Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octovi Fenny Angelia
"Penelitian terkait sumbangan relatif faktor-faktor sumberdaya personal dan sumberdaya sosial pada self-perceived employability penting dilakukan dan masih sangat terbatas. Menggunakan kerangka conservation of resource (COR) theory, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan relatif faktor sumberdaya personal, yaitu career selfmanagement (CSM), dan faktor sumberdaya sosial, yaitu dukungan sosial, pada selfperceived employability. Partisipan yang terlibat pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir (N = 409) di beberapa perguruan tinggi di Jabodetabek. Seluruh data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis Multiple Linear Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi self-perceived employability secara positif dan signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa CSM memprediksi self-perceived employability secara positif dan signifikan. Terakhir, penelitian ini juga menemukan bahwa CSM memberikan sumbangan varians unik sebesar 18% pada self-perceived employability setelah mengontrol sumbangan varians dari dukungan sosial. Hasil dan saran didiskusikan.

Research related to relative contributions of personal and social resources on selfperceived employability is important and still limited. Drawing on the conservation of resource theory, this study aims to investigate the relative contributions of one of the personal resources, namely career self-management, and one of the social resources, namely perceived social support, on self-perceived employability. Participants who were involved in this study are last year undergraduates (N = 409) from several universities in Greater Jakarta. Data were analyzed using Multiple Linear Regression. Results showed that perceived social support predicted self-perceived employability positively and significantly. Results also showed that career self-management predicted self-perceived employability positively and significantly. Finally, this study found that career selfmanagement accounted for an additional 18% of the variance in self-perceived employability over and above perceived social support. Further research implications are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Wulandari
"Mahasiswa yang baru lulus (freshgraduates) merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang disebabkan oleh kesenjangan ekspektasi antara perusahaan dengan kompetensi yang dimiliki mahasiswa freshgraduate, terutama pada masa transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Mahasiswa dianggap tidak siap dan kurang memiliki kepercayaan diri, serta kurang mengeksplorasi kariernya sebelum melalui masa transisi (Nghia, 2018). Keberhasilan mahasiswa pada masa transisi akan menentukan kesuksesannya dalam berkarier di masa depan (Koen et al., 2012). Peneliti mengajukan bahwa permasalahan ini dapat diatasi dengan memiliki adaptabilitas karier yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (N = 466) dengan tujuan melihat bagaimana dukungan sosial dapat meningkatkan adaptabilitas karier melalui adversity quotient pada mahasiswa tingkat akhir yang berkuliah di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memprediksi adaptabilitas karier. Adversity quotient terbukti memediasi sebagian hubungan kedua variabel tersebut dengan ditemukannya signifikansi pada indirect effect pada analisis mediasi.

Many freshgraduates experience difficulties in obtaining jobs right after graduating due to the existence of gap between the expectation of employer and the skills possessed by freshgraduates. This condition frequently occurs in the transition period to working world. These freshgraduates are considered lacking in confidence, readiness, and self exploration to enter the working world (Nghia, 2018). The quality of getting through the transition period would determine future career success of freshgraduates (Koen et al., 2012). This research proposes that this issue can be tackled by possessing career adaptability. This correlational research (N = 466) aims to discover how social support would play a role in elevating career adaptability through adversity quotient of final year student in Jabodetabek area. Results showed that social support predicted career adaptability. Furthermore, adversity quotient also played a role in mediating the relationship of both variables. This is proved by the significance of indirect effect in mediation analysis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Nurhuda Putra
"Pengangguran di Indonesia semakin meningkat di era globalisasi ini yang dimana dari pengangguran tersebut terdapat lulusan dari universitas. Padahal lulusan dari universitas diharapkan dapat membangun karir mereka sendiri dengan berbagai kompetensi yang telah ditanamkan di masa perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh self-perceived competency terhadap self-perceived employability dengan career adaptability pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah non-probability sampling dengan pendekatan snow-ball sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 152 orang. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner online yaitu Google-Form dan analisis data menggunakan SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square)  dengan pengolahan data menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics for Mac dan SmartPLS for Mac. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa self-perceived competency memiliki pengaruh signifikan terhadap self-perceived employability, self-perceived competency memiliki pengaruh signifikan terhadap career adaptability, self-perceived employability memiliki pengaruh signifikan terhadap career adaptability, serta career adaptability memiliki peran mediasi antara self-perceived competency dan self-perceived employability.

