Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonardus Hamonangan Sijabat
"Sistem Tenaga Listrik (STL) Indonesia saat ini masih berkaca pada Negara Kontinental
(daratan) dan tidak cocok jika terus diterapkan di Negara Kepulauan seperti Indonesia.
Maka dengan membuat konsep Island Charging pada studi kasus Pulau Timor baik dari
sisi teknologi storage, supply chain dan keekonomian kiranya menjadi alternatif serta
solusi orisinil dalam memecahkan masalah energi seperti pemerataan elektrifikasi,
terciptanya lingkungan bersih dan meningkatnya nilai tambah ekonomi serta benefit
untuk daerah sekitarnya. Dimana metodologi yang digunakan mulai dari analisa teknis
transportasi dan teknologi Mobile Energy Storage System (MESS), kemudian dilanjutkan
dengan analisa ekonomi menggunakan Livelized Cost of Storage (LCOS) pada MESS
yang dominan dipengaruhi oleh moda transportasi. Hasil dari perhitungan tersebut akan
dibandingkan terhadap keekonomian Generator Setting (Genset) diesel di Pulau Wetar
sehingga diperoleh kesimpulan bahwa konsep Island Charging ini dapat dikatakan
feasible apabila faktor eksternalitas ikut diperhitungkan dan adanya subsidi dari
Pemerintah jika menggunakan energi terbarukan

The current Indonesian Electric Power System (STL) still reflects on the Continental
Country (mainland) and is not suitable if it continues to be applied in an archipelago
country like Indonesia. So by making the concept of Island Charging in the case study of
Timor Island, both in terms of storage technology, supply chain, and economics, it is
likely to be an alternative and original solution in solving energy problems such as
equalization of electrification, creating a clean environment and increasing economic
added value and benefits to the surrounding area. The methodology used starts from
technical analysis of Mobile Energy Storage System (MESS) transportation and
technology, then continues with economic analysis using Levelized Cost of Storage
(LCOS) in MESS, which is dominantly influenced by the mode of transportation. The
results of these calculations will be compared to the economy of the Diesel Generator
Setting (Genset) on Wetar Island so that the conclusion is that the Island Charging concept
can be said to be feasible if externalities are taken into account, and there is a subsidy
from the Government when using renewable energy
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rira Wahdani Martaliza
"UHC (Universal Health Coverage) merupakan tujuan utama dari reformasi kesehatan hampir di seluruh negara dan juga menjadi prioritas WHO dimana setiap masyarakat memiliki akses ke layanan kesehatan yang diperlukan. Untuk mendukung terwujudnya UHC maka pemerintah melaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 1 Januari 2014. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh JKN terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat inap dan jumlah hari rawat inap di Pulau Timor, Flores, dan Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Susenas Tahun 2017.
Hasil analisis logit dan negatif binomial membuktikan bahwa program JKN meningkatkan probabilitas utilisasi rawat inap sebesar 1,58 kali dengan peningkatkan jumlah hari rawat inap sebesar 0,318 hari rawat inap. Oleh sebab itu, dibutuhkan penguatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan.

UHC (Universal Health Coverage) is the main goal of health reform in almost all countries and is also a WHO priority where every community has access to the necessary health services. To support the realization of UHC, the government implemented the National Health Insurance Program (JKN) since January 1, 2014. This study aims to determine the effect of JKN on the utilization of inpatient health services and the number of inpatient days on Timor, Flores and Sumba Island in East Nusa Tenggara 2017. This study uses a cross-sectional study design using 2017 Susenas secondary data.
