Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Suryaningtiyas
"Penelitian ini membahas tentang pemicu stres dan strategi coping pada mompreneur dalam meningkatkan keberfungsian sosialnya sebagai ibu dan wirausahawan. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi COVID-19 dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan 4 orang mompreneur pada rentang usia 28-35 tahun yang memiliki anak usia 0-8 tahun. Dalam mengintegrasikan ranah pekerjaan dan keluarga melalui kegiatan wirausaha, mompreneur kerap menjumpai berbagai pemicu stres yang ditimbulkan dari perannya sebagai ibu sekaligus pemilik bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemicu stres yang paling banyak ditemukan pada mompreneur yakni dalam bentuk ketegangan kronis (chronic strains), yang meliputi adanya tuntutan peran yang saling bertentangan, menjadikan rumah sebagai tempat kerja, dan juga memulai bisnis dengan kurangnya pengetahuan. Selain mengalami pemicu stres dalam bentuk ketegangan kronis, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mompreneur mengalami pemicu stres yang bersumber dari peristiwa kehidupan (life events) dan permasalahan sehari-hari (daily hassles). Meskipun mompreneur menghadapi berbagai macam pemicu stres dalam kehidupannya, namun mompreneur memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan mompreneur untuk meminimalisasi pemicu stres adalah dengan menggunakan strategi coping dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Strategi coping yang dilakukan oleh mompreneur terdiri dari dua jenis strategi coping, yakni coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada pengendalian emosi (emotion-focused coping). Dengan melakukan coping, mompreneur dapat meningkatkan keberfungsian sosialnya sehingga dapat menjalankan kedua perannya secara lebih optimal.

This study discusses stressors and coping strategies on mompreneurs in enhancing their social functioning as a mom and entrepreneur. This research was conducted during the COVID-19 pandemic and used a qualitative approach with a descriptive research type. This research involved 4 mompreneurs aged 28-35 years who had children aged 0-8 years. In integrating the realm of work and family through entrepreneurship, mompreneurs often encounter various stressors which arising from their role as a mother and business owner. The results showed that the most common stressors found in mompreneurs was in the form of chronic strains, including the demands of conflicting roles, creating home as a workplace, and also starting business with lack of knowledge. Apart from experiencing stressors in the form of chronis strains, the result showed that mompreneurs also encounter stressors that come from life events and daily hassles. Although mompreneur faced various stressors in their journey of being a mompreneur, results showed that mompreneurs have the ability to help themselves. The effort made by mompreneurs to minimize various stressors were by using coping strategies and utilizing available resources. The coping strategies that used by mompreneurs consist of two types coping strategies, problem-centered forms of coping (problem-focused coping) and coping that focuses on controlling emotions (emotion-focused coping). By doing a coping strategies, mompreneurs could enhance their social functioning so that they can perform both roles more optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Aditya Dwi Julianto Putra
"Profil Perusahaan: Klinik Satelit UI (KSUI) merupakan klinik intra kampus UI yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh Warga UI. KSUI aktif melakukan berbagai kegiatan dan program untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental mahasiswa UI. Salah satu isu yang saat ini menjadi prioritas KSUI adalah stres. Berawal dari banyaknya keluhan mahasiswa berkaitan dengan kondisi psikis dan stres yang dialami, KSUI berusaha untuk berkontribusi mengurangi jumlah mahasiswa yang mengalami dampak buruk dari stres yang tidak tertangani dengan baik. Melalui berbagai kampanye dan program promotif agar mahasiswa dapat mendeteksi dan menangani stres dengan baik sejak dini. Meski begitu, hasil yang didapatkan dari akumulasi program KSUI dinilai belum maksimal karena belum dapat mencapai angka partisipasi yang tinggi dari mahasiswa. Hal ini membuat misi KSUI memberikan bekal manajemen stres bagi mahasiswa baru belum tercapai. Oleh karena itu, KSUI masih terus berusaha untuk merancang dan melaksanakan kegiatan promotif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa baru dalam memanajemen stres.
Analisis Situasi:
1. KSUI memiliki beragam pengalaman mengadakan kampanye/program kesehatan mental, baik sebagai pelaksana acara maupun sebagai narasumber acara yang diundang.
