Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atiqotul Fitriyah
"Burdah Keliling merupakan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Madura dengan tujuan menolak wabah To’on yang terjadi pada awal abad 19 M. Burdah Keliling merupakan ritual yang dijalankan atas perintah Kiai. Kiai merupakan pioner utama dalam skala prioritas kepatuhan masyarakat Madura. Kepatuhan terebut membuat masyarakat melaksanakan ritual Burdah Keliling untuk mengusir wabah dan tolak bala. Namun, seiring berjalannya waktu, wabah mulai menghilang. Fasilitias kesehatan mulai tersebar merata paska kemerdekaan Republik Indonesia membuat masyarakat meninggalkan ritual Burdah Keliilng. Oleh karena itu, saat ini ritual Burdah Keliling hanya dilaksanakan di beberapa pesantren dengan latar belakang budaya Madura. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling di pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah merupakan pesantren dengan budaya Madura yang menjalankan ritual Burdah Keliling selama empat generasi. Penelitian ini mengkaji pengelolaan ritual Burdah Keliling dalam empat generasi yang berbeda. Perbedaan pengelolan berdampak terhadap pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama satu abad. Hal tersebut juga mempengaruhi pemahaman mengenai fungsi ritual Burdah Keliling yang bergeser selama empat kepengasuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tradisi lisan. Data diperoleh melali wawancara, penyebaran angket secara langsung maupun melalui google form, serta penelusuran pustaka yang berkaitan dengan pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling. Pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama 110 tahun menandakan bahwa ritual tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan budaya pesantren Salafiyah Syafiiyah.

Burdah Keliling is a ritual carried out by the Madurese people with the aim of rejecting the To'on plague in the early 19th century. Burdah Keliling was carried out on the orders of the Kiai. Kiai are the main pioneers in the Madurese community compliance priority scale. Based on the obedience of the community, they carry out the Burdah Keliling ritual to ward off the plague and reject reinforcements. However, as time went on, the plague began to disappear. Health facilities began to be built evenly after the independence of Republic of Indonesia made people leave Burdah Keliilng ritual. Therefore, Burdah Keliling ritual is currently carried out in a few pesantren with a Madurese cultural background. This research focuses on the management and function of the Burdah Keliling ritual in the pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah is a Islamic boarding school with a Madurese culture that carries out the Burdah Keliling ritual for four generations. This research examines the management of the Burdah Keliling ritual in four different generations. The management differences has an impact on the implementation of Burdah Keliling ritual that has been running for a century. This also affects the understanding of the function of Burdah Keliling ritual which shifts during the four generation. This research were use qualitative methods with an oral tradition approach. Data were collected through interviews, direct distribution of questionnaires or via google form, and literature researches related to the management and function of Burdah Keliling ritual. The performance of Burdah Keliling ritual that has been running for 110 years indicates that this ritual is an important part of the cultural life of pesantren Salafiyah Syafiiyah. Keywords: Function, Management, Islamic Boarding School, Burdah Keliling Ritual, Plague"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirulhayat Bin Hasan
"Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki santri dengan latar belakang sebagai pemuda punk. Awal berdirinya pondok pesantren ini dimulai dari keprihatinan salah satu Pimpinan Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah untuk Kota Malang, dalam melihat fenomena pemuda punk yang terjadi dengan segenap perilaku menyimpang yang dilakukannya. Karena banyaknya pemuda punk yang masuk di pondok tersebut, tentunya pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki gaya kepemimpinan khusus dalam memberdayakan santrinya tersebut. Sehingga kajian ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan karismatik dalam pemberdayaan pemuda marginal punk yang dilakukan Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Kota Malang, Jawa Timur.
Dengan pendekatan penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur, hasil kajian menunjukkan bahwa pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah memiliki karakteristik sesuai dengan teori Yulk 2005. Dengan implementasi karakteristik pemimpin karismatik tersebut, dalam proses pemberdayaan bagi pemuda marginal punk yang meliputi tiga tahapan yaitu pemurnian mental, penyadaran dan pendidikan peningkatan Iman dan Takwa, dan pemberian keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi masyarakat ataupun pemerintah yang memiliki sasaran terhadap pemberdayaan, khususnya bagi pemuda marginal punk.

Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah is one of the boarding schools which have several students from punk youth background. This boarding school was built according to the apprehension from one of the leaders of Jamaah Sholawat Sabilul Hikmah Malang, in responding the deviation behavior which is occurred among punk youth. Because of several punk youth who enter to this boarding school, then the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah has a special leadership characteristics in empowering the students. This study aims to analyze charismatic leadership in the empowerment of marginal youth punk in Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang, East Java.
By conducting qualitative research approach and data collection technique of interview and literature studies, this study found that the leader of Pondok Pesantren Salafiyah Sabilul Hikmah Malang has a characteristic which is appropriate with the theory of Yulk 2005. There are three steps in implementing this leadership characteristics such as mental purification, awareness and education improving faith and piety, and providing several skills which is appropriate with students rsquo ability and interests. The result of this study is expected to be a reference for the society and government who have targets toward empowerment, especially for marginal youth punk.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sulistiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transaksi kas keluar yang terjadi di pondok pesantren Sabilurrosyad, menganalisis sistem pengendalian intern, kemudian menyusun flow chart SIA kas keluar untuk pondok pesantren Sabilurrosyad sehingga bisa meningkatkan akuntabilitas publik. Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian intern masih belum bagus terbukti dengan adanya perangkapan tugas. Pemahaman resiko masih belum dipahami oleh pimpinan pondok pesantren, informasi dan komunikasi belum jelas. Monitoring telah dilakukan dengan adanya laporan keuangan bulanan dan tahunan, tapi masih belum disusun sesuai dengan standar akuntansi yang seharusnya. Bagan alur dokumen (flow chart) belum dibuat sehingga hasil dari penelitian ini berupa flow chart SIA kas keluar bisa digunakan oleh pondok pesantren Sabilurrosyad.

ABSTRACT
This study aims to determine the cash out transactions that occur in the Sabilurrosyad Islamic boarding school, analyze the internal control system, then compile the AIS cash outflow chart for the Sabilurrosyad boarding school so that it can increase public accountability. The research method is descriptive qualitative method using case studies. The results of the study indicate that internal control is still not good as evidenced by the existence of multiple tasks. Understanding of risk is still not understood by the leaders of Islamic boarding schools, information and communication is unclear. Monitoring has been carried out with the existence of monthly and annual financial reports, but it has not been compiled according to the accounting standards that should be. The flow chart has not been created so that the results of this study are in the form of a cash flow chart AIS can be used by the Sabilurrosyad boarding school.
"
Jakarta: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2019
657 ATB 12:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mumuh Muhammad Buhari
"Penelitian mengenai pengolahan perpustakaan pesntren ini telah dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2005 di Pesantren Daarut Tauhid, di Jalan Geger Kalong Girang No. 38 Bandung terhadap 5 (lima) orang informan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bgaimanakah pengelolaan perpustakaan pesantren di Pondok Pesantren Daarut Tauhid dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan perpustakaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan, observasi dan kajian pustaka. Perpustakaan merupakan salah satu perangkat penting bagi dunia pendidikan, khususnya pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid telah menerapkan aspek fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Begitu pula dengan aspek unsure-unsur manajemen, seperti sumber daya manusia, dana, fasilitas, koleksi, metode dan pasar dalam pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid.
