Ditemukan 142625 dokumen yang sesuai dengan query
Lulu Rizqiana
"Satu tahun pernikahan merupakan masa penyesuaian yang dicirikan dengan adanya perasaan romansa yang kuat dan konflik yang tidak terlalu kompleks sehingga pernikahan akan cenderung stabil. Berbanding terbalik dengan masa setelah satu tahun yang menunjukan kerentanan pasangan mengalami perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pernikahan yang diukur menggunakan Couple Satisfaction Index dengan sikap terhadap perselingkuhan yang diukur menggunakan Attitudes Toward Infidelity Scale. Terdapat 457 partisipan yang diperoleh melalui convenience sampling dengan cara menyebarkan poster penelitian melalui media sosial. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini yaitu individu dengan usia pernikahan minimal satu tahun dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian terhadap hubungan kedua variabel penelitian setelah mengontrol gender, pendapatan keluarga, dan kondisi tinggal menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan sikap terhadap perselingkuhan. Semakin individu merasa puas dengan pernikahannya, semakin mereka tidak menyetujui adanya perselingkuhan
The first year of marriage is a period of adjustment characterized by a strong feeling of romance and less complex conflicts so that the marriage will tend to be stable. It is inversely proportional to the period after first year which show the vulnerability of the couple to divorce. This is a correlational study that aims to see the relationship between marital satisfaction which measured by Couple Satisfaction Index and attitude towards infidelity which measured by Attitudes Toward Infidelity Scale. There were 457 participants obtained through convenience sampling by distributing research posters through social media. The characteristics of the participants in this study were individuals who are married at least one year and a minimum high school education level. The result of the study on the relationship between the two research variables after controlling for gender, family income, and living condition shows that there is a significant negative relationship between marital satisfaction and attitude towards infidelity. The more individuals feel satisfied with their marriage, the more they disapprove of the existence of infidelity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nofadiana Putri Indraswati
"Pada awal tahun 2020 terjadi penyebaran virus Corona di seluruh dunia, hingga ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan perubahan kehidupan masyarakat yang berdampak pada berbagai permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara respons terhadap stres yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 426 orang Indonesia usia 20-65 yang telah menikah. Data dikumpulkan secara online dengan alat ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, dan IPIP-BFM 25. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara respons terhadap stres dalam bentuk primary control engagement coping dan secondary control engagement coping dengan kepuasan perkawinan, korelasi negatif yang signifikan antara respons terhadap stres berbentuk primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, dan involuntary disengagement dengan kepuasan perkawinan. Selain itu, diketahui pula adanya korelasi positif yang signifikan antara trait kepribadian emotional stability dan kepuasan perkawinan, serta trait kepribadian emotional stability, agreeableness, intellect, dan conscientiousness dengan beberapa aspek dari respons terhadap stres.
In early 2020, COVID-19 spread throughout the world, until it was set by WHO as a COVID-19 pandemic. This pandemic causes some changes in people’s lives which has an impact on various problems. This study aims to look at the relationship between the responses to stress caused by the COVID-19 pandemic and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The study participants were 426 Indonesian married people aged 20-65 years old. Data was collected online using the ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, and IPIP-BFM 25 measurement tools. The results showed a significant positive correlation between responses to stress in the form of primary control engagement coping and secondary control engagement coping with marital satisfaction, a significant negative correlation between responses to stress in the form of primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, and involuntary disengagement with marital satisfaction. In addition, it is also known that there is a significant positive correlation between emotional stability and marital satisfaction, as well as emotional stability, agreeableness, intellect, and conscientiousness personality traits with several aspects of the responses to stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diajeng Tri Padya
"Angka perceraian di Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya. Salah satu alasan pasangan bercerai adalah perselingkuhan. Terdapat indikasi bahwa seiring perkembangan zaman, individu memiliki sikap yang cenderung permisif terhadap perselingkuhan sehingga menjadi lebih rentan melakukan perselingkuhan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh self-disclosure pada sikap terhadap perselingkuhan yang dimiliki individu dalam perkawinan. Penelitian ini juga melihat peran kepuasan perkawinan yang dimiliki individu dalam memediasi hubungan antara self-disclosure dan sikap terhadap perselingkuhan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attitude toward Infidelity Scale (ATIS; Whatley, 2008), Marital Self-disclosure Questionnaire (MSDQ; Waring, et al., 1998), dan Couple Satisfaction index (CSI; Funk & Rogge, 2007). Teknik statistik deskriptif, korelasi, regresi sederhana dan analisis mediasi digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini dilakukan pada 461 partisipan yang berada dalam perkawinan (361 perempuan, 100 laki-laki). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-disclosure memiliki pengaruh yang signifikan pada sikap terhadap perselingkuhan. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepuasan perkawinan berperan memediasi secara penuh hubungan antara self-disclosure dan sikap terhadap perselingkuhan.
