Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Fremelia Muli
"Berangkat pengalaman riil perempuan Tionghoa tentang adanya ketidakadilan gender dalam perkawinan beda etnis, maka penelitian ini membahas tentang posisi dan peran perempuan Tionghoa dalam perkawinan beda etnis dengan laki-laki Jawa secara spesifik di Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berperspektif feminis dan memilih secara purposif empat perempuan Tionghoa sebagai subjek penelitian. Teori interseksionalitas dari Kimberle Crenshaw digunakan sebagai kerangka analisis terkait posisi dan peran gender, relasi gender, ketidakadilan gender, dan etnisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas perempuan Tionghoa dapat menentukan posisi mereka dalam relasi gender pada perkawinan beda etnis dengan laki-laki Jawa melalui pertemuan (interseksionalitas) dari beragam identitas yang menghasilkan kondisi tertentu dalam struktur perkawinan, representasi nilai di mata keluarga, serta peraturan dan kebijakan terkait perkawinan. Dengan identitas yang cair, situasional, dan beragam, interseksionalitas identitas menghasilkan pengalaman ketidakadilan gender pada perempuan Tionghoa baik sebagai kelompok minoritas juga sebagai kelompok superior. Pengalaman ketertindasan nyatanya juga dialami oleh laki-laki Jawa sebagai suami mereka berupa pemberian stereotip dan subordinasi. Dalam situasi tertentu, interseksionalitas identitas perempuan Tionghoa secara bersamaan dapat menjadi strategi memperjuangkan keadilan. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan perlunya pemberdayaan diri pada perempuan, pengembangan perspektif adil gender pada pasangan, keluarga, dan institusi terkait, serta pengembangan teoritis dan metodologis pada penelitian lanjutan.

Based on the prejudice and real experiences of Chinese women about the existence of gender injustice in inter-ethnic marriages, this study discusses the position and roles of Chinese women in inter-ethnic marriages with Javanese men specifically in Gresik, Sidoarjo, and Surabaya. This study used a qualitative method with a feminist perspective and purposively selected four Chinese women as research subjects. Kimberle Crenshaw's theory of intersectionality is used as a framework for analysis related to gender roles and roles, gender inequality, and ethnicity. The results show that the identity of Chinese women can determine their position in gender relations in ethnic marriages with Javanese men through a meeting of various identities that produce certain conditions in the structure of the marriage, representation of values in the eyes of the family, and regulations and policies related to marriage. With a fluid, situational, and diverse identity, identity intersectionality results in experiences of gender injustice in Chinese women both as a minority group as well as a superior group. The experience of oppression in fact also followed by Javanese men as their husbands in the form of stereotyping and subordination. In certain situations, the simultaneous intersectionality of Chinese women's identities can be a strategy for fighting for justice. Based on these results, which are based on the need for self-empowerment in women, the development of a gender perspective in partners, as well as theoretical and methodological development in further research."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Ganis Pradnyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui agensi dan posisi perempuan Hindu Bali dalam relasi kasta dan gender pada perkawinan Nyerod melalui subjek dua generasi. Dengan menempatkan perempuan Bali Nyerod sebagaiĀ  subjek, studi tentang perkawinan Nyerod pada penelitian ini berusaha untuk menelusuri pengalaman perempuan Bali Nyerod sebelum dan ketika menjalani masa pernikahannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang menggunakan analisis kerangka teori agensi dari Sherry B. Ortner dan Interseksionalitas dari Kimberly Crenshaw. Dalam penelitian ini, saya menghadapkan pada pembaca mengenai analisis pengalaman perempuan Bali Nyerod dalam membangun agensinya, menentukkan posisinya di dalam keluarga dan masyarakat serta pemaknaan dukungan yang diterima maupun tidak diterimanya. Dalam studi ini, saya melakukan penelusuran pengalaman serta her life story dari keempat narasumber perempuan Bali golongan Triwangsa atau bangsawan melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan latar belakang sosial masing-masing narasumber perempuan Bali Nyerod yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam proses membangun agensi berupa negosiasi pernikahan dan upaya penghidupan yang mereka tunjukan. Perbedaan proses agensi ini juga membawa perbedaan juga pada proses penentuan posisi para narasumber dalam melawan interseksi diskriminasi. Melalui lintas generasi, menghasilkan juga pemaknaan yang beragam mengenai bentuk dukungan baik moril atau materiil yang mereka terima maupun tidak mereka terima.

