Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irish Hening
"Komik dan film genre superheroes di dalam budaya populer Amerika memberikan pengaruh terhadap karya-karya serupa di Indonesia sejak abad ke-20. Pada abad ke-21, karya-karya ini dikumpulkan dan bernaung di bawah rumah produksi Bumilangit. Salah satunya adalah tokoh Gundala karya Hasmi yang kemudian dibuat versi adaptasinya untuk menjadi bagian dari semesta Bumilangit. Dalam menyebarkan narasinya, Bumilangit mengeluarkan film Gundala: Negeri ini Butuh Patriot, komik cetak adaptasi Gundala: Takdir dan komik daring Gundala: The Son of Lightning. Selain itu terdapat juga akun-akun media sosial resmi facebook & instagram Gundala yang memungkinkan partisipasi dari audiens. Teks film menjadi pembuka dari semesta Bumilangit dan komik menjadi pelengkap untuk membangun narasinya. Di dalam teks film dan komiknya, penggambaran dunia distopia direpresentasikan melalui adanya ketimpangan sosial dan masalah sosial politik lainnya. Masalah-masalah tersebut akhirnya memicu kehadiran sosok adiwira. Dengan menggunakan konsep transmedia storytelling dari Henry Jenkins dan narasi distopia dari M. Keith Booker, penelitian ini bertujuan untuk menelaah narasi distopia yang akan memicu hadirnya wacana adiwira dalam penyebaran narasi Gundala.