The results of binomial logit and negative analysis prove that the JKN program increases the probability of inpatient utilization by 1.58 times by increasing the number of hospitalization days by 0,318 days hospitalization. Therefore, it is necessary to strengthen community access to health services by improving health facilities and infrastructure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Riandy Abubakar
"Salah satu strategi untuk menunjang program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di beberapadaerah adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Pemanfaatan EBT menjadi alternative sebagai antisipasi semakin berkurangnya bahan bakar fosil sebagai pembangkit tenaga listrik serta keterbatasan PLN untuk menjangkau lokasi luar dan terpencil.Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah dengan Rasio Elektrifikasi (RE) terendah di Indonesia. Namun di sisi lain Pulau Sumba memiliki sumber alam yang melimpah yang berpotensi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan yang salah satu adalah Pembangkit Listrik dengan Teknologi Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Data menunjukkan bahwa persoalan EBT ini bukan hanya pada supply demand, namun juga pada keberlanjutan pengelolaan dan pemeliharaan ketika pembangkit tenaga listrik EBT telah difungsikan. Beberapa desa yang telah dilakukan program elektrifikasi menggunakan energi terbarukan mengalami kendala dalamhal keberlanjutan pengelolaan dan pemeliharaan akibat kurang kuatnya kelembagaan yang mengelola pengoperasion pembangkit dengan energi terbarukan yangtelah dibangun.
Penelitian ini dikembangkan untuk menjawab permasalahan di atas dengan tujuan: mengidentifikasi dan menganalisa aspek-aspek yang mendorong kinerja kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan khususnya pada PLTMH. Penelitian ini focus pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang terbangun di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa aspek utama yang berpengaruh terhadapat pengelolaan dan pemeliharaan PLTMH di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah aspek regulasi, aspek kognitif, aspek normatif, aspek manajemen, aspek pengelolaan keuangan dan aspek teknis. Model aspek yang paling berpengaruh adalah aspek regulasi. Model aspek yang berpengaruh diantaranya adalah aspek regulasi dengan sub indikator yakni ketersediaan aturan formal di tingkat pemangku kepentingan dan masyarakat terkait tata kelola pengelolaan dan pemeliharaanPLTMH.

One strategy to support government programs in increasing electrification ratios in several regions is the use of Renewable Energy (ET). Utilization of ET is an alternative to anticipate the reduction in fossil fuels as a power plant and the limitations of PLN to reach outside and remotelocations.
Sumba Island, East Nusa Tenggara Province (NTT) is one of the regions with the lowest Electrification Ratio (RE) in Indonesia. But on the other hand, Sumba Island has abundant natural resources which have the potential for the construction of New and Renewable Energy (NRE) Power Plants. One of the potential energy sources that can be developed on Sumba Island is a Micro Hydro Power Technology (PLTMH) Power Plant. The data shows that this NRE problem is not only in the supply demand, but also in the sustainability of opeartion and maintenance when the EBT power plant has been functioning and operating. Some villages that have been carried out electrification programs using renewable energy experience obstacles in terms of sustainability management and maintenance due to lack of institutional capacity to manage the operation of the plant with renewable energy that has been built. Based on this, further research is needed to identify aspects that can encourage institutional operation and maintenance of sustainable EBTPower Plants.
This research was developed to answer the above question with the aim of: discussing and analyzing aspects that support the improvement of the safety and maintenance of a new and renewable energy power plant specifically for PLTMH. The focus of this research is on the Micro Hydro Power Plant that was built on Sumba Island, East Nusa Tenggara Province.