2. Kondisi keuangan KSUI cenderung stabil. KSUI juga memiliki banyak partner SDM untuk direkrut jika dirasa membutuhkan SDM lebih untuk pelaksanaan program/kampanye.
3. Belum adanya strategi komunikasi khusus untuk menyasar target khalayak mahasiswa spesifik. Hal ini menyebabkan rendahnya partisipasi target khalayak pada program/kampanye.
4. Mulai tingginya minat dan kesadaran anak muda untuk menjaga kesehatan mental secara pribadi.
5. Khalayak sasaran belum terbiasa mengikuti kegiatan/kampanye terkait penanggulangan stres.
6. Tidak tahu dan tidak terbiasa menjadi hambatan utama saat khalayak akan mempraktikkan coping stres.
7. Belum ada kepastian mengenai kuliah tatap muka pada tahun ajaran 2021.
Tujuan: Terjadinya perubahan perilaku target khalayak terhadap upaya pengelolaan stres dan dapat diukur melalui terjadinya peningkatan persentase tindakan khalayak untuk melakukan praktik coping secara rutin dari 5,9% menjadi 25% di akhir pelaksanaan program ini.
Target Khalayak :
a. Demografis: Mahasiswa Tingkat Pertama UI Program Studi Diploma 3 dan Sarjana Strata 1 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan usia 18-23 tahun.
b. Geografis: Berdomisili di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi selama perkuliahan.
c. Psikografis: Dapat menggunakan teknologi dengan baik, khususnya Instagram dan Youtube. Memiliki ketertarikan pada isu kesehatan mental khususnya stres. Berkeinginan untuk mengubah kebiasaan hidup yang lebih baik. Terbuka pada berbagai hal baru dan dapat mengapresiasi karya seni.
Strategi: Dengan melaksanakan program pemasaran sosial Stressless Kit sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi khalayak terkait upaya pencegahan dampak buruk stres. Program ini akan disebarkan dalam kegiatan berformat online. Program Stressless Kit menargetkan pada Mahasiswa Tingkat Pertama UI program Diploma 3 dan Sarjana Strata 1 berdomisili di daerah Jabodetabek selama kuliah dengan rentang usia 18-23 tahun.

Company Profile: Klinik Satelit UI (KSUI) is an intra-campus clinic located in University of Indonesia (UI) that provides health service facilities for all UI residents. KSUI actively carries out various activities and programs to improve the physical and mental health of UI students. One of the issues that is currently considered as the priority is stress within UI students. Starting from the many student complaints related to their psychological conditions and stress, KSUI tries to contribute to reducing the number of students who experience distress as a result of their inability to handle stress properly. They attempted to combat stress through various campaigns and promotional programs in order to help the students detect and handle stress properly from an early stage. Nevertheless, the results obtained from the accumulation of the KSUI programs are considered to be not optimal since they have not been able to achieve high student participation targets. This has made KSUI's mission to provide stress management provisions for the new students unobtainable at the moment . Therefore, KSUI is still trying to design and implement promotional activities to increase the awareness and participation of new students in terms of stress management.
Situation Analysis:
1. KSUI has many different experiences towards a campaign/mental health program, both as an organizer and as a resource executor event invited.
2. KSUI’s financial conditions tend to be stable. KSUI is also able to recruit volunteers from university students of UI to help with their campaigns and programs if deemed necessary.
3. The absence of a specific communication strategy to target a specific target audience of students. This leads to low participation of the target audience in the program/campaign.
4. Young people are becoming more aware and interested in maintaining mental health in private.
5. The target audience is inexperienced in following the activities / campaigns related to stress reduction.
6. Lack of information and lack of experience is a major obstacle when the target audience attempts to practice coping with stress.
7. There is no certainty regarding face-to-face lectures in the 2021 academic year.
Goal: The change in the target audience behavior towards stress management. It will be deemed successful if there is an increase in the percentage of public action to stress-coping practices on a regular basis from 5.9% to 25% at the end of the implementation of this program.
Target Audience:
a. Demographics: Men and women who are first-year undergraduate students aged 18-23 years.
b. Geographics: Men and women who lived in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi.
c. Psychographics: Can use technology well, especially Instagram and Youtube. Have an interest in mental health issues, especially stress. Desire to change better life habits. Be open to new things and be able to appreciate works of art.