The superheroes comic and film genre in American popular culture has influenced similar works in Indonesia since the 20th century. In the 21st century, these works are collected and taken under the Bumilangit production house. One of them is Hasmi's Gundala character as the part of the Bumilangit universe. In spreading the narrative, Bumilangit released the movie Gundala: This Country Needs Patriot, a printed comic based on the movie Gundala: Destiny and the online comic Gundala: The Son of Lightning. In addition, there is also the Gundala’s official social media on Facebook & Instagram that allow fans participation. The movie is the opening of the Bumilangit universe and the comics are the complementer media to build the narrative. In the movie and comics, the depiction of the dystopian world is represented by the existence of social inequality and other socio-political problems.These social and political problems finally triggered the presence of superheroes. By using the transmedia storytelling concept from Henry Jenkins and dystopian narrative by M. Keith Booker, this study aims to analyze the dystopian narrative which trigger the emergence of superheroes’ discourse in the spreading of Gundala narratives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daniel Fahmi Rizal
"ABSTRAK
Suatu teks tidak tercipta dalam keadaan kekosongan budaya. Dalam membaca teks sastra kita perlu mempertimbangkan teks-teks lain yang kiranya memengaruhi penulis. Untuk itulah perlu kita perhatikan prinsip intertekstualitas. Prinsip ini memaparkan bahwa setiap teks sastra dibaca dengan latar belakang teks-teks lain. Hal ini terlihat di dalam teks lakon Gundala Gawat dari kelompok teater Gandrik. Gandrik terkenal akan caranya membedah naskah pementasan sesuai kehendak mereka, sehingga naskah yang awalnya diproduksi penulis bisa berubah ketika dipentaskan dalam lakon. Faktor ini cukup menjadi alasan kecurigaan adanya teks-teks lain yang memengaruhi pementasan Gandrik. Oleh karena itu, teks-teks intertekstual tidak dapat dilepaskan dari pementasan Gundala Gawat.Dengan metode kualitatif, peneliti menghubungkan teks-teks lain yang memengaruhi tokoh Gundala dalam Gundala Gawat. Peneliti menemukan bahwa tokoh Gundala dalam Gundala Gawat memiliki keterkaitan dengan tokoh Gundala dalam teks komik dan teks naskah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pementasan kelompok teater Gandrik terpengaruh dari pola teater tradisional. Gandrik mengolah naskah Gundala Gawat, yang sebelumnya terinspirasi dari komik Gundala Putera Petir, ke dalam lakon untuk menyuarakan ideologinya melalui tokoh Gundala. Ideologi Gandrik yang ditemukan berupa ideologi pembebasan, yakni ideologi Gandrik untuk mengajak penonton lakon sejenak menertawakan pihak-pihak yang melakukan represi terhadap kehidupan manusia Indonesia.
ABSTRACT
A text is not created in a state of cultural emptiness. When we read a literary text, we need to consider the other texts that affect the author. For that, we need to consider the principle of intertextuality. This principle means that every literary text is read with observing the other texts as a background. These principles need to be considered when we read the text of Gundala Gawat performance by the Gandrik theater group. Gandrik is famous for dissecting a script, so that texts that originally produced by the author could change when staged in the performance. This reason is enough to be a suspicious that any texts affect Gandrik rsquo s performance. Therefore, intertextual texts can not be separated from the Gundala Gawat performance.With qualitative methods, the study was connect the texts that affect Gundala Gawat. It was found that Gundala Gawat influenced by comics text by Hasmi, script text Goenawan Mohamad, and the patterns of traditional theaters. The finding of this intertextual texts will be a footing of the search Gandrik rsquo s ideology in the Gundala Gawat performance. The analysis showed that Gandrik detracted from the pattern of traditional theater. Gandrik process Gundala Gawat script, which previously inspired by Gundala Putera Petir comics, into the performance to voice their ideology. Gandrik ideology is found in the form of liberation ideology, the ideology that invite the audience to laughing at parties repression against Indonesians human life."
2016
T48289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Zulfanya Setiawan
"ABSTRAK
Beberapa tahun belakangan, industri perfilman Indonesia sudah semakin berkembang, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Mengetahui bahwa sebuah perencanaan pemasaran dan distribusi sama pentingnya dengan
tahap produksi, munculnya Web 2.0 menambah unsur baru terhadap sebuah promosi film. User generated content
(UGC) dapat digunakan sebagai strategi untuk mempromosikan sebuah film. Masyarakat dapat menjadi medium untuk mempromosikan film itu sendiri dengan konten-konten yang mereka ciptakan melalui sosial media. Para
pegiat sineas Indonesia yang mengupayakan strategi UGC adalah Bumilangit dan tim yang terlibat dalam melakukan promosi film terbarunya Gundala yang tayang serentak pada bulan Agustus 2019. BumiLangit
menggunakan strategi untuk mempromosikan film Gundala dengan memanfaatkan UGC untuk menciptakan budaya partisipatif. Budaya tersebut merupakan hal yang masih tergolong asing dilakukan dalam promosi
perfilman Indonesia. penelitian ini akan membahas bagaimana UGC dapat menjadi salah satu strategi pemasaran
dalam sebuah promosi film melalui sosial media. Melakukan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode desk research. penelitian ini akan membahas bagaimana UGC dapat menjadi salah satu
strategi pemasaran dalam sebuah promosi film Gundala melalui media sosial

ABSTRACT
Over the years, the Indonesian film industry has grown, both in terms of quality and quantity. Knowing that
marketing and distribution planning is as important as film production, questioning Web 2.0 adds nothing new to
a promotional film. User-generated content (UGC) can be used as a strategy for the distribution of a film. The
public can become a media to promote the film itself with the content they make through social media. Indonesian
filmmakers who are pursuing the UGC strategy are Bumilangit and the team involved in promoting the film
"Gundala" which aired simultaneously in August 2019. BumiLangit uses strategies to promote the Gundala film
by utilizing the UGC to create a participatory culture. This culture is something that is still considered foreign in
the promotion of Indonesian cinema. This research will discuss how UGC can become one of the marketing
strategies in a promotional film through social media. Conducting descriptive qualitative research using desk
research methods. This research will discuss how UGC can become one of the marketing strategies in the Gundala
promotional film through social media"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gemilang Sayyef Al-Haq
"

Film Gundala merupakan sebuah fenomena menarik dalam dunia perfilman Indonesia yang sempat menjadi salah satu topik paling hangat dibicarakan di social media pada pertengahan tahun 2019. Hanya dalam waktu 7 hari penonton film Gundala telah mencapai lebih dari 1 juta penonton dari seluruh Indonesia. Tidak heran apabila film ini meraih sejumlah prestasi yang membanggakan bagi perfilman Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Kesuksesan ini menarik perhatian dari peneliti untuk mencari tahu apa yang membuat penonton puas terhadap film Gundala dikaitkan dengan teori terbaru Movie Marketing Mix dan Word of Mouth (WOM). Movie Marketing Mix dalam penelitian ini terdiri dari variabel People, Script, Features Promotions, dan Satisfaction. Ternyata dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel Script dan Word of Mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan dari penonton film Gundala.

