, n hexane extract and chloroform Eucheuma denticulatum extract. The result of phytochemical test on four types of Eucheuma denticulatum positive extract showed secondary metabolite. While thin layer chromatography test showed that this Eucheuma denticulatum extract contains 10 components of compound. Furthermore, the anticancer activity test on all four types of Eucheuma denticulatum extract to cervical cancer cells HeLa by using MTT assay method, anticancer activity expressed with IC50 value. The results of the anticancer activity test showed that the four Eucheuma denticulatum extracts had inhibitory activity against heLa cervical cancer cell with IC50 value "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yvonne Juslim
"Tumbuhan bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), yang berasal dari famili Fabaceae, digunakan secara turun temurun oleh masyarakat dayak untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol, flavonoid total, dan aktivitas antioksidan terhadap ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi dan UAE. Rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi dan UAE adalah 13,41% dan 16,16%. Kadar fenol total metode maserasi dan UAE sebesar 98,3 ± 0,34 dan 101,260 ± 0,75 mg EAG/g ekstrak. Kadar flavonoid total metode maserasi dan UAE sebesar 15,73 ± 0,09 dan 15,86 ± 0,15 mg EK/g ekstrak. Hasil uji aktivitas antioksidan DPPH dengan metode maserasi dan UAE menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 = 42,83 μg/mL dan IC50 = 34,2 μg/mL, sedangkan hasil pengujian aktivitas antioksidan FRAP metode maserasi dan UAE sebesar 18,828 ± 0,15 dan 19,087 ± 0,28 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan daun bajakah tampala mengandung alkaloid, tanin, saponin, fenol, flavonoid, terpenoid, dan glikosida. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.

Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), which comes from the Fabaceae family, is used for generations by the Dayak community to treat various diseases. This study aims to determine the content of phenol, flavonoids, and antioxidant activity of the 70% ethanol extract of bajakah tampala extracted by maceration and UAE methods. The yield of the extract obtained from the maceration method and UAE was 13,41% and 16,16%. The total phenolic content from the maceration and UAE method was 98,3 ± 0,34 and 101,260 ± 0,75 mg GAE/g extract. Total flavonoid content from the maceration and UAE methods were 15,73 ± 0,09 and 15,86 ± 0,15 mg EQ/g extract. The results of the DPPH antioxidant activity test with the maceration and UAE methods showed very strong antioxidant activity with IC50 = 42,83 μg/mL and IC50 = 34,2 μg/mL, while the results of the FRAP antioxidant activity test with maceration and UAE methods were 18,828 ± 0,15 and 19,087 ± 0.28 g FeSO4 equivalent/100 g extract. The results of the phytochemical screening also showed that the bajakah tampala leaves contain alkaloids, tannins, saponins, phenols, flavonoids, terpenoids, and glycosides. Based on the results of this study, it can be concluded that the extract of the leaves of the bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) has very strong antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Isra
"Penghambat-glukosidase adalah salah satu golongan obat yang digunakan sebagai antidiabetes, serta dapat menyebabkan penurunan berat badan. Kulit batang matoa Pometia pinnata diketahui dapat digunakan sebagai antidiabetes, daun matoa diketahui memiliki kandungan flavonoid dan glikosida yang menjadikannya memiliki potensi sebagai penghambat α-glikosidase. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ekstrak teraktif dalam menghambat α-glukosidase, mengetahui kadar fenol dan flavonoid total dari ekstrak kulit batang dan daun Pometia pinnata. Pada penelitian ini, kulit batang dan daun Pometia pinnata diekstraksi dengan cara refluks bertingkat. Dilakukan uji penghambatan α-glukosidase secara in vitro, pengukuran kadar fenol dan flavonoid total terhadap ekstrak kental. Ekstrak etanol merupakan ekstrak teraktif pada masing-masing ekstrak. Nilai IC50 yang didapatkan pada kedua ekstrak teraktif adalah 9,20 1,33?g/mL pada ekstrak etanol daun dan 13,44 2,85 g/mL pada ekstrak etanol kulit batang. Nilai ini lebih rendah dari standar akarbose yang memiliki nilai IC50 109,59 ?g/mL. Kadar fenol tertinggi pada ekstrak daun adalah ekstrak etanol dengan nilai 211,111 mg GAE/g ekstrak, sedangkan ekstrak kulit batang yang memiliki kandungan fenol adalah ekstrak etanol dengan nilai kadar fenol 51,852 mg GAE/g ekstrak. Sementara itu kadar flavonoid tertinggi ekstrak daun adalah pada ekstrak etil asetat daun, dengan nilai kadar 177,688 mg QE/g ekstrak, dan nilai kadar flavonoid pada ekstrak etanol kulit batang adalah 43,443 mg QE/g ekstrak. Kesimpulan dari pengujian ekstrak daun dan kulit batang matoa Pometia pinnata ini adalah kenaikan kandungan fenol ataupun flavonoid total terhadap kenaikan aktivitas penghambatan enzim adalah tidak sebanding.