Strategy: By implementing the social marketing program Stressless Kit as an effort to increase public participation related to distress prevention.. This program will be distributed in online activities. Stressless Kit program targets first year undergraduate students who live around Jabodetabek aged 18-23 years.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
"Salat fardu, sebagai ekspresi spiritual pasien Muslim, merupakan kewajiban perawat untuk membantunya. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya model Laras Fardu; menemukan masalah dan harapan perawat serta pasien dalam membantu memenuhi ibadah salat fardu pasien; serta mengidentifikasi efektifitas model tersebut kepada pasien DM tipe 2 dirawat dirumah sakit. Penelitian ini termasuk operational research, dilakukan tiga tahap. Tahap I menggunakan pendekatan fenomenologi kepada 8 partisipan perawat pelaksana, 4 menejer rumah sakit, dan 9 partisipan pasien DM tipe 2. Tahap II pengembangan model berdasar studi literatur, hasil tahap I dan konsultasi pakar. Tahap III adalah tahap persamaan standar dan validasi model dengan penelitian pre-posttest control group design, dengan consequtive sampling. Jumlah sampel 22 Perawat, diberikan sosialisasi dan pemberian modul, sebanyak 23 perawat diberikan modul saja dan sebanyak 23 perawat sebagai kelompok kontrol. Jumlah sampel validasi model adalah 81 pasien dilakukan asuhan keperawatan kelompok perawat kompetensi standar plus dan 82 pasien dilakukan asuhan keperawatan kelompok perawat kompetensi standar.
Hasil penelitian tahap I ditemukan tema 1 Ketidaktahuan; 2 Ketidakmampuan; dan 3 Ketidakmauan, sebagai masalah pasien, dan tema Harapan Pasien; tema : 1 Kompetensi layanan keperawatan ibadah salat fardu; 2 Ketersediaan fasilitas; 3 Persepsi kendala; dan 4 Keterbatasan dukungan sebagai kendala perawat serta tema Layanan Keperawatan Islami sebagai harapan perawat. Telah diperoleh Model Laras Fardu beserta kelengkapannya. Pemberian sosialisasi dan modul layanan keperawatan ibadah salat fardu, atau modul saja efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat dalam layanan keperawatan ibadah salat fardu, namun tidak efektif meningkatkan motivasi perawat. Asuhan keperawatan oleh kelompok perawat kompetensi standar plus meningkatkan self-tarnscendence, kesejahteraan spiritual dan menurunkan persepsi stress pasien DM tipe 2 dirawat di rumah sakit, namun tidak memiliki efek terhadap kadar glukosa darah. Model ini terbukti efektif untuk meningkatkan self-transcendence, kesejahteraan spiritual dan menurunkan stress pasien, namun tidak efektif untuk perbaikan glukosa darah.

Nurses are obligated to help fardu prayer as a spiritual expression of Muslim patients. The purpose of this research was to obtain the model of Laras Fardu find the problems and expectation of nurse and patient in helping to fulfill fardu prayer of the patients as well as to identify the effectiveness of the model to patients with type 2 diabetes treated in the hospital. This research was an operational research, conducted in three stages. Stage I used phenomenology approach to 8 participating nurses, 4 hospital managers, and 9 participants of type 2 DM patients. Stage II was a model development based on literature study, stage I result, and expert consultation. Stage III was the standard equation and model validation stage with pre post test control group design study, with consecutive sampling. Sample size was 22 nurses who received socialization and module, as many as 23 nurses received only module and 23 nurses as control group. The number of model validation samples was 81 patients who received nursing care from the nursing group with standard plus competencies and 82 patients received nursing care from a group of nurses with standard competence.
Stage I research found the following themes 1 Ignorance 2 Inability and 3 Unwillingness, as the patients 39 problem, and the Patient 39 s Hope theme. Themes 1 The competence of nursing care in helping fardu prayer 2 Availability of facilities 3 Perception of constraints and 4 Limitations of support as nurse constraints, as well as the theme of Islamic Nursing Services as nurse expectations. We have obtained the Fardu Laras Model and its accessories. Providing socialization and nursing care module to help fardu prayer, or module only, effectively improved nurse 39 s knowledge and attitude in nursing care to help fardu prayer, but not effective to increase nurse motivation. Nursing care by a group of nurses with standard plus competence improved self transcendence, spiritual well being, and lowered the perceived of stress in patients with type 2 diabetes treated in the hospital, but had no effect on the improvement of blood glucose levels. This model proves to be effective for improving self transcendence, spiritual well being and stress reducing patients, but not effective for the improvement of blood glucose.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briere, John N.