 

Kata Kunci:

Film, Movie Marketing Mix, Word of Mouth, Satisfaction

 


Gundala Movie was an interesting phenomenon for Indonesian movie industry which had been one of the hottest topic discussed on social media in mid 2019. In just 7 days, Gundala reached more than 1 million viewers across the country. No wonder if the film had a numbers of proud achievements for Indonesian movie industry in national level to international level. This success leads to the writer’s attention to do find out about what is the reason the behind Gundala movie audience’s satisfaction associated with the latest theory of Movie Marketing Mix and Word of Mouth (WOM). Movie Marketing Mix in this study consisted of the variable People, Script, Features Promotions, and Satisfaction. It turns out that in this study it was found that the Script and Word of Mouth variables had a significant influence on the satisfaction of Gundala film viewers.

 

Keywords:

Films, Movie Marketing Mix, Word of Mouth, Satisfaction

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gibraltar Andibya Muhammad
"Keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa (Brexit) menjadi salah satu kasus dari rentetan gelombang populisme global yang banyak dikaji oleh akademisi lintas disiplin, terutama ilmu sosial, politik dan budaya. Bila ditelaah melalui perspektif Ilmu Hubungan Internasional, Brexit menjadi salah satu studi kasus yang berhasil menunjukkan signifikansi berbagai bentuk wacana politik identitas dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara. Merujuk pada gambaran besar tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meninjau literatur-literatur akademik yang membahas mengenai wacana politik identitas dalam Brexit. Adapun jenis literatur yang digunakan berupa berupa berupa artikel jurnal, buku dan bab dalam buku akademik. Tulisan ini adalah tinjauan literatur akademik yang menggunakan metode pengorganisasian taksonomi dengan cakupan 33 literatur akademik terakreditasi yang dikelompokkan ke dalam empat tema besar, yakni (1) Tinjauan Historis Hubungan Britania Raya dengan Eropa, (2) Aktor yang Berperan dalam Reproduksi Wacana Politik Identitas, (3) Ragam Bentuk Wacana Politik Identitas yang Muncul, dan (4) Interseksi Wacana Politik Identitas dengan Faktor Sosio-Ekonomi. Penulis menemukan bahwa faktor historis dan kejayaan masa lalu membuat independensi dan kepemimpinan yang kuat menjadi satu identitas yang berupaya dipertahankan dan Brexit merupakan upaya Britania Raya untuk dapat keluar dari tekanan Uni Eropa yang dianggap membahayakan dua hal tersebut. Pada akhirnya tulisan ini melahirkan sebuah kesimpulan, yakni ragam wacana politik identitas yang terus berkembang nantinya sangat didorong oleh kompleksitas domestik sebagai hasil dari interaksi antara aktor di tingkat elit dan di tingkat publik dalam menginterpretasikan tekanan di tingkat internasional. Kuatnya nuansa historis dalam mendorong praktik politik identitas dalam Brexit pada akhirnya membuat Brexit menjadi satu manifestasi tersendiri di mana faktor identitas mampu melampaui perhitungan rasional, terutama dalam aspek ekonomi.

