Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Awalia Nanda Annisa
"Pelapisan pada paduan aluminium menggunakan kobalt bertujuan untuk melindungi paduan aluminium dari korosi pada berbagai kondisi lingkungan. Pelapisan aluminium menggunakan metode elektrodeposisi yang prosesnya mudah dan hemat biaya. Lapisan hasil elektrodeposisi dipengaruhi oleh beberapa parameter salah satunya variasi kuat arus. Pada penelitian ini akan dilakukan pelapisan kobalt pada substrat paduan aluminium dengan variasi arus 50 mA, 100 mA dan 150 mA. Peningkatan kuat arus dapat meningkatkan ketahanan korosi dan meningkatkan ketebalan lapisan. Lapisan hasil elektrodeposisi dengan pengaruh variasi arus dapat diamati struktur kristalnya menggunakan XRD. Morfologi permukaan lapisan hasil elektrodeposisi dengan pengaruh variasi arus diamati dengan mikroskop optik. Lapisan dengan ketebalan paling tinggi adalah sampel dengan kuat arus 150 mA yaitu 20 μm. Peningkatan arus pada elektrodeposisi menyebabkan lapisan kobalt menjadi lebih tebal. Pengujian sifat korosi pada lapisan kobalt dilakukan menggunakan metode LSV. Sifat korosi lapisan kobalt hasil elektrodeposisi dengan peningkatan arus menurunkan laju korosi. Sampel dengan kuat arus 150 mA mempunyai laju korosi sebesar 0,063 mm/tahun.

Aluminum plating uses an electrodeposition method which is an easy and cost-effective process. The electrodeposition result layer is influenced by several parameters, one of which is the variation of current strength. In this research, cobalt coating will be carried out on aluminum alloy substrates with current variations of 50 mA, 100 mA and 150 mA. Increasing the current strength can increase corrosion resistance and increase the thickness of the coating. The electrodeposition result layer with the influence of current variations can be observed using XRD. The surface morphology of the electrodeposition results with the influence of current variations was observed using an optical microscope. The layer with the highest thickness was the sample with a current of 150 mA, which was 20 μm. The increased current in the electrodeposition causes the cobalt layer to become thicker. Testing of the corrosion properties of the cobalt layer was carried out using the LSV method. The corrosion properties of the cobalt layer resulted from electrodeposition with increasing current decreasing the corrosion rate. A sample with a current of 150 mA has a corrosion rate of 0.063 mm/year."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuma Fahmi Alam
"Pada penelitian ini, pelapisan nikel dilakukan dengan menggunakan metode elektrodeposisi di atas substrat aluminium. Proses elektrodeposisi dilakukan di dalam medium elektrolit nikel sulfat dengan penambahan medan magnet eksternal diintensitas sebesar 0, 800, 1400, dan 1800 Gauss. Banyak penelitian menunjukan adanya peningkatan sifat tahan korosi dari pelapis yang diakibatkan oleh penambahan medan magnet ini. Struktur kristal dan pengaruh medan magnet terhadap preferensi bidang pertumbuhan kristal dari sampel diamati dengan menggunakan pengukuran difraksi sinar-X/ X-ray diffraction (XRD). Polarisasi potensiodinamik linear sweap voltametry (LSV) digunakan untuk mengetahui arus dan potensial korosi yang merepresentasikan perilaku korosi dari sampel. Perubahan morfologi dan tekstur kristal diobservasi menggunakan pengamatan optik. Hasil karakterisasi sampel menunjukan kalau medan magnet membuat ukuran kristal deposit mengecil, mengurangi efek preferensi orientasi kearah bidang tertentu, dan membuat lapisan menjadi lebih halus. Laju korosi dari sampel nikel dibawah pengaruh medan magnet sebesar 0, 800, 1400, dan 1800 Gauss secara berturut-turut adalah 0,0939, 0,039, 0,032, dan 0,0055 mmpy. Peningkatan ketahanan korosi terkorelasi kuat dengan pengecilan ukuran kristal dan lapisan yang lebih halus.