The results obtained show that the main aspects that influence the management and maintenance of PLTMH in Sumba Island, East Nusa Tenggara Province are regulatory aspects, cognitive aspects, normative aspects, management aspects, financial management aspects and technical aspects. The most influential aspect model is the regulatory aspect. The influential aspect model includes the regulatory aspect with sub indicators, namely the availability of formal rules at the stakeholder and community level related to the management and maintenance of PLTMH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nur Fauziah Mustofa
"Pulau Pantar merupakan salah satu wilayah panas bumi dengan sistem panas bumi vulkanik di Indonesia. Pada Pulau Pantar, terdapat Gunung Sirung yang merupakan gunung berapi aktif dan terdapat manifestasi panas bumi berupa mata air panas, fumarol, tanah panas, dan batuan teralterasi. Pada daerah prospek panas bumi, pemetaan alterasi hidrotermal perlu dilakukan karena dapat membantu mengetahui adanya aktivitas sistem panas bumi di bawah permukaan tanah dan membantu mengindikasi keberadaan mineralisasi bijih. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi geologi, menentukan daerah potensi panas bumi, mengidentifikasi zona alterasi hidrotermal, dan membandingkan akurasi antara data penginderaan jauh dengan data lapangan daerah penelitian. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis penginderaan jauh berupa Fault Fracture Density (FFD), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), dan Principal Component Analysis (PCA) dan analisis data lapangan berupa petrografi dan Portable Infrared Mineral Analyzer (PIMA). Pola struktur pada wilayah penelitian dibagi menjadi empat, yaitu sesar vulkanik, sesar dengan arah orientasi utara-selatan, sesar dengan arah orientasi barat daya-timur laut, dan sesar dengan arah orientasi barat laut-tenggara. Berdasarkan hasil peta gabungan FFD, NDVI, dan LST, daerah prospek panas bumi merupakan daerah dengan nilai FFD 331-441 km/km2, NDVI 0-0.03, LST 32-39˚C dan daerah dengan nilai FFD 441-551 km/km2, NDVI -1-0, LST 39-46˚C. Tipe alterasi pada daerah penelitian adalah alterasi argilik, argilik lanjutan, dan propilitik. Alterasi argilik menyebar pada wilayah timur, alterasi argilik lanjutan menyebar pada wilayah barat dan selatan, dan alterasi propilitik menyebar pada wilayah timur laut daerah penelitian. Tingkat akurasi metode penginderaan jauh FFD dengan struktur yang berkembang pada daerah penelitian adalah baik. Sedangkan, tingkat akurasi metode PCA dengan data petrografi dan PIMA adalah kurang akurat.

Pantar Island is one of the geothermal prospect areas with a volcanic geothermal system in Indonesia. On Pantar Island, there is Mount Sirung which is an active volcano and there are geothermal manifestations in the form of hot springs with temperatures around 37?C to 100?C, fumaroles, hot soil, and altered rocks. In geothermal prospect areas, hydrothermal alteration mapping needs to be done because it can determine the presence of geothermal system activity and to indicate the presence of ore mineralization. This study aims to describe geological conditions, determine geothermal potential areas, identify hydrothermal alteration zones, and compare the accuracy of remote sensing data with field data of the research area. The method used in this research is remote sensing analysis in the form of Fault Fracture Density (FFD), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Land Surface Temperature (LST), and Principal Component Analysis (PCA) and field data analysis in the form of petrographic analysis and Portable Infrared Mineral Analyzer (PIMA). Geological structure patterns in the study area are divided into four, namely volcanic faults, faults with north-south orientation, faults with southwest-northeast orientation, and faults with northwest-southeast orientation. Based on the overlay map results of FFD, NDVI and LST, geothermal prospect areas are areas with FFD values of 331-441 km/km2, NDVI 0.03-0.3, LST 32-39?C and areas with FFD values of 441-551 km/km2, NDVI 0-0.03, LST 39 – 46?C. The types of alteration zone in the study area are argillic, advanced argillic, and propylitic. Argillic alteration spreads to the east of the study area, advanced argillic alteration spreads to the west and south of the study area, and propylitic alteration spreads to the northeast of the study area. These three types of alteration were obtained from the results of PCA, petrography, and PIMA analysis. The level of accuracy of the FFD remote sensing method with the geological structure developed in the research area is good. Meanwhile, the level of accuracy of the PCA method with petrographic and PIMA analysis is poor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praba Ginandjar
"Ruang lingkup dan cara penelitian: Penentuan daerah endemis merupakan langkah paling awal yang harus dilakukan dalam program eliminasi filariasis. Dalam program eliminasi filariasis global WHO menganjurkan penggunaan metode serodiagnosis. Untuk filariasis brugia, metode serodiagnosis terbaik yang ada saat ini adalah deteksi antibodi IgG4 anti-filaria. Deteksi tersebut telah dikembangkan dalam bentuk dipstik (disebut brugia rapid) yang pengerjaannya sangat mudah dan singkat. Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah brugia rapid dapat digunakan untuk mendeteksi IgG4 anti-filaria terhadap B. timori dan menentukan daerah endemis filariasis timori.