Glucosidase inhibitors are class of drugs used as antidiabetic and can cause weight loss. The stem bark of matoa Pometia pinnata is known to be used as an antidiabetic, matoa leaf is known contain flavonoids and glycosides which make it potentially as glycosidase inhibitor. The aim of this study was to obtain the most active extracts in inhibiting glucosidase, find out the phenol and flavonoid content of Pometia pinnata stem bark and leaf extracts. The Pometia pinnata stem bark and leaf were extracted by multistage reflux. In vitro glucosidase inhibition test, total phenol and flavonoid content measurement on viscous extract were conducted. Ethanol extract is the most active extract in this study. The IC50 values of two most active extracts are 9,20 1,33 g mL on leaf ethanol extract and 13,44 2,85 g mL on stem bark ethanol extract. This value is lower than the standard acarbose which has IC50 value 109,59 g mL. The highest phenol content in leaf extract was ethanol extract, which value is 211,111 mg GAE g extract, while stem bark extract that containing phenol was ethanol extract, which value of phenol content is 51,852 mg GAE g extract. Meanwhile, the highest flavonoid content of leaf extract was on ethyl acetate leaf extract which value is 177,688 mg QE g extract, and flavonoid content value on the stem bark ethanol extract is 43,443 mg QE g extract.The conclusion of leaf and stem bark matoa Pometia pinnata extract test is the increase of phenol or flavonoids content to increase of enzyme inhibition activity is not comparable.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karen Elliora Utama
"Latar Belakang
Kanker serviks menjadi kanker paling umum keempat dan penyebab mortalitas tertinggi bagi perempuan di seluruh dunia. Kemoterapi yang digunakan saat ini menimbulkan efek samping merugikan dan memerlukan biaya tinggi sehingga dibutuhkan alternatif pengobatan berupa complementary and alternative medicine (CAM), salah satunya tanaman pare. Namun, efektivitas buah dan biji pare dalam menghambat pertumbuhan sel kanker serviks belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek sitotoksik ekstrak etil asetat daging buah dan biji pare terhadap sel kanker serviks HeLa.
Metode
Penelitian dilakukan secara in-vitro. Ekstraksi pare melibatkan penghalusan daging buah dan biji secara terpisah kemudian dilakukan maserasi menggunakan etil asetat. Untuk mengetahui komponen fitokimia kedua ekstrak, dilakukan uji fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis (KLT), serta dilakukan uji sitotoksisitas terhadap sel kanker HeLa menggunakan uji MTT.
Hasil
Uji fitokimia membuktikan bahwa ekstrak etil asetat daging buah dan biji pare mengandung flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid. Kemudian, pada ekstrak etil asetat daging buah pare juga ditemukan adanya saponin. Uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daging buah pare terdiri dari 4 komponen metabolit sekunder dan biji pare terdiri dari 2 komponen. Uji sitotoksisitas menunjukkan ekstrak daging buah dan biji pare memiliki sitotoksisitas moderat dengan IC50 sebesar 164,827 μg/mL sedangkan ekstrak biji pare bersifat sitotoksisitas lemah dengan IC50 sebesar 372,248 μg/mL. Terdapat perbedaan inhibisi signifikan antara kedua ekstrak dengan doksorubisin (p<0.05).
