Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150485 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malik Ibrahim
"Terbatasnya pelayanan PDAM Kota Bekasi, membuat mayoritas rumah tangga Kelurahan Jatirangga, Jatiluhur dan Sumur Batu Kota Bekasi memanfaatkan sumber air tanah menggunakan sumur bor dan sumur gali (self-supply) untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Penelitian ini meninjau hubungan mengenai dampak pemilihan jenis sumber air self-supply terhadap 1) aspek kesehatan: kejadian diare pada balita, 2) aspek sosial: ketimpangan gender dalam pengelolaan sumber air serta 3) ekonomi: life cycle cost (LCC) pengelolaan sumber air rumah tangga. Selanjutnya, sumber air tersebut akan ditinjau keberlanjutannya menggunakan sistem penilaian yang dikembangkan oleh penulis. Penelitian ini menggunakan data hasil kuesioner dan sampling air tanah terhadap 244 rumah tangga di Kelurahan Jatiluhur, Jatirangga, dan Sumur Batu Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemilihan jenis sumber air self supply terhadap kejadian diare pada balita. Sementara, terdapat hubungan yang sangat lemah antara pemilihan jenis sumber air self-supply dengan gender peran pembersihan sumur, namun tidak ada hubungan dengan peran pengatur konsumsi air, pembiayaan air, serta perawatan sumur. Selain itu, terdapat hubungan yang sangat lemah antara pemilihan jenis sumber air self-supply dengan life cycle cost yang harus dikeluarkan dalam pengelolaan sumber air. Lalu, berdasarkan hasil analisis keberlanjutan sumber air self-supply, didapatkan skor akhir sebesar 65 untuk sumber air sumur bor serta 62 dari skala 100 untuk sumber air sumur gali. Nilai tersebut tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua sumber air self-supply serta termasuk dalam kategori “sedang”.

Lack of piped-water service from their local water company, forced majority of Jatirangga, Jatiluhur and Sumur Batu urban village’s households in Bekasi City using groundwater from borehole and dugwell (self-supply) as their main water source to
provide day-to-day needs. Therefore, this research aims to identify the correlation of choosing types of self-supply water and its impact on household’s 1) health: diarrhoea on toddlers, 2) social: gender inequality on water management, and 3) economics factor: life cycle cost (LCC) on water management. Then, each types of self-supply water were analyzed for their sustainability using scoring system developed by author. This research use data from questionnaire and water sampling performed at 244 households in Jatirangga, Jatiluhur and Sumur Batu urban village. The results show there is no correlation between types of self-supply water and diarrhoea on toddlers. While there is a slightly correlation between types of water supply to gender that responsible for well cleaning, but no correlation between types of self-supply water to gender who responsible for water consumption management, water payment, and also water source maintenance.
Also, there is a weak correlation between types of self-supply water to life cycle cost on household’s water management. Otherwise based on sustainability scoring performed by author, concluded that borehole is more sustainable than dugwell with sustainability score 65 and 62 each from 100 scale. Thus, each types of self-supply water categorized as “Medium Sustainability”.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Carrisa
"Rendahnya cakupan pelayanan PDAM Kota Bekasi memicu warganya untuk menggunakan sumber air berbasis mandiri. Pemantuan layanan air penting dilakukan untuk menciptakan air minum yang aman sesuai definisi oleh WHO, yaitu: 1) dapat di akses; 2) tersedia saat dibutuhkan; dan 3) bebas dari kontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontaminasi E. coli pada air tanah dan POU serta keterkaitannya dengan kejadian diare, melihat hubungan antara ketinggian muka air tanah dengan curah hujan, serta menilai kontinuitas air tanah di Kelurahan Jatiluhur, Jatirangga, dan Sumur self-monitoring menggunakan AquagenX, kuisioner, alat pengukur curah hujan dan ketinggian muka air tanah. Berdasarkan hasil penelitian, sampel air yang belum diolah memiliki risiko terkontaminasi dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan air yang sudah diolah (POU). Kesesuaian data antara hasil self-monitoring dengan yang dilakukan tim peneliti terbilang tinggi, yaitu 85-90%. Hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya korelasi antara kontaminasi E. coli pada air minum dan kejadian diare, serta antara curah hujan dengan ketinggian muka air tanah. Koefisien determinasi sebesar 0,75 untuk analisis regresi linier menandakan curah hujan dan tinggi muka air tanah memiliki keterkaitan yang baik. Kontinuitas sumber air self-supply di Kota Bekasi dinilai tinggi, dan dapat dipertimbangkan sebagai sumber air utama.