The divorce rate in Indonesia tends to increase every year. One of the reasons couples divorce is infidelity. There is an indication that individuals tend to have a permissive attitude towards infidelity along with the times so that they become more vulnerable to infidelity. This study aims to examine the effect of self-disclosure on attitudes towards infidelity that individuals have in marriage. This study also looks at the role of marital satisfaction in mediating the relationship between self-disclosure and attitudes towards infidelity. The Attitude toward Infidelity Scale (ATIS; Whatley, 2008), Marital Self-disclosure Questionnaire (MSDQ; Waring, et al., 1998), and Couple Satisfaction index (CSI; Funk & Rogge, 2007) were used in this study. Descriptive, correlation, regression, and mediation analysis techniques were used to to analyze the data. This study was conducted on 461 participants who were in marriage (361 women, 100 men). The results showed that self-disclosure had a significant effect on attitudes towards infidelity. In addition, the result found marital satisfaction fully mediate the relationship between self-disclosure and attitudes towards infidelity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nofadiana Putri Indraswati
"Pada awal tahun 2020 terjadi penyebaran virus Corona di seluruh dunia, hingga ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan perubahan kehidupan masyarakat yang berdampak pada berbagai permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara respons terhadap stres yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian adalah 426 orang Indonesia usia 20-65 yang telah menikah. Data dikumpulkan secara online dengan alat ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, dan IPIP-BFM 25. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara respons terhadap stres dalam bentuk primary control engagement coping dan secondary control engagement coping dengan kepuasan perkawinan, korelasi negatif yang signifikan antara respons terhadap stres berbentuk primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, dan involuntary disengagement dengan kepuasan perkawinan. Selain itu, diketahui pula adanya korelasi positif yang signifikan antara trait kepribadian emotional stability dan kepuasan perkawinan, serta trait kepribadian emotional stability, agreeableness, intellect, dan conscientiousness dengan beberapa aspek dari respons terhadap stres.
In early 2020, COVID-19 spread throughout the world, until it was set by WHO as a COVID-19 pandemic. This pandemic causes some changes in people’s lives which has an impact on various problems. This study aims to look at the relationship between the responses to stress caused by the COVID-19 pandemic and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The study participants were 426 Indonesian married people aged 20-65 years old. Data was collected online using the ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale, RSQ (Responses to Stress) COVID-19, and IPIP-BFM 25 measurement tools. The results showed a significant positive correlation between responses to stress in the form of primary control engagement coping and secondary control engagement coping with marital satisfaction, a significant negative correlation between responses to stress in the form of primary control disengagement coping, secondary control disengagement coping, involuntary engagement, and involuntary disengagement with marital satisfaction. In addition, it is also known that there is a significant positive correlation between emotional stability and marital satisfaction, as well as emotional stability, agreeableness, intellect, and conscientiousness personality traits with several aspects of the responses to stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agni Aflikhiya Sari
"Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak masalah psikologis kepada pasangan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebosanan, religious coping, dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan terdiri dari 287 orang Indonesia berstatus menikah, terdiri dari 199 perempuan dan 88 laki-laki (usia 20-65 tahun). Pengukuran dilakukan dengan ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iranian Religious Coping (IRCOPE), dan IPIP-BFM-25 Indonesia. Data di analisis dengan Pearson’s correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara kebosanan dan kepuasan perkawinan, ada korelasi positif antara semua traits kepribadian (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) dan kepuasan perkawinan, dan tidak ada korelasi antara religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) dan kepuasan perkawinan. Implikasi praktis dari hasil penelitian adalah untuk memperhatikan pentingnya mengatasi kebosanan dan mengembangkan religious coping yang tepat agar dapat meningkatkan kepuasan perkawinan di masa pandemi dan selanjutnya.