In this study, Nickel Plating was carried out using the electrodeposition method on an aluminum substrate. The electrodeposition process was carried out in a Nickel Sulfate electrolyte medium and an external magnetic field was applied with intensities of 800 Gauss, 1400 Gauss, and 1800 Gauss. Many studies have shown an increase in corrosion resistance caused by magnetic fields. The crystal structure and the influence of the magnetic field on the crystal growth field preference of the samples were observed using X-ray diffraction (XRD) measurements. Potentiodynamic polarization linear sweap voltametry (LSV) was used to determine the current and corrosion potential that represented the corrosion behavior of the sample. Changes in the morphology and texture of the crystals were also analyzed using optical observations. The magnetic field reduces the deposit crystal size and reduces the effect of orientation preference. The corrosion rates of nickel samples under the influence of magnetic fields were 0, 800, 1400 and 1800 Gauss respectively 0.0939, 0.039, 0.032 and 0.0055 mmpy. Increased corrosion resistance correlated with reduction in crystal size. The results of optical observations show that the addition of a magnetic field makes the surface of the nickel layer rougher which is also the biggest influence in increasing corrosion resistance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariz Ikhtifazudin
"Aluminium merupakan salah satu logam yang memiliki sifat mekanik yang baik. Aplikasi aluminium pada piston dalam mesin menyebabkan aluminium mengalami gesekan sehingga dapat terjadinya keausan sebelum waktunya karena karakteristik tribologi aluminium yang kurang baik. Aluminium dapat dipadukan dan dilapisi salah satunya menggunakan kobalt yang memiliki ketahanan korosi dan ketahanan aus untuk memperbaiki kekurangan dari aluminium. Pelapisan dilakukan dengan menggunakan metode elektrodeposisi karena mudah dan hemat biaya. Penambahan medan magnet selama elektrodeposisi dapat menjadi parameter yang dapat diamati pengaruhnya. Medan magnet yang diberikan secara tegak lurus terhadap katoda dapat menyebabkan adanya aliran magnetohydrodynamic yang didasarkan pada gaya Lorentz sehingga menyebabkan adanya peningkatan pada proses elektrodeposisi. Lapisan hasil elektrodeposisi dengan pengaruh medan magnet diamati menggunakan XRD didapatkan pengaruh medan magnet pada ukuran kristal yang terbentuk. Mikrostruktur lapisan yang terbentuk diamati menggunakan mikroskop optik dengan pengaruh medan magnet menyebabkan adanya perubahan pada lapisan yang terbentuk dan pengujian sifat korosi menggunakan metode linear sweep voltammetry didapatkan hasil laju korosi yang paling efektif terdapat pada sampel yang diberikan pengaruh medan magnet.

Aluminum is a metal that has good mechanical properties. The application of aluminum to the piston in the engine causes the aluminum to experience friction so that it can prematurely wear because of the unfavorable tribological characteristics of aluminum. Aluminum can be combined and coated, one of which uses cobalt which has corrosion resistance and wear resistance to increase aluminium properties. Coating is carried out using the electrodeposition method because it is easy and cost-effective. The addition of a magnetic field during electrodeposition can be a parameter where the effect can be observed. The magnetic field applied perpendicular to the cathode can cause a magnetohydrodynamic flow based on the Lorentz force, causing an increase in the electrodeposition process. The electrodeposition result layer with the influence of a magnetic field was observed using XRD. It was obtained the effect of the magnetic field on the size of the crystals formed. The microstructure of the layer formed was observed using an optical microscope with the influence of a magnetic field causing changes in the formed layer and testing the corrosion properties using the linear sweep voltammetry method, the most effective corrosion rate results were found in samples subjected to magnetic fields."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasydha Wahyu Budi