The low service of PDAM Kota Bekasi has caused its citizens to use self-supply water sources. The importance of monitoring to reach safely managed drinking water according to WHO, including: 1) accessible; 2) available; and 3) free from contamination. This study aims to determine E. coli contamination in groundwater and its relationship to diarrhea, to corelate groundwater level and rainfall, and to assess the continuity of groundwater in Jatiluhur, Jatirangga, and Sumur Batu Villages, Bekasi City. Data was obtained by self-monitoring using AquagenX, questionnaires, rainfall gauges and groundwater levels. Based on the results, untreated groundwater have a risk of contamination twice as high as treated groundwater. The accuracy of the data between the results of the self-monitoring water quality test and the research team is fairly high, at 85-90%. The results of statistical tests did not show a correlation between E. coli contamination in drinking water and the incidence of diarrhea, as well as rainfall and ground water level. The coefficient of determination is 0,75 indicates that rainfall and groundwater level have a good linear regression model. The continuity of self-supply water sources in Bekasi City is highly valued, and can be considered as the main water source."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Harera
"Kota Bekasi hanya melayani masyarakat yang menggunakan PDAM sebesar 26.8%, sehingga sebagian besar masyarakat masih menggunakan sumber air berasal dari air tanah. Air tanah tersebut digunakan sebagai sumber air minum melalui sistem self-supply. Saat ini keandalan self-supply masih menjadi isu di masyarakat walaupun sumber air ini merupakan salah satu sumber yang sangat terjangkau. Pemantauan yang dilakukan secara kontinu selama delapan bulan kepada responden dilakukan guna mengetahui perilaku sumber air minum mereka, termasuk rasa, warna, bau, ketersediaan, dan keamanannya melalui persepsi rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian keandalan sumber air minum self-supply, mengetahui perbandingan penilaian keandalan antara self-supply dan non self-supply, serta mengetahui faktor yang mempengaruhi dari keandalan self-supply. Metode penelitian yang digunakan adalah survei melalui telepon kepada responden dan analisis STATA 16 dengan uji Chi-Square, uji korelasi Phi, dan analisis Regresi Logistik. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka penilaian keandalan sumber air minum menghasilkan nilai untuk skala rumah tangga sebesar rata-rata keandalan sumur bor adalah 92% dan 74% sumur gali. Sedangkan berdasarkan skala kota, diseluruh bulan selama pemantauan menghasilkan nilai keandalan ≥15 poin sehingga baik sumur bor dan sumur gali bernilai andal diseluruh bulan, meskipun sumur gali mendapatkan penilaian lebih rendah. Perbandingan analisis penilaian keandalan antara self-supply dan non self-supply menghasilkan P = 0,028 (P<0,05) berdasarkan uji Chi-Square sehingga terdapat perbedaan signifikan variabel penilaian keandalan antara self-supply dengan non self-supply yang bernilai signifikan. Persentase hasil penilaian sumber air minum self-supply sebesar 83 % andal sedangkan non self-supply sebesar 92%. Variabel yang memiliki hasil signifikan terhadap penilaian keandalan adalah jenis sumur, kejadian hujan 24 jam sebelum wawancara, dan kejadian banjir. Sumur bor memiliki peluang 4,11 kali dibandingkan sumur gali terhadap keandalan sumber air minum. Tidak terjadi hujan 24 jam sebelum wawancara berpeluang 3,11 kali lebih tinggi dibandingkan terjadinya hujan 24 jam sebelum wawancara terhadap keandalan sumber air minum. Kejadian tidak banjir 8,85 kali lebih tinggi dibandingkan kejadian banjir terhadap keandalan sumber air minum. Sehingga secara keseluruhan menilai bahwa sumber air sumur bor jauh lebih andal, namun jika dibandingkan dengan sumber non self-supply responden masih menilai lebih andal sumber non self-supply, oleh karena itu diperlukan rekomendasi lanjutan.