The exit of the United Kingdom from the European Union (Brexit) is one of the cases of a series of waves of global populism which has been widely studied by academics across disciplines, especially social, political and cultural sciences. When examined through the perspective of International Relations, Brexit is one of the case studies that successfully demonstrates the significance of various forms of identity political discourse in influencing a country's foreign policy. Referring to this big picture, this study aims to review academic literature that discusses the discourse of identity politics in Brexit. The type of literature used is in the form of journal articles, books and chapters in academic books. This paper is a review of academic literature that uses a taxonomic organization method covering 33 accredited academic literature which are grouped into four major themes, namely (1) Historical Review of the Relations between Great Britain and Europe, (2) Actors Playing a Role in the Reproduction of Identity Political Discourse, (3) Various Forms of Identity Political Discourse Appears, and (4) Intersection of Identity Political Discourse with Socio-Economic Factors. The author finds that historical factors and past glories have made the identity as a nation with independence and strong leadership is necessary to be maintained. Brexit is an attempt by the United Kingdom to get out of European Union pressure which is considered dangerous to these two elements. In the end, this paper gives birth to a conclusion, namely that the variety of identity politics discourse that continues to develop are strongly driven by domestic complexities as a result of interactions between actors at the elite level and at the public level in interpreting pressures at the international level. The strong historical overtones in encouraging the practice of identity politics in Brexit ultimately emphasize Brexit as a manifestation in which the identity factor was able to go beyond rational calculations, especially in the economic aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putrawan Yuliandri
"Tesis ini membahas, praktik resistensi dalam wacana lirik lagu grup musik metal Purgatory. Dengan menggunakan paradigma kritis, kemudian mengintegrasikan pada kajian budaya kritis ke dalam proses komunikasi politik. Musik metal dinilai sebagai medium komunikasi maupun bentuk budaya subkultur yang dapat dipandang sebagai medium resistensi yang penting, baik secara budaya maupun politik.
Tesis ini menemukan, narasi hegemonik Barat terhadap Islam, yang selalu dikaitkan dengan wacana sentimen negatifnya, direspon sekaligus dilawan balik counter-hegemoni oleh wacana lirik lagu Purgatory. Diskursus yang membentuk wacana lirikal Purgatory yang resisten itu dibingkai oleh beragam konteks diskursus Islam dan Barat yang terjadi di masa lalu baik dalam konteks global maupun saat ini dalam konteks Indonesia. Runtuhnya rezim represif Orde Baru, menghadirkan fenomena ledakan Islam di arena politik dan kebudayaan.
Dengan ditandai oleh maraknya simbol-simbol keagamaan di ruang publik, peningkatan religiusitas pribadi serta perkembangan lembaga-lembaga Islam dan gaya hidup baru. Beragam praktik diskursus ini pada gilirannya membentuk sebuah proyeksi identitas Islam yang lebih cair dan lebih moderat, sebagai bagian dari tantangan umat muslim dalam menghadapi sekularisasi modernitas Barat. Tesis ini berhasil menemukan, bahwa wacana musik metal Islam yang disuarakan oleh Purgatory menjadi sarana dalam membentuk identitas, kohesi sosial, sampai dengan politik kebudayaan religius Islam dikalangan subkultur musik metal di Indonesia.