This study aims to examine the agency and position of Balinese Hindu women in caste and gender relations in Nyerod marriages through two generations of subjects. By placing the Balinese Nyerod woman as the subject, the study of Nyerod marriage in this research seeks to explore the experiences of Nyerod Balinese women before and during their marriage. This research is a qualitative research with study case approach that uses agency theory framework analysis from Sherry B. Ortner and Intersectionality from Kimberly Crenshaw. In this research, I confront the reader with an analysis of the experience of the Bali Nyerod woman in building her agency, determining her position in the family and society and the meaning of support she receives or does not receive. In this study, I traced the experiences and her life stories of the four Balinese women of the Triwangsa or aristocratic class through in-depth interviews. The results of this study indicate that there are differences in the social background of each of the Bali Nyerod female informants which causes differences in the agency building process in the form of marriage negotiations and the livelihood efforts they show. This difference in agency processes also brings differences to the process of determining the positions of the informants in fighting intersectional discrimination. Through cross-generations, it also produces various meanings regarding the forms of support, both moral and material, that they receive or do not receive."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wifka Rahma Syauki
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dialektika hubungan pada pasangan perkawinan beda usia antara perempuan dengan laki-laki yang berusia lebih muda. Peneliti menggunakan Teori Dialektika Hubungan yang dikemukakan oleh Baxter dan Montgomery (1989) untuk mendeskripsikan dengan mendalam bagaimana dialektika yang terjadi pada pasangan dan bagaimana pasangan menegosiasi ketegangan tersebut. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan paradima konstruktivis.
Hasil dari pernelitian menunujukkan bahwa dialektika hubungan internal antar individu maupun eksternal pasangan dengan lingkungan terjadi karena adanya konstruksi budaya terkait usia suami yang seharusnya lebih tua dari istri. Masalah usia jarang sekali diutarakan pada dialektika internal, hal itu disebabkan adanya komitmen perkawinan yang selalu pasangan jaga. Pada level eksternal pasangan masih terus mendapat stereotip sehingga mereka sering kurang terbuka masalah usia keculai pada orang terdekat.

This research aims to understand the dialectic of the age difference marriage couple between a woman and a younger man. Using Relational Dialectic by Baxter and Montgomer (1989) the researcher wan to describe how the dialectic in the relationship and how the couple negotiate it. This is a qualitative research with constructivist paradigm.
The result of the research indicates that the relational dialectic between internal and external occur due to age related cultural construction that a husband should older than his wife. The age difference rarely expressed in the internal dialectic, it is due to the commitment of marriage that couple always keep. At the external level, the couple continues get a stereotype that cause the couple are closed about the age issues."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hana Berliani Adiningsih
"Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat korelasi antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa laki-laki. Pengukuran ideologi maskulin menggunakan alat ukur Masculine Role Norm Inventory-Short Form MRNI-SF , stres peran gender maskulin menggunakan alat ukur Masculine Gender Role Stress-Abbreviated MGRS-A , dan kekerasan dalam pacaran dengan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 yang diadministrasikan melalui media daring. Partisipan berjumlah 370 mahasiswa laki-laki dalam rentang usia 18-25 tahun yang sedang mejalani hubungan pacaran selama minimal satu tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran.