Kesimpulan
Ekstrak etil asetat daging buah dan biji pare memiliki komponen fitokimia yang menghasilkan efek sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa.

Introduction
Cervical cancer is the fourth most common cancer and a leading cause of mortality among women globally. Current chemotherapy is costly and has significant side effects, highlighting the need for alternative treatments like complementary and alternative medicine (CAM), such as bitter melon (Momordica charantia). Bitter melon (Momordica charantia) shows potential, but its effectiveness in inhibiting cervical cancer cell growth is not well understood. This study aims to evaluate the cytotoxic effects of ethyl acetate extracts from bitter melon fruit and seeds against HeLa cervical cancer cells.
Method
This in vitro study involved separately grinding bitter melon fruit and seeds, followed by successive maceration using ethyl acetate for extraction. Phytochemical analysis and thin layer chromatography (TLC) were performed to identify the components in the extracts, while cytotoxicity against HeLa cells was assessed using the MTT assay.
Results
Phytochemical analysis confirmed that the ethyl acetate extracts of both bitter melon fruit and seeds contained flavonoids, triterpenoids, steroids, and alkaloids, with the fruit extract also containing saponins. The TLC test revealed 4 secondary metabolite components in the fruit extract and 2 in the seed extract. Cytotoxicity tests indicated that the fruit extract exhibited moderate cytotoxicity (IC50 of 164.83 μg/mL), while the seed extract showed weak cytotoxicity (IC50 of 372.25 μg/mL). A significant difference in inhibition was observed between both extracts and doxorubicin (p<0.05).
Conclusion
Ethyl acetate extracts of bitter melon fruit and seeds contain phytochemical components that exhibit cytotoxic effects against HeLa cervical cancer cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Auliya Firdausy
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker dengan angka kejadian yang tinggi pada wanita di Indonesia dan dunia. Tingginya angka mortalitas kanker serviks dapat terjadi akibat tatalaksana yang tidak efektif, sehingga pengembangan terapi alternatif kanker serviks sangat diperlukan. Mirabilis jalapa merupakan plasma nutfah Indonesia. Bagian bunga Mirabilis jalapa mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat diteliti lebih lanjut potensinya sebagai tanaman herbal antikanker. Tujuan: Mengetahui komposisi fitokimia, aktivitas antioksidan, dan sitotoksisitas ekstrak bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) terhadap sel kanker serviks HeLa. Metode: Penelitian dilakukan terhadap ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, serta ekstrak heksana yang didapatkan menggunakan teknik maserasi bagian bunga tanaman Mirabilis jalapa. Pengukuran komposisi fitokimia dilakukan dengan uji kualitatif, kromatografi lapis tipis, serta uji kadar total flavonoid. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Pengukuran sitotoksisitas dilakukan dengan metode MTT assay terhadap sel kanker serviks HeLa. Uji statistik dilakukan terhadap nilai IC50 ekstrak Mirabilis jalapa terhadap sel HeLa.
Hasil: Pada bagian bunga Mirabilis jalapa ditemukan adanya golongan senyawa flavonoid, tannin, glikosida, dan triterpenoid dalam ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat, serta juga golongan senyawa triterpenoid dan steroid dalam ekstrak etil asetat dan ekstrak heksana. Kadar total flavonoid dalam ekstrak etanol sebesar 111,97 μg/mL dan ekstrak etil asetat sebesar 55,42 μg/mL. Kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol termasuk dalam kelompok sangat aktif (nilai IC50 11,541 μg/mL), sedangkan kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat termasuk dalam kelompok aktif (nilai IC50 188,365 μg/mL). Sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa yang teramati dari ekstrak etanol memberikan efek sitotoksik kuat (nilai IC50 15,127 μg/mL), sedangkan dari ekstrak etil asetat serta ekstrak heksana memberikan efek sitotoksik moderat (IC50 ekstrak etil asetat 44,501 μg/mL, IC50 ekstrak heksana 56,425 μg/mL). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai IC50 ekstrak etanol berbeda signifikan dibandingkan dengan kedua ekstrak lainnya. Simpulan: Ekstrak Mirabilis jalapa menunjukkan aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas terhadap sel kanker serviks HeLa sehingga berpotensi sebagai tanaman.