This thesis explains a resistance practice found in the song lyrics discourse of an Indonesian metal band called Purgatory. A critical paradigm, alongside with cultural studies and political communication, is used to dissect the problem. Metal music is considered as a communication media or a sub culture form that can also be seen as an important resistance medium, not only culturally but also politically.
The research founds that a common narrative of a Western hegemony that has always been associated with its negative sentiment, was responded the other way around by Purgatory. A discourse that forms a narrative resistance in the song lyrics from Purgatory is framed with many Islamic and Western discourse which were happened in the past, globally or in Indonesia only. The collapse of the New Order regime brought a huge Islamic phenomenon in political and culture circle.
Religious symbols appears in an open public space, personal religious lawfulness arises, new lifestyle comes up, and the emergence of Islamic institutions. These various political practices will get its own turn to form a projection of a more balanced Islam identity as a part of Moslems rsquo challenges to face the modern Western secularization. The research also founds that an Islamic metal music vocalized by Purgatory happens to be a tool to form identity, social cohesion, and even the culture of Islamic political amongst metal music subculture in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T46880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Humairoh
"Pemberantasan korupsi di Indonesia belum berdampak secara signifikan untuk mengurangi angka korupsi di Indonesia, sementara korupsi semakin disadari menjadi faktor penghambat perkembangan di Negara ini, baik ekonomi maupun sosial. Karena korupsi dipandang sebagai masalah utama menghadapi transisi ekonomi dan Negara berkembang, banyak organisas internasional seperti United Nation (UN), World Bank (WB), International Monetary Fund (IMF), dan juga organasasi non-pemerintah seperti Transparency International (TI) meluncurkan program-program anti-korupsi.
Jika sebelumnya pemerintah, sektor privat, akuntan, dan media dijadikan sebagai aktor penting dalam ranah anti-korupsi, maka sekarang pemuda ditegaskan sebagai aktor anti-korupsi. Perkembangan fokus pemuda dalam antikorupsi ini juga Nampak pada program kerja Transparency International Indonesia (TII), cabang dari TI di Indonesia.
Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis, penelitian ini mencoba untuk mengungkap bagaimana pemuda dikonstruksi dalam tarikan dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan global yang diwakili oleh TII dan kepentingan nasional.
Kesimpulan dari dokumen yang telah dianalisa adalah, pemuda dikonstruksikan dengan sudut pandang yang sangat positif, seperti grup kolektif yang penuh dengan energy dan idealisme, sebagai agen perubahan, dan agen reformasi. Namun di sisi lain pemuda dianggap sebagai sosok anarkis. Dalam konteks sosiokultural, pemuda dalam aksi pemberantasan korupsi terbelenggu dalam dualism pemahaman dan pemaknaan.

The corruption eradication in Indonesia has yet to create a significant impact in lowering the corruption in Indonesia, and it’s increasingly recognized that corruption hinders development in this country, both economic and social. Since the issue of corruption is viewed as one the main problems facing transition economies and developing countries, there are many international organizations such as United Nation (UN), World Bank (WB), International Monetary Fund (IMF), and also non-governmental organizations (NGO) like Transparency International (TI) launched anti-corruption programmes.
If in the past years, government, the private sector, accountants, and media are emphasized as important participants in the anti-corruption field, but now, youth is emphasized as an actor of anti-corruption. This developing focus on youth in anti-corruption also represents in the work of Transparency International Indonesia (TII), a chapter of TI in Indonesia.
By using critical discourse analysis method, we seek to uncover how youth are constructed by two different interests; global interest (which is represented by TII) and national interest.
Based on the document analyzed, we conclude that youth are constructed in a very positive point of view, such as a collective group with full of energy and idealism, as an agent of change, and an agent of reformation. But in the other hand, youth are viewed as the anarchists . In a sociocultural context, youth in anticorruption are fettered in a dualism of meaning.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizma Angga Puspita
"Pengajaran bahasa, khususnya kompetensi wacana, dan pendidikan berkarakter merupakan dua hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini mengungkap bagaimana penjabaran konkret dari nilai kejujuran dalam teks drama di buku ajar dan nilai sosial budaya apa yang kemungkinan memengaruhi produksi wacana. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis memandang wacana sebagai praktik sosial yang produksinya dipengaruhi dan memengaruhi nilai-nilai di masyarakat.
Melalui penelitian ini, diketahui bahwa teks drama bermanfaat untuk pengajaran bahasa sekaligus sarana pendidikan berkarakter. Teks drama pada penelitian ini banyak menyampaikan nilai kejujuran dengan cara tidak langsung, yaitu tidak ada penanda kata tertentu yang memudahkan penandaan nilai kejujuran. Dalam penelitian ini, juga ditemukan nilai sosial budaya, yakni ajaran agama dan hukum adat, yang kemungkinan memengaruhi produksi teks. Kejujuran yang diajarkan sebagian besar berkaitan dengan konsep menjaga amanah.