"Paduan aluminium seperti 2024 aluminium alloy banyak digunakan pada industri pesawat sebagai bahan penguat struktur dan lapisan sayap pesawat. Tetapi paduan aluminium tersebut rentan terhadap korosi pada aging state tertentu, sehingga aluminium perlu diplating. Nikel merupakan salah satu logam yang sering digunakan sebagai material pelapis karena memiliki sifat ketahanan korosi yang baik, kekerasan dan juga dapat meningkatkan tampilan dari logam yang dilapisi. Dalam penelitian ini, dilakukan proses pelapisan Nikel pada lempeng Aluminium melalui metode electroplating dengan variasi rapat arus sebesar 3 mA/cm2, 10 mA/cm2, dan 25 mA/cm2. Karakterisasi XRD dan SEM dilakukan untuk melihat struktur kristal dan mikrostruktur lapisan nikel. Uji kekerasan dilakukan dengan metode Vickers. Uji sifat korosi dilakukan dengan metode LSV (Linear Sweep Voltamettry). Pola difraksi sinar-X menunjukkan peningkatan intensitas bidang (111) dan bidang (002) seiring meningkatnya rapat arus, sedangkan intensitas bidang (022) mengalami penurunan. Pengolahan data LSV menunjukkan sampel dengan arus 25 mA cm-2 memiliki daya tahan korosi yang paling baik yaitu sebesar 0,157 mm/tahun, tetapi memiliki tingkat kekerasan yang paling rendah sebesar 416,6 VH. Perubahan rapat arus ditemukan dapat mempengaruhi struktur kristal, morfologi permukaan dan sifat elektrokimia lapisan nikel yang terdeposisi.

Aluminium alloys such as 2024 aluminium alloys are widely used in aircraft industry as structural sthrength and skin for wings. However, those alloys are susceptible to corrosion at certain aging state, hence plating is necessary. Nickel is one of metal that widely used as coating material due to their high corrosion resistance property, hardness and enhancing the metal’s surfaces. In the current study, Nickel was successfully deposited on the Aluminium surface by electroplating method with various current density which are 3 mA/cm2, 10 mA/cm2, and 25 mA/cm2. XRD and SEM was performed to see the crystal structure and microstructure of the plated nickel coating. Hardness test was performed using Vikers method. The corrosion property was tested by LSV (Linear Sweep Voltamettry) method. The XRD patterns show increasing intentisy of (111) and (002) plane along the increase of current density, while the (022) intensity decreasing. The LSV shows that the sample with 25 mA cm-2 current density has the highest corrosion resistance with value of 0.157 mm/year, but it has the lowest hardness value at 416.6 VH. It was found that the variation of current density can affect crystal structure, surface morphology and electrochemical property of the deposited nickel coating."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garimahdi Astaghfari
"Paduan aluminium 8090 merupakan paduan aluminium yang menggunakan unsur lithium sebagai unsur pengotor terbesar. Penggunaan lithium dalam paduan aluminium dapat menurunkan massa jenis bahan, namun dapat mempengaruhi sifat korosi bahan. Pemberian perlakuan solutionizing dan ageing dilakukan untuk mengetahui sifat korosi bahan dan struktur kristal bahan. Fasa Al3Li dideteksi keberadaanya dalam pola XRD dan fasa tersebut diduga sebagai salah satu faktor memburuknya sifat korosi. Pengujian korosi dalam larutan ethanol komersil dan bioethanol berupa LSV menunjukkan sampel dengan perlakuan soltionizing memiliki laju korosi yang lebih lambat, dengan nilai 0,01379 mm/tahun dalam larutan 96% ethanol komersil dan 0,00656 mm/tahun dalam larutan 98% bioethanol, jika dibandingkan dengan sampel tanpa perlakuan panas dengan nilai laju korosi 0,04076 mm/tahun dalam larutan 96% ethanol komersil dan 0,01740 mm/tahun dalam larutan 98% bioethanol. Pengujian CV dalam larutan ethanol komersil dan larutan bioethanol memperlihatkan bahan uji memiliki sifat reaksi yang irreversibel.