Background: Cervical cancer is one type of cancer which has high prevalence in women in Indonesia and the world. High mortality of cervical cancer was deducted prior to ineffective treatment, thus the development of alternative therapy is needed. Mirabilis jalapa is an Indonesian biodiversity plant. The flower contains secondary metabolites which could be explored further for their potential as herbal medicinal plants. Aim: Discovering phytochemical composition, antioxidant activity and cytotoxicity of Mirabilis jalapa extract against HeLa cervical cancer cell line. Methods: Experiment was done towards ethanolic, etilacetat, and hexene extract using maceration extraction method on dried flower Mirabilis jalapa. Measurements were done to analyse phytochemical components using qualitative experiment and thin layer chromatography and also quantitative analysis. Antioxidant activity analysis was done using DPPH method and cytotoxicity against HeLa cervical cancer cell line was done using MTT assay. Statistical analysis was done to analyse IC50 score of Mirabilis jalapa extract to inhibit HeLa cell growth.
Result: The flower part of Mirabilis jalapa has various types of phytochemical compounds. The ethanolic extract and ethyl acetate extract has flavonoid, tannin, glycoside and triterpenoid, whereas steroid and triterpenoid compounds are observed in hexane and ethyl acetate extract. Total flavonoid content measured on ethanolic extract and ethyl acetate extract are 111,97 μg/mL and 55,42 μg/mL respectively. Antioxidant activity on ethanolic extract is considered highly active (IC50 11,541 μg/mL), whilst ethyl acetate extract shows active antioxidant activity (IC50 188,365 μg/mL). Cytotoxic activity against HeLa cervical cancer cell line observed on ethanolic extract displays strong effect (IC50 15,127 μg/mL), whereas ethyl acetate extract and hexane extract shows moderate cytotoxic effect (IC50 ethyl acetate extract 44,501 μg/mL, IC50 hexane extract 56,425 μg/mL). Statistical analysis showed that ethanol extract of Mirabilis jalapa exhibit higher IC50 value which significantly different than other two type of extract Conclusion: Mirabilis jalapa extract obtained from the flower shows antioxidant activity and cytotoxicity against HeLa cervical cancer cell line, thus potential as an anticancer herbal medicinal plant
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Fatma Azelia
"Latar belakang: Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang sering diderita dan menyebabkan kematian pertama di Indonesia. Modalitas umum untuk tatalaksana kanker paru seperti bedah, radioterapi, dan kemoterapi tergolong mahal dan menyebabkan efek samping. Teripang (Holothuria scabra) merupakan bahan alam Indonesia yang diketahui mengandung berbagai metabolit sekunder sebagai antikanker, namun masih terbatas penelitian yang dilakukan terhadap kanker paru di Indonesia.
Metode: Holothuria scabra dibuat menjadi ekstrak menggunakan pelarut etil asetat, n-heksana, dan etanol dengan metode maserasi. Dilanjutkan dengan uji fenol dan flavonoid total untuk mengetahui kadar fenol dan flavonoid total ekstrak Holothuria scabra. Kemudian dilakukan uji MTT untuk mengetahui aktivitas sitotoksik ekstrak Holothuria scabra terhadap sel kanker paru A549 dibandingkan dengan doxorubicin. Hasil: Holothuria scabra memiliki kadar fenol total secara berturut-turut pada ekstrak etil asetat, n-heksana, dan etanol sebesar 41,310 ± 0,975; 29,684 ± 0,977; dan 12,408 ± 0,990 mgGAE/g namun tidak memiliki kadar flavonoid total. Holothuria scabra memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker paru A549 dengan nilai IC50 pada ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana secara berturut-turut sebesar 8,094 ± 5,079 μg/ml (aktif); 30,918 ± 8,455 μg/ml (sedang); dan 142,033 ± 30,180 μg/ml (sedang). Nilai IC50 doxorubicin sebesar 2,560 ± 3,239 μg/ml.