"This is a book on modern treatment of psychological trauma that is both comprehensive in scope yet highly practical in application"
Singapore: Sage Publications, 2013
616.852 1 BRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arista Akbar
"Orang tua dengan anak tunaganda memiliki peran dan tugas yang lebih berat dibandingkan orang tua dengan anak normal. Mereka harus menerima realita memiliki anak tunaganda, mereka harus bisa membela hak anaknya dan masih banyak lagi peran yang berpotensi menjadi sumber stres untuk orang tua. Bagaimana orang tua berespon terhadap kondisi yang sulit tersebut menjadi penentu berhasil atau tidaknya anak berkembang secara maksimal. Penelitian ini berusaha untuk melihat gambaran stres dan juga stretegi coping orang tua dengan anak tunaganda. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana pengambilan datanya dilakukan dengan metode wawancara. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak tunaganda yang berdomisili di Jakarta. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sumber stres yang ada dalam setiap diri subyek dan juga mereka anggap paling berat berkaitan dengan kondisi anak mereka yang menyandang tunaganda. Setiap subyek mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya terutama berkaitan dengan hal kemandirian. Dari berbagai sumber stres yang mereka alami, cara coping yang paling banyak digunakan adalah planful problem-solving yang merupakan bagian dari problem-focused coping.

Parents with multiple disabilities children have more responsibility for their children than other parents whose children are normal. As parents, They must have to face the reality, they must fight about their children's rights and many other tasks that potentially become some stressors for the parents. How parents react with any difficult conditions will give a big influence for their children to be able to grow up. This research tried to see the description of stress and coping strategy of parents with multiple disabilities children. This research use qualitative method with interviewing method to take the data . Participants whose involved in this research were three parents with multiple disabilities children in Jakarta. The result of this research, was found that the most difficult stressor for parents are about their children?s condition. Participant have worried about the future of their children, especially about their independency. From all stressors have been around, the most coping strategy that has been used was planful problem-solving. This coping strategy is a part of problem-focused coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yublina Septiani
"Dalam keluarga menjadi salah satu stresor yang dialami oleh orangtua. Dalam menangani stres yang dirasakan, setiap orang tentunya memiliki strategi koping yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres dan strategi koping orangtua yang memiliki anak autism spectrum disorder. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 41 orangtua di Rumah Autis yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Parental Stress Scale untuk mengukur tingkat stres orangtua dan Ways of Coping Revised Version untuk mengukur strategi koping. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat stres yang tinggi 51,2 dan sebagian besar menggunakan strategi emotion-focused coping 67,86 . Disarankan perawat bekerja sama dengan Rumah Autis untuk membantu orangtua dalam manajemen stres dengan memberikan konseling atau edukasi tentang stres dan koping.

The presence of children with autism spectrum disorder in the family becomes one of the stressors experienced by parents. In dealing with the stress that is felt, every person have own different coping strategies. This study aimed to identify the level of stress and coping strategies in parents of children with autism spectrum disorder. Descriptive design used in this study with cross sectional approach. Respondents in this study were 41 parents in Rumah Autis that selected with total sampling technique. Instrument that used in this study are Parental Stress Scale to measure the level of stress, and Ways of Coping Questionnaire Revised Version to measure coping strategies. This study used univariate analysis. The result showed that the majority of parents have high level of stress 51,2 , and the majority of parents used emotion focused coping strategy 67,86 . It is recommended for nurses to cooperate with Rumah Autis to help parents in stress management by providing counseling or education about stress and coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dian Citra Ramadhanty
"ABSTRACT