COVID-19 pandemic cause psychological problems for marital couple. This study investigated the relationship between boredom, religious coping, and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Participants were 287 married individuals (20-65 years old), consisting 199 women and 88 men, living in Indonesia. Data were collected through online survey forms using ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iran Religiousitas Coping (IRCOPE), and Personality Traits (IPIP-BFM-25 Indonesia). The results showed a negative correlation between boredom and marital satisfaction and positive correlations between personality traits (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) and marital satisfaction. However, there was no significant correlation between religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) and marital satisfaction. The result showed the importance of overcoming boredom and develop the right religious coping to improve marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mutiyari Ayunindya Mudyaningrum
"Pandemi COVID-19 membawa berbagai perubahan dan tantangan bagi individu di seluruh dunia. Berbagai permasalahan muncul dan kemudian menurunkan kebahagiaan (subjective well-being) individu terhadap hidupnya. Salah satu aspek penting yang juga berpengaruh dalam hidup individu yaitu hubungan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan berpacaran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara subjective well-being (SWB) dengan kepuasan berpacaran pada individu dewasa muda di masa Pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional dengan strategi penelitian non-eksperimental. Sebanyak 222 individu dewasa muda yang menjalani hubungan berpacaran mengisi alat ukur Subjective Happiness Scale yang disusun oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999), serta alat ukur Relationship Assessment Scale yang disusun oleh Hendrick (1988). Melalui teknik analisis korelasi, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara SWB dengan kepuasan berpacaran. Hasil lain yang didapatkan dari penelitian ini yaitu sebagian besar individu memiliki SWB dan kepuasan berpacaran yang tergolong sedang. Dikarenakan Pandemi COVID-19 diasosiasikan dengan permasalahan yang berdampak negatif, individu dianjurkan untuk tetap menjaga dan/atau meningkatkan perasaan positif terhadap hidup maupun pasangan. Selain itu, individu dianjurkan untuk dapat menyelesaikan atau meminimalisir berbagai permasalahan yang dialami selama Pandemi COVID-19 secara efektif agar tidak menurunkan kebahagiaan dan kepuasan berpacaran.
The COVID-19 Pandemic brings various changes and challenges for individuals around the world. Various problems arise and then reduce the individual's happiness (subjective well-being) towards their life. One important aspect that also influences an individual's life is the social relationship, which include dating relationship. This research aims to see the relationship between subjective well-being (SWB) and dating satisfaction among young adults in COVID-19 Pandemic. This research is a cross-sectional quantitative approach with a non-experimental research strategy. A total of 222 young adults in dating relationships completed the Subjective Happiness Scale by Lyubomirsky and Lepper (1999), as well as the Relationship Assessment Scale by Hendrick (1988). Correlation analysis found that there was a positive and significant relationship between SWB and dating satisfaction. Another result obtained from this study is that most individuals have moderate SWB and dating satisfaction. Because the COVID-19 Pandemic is associated with problems that have a negative impact, individuals are suggested to maintain and increase positive affect towards life and their partners. In addition, individuals are suggested to be able to solve various problems experienced during the COVID-19 Pandemic effectively to avoid decrease lowering of happiness and satisfaction with dating."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lutfiah Ana Wibowo
"Pandemi COVID-19 menciptakan stresor fisik, mental, dan sosial yang memengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh respons terhadap stres dan religious coping terhadap kepuasan perkawinan di masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental. Partisipan penelitian ini berjumlah 356 orang Indonesia yang sudah menikah dengan rentang usia 20-65 tahun (M=31,04, SD=8,67). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur Adult Self-Report RSQ (Responses to Stress Questionnaire) COVID-19, The Brief RCOPE, dan ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale yang disebarkan secara daring. Data diolah menggunakan perhitungan regresi berganda menggunakan program IBM SPSS Statistic Version 25. Hasil penelitian menujukkan primary control engagement coping dan positive religious coping berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan perkawinan. sementara involuntary engagement dan negative religious coping berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kepuasan perkawinan. Diketahui juga bahwa jumlah partisipan yang memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang tergolong tinggi dan rendah hampir sama banyaknya.