Tujuan pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Daarut Tauhid adalah pertama untuk mendukung kegiatan pesantren dalam dakwah, sosial, pendidikan dan pelatihan. Kedua membantu masyarakat sekitar lingkungan Pesantren Daarut Tauhid untuk mengakses ilmu pengetahuan. Hambatan utma yang mereka hadapi dalam pengelolaan perpustakaan adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, serta sumber daya manusia, dana, fasilitas, koleksi, metode dan pasar yang diterapkan belum semuanya mengikuti teori-teori manajemen. Salah satu contohnya adalah perencanaan yang dimiliki oelh Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid belum menyeluruh (menurut luasnya [strategislawan operasional], kerangka waktu [jangka pendek lawan jangka panjang], kekhususan [pengrahan lawan khusus], frekuensipenggunaan [dipakai sekali lawan terus menerus]), sumber day amanusia yang dimilikitidak memiliki latar belakang pendidikan formal ilmu perpustakaan, dan lokasi yang tidak strategis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Habibah
"Berinteraksi dengan lawan jenis merupakan suatu kebutuhan bagi para santri yang ada dalam masa remaja. Akan tetapi bagi santri di pesantren Al-Idris, interaksi lawan jenis tidak bisa mereka lakukan secara bebas, sebab ada aturan pesantren yang membatasi mereka. Selain itu di sana juga terdapat gendered space yang memisahkan wilayah santri putri dan santri putra, sehingga hanya dalam waktu tertentu para santri dapat berinteraksi dengan lawan jenisnya. Dalam penelitian ini, saya melihat hubungan interaksi lawan jenis santri dengan ruang di sekitar mereka. Saya ingin melihat cara para santri menciptakan embodied space yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipan serta wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada lima tempat yang digunakan oleh para santri untuk menciptakan embodied space agar bisa berinteraksi dengan lawan jenis mereka. Tempat itu meliputi sekolah, warung, masjid, asrama, serta pohon di wilayah kuburan di luar pesantren. Kemudian dalam menciptakan embodied space ada berbagai cara yang dilakukan oleh para santri yang disesuaikan dengan tempat interaksinya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya embodied space diciptakan oleh para santri karena adanya keinginan mereka untuk berinteraksi melebihi batasan interaksi yang ada, yang didukung juga oleh lemahnya kontrol sosial serta ada negosiasi santri terhadap aturan interaksi.

Interacting with members of the opposite sex is a necessity for students who exist in adolescence. However, for students in Al-Idris Islamic boarding schools, the interaction of the opposite sex cannot be done freely, because there are pesantren rules that limit them. In addition there is also a gendered space that separates the female students and male students, so that only within a certain time the students can interact with the opposite sex. In this research, I see the interaction between the opposite sex types of students with the space around them. I want to see the way the students create an embodied space that they use to interact with the opposite sex.
This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. Data were collected by participant observation and in-depth interviews.
The results of the study show that there are five places used by students to create embodied space in order to interact with their opposite sex. The place includes schools, stalls, mosques, dormitories, and trees in the area of ​​the cemetery outside the pesantren. Then in creating embodied space there are various ways that are done by the students that are adjusted to the place of interaction.
This study also shows that the actual embodied space was created by the students because of their desire to interact beyond the limits of interaction, which is also supported by weak social control and students' negotiations on the rules of interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang salah satu pesantren di Kota Depok, Jawa Barat, yaitu Pesantren Al-Hamidiyah. Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung, dan studi pustaka. Penelitian ini juga menggunakan teori tentang pesantren Salafiyah dan Ashriyah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pesantren Al-Hamidiyah ini merupakan perwujudan cita-cita luhur dan fase terakhir kehidupan seorang kiai bernama KH. Achmad Sjaichu putra pendiri Nahdlatul Ulama dengan tujuan utama yaitu untuk mencetak kader-kader ulama baru yang berwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu. Sebagai pesantren yang berada di bawah naungan yayasan, pesantren saat ini dikelola dan dipimpin oleh seorang kiai yang ternyata bukan dari keluarga biologis KH. Achmad Sjaichu, melainkan orang lain yang dipercaya oleh keluarga pemilik yayasan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas kepemimpinan dan latar belakang keluarga KH. Achmad Sjaichu serta sisi tradisional dan sisi modern Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat.