Bekasi City only serves people using PDAM by 26.8%. This means that most people living there still take groundwater sources. Groundwater is chosen as a source of drinking water through a self-supply system. Currently, the reliability of self-supply remains an issue in the community despite being an incredibly affordable water source. Continuous monitoring of the respondents for eight months was carried out to determine the behavior of their drinking water sources through household perceptions, including the taste, color, smell, availability, and safety. This study aimed to determine the reliability assessment of self-supply drinking water sources, the comparison of reliability assessments between self-supply and non-self-supply, and the factors that influence the reliability of self-supply. The research methods applied were telephone survey to respondents and STATA 16 program for analyzing with Chi-Square test, Phi correlation test, and Logistic Regression analysis. Based on the data processing, the reliability assessment of drinking water sources resulted in average reliability values of 92% for boreholes and 74% for dug wells on the household scale. Meanwhile, on the city scale, a reliability value of ≥15 points was obtained from the entire monitoring. This indicated that both boreholes and dug wells were reliable throughout the months, although dug wells received lower assessment. Comparison of the reliability assessment analysis between self-supply and non-self-supply led to P = 0.028 (P<0.05), with the Chi-Square test. Therefore, there was a major difference in the reliability assessment of self-supply and non self-supply variables. The percentages of the reliability assessment for self-supply and non-self-supply drinking water sources were 83% and 92% respectively. Variables with significant results in the reliability assessment included the type of well, the occurrence of rain 24 hours before the interview, and the incidence of flooding. For the reliability of drinking water sources, boreholes had a chance of 4.11 times higher than dug wells; no rain 24 hours before the interview had a chance of 3.11 times higher than the occurrence of rain 24 hours before the interview; and non-flood events had a chance of 8.85 times higher than flood events. Hence, borehole water sources were much more reliable. However, if compared to non-self-supply sources, respondents still consider non-self-supply sources more reliable. Therefore, further recommendations are needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Ulinai
"Salah satu wilayah tidak terlayani jaringan perpipaan di Kota Bekasi adalah Kelurahan Jatirangga sehingga kebutuhan air minumnya dipenuhi dalam bentuk self-supply yaitu pemakaian air tanah sebagai sumber air utama yang berpotensi menimbulkan penipisan air tanah untuk jangka waktu yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas hasil monitoring tingkat curah hujan dan ketinggian muka air tanah, menganalisis korelasi antara pola hujan dengan perubahan tinggi muka air tanah, dan merekomendasikan alternatif untuk menjaga ketersediaan air tanah agar berkelanjutan. Data perekaman curah hujan sebagai variabel bebas dan tinggi muka air tanah sebagai variabel terikat pada bulan Juni 2022 hingga awal November 2022 dianalisis menggunakan uji statistik inferensial SPSS yang meliputi uji korelasi dan regresi linear. Setelah mengidentifikasi hubungan curah hujan dan tinggi muka air tanah secara statistik, opsi-opsi alternatif dapat diurutkan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan responden melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data perekaman rainfall gauge menunjukkan bahwa bulan Oktober memiliki curah hujan tertinggi (385 mm), sementara bulan Agustus memiliki curah hujan terendah (109 mm) dalam periode 5 bulan perekaman. Data dari water level logger menunjukkan bahwa muka air tanah tertinggi berada di bulan Oktober (7,85 m dari permukaan), sementara bulan Agustus menunjukkan tinggi muka air tanah paling dalam (>9,50 m dari permukaan). Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi curah hujan berdampak pada perubahan tinggi muka air tanah di bulan yang sama. Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya korelasi signifikan yang tergolong lemah hingga moderat di antara kedua variabel curah hujan dan muka tanah. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut, alternatif yang diprioritaskan adalah alternatif yang mengintervensi pada pasokan air tanah, yaitu sumur resapan, sumur injeksi, dan parit resapan yang umum digunakan di Indonesia. Hasil tabulasi data responden pada metode AHP menunjukkan bahwa sumur resapan merupakan alternatif peringkat pertama yang dianggap dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan di Kota Bekasi. Setelah diimplementasikan, sumur resapan diharapkan dapat membantu menjaga keberlanjutan air tanah.