Aluminium alloy 8090 is one of aluminium alloys that use lithium as major alloying element. Lithium content reduces mass density of the alloy, but the corrosion behaviour will be affected. Solutionizing and 24 hours to 96 hours of ageing treatment were applied to investigate aluminium alloy 8090 crystal structure and corrosion behaviour. Al3Li phase is identified in XRD pattern and it is suspected that it caused poor corrosion behaviour of the alloy. LSV corrosion test showed solutionized sample shows slower corrosion rate, with value of 0,01379 mm/year in 96% commercial ethanol solution and 0,00656 mm/year in 98% bioethanol solution, compared to non-heat-treated sample with corrosion rate value of 0,04076 mm/year in 96% commercial ethanol solution and 0,01740 mm/year in 98% bioethanol solution. CV in commercial ethanol and bioethanol test results showed that the reaction occurred on aluminium alloy 8090 is considered irreversible."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Amadeo Christoffer
"Casting Aluminium telah menjadi salah satu material terpenting dalam industri. AC4C adalah salah satu dari banyak paduan Silikon-Aluminium yang digunakan ketika ketahanan terhadap korosi, kemampuan castability yang baik dan rasio kekuatan-terhadap-berat yang tinggi diperlukan. Paduan aluminium AC4C yang digunakan sebagai string set dibuat dengan komposisi Al 92,69% berat, Si 6,76% berat, Mn 0,25% berat, Fe 0,21% berat, Ag 0,09% berat. Terdapat penelitian tentang peningkatan ketahanan korosi dari casting aluminium yang sangat bervariasi dari metode casting yang digunakan, perawatan, penambahan impuritas, dan perlakuan pada permukaan. Dalam penelitian ini, sampel AC4C dianodisasi dalam larutan H2SO4 7,5 °C 5 M dalam 30, 60, dan 90 menit dengan sumber listrik DC 5V yang mengalirkan rapat arus 22,6mA/cm2 . Setelah itu, sampel disegel (sealing) dalam air mendidih selama 15 menit sebelum diuji perilaku korosinya. Pengujian dilakukan dengan melakukan polarisasi potensiodinamik dalam larutan NaCl 3,5% untuk setiap sampel. Difraksi sinar-X digunakan untuk menentukan fase dan struktur kristal sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatkan waktu anodisasi, didapatkan perubahan pada perilaku korosi material AC4C. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan waktu anodisasi, laju korosi menurun dari nilai awal yaitu 2,01 x 10-1 mm/tahun menjadi 2,72 x 10-2 mm/year.

Al-Si is one of many Silicon-Aluminium alloy used when corrosion resistance, good castability and high strength-to-weight ratio are required. This Al-Si alloy were used as string set were made with composition of Al 92.69 wt%, Si 6.76 wt%, Mn 0.25 wt%, Fe 0.21 wt%, Ag 0.09 wt%. There have been many studies on improving corrosion resistance of casting aluminium vary widely from the casting methods used, treatments, adding impurities, and surface finishing. In this research, AC4C samples were anodized in 7.5 °C H2SO4 solution in 30, 60, and 90 minutes with DC of 5V potential. Afterwards, samples were sealed in boiling water for 15 minutes before being tested for its corrosion behavior. Tests were carried out by performing potentiodynamic polarization in 3.5% NaCl solution for each sample. X-ray diffraction were used to determine the phases and crystal structure of the samples. The results show that by increasing the anodization time, the corrosion rate decreases from the initial of 2,01 x 10-1 mm/year to 2,72 x 10-2 mm/year.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Ibnu Islamsyah
"Paduan aluminium seri 7xxx merupakan kelompok paduan aluminium yang memiliki kekuatan paling tinggi dibandingkan dengan seri lainnya. Dalam penelitian ini digunakan paduan aluminium seri 7075. Paduan ini banyak digunakan pada industri pesawat terbang, seperti struktur rangka utama pesawat, dan bagian atas dari sayap pesawat. Bagian tersebut membutuhkan material dengan performa tinggi, karena menuntut kekuatan terhadap kompresi (compression) dan tarikan (tension) secara bersamaan atau dengan kata lain terjadi bending. Seiring tuntutan zaman dan kemajuan dunia industri, mengandalkan karakteristik aluminium murni saja tidak cukup. Oleh karena itu diperlukan adanya pencampuran atau paduan (alloying) dari unsur yang berbeda, untuk menambah kekuatan dari aluminium. Namun, pencampuran unsur serta penguatan tersebut akan mengurangi ketahanan aluminium terhadap korosi, terlebih seperti diketahui bahwa pesawat terbang dioperasikan pada berbagai perubahan suhu dan