The COVID-19 pandemic create physically, mentally, and socially stressors that change many aspects of people’s life, including their marriage. This study examined the influence of responses to stress and religious coping on marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. This research uses quantitative non-experimental method. Participants of this study were 356 married Indonesians age 20-65 years (M=31,04, SD=8,67). The Adult Self-Report RSQ (Responses to Stress Questionnaire) COVID-19 measurement tools, The Brief RCOPE, and The ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale were distributed online. Data were analyzed by multiple regression using IBM SPSS Statistic Version 25. The results showed that primary control engagement coping and positive religious coping had a positive and significant influence on marital satisfaction, while involuntary engagement and negative religious coping had a negative and significant influence on marital satisfaction. In addition, the numbers of participants who had high and low marital satisfaction were almost similar."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aulya Diesa Maretha
"Pada masa pandemi COVID-19, berbagai perubahan dan tantangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dapat berdampak terhadap kesejahteraan keluarga, termasuk di dalamnya adalah kepuasan pernikahan (Prime, Wade, & Browne, 2020). Di Indonesia, terdapat peningkatan angka konsultasi mengenai permasalahan dalam hubungan keluarga yang diterima oleh Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020). Kontribusi kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga menjadi hal yang penting untuk diteliti karena keluarga merupakan gabungan dari subsistem dan fungsi yang saling memengaruhi satu sama lain (Korja et al., 2016). Penelitian ini melibatkan 120 ibu menikah yang memiliki anak pertama berusia toddler. Variabel resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan variabel kepuasan pernikahan diukur dengan ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Hasil analisis menggunakan regresi linear sederhana menunjukkan adanya kontribusi positif yang signifikan dari kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga. Selain itu, hasil analisis menggunakan Pearson Correlation juga menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan resiliensi keluarga dan kepuasan pernikahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu dan keluarga memahami pentingnya peran kepuasan pernikahan pada ibu dengan anak usia toddler terhadap resiliensi keluarga
During the COVID-19 pandemic, there are several changes and challenges in different aspects of life that could impact the family’s wellbeing, including marital satisfaction (Prime, Wade, & Browne, 2020). In Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020) found an increase in the amount of consultation that was related to family problem. The contribution of marital satisfaction to family resilience becomes a very important topic as a family consists of subsystems and functions that are mutually influencing (Korja et al., 2016). This study involves 120 married mothers whose first children are of toddlers-age. Family resilience is measured using Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and marital satisfaction is measured using ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Simple linear regression analysis shows a positive and significant contribution of marital satisfaction on family resilience. In addition to that, Pearson Correlation analysis also shows a positive and significant correlation between family and family resilience as well as marital satisfaction. These findings hopefully could bring awareness to mothers and their families regarding the importance of mothers’ marital satisfaction on family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ghina Putri Inayati
"Kemudahan berkomunikasi melalui media sosial dapat memberi keuntungan maupun menjadi tantangan bagi hubungan interpersonal, termasuk dalam hubungan pernikahan. Salah satu tantangan yang muncul yaitu perselingkuhan yang dilakukan secara daring atau online infidelity. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara resiliensi dan online infidelity dengan kepuasan pernikahan sebagai mediator. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yaitu Social Media Infidelity-Related Behaviors (SMIRB), Kansas Marital Satisfaction Scale (KMSS), dan versi singkat dari Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) yang diadministrasikan secara daring untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Partisipan penelitian merupakan individu yang telah menikah selama lebih dari 3 tahun (N=264, mean usia=43,18, mean usia pernikahan=16,47). Hasil menunjukkan bahwa resiliensi dan kepuasan pernikahan memiliki pengaruh negatif yang signifikan tehadap online infidelity. Hasil juga menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan memediasi hubungan antara resilieni dan online infidelity.