One of the areas in Kota Bekasi that is not served by a piped network is Jatirangga Sub-district. The community in Jatirangga Sub-district meets their drinking water needs through self-supply, which has the potential to deplete groundwater over a long period. This study aims to review the results of monitoring the rainfall level and groundwater level, analyze the correlation between rainfall patterns and changes in groundwater levels, and recommend alternatives to ensure sustainable groundwater availability. The recorded data of rainfall and groundwater levels from June 2022 to early November 2022 were analyzed using inferential statistical tests, including correlation and linear regression tests, in SPSS. After identifying the statistical relationship between rainfall and groundwater levels, alternative options can be ranked according to the respondents' experiences and knowledge using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The rainfall gauge recording data shows that October had the highest rainfall (385 mm), while August had the lowest rainfall (109.2 mm) during the 5-month recording period. The data from the water level logger indicates that the highest groundwater level occurred in October (7.85 m below the surface), while August had the deepest groundwater level (>9.5 m below the surface). This suggests that rainfall fluctuations have an impact on changes in groundwater levels within the same month. The results of the statistical tests show a significant correlation between the two variables, although it is categorized as weak to moderate. Based on the statistical analysis, the ranked alternatives are those that intervene in groundwater supply, such as infiltration wells, injection wells, and infiltration trenches commonly used in Indonesia. The tabulation of respondent data in the AHP method shows that infiltration wells are the top-ranked alternative considered for implementation in Kota Bekasi. The integration of infiltration wells is envisioned as a pivotal measure to effectively preserve the sustainability of the groundwater resources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadid Sukmana
"

Air lindi TPST Bantargebang akan mempengaruhi kualitas air tanah dengan tingkat pencemaran yang berbeda-beda pada jarak tertentu. Perilaku sanitasi lingkungan hingga perilaku sosial dan perilaku ekonomi warga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas air tanah warga sekitar. Tujuan riset adalah menganalisis kualitas air tanah dan perilaku sanitasi lingkungan serta sosial ekonomi pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang Bekasi. Riset menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melakukan perhitungan analisis kualitas air menggunakan instrumentasi laboratorium dan melakukan analisis deskriptif dari kuisioner maupun data penduduk lainnya. Parameter fisik seperti kekeruhan di titik 2 jarak 300 meter belum memenuhi baku mutu, secara parameter kimia semua memenuhi baku mutu, secara parameter mikrobiologi semua belum memenuhi baku mutu. Tidak terdapat hubungan antara jarak permukiman pemulung ke TPST Bantargebang dengan kualitas air tanah. Penerapan perilaku sanitasi lingkungan pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang tergolong tinggi. Perilaku sosial pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang masuk kedalam kategori rendah. Perilaku ekonomi pada permukiman pemulung sekitar TPST masuk kedalam kategori sedang. Riset ini dapat berkontribusi untuk memberikan saran dalam tata kelola pelestarian air tanah Di TPST Bantargebang

 


Leachate Bantargebang TPST will affect the quality of groundwater with different levels of pollution at a certain distance. The problem of environmental sanitation to socio-economic is a factor that must improve the water quality of citizens Bantargebang TPST. The aim of the research was to analyze groundwater quality and environmental and socio-economic sanitation behavior in the scavenger settlements around Bantargebang TPST Bekasi. This research uses quantitative methods. Quantitative methods are used to perform water quality analysis calculations using laboratory instrumentation and conduct descriptive analysis of questionnaires and other population data. Physical parameters such as turbidity at point 2, distance of 300 meters does not meet the quality standard, all chemical parameters meet the quality standard, chemical parameters meet the quality standards, in all microbiological parameters have not met the quality standard. There is no correlation between the distance between scavenger settlements to Bantargebang TPST and groundwater quality. The application of environmental sanitation behavior to the scavenger settlements around Bantargebang TPST is high. The social behavior in the settlements of scavengers around Bantargebang TPST falls into the low category. The economic behavior in the scavenger settlements aroundaround TPST falls into the medium category. This research can contribute to providing information on building sanitation and the environment in Bantargebang TPST

 

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Kajian Ilmu Lingkungan,
T52310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rasyada
"

Air tanah Kota Bekasi dan Metro mayoritas digunakan sebagai bahan baku air bersih dan minum. Terdapat beberapa permasalahan air tanah kota penelitian, yaitu kandungan bakteri, besi, dan asam organik tinggi. Penelitian WFW pada tahun 2020-2022 berupa data kualitas air tanah WFW berupa TDS, kekeruhan, TC, Escherichia Coli, pH, dan temperatur diuji dengan hasil kuesioner, yaitu faktor ekonomi (pengeluaran masyarakat per bulan dan kepemilikan hewan ternak), sosial (pendidikan, kepemilikan rumah, dan jumlah penghuni rumah), dan lingkungan (kepemilikan toilet, metode penyediaan air tanah, dan pengosongan tangki septik), dan persepsi dan tingkat kepuasan. Penelitian menggunakan analisis statistik (analisis deskriptif, t-test paired sample, crosstabs, Spearman Rank, dan regresi biner) dan studi literatur. Analisis deskriptif menghasilkan parameter di musim berbeda memiliki nilai berbeda. T-test paired sample Kota Bekasi (E. Coli, TC, dan pH) menghasilkan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05 atau terdapat perbedaan parameter di beda musim. Uji crosstabs dilaksanakan untuk mengetahui variansi data faktor penelitian. Uji Spearman dan regresi biner menghasilkan hanya faktor metode pengambilan air tanah berkorelasi dengan parameter pH, temperatur, dan TC dengan nilai Sig. (2 tailed) < 0,05. Rekomendasi metode penyediaan air tanah berupa borehole dan protected well.