Parental stress yang ada pada orang tua di keluarga miskin terbukti menjadi faktor risiko kekerasan pada anak. Penelitian ini ingin melihat peran moderasi dari dukungan sosial yang dipercaya dapat menurunkan parental stress dan potensi kekerasan anak pada orang tua. Partisipan pada penelitian merupakan 100 ibu dari keluarga yang masuk dalam kategori miskin menurut Badan Pusat Statistika dan juga memiliki anak berusia 3-6 tahun, Hasil pengujian moderasi menunjukkan bahwa dukungan sosial tidak memiliki peran moderasi dalam hubungan potensi kekerasan (t = 3,72, p = 0,0003, LLCI = -0,0105 ULCI = 0,019; R2 = 0,23) dan parental stress di ibu pada keluarga miskin. Hasil penelitian ini memberikan penemuan baru mengenai konsekuensi negatif dari dukungan sosial pada keluarga miskin.Parental stress in poor families has been proved to be one of the risk factors to child abuse. This research aims to see the moderation role of social support that is believed to be able to lower parental stress and potential of child abuse in parents. One hundred mothers from households that were below the poverty line with kids from the age of 3 - 6 years old were the participants of this study. Results show that social support does not have a moderation role in the relationship between child abuse and parental stress in mothers from poor families (= 3.72, = .0003, LLCI = -.0105 ULCI = .019; R> = .23). This research gives a new founding about the negative consequences of social support in poor families. "
[, ]: 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jamil
"Peristiwa bencana gempa bumi pada 27 Mei 2006 di Yogyakarta dan sekitarnya telah menyebabkan sebagian korban mengalamai trauma mental yang disebut stres pascatrauma. Stres pascatrauma umumnya terjadi setelah seseorang mengalami, menyaksikan trauma berat yang mengancam secara fisik dan jiwa. Dari literatur yang ada diketahui bahwa ridha akan takdir dan tipe kepribadian merupakan dua variabel yang turut memberikan pengaruh terhadap stres pascatrauma, untuk itu perlu diketahui sejauhmana besarnya pengaruh dan bagaimana korelasi kedua variable tersebut terhadap stres pascatrauma. Ridha akan takdir adalah sikap menerima diiringi dengan bersikap tenang, bersyukur, serta mengendalikan hawa nafsu yang ditunjukan seorang mu?min saat menghadapi apa-apa yang merupakan ketentuan Allah, Tipe kepribadian adalah aspek-espek atau komponen dari kepribadian individu yang relatif stabil atau mantap dan mendominasi pada individu yang menyebabkan individu itu relatif tetap dari situasi ke situasi tertentu, sedangkan stres pascatrauma korban bencana adalah keadaan yang melemahkan individu secara ekstrim ditandai dengan perasaan murung, semangat menurun, memiliki kewaspadaan dan reaksi terkejut berlebihan, mengalami mimpi buruk dan teringat saat bencana yang timbul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan suatu kejadian bencana yang hebat yang mengancam fisik atau jiwa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan bagaimanakah korelasi ridha terhadap takdir dan tipe kepribadian terhadap stres pascatrauma. Desain penelitian adalah non-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif menggunakan purposive sampling, regresi ganda linier digunakan untuk menganalisa data dengan bantuan program SPSS ver. 10.1 for windows. Populasi penelitian adalah masyarakat Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Prop. DI Yogyakarta dengan pertimbangan mereka adalah korban gempa pada Mei 2006, sehingga berpotensi mengalami stres pascatrauma, adapun sampel berjumlah 100 orang dengan kriteria mengalami, menyaksikan kejadian gempa bumi yang dapat menyebabkan kematian dan cedera serius pada diri sendiri atau orang lain pada saat terjadinya gempa yaitu tanggal 27 Mei 2006.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua variable yaitu ridha akan takdir dan tipe kepribadian ?A? secara signifikan membawa pengaruh terhadap stres pascatrauma sebesar 54,8% dengan hubungan korelasi negatif, sementara sisanya (45,2%) adalah dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran untuk dilakukan pengembangan penelitian, serta perlu dilakukan program pengembangan metode untuk mengatasi stres pascatrauma para korban bencana melalui peningkatan ridha akan takdir serta pengembangan tipe kepribadian.
The earthquake 2006 in Yogyakarta and surrounding area had a traumatic impact on survivors which is called post-traumatic stress disorder (PTSD). It is a disorder which develops while people has seen and experienced traumatic events happening to them both physically and mentally. It is known from some literatures that both acceptance of destiny and type of personality have an effect on post-traumatic stress disorder. Therefore, it is necessary to know how far an affect and correlation of both variables has a big influence in post-traumatic stress disorder. Acceptance of destiny is is an attitude to accept calmly, thankfully, and by controlling desire shown by mu?min when he gets what Allah has decided. Type of personality is aspects or component of individual personality which is stable and dominant to him in any situation. Post traumatic stress is a weakening condition which extremely has signs such as desperate, low energy, much of worry, nightmare, and frightening to the event he saw and experienced both physically or mentally.