Language teaching, especially the discourse competence, and building character education are the two factors behind this research. This study reveals how the concrete elaboration of the value of honesty at drama in textbook and social and cultural value which influence the production of discourse. The analysis in this study uses theory of critical discourse analysis. Critical discourse analysis looks discourse as social practice. As social practice, discourse is influenced and affected values in society.
Through this research, it is known that the drama useful for language teaching and building character education. Almost dramas in this study express the value of honesty in an indirect way, which are no specific markers that facilitate the tagging value honesty. In this study, also found socio-cultural values, namely religion and customary law, which may influenced the production of the text. Honesty is taught largely concerned with the concept of keeping mandate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Yunizar Ramadhani
"Skripsi ini membahas tentang proses konstruksi yang dilakukan oleh media massa, yaitu majalah Islam SABILI. Konsep jihad disini akan dibahas dalam kacamata kriminologi, jihad di dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagianarti sempit yang terpaku pada perang, invasi, perlawanan, radikalisme, dan kekerasan lainnya, juga jihad dalam arti luas, yaitu jihad yang cinta damai demi menegakkan agama Islam yang rahmatan lil alamin, jihad yang moderat yang mau menerima dan berjalan beriringan dengan kelompok berbeda agama lainnya. Konsep jihad akan dibahas dalam pembahasan skripsi ini. Begitupula konstruksi wacana yang terdapat pada artikel majalah SABILI.
Wacana yang ada pada majalah SABILI akan dibedah dengan teori yang dipaparkan oleh Esposito, tentang pengkategorian jihad dan memakai metode analisis wacana kritis dengan konsep dari Ferrell yang merupakan ahli kriminologi, serta metode analisis konten dari Vincent F. Sacco. Kesimpulan dari penelitian ini ditetapkan adanya konstruksi jihad baik dalam makna yang sempit maupun jihad yang lebih luas pada SABILI. Dekonstruksi tentang jihad yang sempit pada akhir analisis diharapkan efek buruk tentang jihad yang sempit, seperti maraknya terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme dapat ditekan. Dengan kemudian citra Islam menjadi agama yang penuh rahmat serta mengibarkan bendera perdamaian dapat terwujud.

This undergraduate thesis discusses the construction process that has been done by the mass media, particularly Islam magazine SABILI. Using criminology perspective, this undergraduate thesis will define the concept of jihad; which later divided into two parts; narrow definition of jihad which sticks to war, invasion, rebellion, radicalism, and other act of violence; also wide definition of jihad that is peace jihad of which Islam that rahmatan lil alamin will be uphold, moderate jihad that accepts different religions and walks together with it. Along with the jihad concept, this undergraduate thesis will also discuss the discourse construction in the SABILI’s magazine article.
Discourse in the SABILI magazine will be analyzed with Esposito’s theory of jihad categorizing, using the critical discourse analysis method and Vincent F. Sacco methodof content analysis, as well as Ferrell’s explanation of criminology. This research found that SABILI commits a jihad construction, both in narrow definition and the wide definition. Deconstruction of jihad in narrow definition causes good effects, such as terrorism acts, radicalism, and extremism that could be decreased. By that, Islam’s images could be the religion that rahmatan lil alamin, also the raise of peace fla.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Deska Caturangga
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi wacana konflik Israel-Palestina pada media Indonesia berbahasa Inggris: Jakartapost dan Jakartaglobe. Dengan menggunakan metode kualititatif dan teori analisis wacana Van Dijk, penulis menganalisis satu artikel masing-masing dari kedua media. Analisis ini terbagi atas beberapa bagian; teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang terbentuk dalam artikel.
Penulis menemukan bahwa kedua media mengkonstruksikan wacana konflik Israel-Palestina serupa dalam segi teks, namun keduanya menciptakan kognisi sosial dan konteks sosial yang berbeda. Hasil penelitian ini mengilustrasikan bahwa Jakartapost dan Jakartaglobe berbeda secara signifikan dalam membentuk kognisi dan konteks sosial.

This study aims to disclose the discourse construction of Israel-Palestine conflict in Indonesian English-written media: Jakartapost and Jakartaglobe. Using the qualitative method and Van Dijk‟s discourse analysis, the author analyzed one article taken from each media. The analysis constituted into several sections; the text, social cognition, and social context built within the text.
The author found that both Indonesia English-written media construct the discourse of Israel-Palestine conflict similarly in text, yet they create different social cognition and social context within the text. The result of the study illustrates that Jakartapost and Jakartaglobe contain noteworthy differences in shaping social cognition and social context."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>