The majority of Bekasi City and Metro ground water is used as a raw material for clean and drinking water. There are several problems with the research city groundwater, namely the high content of bacteria, iron, and organic acids. WFW research in 2020-2022 in the form of WFW groundwater quality data in the form of TDS, turbidity, TC, Escherichia Coli, pH, and temperature were tested with the results of a questionnaire, namely economic factors (monthly community spending and livestock ownership), social (education, house ownership, and number of occupants), and environment (toilet ownership, methods of groundwater supply, and emptying of septic tanks), and perceptions and levels of satisfaction. The study used statistical analysis (descriptive analysis, paired sample t-test, crosstabs, Spearman Rank, and binary regression) and literature studies. Descriptive analysis produces parameters in different seasons have different values. T-test paired samples of Bekasi City (E. Coli, TC, and pH) yielded Sig. (2 tailed) < 0.05 or there are different parameters in different seasons. The crosstabs test was carried out to determine the variance of the research factor data. Spearman's test and binary regression yielded only groundwater abstraction method factors correlated with pH, temperature, and TC parameters with Sig values. (2 tailed) < 0.05. Recommendations for groundwater supply methods are in the form of boreholes and protected wells.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Citra Rahmawati
"Pertumbuhan penduduk dapat menyebabkan peningkatan lahan permukiman dan konversi lahan menjadi permukiman. Masalah penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas manusia dalam pembangunan permukiman karena kedekatannya dengan Kota Malang, pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan secara cepat dan Kota  Batu yang terletak di hulu  DAS Brantas, berfungsi sebagai daerah resapan air. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis daya dukung lingkungan, sosial dan ekonomi, dan menyusun konsep penataan kawasan permukiman berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah metode analisis sistem informasi geografis, metode statistik, dan metode AHP. Hasil penelitian yaitu luasan permukiman eksisting yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan lebih banyak dibandingkan yang sesuai dan ketersediaan air adalah surplus. Kelayakan hunian adalah sangat layak dan daya tampung jumlah penduduk saat ini sudah melebihi ambang batas penduduk. Kecamatan Batu menjadi daerah dengan kepadatan ekonomi dan jalan yang tinggi. Kesimpulan penelitian ini dalam menyusun konsep permukiman berkelanjutan, kemampuan lahan menjadi hal terpenting dalam pengembangan kawasan permukiman.