lingkungan yang cukup ekstrem. Dunia penerbangan menuntut setiap unsur apapun yang terlibat didalamnya bekerja dalam kondisi yang ‘sempurna’. Oleh karena itu, masalah korosi menjadi ancaman tersendiri bagi dunia penerbangan. Korosi dapat menyebabkan kegagalan struktur pada pesawat terbang, hingga menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu praktisi industri melakukan peningkatan ketahanan terhadap korosi material salah satunya dengan proses perlakuan panas (heat treatment). Tujuan perlakuan panas tersebut adalah mengubah keadaan mikrostruktur material. Pada paduan aluminium, sifat korosi sangat dipengaruhi oleh keadaan mikrostruktur, khususnya bentuk, ukuran, dan komposisi kimia partikel intermetallic. Salah satu faktor yang berperan penting pada hasil akhir keadaan mikrostruktur adalah bagaimana proses dan prosedur quenching dilakukan setelah proses perlakuan panas. Dengan melakukan variasi terhadap waktu delay quenching, maka akan menghasilkan material dengan mikrostruktur yang berbeda, sehingga menghasilkan perubahan sifat korosi yang berbeda pula dari paduan aluminium seri 7075.

7xxx aluminum alloy is a group of aluminum alloys that have a highest strength than any other series of aluminum alloy. This study uses 7075 aluminum alloy. This type of alloy is widely used in the aircraft industry, such as the aircraft's main frame structure, and the upper part of the aircraft's wings. This section requires high-performance material because it demands strength against compression (compression) and pulls (tension) simultaneously or in other words bending occurs. Along with the demands of the times and the progress of the industrial world, relying on the characteristics of pure aluminum is not enough. Therefore, mixing or alloying is needed from different elements, to increase the strength of aluminum. However, mixing elements and reinforcement will reduce the resistance of aluminum to corrosion, especially as it is known that airplanes are operated at various temperature changes and the environment is quite extreme. The world of aviation demands every element involved in working in 'perfect' conditions. Therefore, the problem of corrosion is a threat to the world of aviation. Corrosion can cause structural failure in aircraft, causing accidents. Therefore, industrial practitioners have been increasing material corrosion resistance, one of which through the heat treatment process. The goal of the heat treatment is to change the microstructure of the material. In aluminum alloys, the corrosion properties are strongly influenced by the microstructural condition, particularly the shape, size and chemical composition of the intermetallic particles. One of the factors that play an important role in the final result of the microstructural condition is how the quenching process and procedure is carried out after the heat treatment process. By varying the quenching delay time, it will produce a material with a different microstructure, resulting in changes of corrosion properties of the 7075 series aluminum alloy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Eka Perkasa
"Salah satu sifat biokompatibilitas paduan kobalt sebagai biomaterial adalah ketahanan korosi paduan terhadap lingkungan biologis seperti Simulated Body Fluid (SBF). Paduan kobalt memiliki dua struktur kristal dominan yaitu struktur FCC dan HCP. Paduan Co-Cr-Mo-Al mengalami perlakuan panas pada suhu 1000 °C, dengan variasi waktu penahanan selama 4, 6 dan 8 jam. Pengamatan struktur kristal paduan dengan menggunakan difraksi sinar-x dan pengamatan korosi menggunakan metode voltametri siklik (CV) dan voltametri linear (LSV) dalam larutan SBF pada suhu cairan simulasi SBF 20, 32 dan 37 °C. Dari pola difraksi sinar-X, diketahui bahwa perlakuan panas meningkatkan ukuran kristal paduan dan menurunkan parameter kisi kristal struktur FCC sebesar 0,041 Å dibandingkan sampel tanpa pemanasan. Pengamatan voltametri siklik menunjukkan bahwa reaksi reduksi-oksidasi berlangsung secara searah (irreversible) dan pembentukan lapisan pasif terjadi secara spontan di lingkungan SBF. Data LSV digunakan untuk menentukan tingkat korosi paduan. Tingkat korosi yang rendah ditemukan pada paduan yang tidak diberi perlakuan panas pada temperatur pengujian 37°C sebesar 8,843 mm/tahun. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan panas dengan waktu penahanan yang berbeda mempengaruhi struktur kristal dan sifat korosi paduan Co-Cr-Mo-Al dalam larutan SBF.