Kesimpulan: Holothuria scabra mengandung fenol sebagai senyawa antioksidan dan antikanker, tidak mengandung senyawa flavonoid, dan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker paru. Ekstrak n-heksana memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan terhadap doxorubicin, sementara ekstrak etil asetat dan etanol tidak memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan terhadap doxorubicin.
.....Introduction: Lung cancer is the first cause of cancer-related death in Indonesia. Common modalities for lung cancer treatment, such as surgery are relatively expensive and cause side effects. Sea cucumber (Holothuria scabra) is Indonesia’s natural ingredient which is known to contain various secondary metabolites as anticancer, however research conducted on lung cancer in Indonesia is still limited. Method: Holothuria scabra was made into extract using ethyl acetate, n-hexane, and ethanol solvent by maceration method. Followed by the total phenolic and flavonoid test to determine the total phenolic and flavonoid content of Holothuria scabra. Then the MTT test was performed to determine the cytotoxic activity of Holothuria scabra extract against A549 lung cancer cells.
Result: Holothuria scabra had total phenol content in ethyl acetate, n-hexane, and ethanol extracts of 41,310 ± 0,975; 29,684 ± 0,977; and 12,408 ± 0,990 mgGAE/g, respectively, but did not have total flavonoid content. Holothuria scabra had cytotoxic activity against A549 cells with IC50 in ethanol, ethyl acetate, and n- hexane extracts of 8,094 ± 5,079 μg/ml; 30,918 ± 8,455 μg/; and 142,033 ± 30,180 μg/ml, respectively. IC50 of doxorubicin was 2,560 ± 3,239 μg/ml.
Conclusion: Holothuria scabra contains phenolic as antioxidants and anticancer compounds, does not contain flavonoid compounds, and has cytotoxic activity against lung cancer cells. N-hexane extract has a significant difference in the ability to doxorubicin, while ethyl acetate and ethanol extracts does not have significant difference in their ability to doxorubicin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Satya Gananda
"ABSTRAK
Pendahuluan: Kanker serviks memiliki prevalensi yang tinggi pada populasi wanita usia reproduktif, dengan mortalitas dan tingkat keberhasilan terapi yang bervariasi. Salah satu bahan alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antitumor adalah ekstrak etanol kedelai hitam EEKH. Metode: Pada penelitian ini dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis KLT dan uji fitokimia, serta uji kuantitatif berupa MTT assay menggunakan delapan variasi konsentrasi EEKH terhadap sel HeLa. Hasil: Hasil yang didapatkan pada KLT dan uji fitokimia adalah EEKH mengandung 6 seyawa metabolit sekunder, yaitu tanin, saponin, triterpenoid, alkaloid, glikosida, dan flavanoid. MTT assay menunjukkan bahwa EEKH memiliki nilai IC50 102,76 g/mL dengan korelasi yang bermakna p 0,05. Sedangkan, kelompok kontrol positif menggunakan cisplatin memiliki nilai IC50 78,80 g/mL. Selain itu, perbedaan yang bermakna antar varian konsentrasi juga ditemukan pada beberapa konsentrasi kelompok perlakuan EEKH dan kelompok kontrol positif. Kesimpulan: Dengan demikian, EEKH memiliki aktivitas sitotoksik sedang terhadap sel kanker serviks HeLa.

ABSTRACT
Introduction Cervical cancer has high prevalence among reproductive women, followed by high mortality rate and wide ranged therapy success rate. To answer the problems, black soybean ethanol extract BSEE is a potential anticancer agent. Method This study consists of qualitatif tests, which were thin layer chromatography TLC and fitochemistry test, also a quantitative study, which was, MTT assay with eight different BSEE concentrations on HeLa cells. Result TLC and fitochemistry tests showed that BSEE has 6 secondary metabolites, which are tanins, saponins, triterpenoids, alkaloids, glycosides, and flavanoids. MTT assay shows that IC50 value of BSEE is 102,76 g mL with significant relationship p le 0,05 . Whilst, IC50 of positive control group using cisplatin shows the value of 78,80 g mL. Also, significant differences are observed in some variants of concentration in the extract and positive control groups. Conclusion To sum up, BSEE is moderately cytotoxic on HeLa cells. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>