The ease of communicating through social media can provide both benefits and challenges for interpersonal relationships, including marriage. One of these challenges is online infidelity. This study aimed to investigate the mediating role of marital satisfaction in the relationship between resilience and online infidelity. This study used Social Media Infidelity-Related Behaviors (SMIRB), Kansas Marital Satisfaction Scale (KMSS), and the 10-item version of Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) that administered through online questionnaireto measure the research variables. Participants of this study are individuals who are married for over than 3 years (N=264, mean age=43.18, mean years of marriage= 16.47). Result indicated that relisience and marital satisfaction have significant negative effects on online infidelity. Result also indicated that marital satisfaction has a mediating role in the relationship between resilience and online infidelity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rischa Indira Sabrina
"COVID-19 menyebabkan perubahan besar bagi masyarakat. Adanya Work From Home (WFH) bagi para orang tua, khususnya para ayah dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bagi para anak merupakan beberapa dampak dari adanya COVID-19. Meskipun kurang tersorot, pandemi COVID-19 juga berdampak besar bagi para ibu rumah tangga. Pandemi dan efek tumpahan yang dirasakan dari terdampaknya para ayah dan anak menyebabkan ibu rumah tangga stres dan perlu untuk beradaptasi kembali. Mindful parenting dapat diterapkan sebagai solusi untuk menghadapi berbagai dampak tersebut. Mindful parenting terbukti mengurangi stres dan meningkatkan kemampuan coping stres. Dalam implementasinya, salah satu faktor yang diduga memengaruhi mindful parenting adalah komunikasi interpersonal dalam pernikahan. Untuk meneliti hubungan mindful parentingdan komunikasi interpersonal dalam pernikahan, peneliti menggunakan desain korelasional dengan jumlah sampel 155. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness in Parenting (IM-P) untuk meneliti mindful parenting dan Measurement of Marital Communication (MCI) untuk meneliti komunikasi interpersonal dalam pernikahan. Hasil menunjukkan tidak ada korelasi antara kedua variabel, maupun dengan dimensi-dimensi mindful parenting, kecuali pada dimensi menerima tanpa memberikan penilaian pada diri dan anak dan menemukan korelasi negatif.
COVID-19 brought significant adjustments. The existence of Work From Home (WFH) for parents, especially fathers, and distance learning (PJJ) for children are some of the impacts of COVID-19. Although less highlighted, the COVID-19 pandemic has also had a major impact on housewives. Housewives are stressed as a result of the pandemic and the spillover effects caused by the impact of fathers and children. Mindful parenting can be applied as a solution to deal with these impacts. Mindful parenting has been shown to reduce stress and improve stress coping abilities. In its implementation, one of the factors thought to influence mindful parenting is interpersonal communication in marriage. To examine the relationship between mindful parenting and interpersonal communication in marriage, the researcher used a correlational design with a sample size of 155. The measuring instruments used are: Interpersonal Mindfulness in Parenting (IM-P) to examine mindful parenting and Measurement of Marital Communication (MCI) to examine interpersonal communication in marriage. The results show that there is no correlation between the two variables, nor with the dimensions of mindful parenting, except for the dimension of nonjudgmental acceptance of self and child, which was found to have a significant negative correlation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library