The objective of this research is to know how far an effect and correlation of acceptance of destiny and type of personality toward post-traumatic stress disorder. The research design is non experimental utilizing quantitative approach as well as purposive sampling; double linear regression was also used in analyzing the data acquired by using software SPSS 10.1 for windows. The population of this research is people from Sewon district of Bantul Yogyakarta with assumption that they are survivors of earthquake on May 2006, then they are potentially to experiencing the post-traumatic stress disorder. The sample of this research is 100 adults at Sewon district Bantul Yogyakarta with criteria such as saw and experienced the earthquake causing deadly impact on them.
The result shows that both variables acceptance of destiny and ?A? type of personality have an effect in post-traumatic stress disorder of 54.8 % with negative correlation and the other (45.2%) is affected by other factors. According to the results, I (as researcher) give a suggestion to develop more such research and program method to take care who has post traumatic stress through the teaching of acceptance of destiny and type of personality development.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Hanisya
"ABSTRACT
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok.

ABSTRACT
Diabetes melitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes.Stres is one of the result of chronic disease. Stres has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims wasto determine the relationship between stres and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes melitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 , especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes melitus in Depok City."
2017
S67459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Anindita Putri
"Latar belakang: Stres merupakan respons fisiologis terhadap situasi yang dianggap mengancam dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi terutama menstruasi pada wanita. Studi menyatakan bahwa secara umum mahasiswa mengalami stres selama menjalankan proses pendidikan dan semakin meningkat selama pandemi COVID-19. Hal ini menjadi perhatian, terutama bagi mahasiswa kedokteran yang sering mengalami stres akademik. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara stres dengan kejadian gangguan menstruasi. Maka dari itu, perlu diteliti mengenai hubungan tingkat stres dengan gangguan menstruasi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan gangguan menstruasi pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik dengan subyek mahasiswa preklinik FKUI yang didapat melalui metode consecutive sampling. Data demografi dan menstruasi diambil menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi. Data tingkat stres diambil menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale-10 (PSS-10). Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square atau Fisher Exact melalui perangkat lunak SPSS versi 26.0.
Hasil: Data yang didapat dari 100 mahasiswa preklinik FKUI semester 1 hingga 7 menunjukkan tingkat stres ringan-sedang dialami oleh 95% mahasiswa dan stres berat dialami oleh 5% mahasiswa. Prevalensi gangguan menstruasi sebesar 91% yang meliputi gangguan frekuensi (12%), durasi menstruasi berkepanjangan (9%), pola menstruasi ireguler (26%), volume menstruasi banyak (40%), dan nyeri sedang-berat (71%). Analisis hubungan tingkat stres dengan gangguan menstruasi menunjukkan nilai p = 1,000.
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan bermakna antara tingkat stres dengan gangguan menstruasi pada mahasiswa preklinik FKUI.

Introduction: Stress is a physiological response to a threatening situation and one of factor that affects reproduction health especially menstruation on women. Studies show that in general, students experience stress during study process and that stress is increasing during COVID-19 pandemic. This thing become great concern for medical students which often experience academic stress. Several studies show that there is a correlation between stress and menstrual disorders. Therefore, the correlation between stress level and menstrual disorders on preclinical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia needs to be investigated.
Objective: This study is aimed to discover correlation between stress level and menstrual disorders among preclinical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
Methods: This is a cross-sectional analytic study with preclinical students as a subject that was obtained through consecutive sampling method. Demographic and menstruation profile are obtained through validated questionnaire. Stress level is obtained through Perceived Stress Scale-10 (PSS-10). Variables are analyzed using Chi-Square or Fisher Exact test with SPSS software version 26.0.
Results: Data from 100 preclinical students of FKUI on first semester until seventh semester shows 95% of students experience mild-moderate stress and 5% of heavy stress. Prevalence of menstrual disorders is 91% which include frequency disorder (12%), prolonged duration (9%), irregular pattern (26%), heavy volume (40%), and moderate-severe pain (71%). Bivariate analysis between stress level and menstrual disorders shows p value of 1.000.
Conclusion: There is no significant correlation between stress level and the incidence of menstrual disorders on preclinical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>