Unemployment in Indonesia is increasing in this era of globalization and from all unemployment, there are graduates from universities. Whereas graduates from universities are expected to be able to build their own careers with various competencies that have been built in the universities. This study aims to analyze the effect of self-perceived competency on self-perceived employability with career adaptability in final year students at the University of Indonesia. This study used explanatory research with a quantitative approach. In sampling, the technique used is non-probability sampling with a snowball sampling approach. The sample in this study was 152 people. The research method used an online questionnaire with Google-Form and data analysis using SEM-PLS (Structural Equation Modelling-Partial Least Square) with data processing using IBM SPSS Statistics for Mac and SmartPLS for Mac software. The results showed that self-perceived competency had a significant effect on self-perceived employability, self-perceived competency had a significant effect on career adaptability, self-perceived employability had a significant effect on career adaptability, and career adaptability had a mediating role between self-perceived competency and self-perceived employability."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanty Pujiastuti
"Tujuan dari Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas; yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan Iapangan kerja ( Hakikat Pendidikan Sistem Ganda, 1994). Sekolah Menengah Kejuruan tidak hanya disadari sebagai lembaga pendidikan yang mampu memberikan pengetahuan kepada para siswa tetapi juga sebagai tempat persiapan karir bagi siswa. Hal ini karena siswa berada dalam tahap perkembangan remaja yang tugasnya memilih suatu bidang pekerjaan dan mempersiapkan diri ke arah bidang tersebut (Conger, 1991). Tugas tersebut tidak mudah karena menurut Parson (dalam Sellgman, 1994) terdapat 3 faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk dapat memiiih karir secara bijaksana. Faktor-faktor tersebut yaitu : pemahaman yang mendalam mengenai diri sendiri, pengetahuan mengenai pekerjaan dan dunia kerja serta menghubungkan kedua faktor tersebut dengan penalaran yang seksama.
Para siswa yang berdasarkan tahap perkembangan karirnya berada dalam tahap eksplorasi, menyadari bahwa bidang karir tertentu akan menjadi kehidupan utama di masa depan sehingga mereka membutuhkan media eksplorasi untuk membantu memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri terjun dalam dunia kerja. Oleh karena itu di SMK dilaksanakan pendidikan yang melibatkan dua pihak yaitu pihak dunia pendidikan dan pihak dunia kerja. Program tersebut adalah Kerja Praktek lndustri yaitu perpaduan kegiatan belajar disekolah dan bekerja di industri/dunia usaha dalam satu kesatuan sistem untuk mencapati tingkat keahlian profesional dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya program ini, diharapkan siswa dapat memperdalam dan memperluas panguasaan kemampuan dan menghayati suasana kerja dalam situasi yang sesungguhnya.
Ada dua kondisi siswa yaitu sebelum dan sesudah mengikuti Kerja Praktek. Berangkat dari hal itu, dibuatlah penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kematangan karir antara siswa sebelum mengikuti kerja praktek dengan siswa sesudah mengikuti kerja praktek. Oleh Savickas (dalam SeIigman, 1994) Kematangan karir didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk memenuhi tugas perkembangan karirnya.
Sampel yang digunakan adalah siswa SMK 14/SMEA 11 yang duduk di keIas2. Alat yang digunakan untuk mengukur Kematangan Karir adalah Career Maturity Inventory (CMI) yang disusun oleh John O Crites yang telah diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia. Alat ini terdiri dari 2 skala, yaitu skala Kemampuan yang mewakili dimensi kognitif dari Kematangan Karir dan skala Sikap yang mewakili dimensi afektif dari Kematangan Karir. Teknik analisa data yang digunakan adalah t-test for dependent samples dengan menggunakan bantuan SPSS/PC + versi 7.5
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan untuk perbedaan skor kematangan vokasional dan skala kemampuan dari tes kematangan karir, akan tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor skala sikap siswa sebelum dengan sesudah mengikuti KP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kerja Praktek berpengaruh terhadap tingkat kematangan karir remaja dan segi kognitif, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap tingkat kernatangan karir pada segi afektif pada sampel penelitian ini.