Penelitian ini merupakan studi uji diagnostik dengan desain cross-sectional. Sebagai pembanding digunakan metode baku emas diagnosis filariasis secara mikroskopis melalui deteksi mikrofilaria dengan teknik membran filtrasi (data sekunder), Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mainang di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, menggunakan 500 sampel. Untuk melihat perbedaan hasil membran filtrasi dan brugia rapid dalam mendeteksi infeksi filariasis digunakan uj: Chi-square Mc-Nemar.
Hasil dan kesimpulan: Dalam peneltitian ini diperoleh angka infeksi filariasis berdasarkan pemeriksaan membran filtrasi sebesar 27,2%, sedangkan berdasarkan brugia rapid sebesar 77%. Uji McNemar menyatakan kedua metode tersebut memiliki perbedaan bermakna (p=0,000). Hasil pemeriksaan dengan brugia rapid memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 31,59% terhadap membran filtrasi.
Disimpulkan bahwa: Metode brugia rapid dapat digunakan sebagai indikator daerah endemis filariasis timori. Brugia rapid dapat mendeteksi adanya infeksi filariasis timori, namun tidak dapat digunakan untuk memperkirakan angka mikrofilaria. Brugia rapid memberikan hasil yang lebih sensitif dibandingkan membran filtrasi. Brugia rapid dapat mendeteksi populasi normal endemik, karier mikrofilaremia dan pasien filariasis kronis di daerah endemis filariasis timori.

Scope and method: Identification of endemic area is needed to initiate global elimination program of filariasis. In such program, WHO proposed a serodiagnostic method to determine the endemic areas. The best serodiagnostic method for brugian filariasis is anti-filarial IgG4 antibody detection, which is now being available in dipstick format (named brugia rapid test). The test is easy to perform and the result can be read in ten minutes. In this study I intended to test the ability of brugia rapid to detect filariasis infection in order to determine timorian filariasis endemic area.
This was a cross-sectional diagnostic test study done in Mainang Puskesmas, Alor Island, East Nusa Tenggara. A total of 500 people were participated in this study. Conventional method, filtration membrane technique, was used as control method (secondary data). The result was analyzed by McNemar Chi-square test.
Result and conclusion: This present study showed that filariasis infection rate based on filtration membrane technique (mf rate) was 27.2%, while brugia rapid was 77.0%. McNemar test clarified that both methods were significantly different (p=0.000). Examination using brugia rapid has 100% sensitivity and 31.59% specificity against filtration membrane.
Based on the results, it was concluded that: Brugia rapid method could be applied as indicator to determine timorian filariasis endemic areas. Brugia rapid was able to detect timorian filariasis infection, but mf rate cannot be predicted by brugia rapid. However, brugia rapid gave more sensitive result compared to filtration membrane. Besides, brugia rapid was able to detect endemic normal, microfilaraemic carriers and chronic lymphoedema patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habsari Ingesti Widati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai validasi lapangan persebaran spasial lamun menggunakan teknologi penginderaan jauh di perairan pantai barat Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur perlu dilakukan untuk memberikan informasi dan data ilmiah mengenai padang lamun di Perairan Pantai Barat Pulau Rote. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis lamun, persentase tutupan padang lamun, dan persebaran spasial lamun. Penelitian ini telah dilakukan pada 31 Oktober--5 November 2016. Metode penelitian yang digunakan antara lain purposive sampling, metode transek garis kuadrat, dan pengolahan citra landsat 8 OLI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis lamun terdiri atas tujuh jenis dari enam marga. Persentase tutupan lamun tertinggi 76,22 di stasiun kedua dan terendah 66,67 di stasiun ketiga. Hasil klasifikasi citra terhadap validasi lapangan memiliki nilai uji akurasi 73 .