ABSTRACT
This journal discusses one of pesantren in Depok City, West Java, that is Al Hamidiyah Pesantren. The method used in this journal is qualitative method with interview, observation or direct field observation, and literature study. This research also uses the theory of Salafiyah and Ashriyah pesantren. The research finds that Pesantren Al Hamidiyah is the embodiment of the lofty ideals and the last phase of life of a kiai named KH. Achmad Sjaichu son of founder of Nahdlatul Ulama with the main goal is to print the cadres of new scholars who are knowledgeable and have depth of knowledge. As a boarding school that is under the auspices of the foundation, pesantren is currently managed and led by a kiai who was not from the biological family of KH. Achmad Sjaichu, but someone else who is trusted by the foundation 39s family. Seeing this, the author is interested to discuss the leadership and family background KH. Achmad Sjaichu as well as the traditional and modern side of Pesantren Al Hamidiyah, Depok, West Java."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Arif Sumawiharja
"Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki ciri khusus dalam sistem pendidikan. Yang menjadi ciri khusus dalam pendidikan pesantren adalah pendidikan berbasis karakter dan berasrama. Kehidupan asrama di Pesantren menciptakan kondisi hirarki yang muncul dari Kyai atau pemimpin Pesantren yang mendapatkan pengkultusan dari para santri dan tenaga pendidik di Pesantren, struktur hirarki itu disalurkan dari atas ke bawah kepada Pengasuh dan Ustad di Pesantren, dan kemudian didelegasikan dalam pendisiplinan kepada Santri senior. Struktur hirarki tersebut memunculkan extreme authority. Kondisi tersebut mendorong adanya pelaku yang termotivasi dan menciptakan suatu kondisi yang memposisikan santri junior sebagai korban yang tepat atau rentan dari kasus kekerasan fisik. Hal ini diperparah dengan kurangnya pengawasan dan ditambah dengan adanya pengawasan yang bersifat extreme guidance. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan penelitian di tiga Pondok Pesantren yang pernah terjadi kasus kekerasan fisik hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Untuk menganalisa faktor penyebab terjadinya kekerasan fisik di Pesantren teori yang digunakan adalah teori aktivitas rutin, teori relasi kuasa. Sementara untuk meneliti bagaimana pencegahan kasus kekerasan fisik menggunakan teori control sosial. Untuk mendukung analisa teori beberapa konsep digunakan. Diantaranya, konsep kekerasan terhadap anak, konsep pendidikan di Pesantren dan konsep pencegahan kejahatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kasus kekerasan fisik terjadi disebabkan oleh adanya kepemimpinan kharismatik dan paternalistik yang menyebabkan adanya pengkultusan, adanya penyalahgunaan otoritas dalam penerapan disiplin, minimnya pengawasan dan tidak adanya standar baku dalam sistem pengasuhan di Pesantren. Kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa semua teori dan konsep dapat menjelaskan bagaimana kasus kekerasan fisik terjadi dan pencegahannya. Selain itu, peran Kementerian Agama menjadi krusial dalam pengawasan terhadap sistem pengasuhan di Pesantren. 

Islamic boarding schools are Islamic educational institutions that have special characteristics in the education system. What characterises pesantren education is character-based and boarding school education. Dormitory life in the pesantren creates a hierarchical condition that arises from the Kyai or leader of the pesantren who gets the cult of the students and educators in the pesantren, The hierarchical structure is channelled from top to bottom to the carers and Ustad in the pesantren, and then delegated in discipline to the senior santri. The hierarchical structure gives rise to extreme authority. These conditions encourage motivated perpetrators and create a condition that positions junior Santri as appropriate or vulnerable victims of physical violence cases. This is exacerbated by the lack of supervision, coupled with the existence of supervision, which is extreme guidance. This study uses a qualitative method by conducting research in three Islamic boarding schools where cases of physical violence have occurred, causing the victim to die. To analyse the factors that cause physical violence in Pesantren, the theory used is routine activity theory and power relations theory. Meanwhile, to examine how to prevent cases of physical violence using social control theory, To support the theoretical analysis, several concepts were used. Among them are the concepts of violence against children, the concept of education for pesantren, and the concept of crime prevention. The results showed that cases of physical violence occurred due to the existence of charismatic and paternalistic leadership which led to a cult, the abuse of authority in applying discipline, the lack of supervision and the absence of standardized standards in the care system in Pesantren. The conclusion of the research shows that all theories and concepts can explain how cases of physical violence occur and their prevention. In addition, the role of the Ministry of Religious Affairs is crucial in supervising the care system in Pesantren."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Erma Latifah
"ABSTRAK