Dari hasil yang diperoleh dalam peneiitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan yaitu memperbesar jumlah subyek dan sebaiknya menggunakan teknik random sampling agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Di samping itu berkenaan dengan alat yang digunakan daiam penelitian ini (CMI), perlu dilakukan kembali uji reliabilitas dan validitas eksternal serta diadaptasikan dengan kebudayaan Indonesia."
2000
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Nissa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara ciri-ciri kecerdasan emosional dengan kesulitan pengambilan keputusan karir. Mahasiswa tingkat akhir sebagai individu yang berada pada tahap dewasa muda memiliki kebutuhan untuk memutuskan karir. Pengambilan keputusan karir membutuhkan pertimbangan yang kompleks. Pertimbangan yang kompleks membuat proses pengambilan keputusan karir menjadi sulit bagi beberapa mahasiswa tingkat akhir. Pengukuran kesulitan pengambilan keputusan karir menggunakan Career Decision Making Failure Questionnaire (CDDQ) yang disusun oleh Gati et al (1996) dan untuk mengukur ciri-ciri kecerdasan emosional menggunakan alat ukur Trait Emotional Intelligence Questinnaire (TEIQue) yang disusun oleh Petrides & Furnham (2003) . Penelitian ini dilakukan terhadap 123 mahasiswa tingkat akhir Universitas Indonesia. Data penelitian diolah menggunakan teknik product moment Pearson menggunakan software SPSS edisi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara ciri kecerdasan emosional dengan kesulitan pengambilan keputusan karir. Dengan demikian, semakin baik sifat kecerdasan emosional yang dimiliki mahasiswa tingkat akhir, maka semakin mudah atau rendah kesulitan yang dihadapi mahasiswa tingkat akhir, begitu pula sebaliknya.
This study aims to examine the relationship between emotional intelligence traits and career decision making difficulties. Final year students as individuals who are in the young adult stage have a need to decide on a career. Career decision making requires complex judgment. Complex considerations make the career decision-making process difficult for some final year students. Measurement of career decision making difficulties using the Career Decision Making Failure Questionnaire (CDDQ) compiled by Gati et al (1996) and to measure emotional intelligence characteristics using the Trait Emotional Intelligence Questinnaire (TEIQue) measuring instrument compiled by Petrides & Furnham (2003) . This research was conducted on 123 final year students of the University of Indonesia. The research data was processed using Pearson's product moment technique using SPSS software edition 22. The results showed that there was a significant and negative relationship between the characteristics of emotional intelligence and the difficulty of making career decisions. Thus, the better the nature of emotional intelligence possessed by final year students, the easier or lower the difficulties faced by final year students, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Tiffany Cecillia
"Dunia pekerjaan yang saat ini terus berubah menuntut individu yang berada dalam masa transisi karier memiliki sumber daya untuk beradaptasi dalam dunia pekerjaan, terlebih pada mahasiswa tingkat akhir. Meski telah banyak ditemukan berpengaruh positif terhadap adaptabilitas karier, masih terdapat inkonsistensi hubungan antara dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran ketiga dimensi identitas vokasional, sebagai faktor internal individu, dalam memediasi hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian merupakan 466 mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi mengisi kuesioner Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Analisis mediasi dengan PROCESS menunjukkan dukungan sosial memiliki hubungan signifikan dengan adaptabilitas karier (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Analisis mediasi menunjukkan bahwa dua dari tiga dimensi identitas vokasional memediasi secara sebagian hubungan antara dukungan sosial dan adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir, yakni dimensi career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) dan dimensi career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). Di sisi lain, tidak ditemukan peran mediasi dari dimensi career reconsideration dari identitas vokasional.