ABSTRACT
Research on field validation of seagrass spatial distribution using remote sensing technology in west coast of Rote Island, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara, to provide information and scientific data regarding the seagrass pastures in the waters of the West coast of Rote Island. Such research aims to find out the composition of the type of seagrass, coverage percentage seagrass, and seagrass spatial distribution. This research has been conducted on October 31st November 5th 2016. Research methods used purposive sampling, the method is quadrat line transect, and processing landsat 8 OLI. The results showed that the composition of the type of seagrass consisting of seven species in six genus. The highest coverage percentage of seagrass 76,22 in the second stations and the lowest coverage percentage of seagrass 66,67 in the third stations. Image classification results toward validation field has a value of test accuracy 73."
2017
S66445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Safira Fakhraini
"Sekuestrasi karbon pada makroalga melalui fotosintesis dapat berkontribusi terhadap permasalahan perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sekuestrasi karbon pada makroalga Kappaphycus striatum dengan umur pemeliharaan yang berbeda; usia bibit (25 hari) dan usia panen (60 hari). Sampel diambil secara acak pada sistem budidaya lepas dasar, di Desa Alaang, Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Parameter yang diamati ialah kadar karbon melalui analisis gravimetri. Pengukuran laju pertumbuhan dan eksperimen botol gelap-terang juga dilakukan untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon pada lahan budidaya rumput laut seluas 1,552 m2 ialah sebesar 13.28 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia bibit dan 26.23 ton C/siklus tanam untuk makroalga usia panen. Nilai ini secara berturut-turut setara dengan 66.07 ton C/ha/siklus tanam dan 125.51 ton C/ha/siklus tanam. Berdasarkan hal ini, potensi sekuestrasi karbon pada makrolaga usia panen 32.78 % lebih besar daripada makroalga usia bibit. Hasil juga menunjukkan bahwa potensi sekuestrasi karbon dapat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan dan produktivitas primer. Selanjutnya, manajemen kawasan budidaya rumput laut dengan mengintegrasikan nilai ekologi dan nilai ekonomi, dapat berpotensi untuk menyediakan berbagai manfaat baik bagi masyarakat maupun lingkungan.

Carbon sequestration on macroalgae through photosynthesis can contribute to the mitigation of climate change problem. This research aimed to analyse carbon sequestration potential on macroalgae Kappaphycus striatum with different harvested ages; i.e. young (25 days) and adult (60 days). Samples were collected randomly from off-bottom seaweed aquaculture system, at Alaang Village, Alor Island, East Nusa Tenggara. The parameter observed was carbon content determined by using gravimetric analysis. Growth rate measurement and light-dark bottle experiment were also conducted to be further analysed. Results showed that total area of seaweed aquaculture in Alaang Village was 1,552 m2. According to our analysis, it was estimated that the carbon sequestration potential of macroalgae Kappaphycus striatum was 13.28 tonnes C/cycle for young and 26.63 tonnes C/cycle for adult. These results were equal to 66.07 tonnes C/ha/cycle and 125.51 tonnes C/ha/cycle, respectively. Therefore, the carbon sequestration potential of adult was higher about 32.78% than that of young. It can be concluded that the carbon sequestration potential was influenced by growth rate and primary productivity. Further study on sustainable management of seaweed aquaculture sites, by considering ecological and economic values, could potentially provide multiple
functions both for human and ecosystem.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairun Nisya
"=Terdapat beberapa model lokalisasi norma yang dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana norma global dapat diaplikasikan ke sub nasional. Dari berbagai model tersebut, terdapat beberapa komponen yang membedakan satu dengan lainnya. Makalah ini bertujuan untuk melakukan konseptualisasi sebuah model lokalisasi norma yang menjelaskan penerimaan kelompok LGBTQ+ di Sikka, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. komunitas LGBTQ+ di Indonesia telah menerima penolakan dalam lingkungan social, politik, dan religious. Namun, di Sikka, kelompok LGBTQ+ dapat diterima oleh maysarakat yang religious.  Artikel ini menggunakan sebagai komparasi dasar untuk membentuk sebuah model lokalisasi norma yang bersesuaian dengan keadaan Sikka. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa kepribadian dasar masyarakat merupakan kunci terpenting dalam membentuk keadaan ideal untuk menerima norma global dan penerimaan keluarga perlu diperhitungkan untuk mengukur cangkupan penerimaan norma global. Penulis juga menganalisis bahwa norma global yang dibentuk oleh pengalaman barat tidak bersesuaian dengan kebutuhan penerimaan komunitas LGBTQ+ di Sikka.