Population growth can lead to increased settlement areas. Problems in this study were increasing human activity in settlement development due to its proximity to Malang City, growth resulting in rapid land conversion, and Batu City was located upstream of the Brantas DAS and functions as a water catchment area. This study aimed to analyze the carrying capacity of the environment, social, economy, and develop the concept of settlement sustainable. The method used was geographic information systems method, statistical methods, and AHP. The results were the area of existing settlements that were unsuitable with land capability was greater than that which was suitable and water availability was currently a surplus. The analysis of social carrying capacity on liveability are very feasible, and the capacity to accommodate the current population has exceeded the population threshold. Batu District being an area with high economic and roads density. In conclusion, developing the concept of sustainable settlements, that land capability was the most important to consider in developing settlement areas."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wairara, Tricia Lusia Novalia
"Pelayanan air perpipaan di Indonesia yang masih kurang mendorong masyarakat untuk menggunakan sumber air nonperpipaan seperti air tanah dan air isi ulang. Namun berdasarkan beberapa penelitian, air nonperpipaan diketahui memiliki risiko akibat kontaminasi bakteri dan patogen. Studi ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas air minum dengan mengetahui persebaran kontaminasi E. coli, faktor yang mempengaruhinya, serta membandingkan risiko kesehatan air minum nonperpipaan di Kota Bekasi dan Metro. Penelitian dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) untuk mengetahui konsentrasi bakteri dan metode Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) dengan indikator bakteri E. coli dan patogen indeks Salmonella. Pengujian kualitas air minum menunjukkan bahwa terjadi kontaminasi E. coli sekitar 26,7% dari total 202 sampel di Kota Bekasi dengan rata-rata 18,7 MPN/100 mL. Sedangkan di Kota Metro 30,0% dari 190 sampel terkontaminasi E. coli dengan rata-rata 77,3 MPN/100 mL. Berdasarkan uji korelasi Spearman¸ faktor seperti sumber air, pewadahan, dan pengolahan air tidak menunjukkan adanya korelasi terhadap konsentrasi E. coli, kecuali untuk faktor pewadahan di Kota Metro yang berhubungan signifikan dengan E. coli ≥100 MPN/100 mL. Kemudian hasil penelitian mengenai rasio patogen indeks Salmonella dengan sampel air tanah di kota Bekasi (n=7) diperoleh nilai rasio sebesar 0,03. Hasil perhitungan analisis QMRA dengan simulasi Monte-Carlo di Kota Bekasi menunjukkan bahwa air tanah memiliki nilai median beban penyakit sebesar 0,01 ± 0,03 DALY/orang/tahun dan air isi ulang dengan nilai sebesar 0,003 ± 0,02 DALY/orang/tahun. Sedangkan, untuk Kota Metro diperoleh sebesar 0,04 ± 0,04 DALY/orang/tahun untuk air tanah dan air isi ulang sebesar 0,03 ± 0,04 DALY/orang/tahun. Seluruh nilai yang diperoleh melebihi batas nilai maksimum menurut WHO yaitu sebesar 10-4 DALY/orang/tahun. Oleh karena itu, intervensi yang tepat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang konsumsi air minum yang aman dan layak

Piped water services in Indonesia are still relatively low. This condition encourages people to use non-piped water sources such as groundwater and refilled water. However, based on several studies, non-piped water is known to have risks due to bacterial and pathogen contamination. This study was conducted as an effort to improve drinking water quality by knowing the distribution of E. coli contamination, the factors that influence it, and comparing the health risks of non-piped drinking water in Bekasi City and Metro. The research was conducted using the Most Probable Number (MPN) method to determine the concentration of bacteria and the Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) method with E. coli as indicators and Salmonella as reference pathogen. The drinking water quality testing showed that there was around 26.73% E. coli contamination from a total of 202 drinking water samples in Bekasi City with an average of 18.74 MPN/100 mL. Whereas in Metro City 30% of 190 samples were contaminated with E. coli with an average of 77.31 MPN/100 mL. Based on the Spearman correlation test¸ risk factors such as water sources, containers, and water treatment did not show a correlation with E. coli concentrations, except for the container factor in Metro City which is significantly related to E. coli ≥100 MPN/100 mL. Then to find out the reference pathogen ratio, a Salmonella concentration test was carried out for groundwater in the city of Bekasi (n=7) and a ratio value of 0.03 was obtained. The results of QMRA analysis calculations using Monte-Carlo simulations in Bekasi City show that groundwater has a median disease burden value of 0.01 ± 0.03 DALY/person/year and refill water with a value of 0.003 ± 0.02 DALY/person/year year. Whereas for Metro City, the median disease burden of groundwater was 0.04 ± 0.04 DALY/person/year and for refill water it was 0.03 ± 0.04 DALY/person/year. All values ​​obtained exceeded the maximum value limit according to WHO, namely 10-4 DALY/person/year, therefore proper intervention from the government is needed to educate the public about consumption of safe drinking water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Chandra Rudi Parulian
"Pelayanan air minum pada wilayah perkotaan belum menjangkau seluruh masyarakat. Pelayanan air minum perpipaan dilaksanakan oleh operator penyedia layanan air minum daerah lebih memprioritaskan masyarakat yang memiliki willingness to connect dan willingness to payment yang tinggi, sehingga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak mendapatkan akses layanan air minum. Tujuan penelitian menganalisis kondisi pemenuhan kebutuhan air minum, mengevaluasi faktor sosial, ekonomi dan lingkungan yang berpengaruh terkait pemenuhan akses air minum, menganalisis prinsip inklusif dalam kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada efektivitas pemenuhan akses air minum, dan membuat model kebijakan inklusif dalam penyediaan akses air minum yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah bivariat, multivariat dan multitidimensional scalling. Hasil penelitian menunjukan, MBR memiliki willingnes to payment yang tinggi, tetapi memiliki willingness to connect yang rendah karena terkendala biaya pasang baru yang cukup tinggi. Model kebijakan inklusif yang berkelanjutan dianalisis dengan public choice teory dengan memberikan subsidi biaya keringanan pasang baru dengan penyebarluasan secara aktif