The everchanging world of work nowadays requires individuals who are in career transition period to have the resources to adapt, especially for final year students. Although many studies have found its positive role, there are still contradictory and inconsistent findings of the relationship between social support and career adaptability. This study was aimed to see the role of the three vocational identity dimensions, as individual internal factors, in mediating the relationship between social support and career adaptability. Participants in this study were 466 final year university students who filled questionnaires consisting of Career Adapt-Abilities Scale-Indonesian Form, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan Vocational Identity Status Assessment. Mediation analysis using PROCESS confirmed that social support had a positive and significant relationship with career adaptability (b = 0,40, t(466) = 3,16, p < 0,01). Mediation analysis revealed that two of the three dimensions of vocational identity played a mediating role in the relationship of social support and career adaptability, namely career exploration (b = 0,19, 95% CI = [0,13-0,26]) and career commitment (b = 0,18, 95% CI = [0,13-0,25]). However, mediating role of career reconsideration dimension were not proven in this study."
Depot: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisyanti
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perfeksionisme multidimensional dan atribusi berperan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK kelas 12. Sebagai salah satu institusi pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa lulusannya siap langsung terjun ke dunia kerja, faktanya lulusan SMK menjadi orang dengan status pengangguran tertinggi di Indonesia. Sebagai faktor internal yang secara konsisten memengaruhi aspek profesional dan akademis seseorang, perfeksionisme dan atribusi siswa SMK perlu dilihat lebih jauh bagaimana perannya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Penelitian ini bersifat korelasional dengan partisipan yang terdiri dari 925 siswa SMK di Jakarta dan Depok. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa efek kumulatif 2 dari 3 dimensi perfeksionisme dan atribusi setelah dilakukan kontrol terhadap variabel jenis kelamin memiliki peran yang signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier (F = 61,728, p=0,000, <0,001).

The purpose of this study is to find out whether multidimentional perfectionism and attribution have role in career decision self-efficacy on 12th grade vocational high school students. As one of educational institution which purpose is to prepare its graduate for workplace, the fact, however, says that vocational high school graduate has the highest number in unemployment. As an internal factor which consistently influence ones professional and academic aspect, perfectionism and attribution of vocational high school student needs a closer look on what role does it play in career decision self-efficacy. This research is correlational with participants consist of 925 vocational high school students in Jakarta and Depok. Multiple regression analysis shows that 2 out of 3 cumulative effect perfectionism dimention and attribution after doing control towards sex variable had significant role towards self-effication on career decision sef-efficacy (F = 61,728, p=0,000, <0,001).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Putri Utami
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dimensi-dimensi kecerdasan emosional pada keputusan karier self-efficacy pada mahasiswa tingkat sarjana tahun senior karena masih ada perbedaan dalam hasil penelitian sebelumnya. Para peserta penelitian ini terdiri dari 339 mahasiswa tingkat akhir tahun sarjana di Universitas Indonesia yang tersebar di seluruh Fakultas. Dimensi kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan alat ukur Wong dan Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) yang terdiri dari empat dimensi: penilaian emosi-diri, penilaian emosi lainnya, penggunaan emosi, dan regulasi emosi, dengan total 16 item ( Wong & Law, 2002). Selanjutnya, konstruk self-efficacy keputusan karier diukur menggunakan Skala Self-Efficiency Keputusan Karir - Bentuk Pendek (Betz, Klein, & Taylor, 1996) yang telah diadaptasi ke Indonesia yang terdiri dari 25 item.
Hasil penelitian ini adalah dimensi penilaian emosi-diri (β = 0,181, p> 0,05), penggunaan emosi (β = 0,354, p> 0,05), dan regulasi emosi (β = 0,106, p > 0,05) memprediksi self-efficacy keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir tahun, sementara emosi lainnya tidak memprediksi self-efficacy keputusan karier. Juga ditemukan bahwa penggunaan emosi paling berkontribusi pada keputusan karier self-efficacy pada mahasiswa tingkat akhir tahun senior (B = 1.093, t (196) = 5.817, p <0,05). Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa.

The purpose of this study is to investigate the role of the dimensions of emotional intelligence in career self-efficacy decisions in senior year undergraduate students because there are still differences in the results of previous studies. The study participants consisted of 339 undergraduate year-end students at the University of Indonesia, spread throughout the Faculties. The dimensions of emotional intelligence are measured using the Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) measuring device which consists of four dimensions: self-emotional assessment, other emotional assessment, emotional use, and emotional regulation, with a total of 16 items (Wong & Law, 2002). Furthermore, the constructs of career decision self-efficacy are measured using the Career Decision Self-Efficiency Scale-Short Form (Betz, Klein, & Taylor, 1996) which has been adapted to Indonesia consisting of 25 items.