There are various models of norm localisation that can explain a process in which a global norm is being applied to a local setting. There are several different elements in every model. This paper aims to conceptualise a norm localisation model that is applied to the case of LGBTQ+ acceptance in Sikka, East Nusa Tenggara, Indonesia. LGBTQ+ community has been met with rejection in social, political, and religious communities in Indonesia. However, the case in Sikka shows that LGBTQ+ can be accepted by the people of a religious town in Indonesia. This research used norm vernacularisation and norm localisation models as a basic comparison to the conceptualised model of Sikka. This study identified that the basic personality of the people is the most important key in creating an accepting environment for a global norm and family acceptance needs to be put into account to measure the depth of the acceptance of a global norm. It is also analysed that a global norm that is shaped by the Western experience does not serve the needs of acceptance of LGBTQ+ community in Sikka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Gema Ramadhan
"Sebagai pengatur level kation sitoplasmik, terutama besi, di dalam makrofag, natural resistance associated-macrophage protein 1 (NRAMP1) diduga memiliki hubungan erat dengan kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB). Zat besi sangat penting dan dibutuhkan untuk menghasilkan oksigen dan nitrogen reaktif, sementara MTB juga memerlukan zat besi, sehingga terjadilah kompetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran polimorfisme NRAMP1 pada pasien tuberkulosis di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Desain studi ini adalah kasus kontrol. Kasus merupakan pasien yang sudah terbukti pernah memiliki penyakit tuberkulosis. Sedangkan kontrol adalah keluarga yang tinggal bersama dengan kasus dan tidak terdiagnosis/tidak memiliki keluhan tuberkulosis. Sampel darah diambil untuk pemeriksaan polimorfisme D543N NRAMP1 dan asosiasinya dengan tuberkulosis. Sebanyak 99 pasien dengan 86 kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pemeriksaan genotipe NRAMP1 pasien tuberkulosis dan kontrol sehat (p = 0,002), namun belum memenuhi persamaan Hardy-Weinberg. Penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan antara polimorfisme NRAMP1 dengan kerentanan terhadap tuberkulosis. Berbeda dengan beberapa studi terdahulu yang dilakukan di Jawa dan Sulawesi, yang tidak menunjukkan adanya asosiasi ini. Penambahan jumlah subjek akan meningkatkan kekuatan penelitian dan meningkatkan kemungkinan terpenuhinya persamaan Hardy-Weinberg. Dari penelitian ini disimpulkan terdapat perbedaan proporsi polimorfisme NRAMP1 yang signifikan, tetapi perbedaan ini belum memenuhi persamaan Hardy-Weinberg.