One of the biocompatibility properties of cobalt alloys as a biomaterial is the corrosion resistance of the alloy to the biological environments such as Simulated Body Fluid (SBF). Cobalt alloys have two dominant crystal structures namely the FCC and HCP structures. The Co-Cr-Mo-Al alloy were subjected to heat treatment at a temperature of 1000 °C, with variations in holding time for 4, 6, and 8 hours. Observation of the crystal structure of the alloy by using x-ray diffraction and corrosion observation using the voltammetry method Cyclic Voltammetry (CV) and Linear Sweep Voltammetry (LSV) in Simulated Body Fluid (SBF) at a temperature of 20, 32 and 37 °C. From the X-ray diffraction pattern, it is known that heat treatment increases the alloy crystal size and decreases the crystal lattice parameters of the FCC structure by 0.041 Å compared to samples unheated. Observation of cyclic voltammetry shows that the reduction-oxidation is irreversible and the formation of passive layers occurs spontaneously in the SBF environment. LSV data are used to determine the rate of corrosion of the alloy. A low level of corrosion was found in alloys that were not unheated at a test temperature of 37 °C of 8.843 mm/year. It can be concluded that heat treatment with different holding time affects the crystal structure and corrosion properties of Co-Cr-Mo-Al alloys in the SBF solution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adina Aji Setiady
"Penilitian Paduan Al-8Si dengan variasi penambahan Tembaga menganalisa ketahanan korosi dan struktur kristal dalam cairan pendingin. Paduan ini secara luas digunakan sebagai aplikasi dalam bidang industri otomotif. Karakterisasi difraksi X-Ray dan uji elektrokimia untuk menyelidiki struktur kristal dan laju korosi dari paduan. Hasil pola difraksi diperoleh fasa-fasa intermetalik dan pergeseran puncak ketika kandungan tembaga bertambah. Hasil perhitungan ukuran kritsal pada paduan Al-8Si-xCu (x= 0, 2, 5, 9 wt%) dengan metode Williamson-Hall. Ukuran Kristal terbesar didapatkan pada sampel Al-8Si-0Cu sebesar 104 nm, ketika kandungan tembaga ditambahkan maka ukuran Kristal akan menurun. Hasil pengujian korosi divalidasi dengan potensiodinamik, sampel menunjukan laju korosi yang berbeda. Ketahanan korosi dari paduan Al-8Si-0Cu lebih baik dibandingkan paduan Al-8Si-xCu (x= 2, 5, 9 wt%) lainnya dengan laju korosi 3,314x10-2 mm/tahun. Kesimpulannya, penambahan tembaga mempengaruhi penurunan ketahanan korosi dan memunculkan fasa-fasa intermetalik.