Drinking water supply in urban areas have not yet reached all community groups. Piped drinking water services carried out by drinking water service operators prioritize community groups who have high willingness to connect and willingness to pay, So that the Low-Income Communities (MBR) in slum areas in urban areas do not get access to drinking water. The aim of this research is to analyze the conditions for fulfilling drinking water needs for MBR, evaluate the social, economic and environmental factors that influence the fulfillment of access to drinking water, evaluate inclusive principles in government policy which influence the effectiveness of fulfilling access to drinking water, and create an inclusive policy model in providing sustainable access to drinking water. Research methods used are bivariate, multivariate and multidimensional scaling. Research results show that MBR in the research location area has a high willingness to pay, but has a low willingness to connect because it is constrained by the fairly high cost of new installations. The sustainable inclusive policy model is analyzed using public choice theory by providing subsidies for the cost of new installations accompanied by active dissemination of information."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursuci Fatmawati Perwendha
"Air merupakan kebutuhan esensial yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Namun, pelayanan air bersih di wilayah Bekasi khususnya Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang sebagian besar menggunakan sumur sebagai sumber air minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Mangan dan besi merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi apabila dikonsumsi dengan jumlah berlebih dapat bersifat toksik. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi pajanan mangan dan besi dan tingkat risiko kesehatan yang diterima dari air minum pada penduduk dewasa di pemukiman sekitar tempat pembuangan akhir Bantargebang, Kota Bekasi. Selain itu, penelitian ini juga menguji korelasi antara mangan, besi, TDS, DHL, dan pH sehingga ditemukan persamaan linear untuk memperkirakan keberadaan mangan atau besi. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk usia dewasa yang tinggal di sekitar TPA Bantargebang. Penentuan sampel dengan menentukan kriteria inklusi yaitu penduduk usia lebih dari 18 tahun dan mengonsumsi air sumur minimal 2 bulan. Pengambilan sampel dengan cara non random sampling dan quota sampel. Sampel lingkungan adalah air sumur yang berada di rumah tangga terpilih sebagai responden. Selain itu, dilakukan pengambilan data antropometri berupa laju asupan, durasi pajanan, dan berat badan. Jumlah asupan mangan dan besi pada populasi penelitian belum memenuhi angka kecukupan gizi masing-masing yaitu 0,26 dan 0,02 mg/l. Dari hasil perhitungan estimasi risiko didapatkan hasil bahwa tingkat risiko mangan dan besi di sekitar TPA Bantargebang tidak berisiko atau aman. Selain itu, diperoleh dari uji korelasi hubungan yang signifikan antara mangan dengan pH, DHL, dan TDS (p<0,05) sehingga ditemukan persamaan linear sederhana untuk masing-masing variabel.

Water is an essential requirement that must be met for human survival. However, water services, especially in the area of Bekasi Well Batu Village, District Bantargebang mostly using wells for drinking water and other daily needs. Manganese and iron are essential nutrients needed by the body. However, when consumed in excessive amounts can be toxic. This research uses environmental health risk analysis methods to estimate exposure levels of manganese and iron and acceptable health risks of drinking water in the adult population in the settlements around landfills Bantargebang, Bekasi. In addition, this study also tested the correlation between the manganese, iron, TDS, DHL, and so the pH found a linear equation to predict the existence of manganese or iron. The study population was the entire adult population living around the landfill Bantargebang. The samples to determine inclusion criteria ie the population aged over 18 years and consume well water at least 2 months. Sampling by way of non-random sampling and quota sampling. Environmental samples is well water that is in the selected households as respondents. In addition, anthropometric data collection is done in the form of intake rate, duration of exposure, and weight. Total intake of manganese and iron in the study population not meet nutritional adequacy rate each ie 0.26 and 0.02 mg / l. From the calculation of risk estimates showed that the level of risk of manganese and iron around the landfill Bantargebang not risky or safe. In addition, the correlation obtained from a significant relationship between manganese with pH, DHL, and TDS (p <0.05) thus found a simple linear equation for each variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>