As the regulator of cationic level in the cytoplasm of macrophage, especially iron, natural resistance associated-macrophage protein 1 (NRAMP1) is suspected to have close relation with the susceptibility to Mycobacterium tuberculosis (MTB) infection. Iron is very important for producing reactive oxygen and nitrogen, but MTB also needs it for its metabolism. The aim of the research is mapping the distribution of NRAMP1 polymorphism in tuberculosis patients from East Nusa Tenggara. This is a case-control study. Cases were patients who have been diagnosed with tuberculosis. Control were they who living with tuberculosis patients but did not develop any signs of tuberculosis. Blood sample were taken for D543N NRAMP1 polymorphism examination and the association with tuberculosis. The study involved 99 pulmonary tuberculosis patients and 86 healthy controls. We observed a significant difference in the distribution of NRAMP1 genotypes frequencies between tuberculosis patients and healthy controls (p = 0,002), so it showed association between NRAMP1 polymorphism and the susceptibility to tuberculosis, but it didn?t meet the Hardy-Weinberg Equilibrium. Increasing the number of subjects will raise the possibility to meet Hardy-Weinberg equilibrium. We conclude there was a significant difference in the proportion of NRAMP1 polymorphism, however this has not yet fulfilled the Hardy-Weinberg equilibrium.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk menilai adanya perbedaan nilai quality of life (QoL) dan time trade-off utility (TTO), pasca tindakan bedah katarak pada mata pertama dan mata kedua pada penduduk Lombok, Indonesia.
Metode: Data epidemiologis dan penilaian QoL dan TTO didapat dari subjek, sebelum dan tiga minggu setelah menjalani tindakan bedah katarak pada sarana bedah komunitas di Pulau Lombok. Kelompok A adalah pasien yang menjalani operasi pada mata pertama, sedangkan kelompok B adalah pasien yang menjalani operasi pada mata kedua. Pertanyaan kuesioner ditujukan untuk mendapatkan data kemampuan mengurus diri sendiri, kemampuan mobilitas, kehidupan sosial, dan status mental. Data dianalisis dengan uji chi-square untuk data kategorik dan uji t tidak berpasangan atau Mann-Whitney untuk data numerik.
Hasil: Data didapat dari 77 subjek, yang terdiri dari 50 subjek dari kelompok A dan 27 subjek dari kelompok B. Pasca bedah didapatkan adanya peningkatan QoL dalam hal kemampuan mengurus diri sendiri, kemampuan mobilitas, kehidupan sosial, dan status mental yang bermakna (p < 0,001), pada kedua kelompok. Peningkatan QoL terjadi pada 46 subjek di kelompok A, dan lebih meningkat lagi pada 22 subjek di kelompok B. Pengukuran TTO dapat diterima oleh 35 subjek pada kelompok A dan 22 subjek pada kelompok B. Delapan puluh tujuh persen subjek menyatakan hasil operasi yang sesuai dengan harapan mereka.
Kesimpulan: Tindakan bedah katarak pada mata kedua terbukti dapat lebih meningkatkan QoL pada subjek dengan hasil penglihatan mata pertama yang baik. Peningkatan kemampuan penglihatan pasca bedah telah sesuai dengan harapan para subjek.

Abstract
Background: This study aims to assess the quality of life and the time trade off-utility value of the first eye cataract surgery and the second eye cataract surgery in Lombok Island-Indonesia.
Methods: This was an epidemiologic survey study on community of cataract surgery. Evaluations of quality of life (QoL) and time trade-off (TTO) were performed using questionnaire prior and three weeks after cataract surgeries who had either first (group A) or second eye cataract surgery (group B). Personal data was noted especially on self-care, mobility, socially, and mentally status. Data was analyzed by chi-square test for categorical data and unpaired t-test or Mann-Whitney test for numeric data.
Results: A total of 77 subjects was included in this study, there were 50 subjects in group A and 27 subjects in group B. Elements of QoL were improved after surgeries including self care, mobility, social, and mental status in both groups (p < 0.001). The modified TTO was accepted in 35 subjects in group A and 22 subjects in group B. Quality of life was improved in 46 patients in group A, there was further improvement in 22 patients in group B. The degree of patient?s expectation was good in 87% of all subjects.
Conclusion: Second- eye cataract surgery showed further improvement in QoL despite better outcome of the first- eye cataract surgery. The outcome of cataract surgery conducted was relevant to the patient?s expectation."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>