The results of this study are the dimensions of self-emotional assessment (β = 0.181, p> 0.05), emotional use (β = 0.354, p> 0.05), and emotion regulation (β = 0.106, p> 0.05) predicting career decision self-efficacy at the end of year level students, while other emotions do not predict career decision self-efficacy. It was also found that the use of emotions most contributed to career self-efficacy decisions in senior year end level students (B = 1,093, t (196) = 5,817, p <0.05). This research can be a reference for students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Luthfiyah Nurjamil
"Pandemi COVID-19 telah mengurangi 2,3 juta peluang lapangan pekerjaan di Indonesia. Karir siswa SMK dinilai terancam karena lulusannya menyumbang tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia, sehingga perlu ada usaha penyesuaian diri dalam merencanakan karir di masa depan. Penelitian ini menegakkan asumsi agar memiliki adaptabilitas karir yang kuat, siswa SMK perlu memiliki kepribadian proaktif yang mendorongnya untuk berinisiatif melakukan perubahan. Selanjutnya proses tersebut perlu dimediasi oleh kemampuan untuk bertahan menghadapi kesulitan (resiliensi). Penelitian ini dilakukan terhadap 686 orang siswa SMK di Indonesia menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF) untuk adaptabilitas karir, Proactive Personality Scale Short Form (PPS-SF) untuk kepribadian proaktif dan The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk resiliensi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepribadian proaktif memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan adaptabilitas karir (c’ = 0,384, SE = 0,087, p < 0,001). Diketahui pula adanya efek mediasi secara parsial oleh resiliensi (c’ = 0,384 < c = 1,283). Penelitian ini dapat menjadi acuan pentingnya memperkuat layanan Bimbingan Karir yang memberikan informasi karir diluar bidang yang tersedia di SMK

The COVID-19 pandemic has reduced 2.3 million jobs in Indonesia. Vocational school students' careers are considered threatened because their graduates contribute to the highest unemployment rate in Indonesia, so there needs to be an adjustment effort in planning future careers. This study strengthens the assumption that in order to have a strong career adaptability, vocational students need to have a proactive personality that encourages them to take the initiative to make changes. Furthermore, this process needs to be mediated by the ability to withstand adversity (resilience). This research was conducted on 686 vocational students in Indonesia using the Career Adapt-Abilities Scale International Form (CAAS-IF) for career adaptability, the Proactive Personality Scale Short Form (PPS-SF) for proactive personality and The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) for resilience. The test results showed that proactive personality was positively and significantly related to career adaptation (c '= 0.384, SE = 0.087, p <0.001). It is also known that there is a partial mediation effect by resilience (c '= 0.384 "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Sekarsari
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier tetapi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri pengambilan keputusan karier dalam memediasi hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier pada mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Extracurricular Involvement Inventory (EII), dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSE-SF) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Uji statistik dari 116 partisipan menunjukkan bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh hubungan antara keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier dengan direct effect tidak signifikan (c = 0,30, p,05) dan indirect effect signifikan (c = 1,28, p,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karier yang lebih tinggi yang mana individu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier yang tinggi akan lebih siap untuk menghadapi tugas, peran, dan tantangan kariernya.

ABSTRACT
Previous studies have proven the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability but show different results.This study aims to look at the role of career decision self-efficacy in mediating the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability among higher education student. The instruments that used in this study were Career Adaptation Capability Scale (CAAS), Inventory of Extracurricular Involvement (EII), and Career Scale Self-Efficacy Career Decisions-Short Forms (CDSE-SF) that have been adapted into Indonesian. The statistical test of 116 participants showed that career decision self-efficacy fully mediated the relationships between extracurricular activities involvement and career adaptations with insignificant direct effects (c = 0.30, p .05) and significant indirect effects (c = 1.28, p .05). These results indicate that individuals involved in extracurricular activities will have higher career decision self-efficacy where individuals with high career decision self-efficacy will be better prepared for the needs of their duties, roles, and career struggles.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>