This quantitative research focuses on identifying the correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence in male college students. Masculine ideology is measured by using Masculine Role Norm Inventory Short Form MRNI SF , masculine gender role stress by using Masculine Gender Role Stress Abbreviated MGRS A , and dating violence is assessed by using The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 administered online. 370 male college students aged 18 25 who have been involved in romantic relationship for at least a year were assessed. Pearson correlation is used to define relationship between each variables. The result suggests positive correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyawati Patricia Melati
"Dari sekian banyak tes psikologi, tes Wartegg adalah salah satu dari alat tes proyektif yang sering digtmakan dalam seleksi pegawai maupun setting klinis. Hal ini antara lain disebabkan karena tes Wartegg memiliki beberapa ketmtungan antara lain adalah waktu yang relatif singkat dalam pengadministrasian, skoring dan juga kaya dalam interpretasi. B Dalam tes Wartegg, jenis kelamin subyek memiliki arti interpretalif yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena nilai simbolik rangsang-rangsangnya rnemiliki hubungan dengan jenis kelamin. Di dalam tes ini terdapat 4 rangsang yang disebut dengan rangsang maskulin dan 4 rangsang lainnya yang disebut dengan rangsang feminin. Dalam penelitiannya, Kinget membuktikan bahwa afinitas laki-laki lebih baik pada stimulus maskulin sedangkan aflnitas perempuan lebih baik pada stimulus feminin.
Dahii 2002, dalam penelitiannya mengenai alinitas laki-laki dan perempuan terhadap stimulus maskulin dan stimulus feminin pada tes Wartegg, mencoba membuktikan hal tersebut. Penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan tes Wartegg kepada 62 orang mahasiswa Universitas Indonesia membuktikan bahwa baik subyek laki-laki dan subyek perempuan memiliki afinitas yang sauna baiknya terhadap stimulus feminin ,dan stimulus maskulin. Afinitas laki-laki dan perempuan pada stimulus feminin hanya berbeda pada rangsang nomor 2 sedangkan afinitas subyek laki-laki dan perempuan pada stimulus maslculin hanya berbeda pada rangsang nomor 4.
Penulis berusaha membuktikan teori Kinget ini dengan melakukan usaha replikasi dan unelitian telah dilakukan oleh Dahri. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat aiinitas laki-laki dan perempuan yang berperan gender tradisional dalam menjawab stimulus feminin dan maskulin dalam tes Wartegg. Penelitian dilakukan dengan mengadministrasikan tes Wartegg kepada 2 kelompok subyek yang memiliki profesi sesuai dengan peran gender tradisionalnya yakni montir bagi laki-laki dan baby sitter bagi perempuan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa laki-lalci dan perempuan yang memiliki pekerjaan sesuai dengan peran gender tradisionalnya memiliki afinitas yang kurang lebih sama baiknya pada stimulus nomor l,2, 5 dan stimulus nomor 6. Afinitas laki-laki dan perempuan terhadap stimulus Wartegg ditemukan menunjukkan perbedaan yang signiikan pada stimulus no 3,4,7 dan 8. Pada stimulus nomor 3 dan 4 yang merupakan stimulus maskulin, jumlah laki-laki yang beraiinitas terhadap stimulus ini secara sitnifikan lebih banyak dihandingkan dengan perempuan. Sedangkan pada stimulus nomor 7 dan 8 yang merupakan stimulus feminin, jumlah perempuan yang beraktvitas terhadap stimulus ini secara signifikan lebih banyak dibandingkan dengan subyek laki-laki. Untuk dapat mempertajam hasil penelitian ini masih dibutuhkan penelitian-penelitian lanjutan di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Rina Erlina Berliana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verrina Salsabilla
"Sextortion adalah pemerasan yang dilakukan melalui jaringan komputer dan melibatkan beberapa ancaman untuk melepaskan gambar korban yang eksplisit secara seksual. Kejahatan ini merupakan kejahatan teknologi berbasis gender baru yang masih kurang diteliti di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran relasi gender dalam viktimisasi sextortion terhadap perempuan melalui pengalaman empat narasumber, yaitu AY, AP, I, dan WNS dengan menggunakan feminist radical theory. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendengar pengalaman para narasumber secara mendalam. Berdasarkan pengalaman para narasumber, diketahui bahwa relasi gender sangat berpengaruh dalam pembangunan nilai-nilai maskulinitas agresif dan budaya patriarkis. Hal ini dengan melihat aspek kontrol dan kekuasaan, perilaku seksisme, dan objektifikasi tubuh perempuan, dari pengalaman para narasumber. Penelitian ini juga melihat pengaruh online misogini terhadap kekerasan terhadap perempuan, serta melihat kontinum kekerasan seksual yang meliputi perilaku sextortion.

Sextortion is a type of extortion carried out through a computer network and involves threats to release sexually explicit images of the victim. This crime is a new gender-based technology crime that is still under-researched in Indonesia. Therefore, this study aims to look at the role of gender relations in the victimization of sextortion against women through the experiences of four informants, namely AY, AP, I, and WNS using a feminist radical theory. This study uses qualitative methods to know more about the experiences of the informants deeply. Based on the experiences of the informants, it is known that gender relations are very influential in the development of aggressive masculinity values and patriarchal culture. This is done by looking at the aspects of control and power, sexist behavior, and the objectification of women's bodies, from the experiences of the informants. This research also looks at the influence of online misogyny on violence against women, and looks at the continuum of sexual violence which includes sextortion behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ariny Ma`rifah
"This research discusses about the meaning of the text perfume ad for boys and girls which is related with gender stereotype. This research's aims are to explain type of gender stereotype in teens magazines related to sociolinguistic. Methods used in this research are qualitative to describe a staple meaning in perfume ad text and quantitative to get some description about gender stereotype forms in teenagers. Some theories that are applied are Semantics and gender theory about stereotype. The result is the meaning in perfume ad text has a relation with gender stereotype"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10760
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>