Aluminium alloys can improve mechanical properties, but it can influence corrosion rate of the alloys. Characterization of X-Ray diffraction and electrochemical investigate crystal structure and corrosion rate of these alloys. From the XRD pattern, Al-Cu-Mg, Al, Al-Fe phases were identified and some peaks were shifted due to Copper content increment. The result of crystallite size of Al-8Si-xCu (x= 0, 2, 5, 9) alloys were measured by Williamson-Hall method. The largest of crystallite size was obtained in Al-8Si-0Cu of 104 nm. Further addition of Copper content, the crystallite sizes are lowest among the investigated alloys. Electrochemical tests were validated that these alloys show different corrosion rate. In the Al-8Si-0Cu, corrosion rate is 3,314x10-2 mm/year, which is slowest rate among the investigated alloys. On conclusion, the additional of Copper content affects decrement of corrosion resistance and giving rise of intermetallic phases."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Octavian
"Toleransi kerusakan yang unggul dibandingkan produk komersial lainnya menjadikan paduan aluminium 2091 banyak digunakan dalam industri dirgantara. Sifatnya yang ringan, low density, dan ketahanan korosi yang baik membuat paduan aluminium 2091 menjadi material kategori paduan aluminium-lithium yang dapat mengurangi berat total dengan baik. Berbagai macam perlakuan panas dikembangkan untuk mendapatkan variasi sifat yang akan digunakan dalam pengaplikasian tertentu. Faktor-faktor seperti konstituen pembentuk paduan, aging time, dan temperatur aging dapat memodifikasi struktur dan sifat elektrokimia paduan. Penelitian ini dilakukan guna mempelajari pengaruh aging time terhadap parameter struktural dan sifat korosi paduan aluminium 2091. Solution treatment pada temperatur 525°C selama 5 jam dan quenching pada media air dalam suhu kamar dilakukan sebelum dikenakan perlakuan aging time. Variasi aging time berlangsung selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Sifat korosi dipelajari dengan polarisasi potensiodinamik dalam larutan elektrolit bioethanol 98% variasi temperatur 5°C, 25°C, dan 43°C. X-ray diffraction dilakukan untuk mengamati fasa dan perubahan struktur paduan. Linear sweep voltammetry dan cyclic voltammetry dilaksanakan untuk menganalisis laju korosi dan reversibilitas reaksi. Sebagai hasilnya, perubahan parameter struktural dan laju korosi bergantung dengan perlakuan panas aging time karena pengaruh fasa intermetalik yang terbentuk. Meskipun begitu, laju korosi pada temperatur elektrolit yang rendah juga memiliki nilai yang lebih rendah. Laju korosi paling cepat ditemukan pada sampel 24 jam bernilai 5.453 × 10^-2 mmpy dalam bioethanol dengan temperatur 43°C. Data voltamogram menunjukkan reaksi bersifat tidak reversibel.

Excellent damage tolerance compared to commercial products makes aluminium 2091 alloy is widely used in the aerospace industry. Its light weighted, low density, and good corrosion resistance make aluminum 2091 an aluminum-lithium category material that can reduce total weight nicely. Various kind of heat treatments have developed to obtain properties modification that will be used in certain applications. Factors such as alloying elements, aging time, and aging temperature can affect structure and electrochemical properties of the alloy. This research was meant to study the effect of aging time on structural parameters and corrosion properties of aluminum alloy 2091. Solution treatment at 525°C for 5 hours and water-based rapid cooling at room temperature were carried out before aging treatments. Variation in aging time lasts for 24 hours, 48 hours, and 72 hours. Corrosion properties were studied by potentiodynamic polarization in bioethanol 98% electrolyte solutions with temperature variation of 5°C, 25°C, and 43°C. X-ray diffraction was done to observe the phase and change in the alloy structure. Linear sweep voltammetry and cyclic voltammetry were carried out to analyze corrosion rates and reaction reversibility. As a result, changes in structural parameters and corrosion rates very dependent on aging time due to the influence of the intermetallic phase. However, corrosion rates at low electrolyte temperatures also have lower values. The fastest corrosion rate was found in a 24 hours sample of aging, with a value of 5.453 × 10^-2 mmpy in bioethanol at 43°C. Voltamogram result data shows the reaction is not reversible."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>