Pondok Pesantren selalu diidentikkan dengan penyakit kulit atau penyakit menularlainnya. Banyaknya masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di PondokPesantren Sunan Drajat harus segera diatasi, sebab kesehatan merupakan salah satuindeks pembangunan manusia dan jika masalah tersebut tetap dibiarkan maka akanberdampak buruk tidak hanya bagi pesantren sendiri akan tetapi juga lingkungansekitar. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mendalam tentangdimensi kesehatan dalam pengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan peranPemerintah Daerah dalam menangani masalah-masalah kesehatan di PondokPesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studikasus. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa dimensi kesehatan belum dikaitkan dalampengelolaan Pondok Pesantren Sunan Drajat dan Dinas Daerah Kabupaten Lamonganhanya menunggu laporan apabila terjadi masalah di Pondok Pesantren serta tidak adapengawasan dan pengkoordinasian terpadu yang dilakukan terhadap PondokPesantren. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah agarPondok Pesantren memperbaiki manajemen dan fasilitas yang ada sesuai denganpersyaratan kesehatan yang berlaku dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan yangtelah ditetapkan serta bagi Pemerintah agar menambahkan peraturan terkait kesehatandalam Pedoman Izin Operasional Pondok Pesantren. Perlu adanya sinkronisasi dankoordinasi terpadu antara Dinas terkait dan Kementerian Agama agar fungsi darimasing-masing instansi terhadap kesehatan Pondok Pesantren dapat berjalansebagaimana Peraturan yang telah ditetapkan.Kata kunci:Pondok Pesantren, Kesehatan Pesantren, Manajemen Pesantren

ABSTRACT
Islamic Boarding School is always identified with skin diseases or other infectiousdiseases. The number of health problems that often occur in Sunan Drajat IslamicBoarding School must be addressed immediately, because health is one of the humandevelopment index. If the problem is still left, it will be bad for not only IslamicBoarding School itself but also the surrounding environment. The purpose of thisstudy is to obtain in depth information about the health dimension in the managementof Sunan Drajat Islamic Boarding School and the role of the Regional Government inhandling health problems in Islamic Boarding School. This research uses qualitativeapproach with case study design. Data validity is examined by triangulation ofinformant and method. The results showed that the health dimension has not beenlinked in the management of Sunan Drajat Islamic Boarding School. LamonganRegional Office only waits for the report when a problem in Islamic Boarding Schooloccurs and there is no integrated supervision and coordination conducted on PondokPesantren. Suggestions that can be given based on the research result are that IslamicBoarding School has to improve the management and existing facilities in accordancewith the applicable health requirements and review the policies that have beenestablished. The Government has to add health related regulations in the OperationalLicense Guidance of Islamic Boarding School. There needs to be synchronization andintegrated coordination between the relevant regional office and Ministry ofReligious Affairs so that the function of each institution to the health of IslamicBoarding School can be run as a predetermined Regulation.Key words Islamic Boarding School, Islamic Boarding School Health, Islamic Boarding SchoolManagement"
2017
T48362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munayah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum koleksi perpustakaan pesantren dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan koleksi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sarana evaluasi bagi perpustakaan terutama mengenai koleksi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif-kualitatif. Sedangkan data dikumpulkan melalui wawancara, data tertulis dan pengamatan. Untuk pengolahan data digunakan teknik komparasi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa ternyata baik perpustakaan Darunnajah maupun Assyafi'iyah, kondisi koleksi perpustakaannya masih jauh dari yang dianjurkan dalam standar yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara umum perpustakaan Darunnajah sedikit lebih baik dari perpustakaan Assyafi'iyah baik dari segi jumlah koleksi maupun segi pengelolaannya. Mengenai keseimbangan koleksi, perbandingan koleksi fiksi dan non-fiksi dari kedua perpustakaan masih belum seimbang. Sementara dari segi pengadaan, kedua perpustakaan masih lebih banyak mengandalkan pada sumbangan. Hal ini sebetulnya tidak menjadi masalah asal perpustakaan menetapkan suatu kebijakan mengenai koleksi sumbangan hingga tidak terjadi duplikasi yang berlebihan. Kebijakan yang ditetapkan perpustakaan Darunnajah untuk buku-buku sumbangan sudah cukup baik. Masalah pembinaan koleksi adalah hal penting. Karena itu harus mendapat dukungan dan perhatian yang lebih serius dari semua pihak yang terlibat. Usaha dari pihak perpustakaan saja tidak cukup maka kerja sama dengan semua pihak yang terlibat sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S15309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pesantren as a social-religious-institution has played a significant role in the dynamic of Indonesia nation. The role of the pesantren is not only concerned with educational and social-religious aspects but also broader, namely social transformation. In developing pluralism awareness in multicultural era, the pesantren has the important role. At the pesantren, there are many values that can be applied to meet the challenge. The existence of the pesantren, nowadays, is closely related to social affairs. Thus, to optimize this role, it is necessary to make a serious, systematic and sustainable effort because not all of the pesantren has the urge to do it."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>