Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astridiah Primacita Ramadhani
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada kehidupan masyarakat di seluruh dunia, termasuk kehidupan seksual dan kepuasan hidup masyarakat Indonesia. Penelitian ini berusaha mengetahui lebih lanjut bagaimana perubahan dan hubungan antara aktivitas seksual, kepuasan seksual, dan kepuasan hidup masyarakat dewasa yang aktif secara seksual pada periode sebelum pandemi (Februari 2019 - Februari 2020) dan selama pandemi (Maret 2020 - Juni 2020). Hasil penelitian dengan 1006 partisipan menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada aktivitas seksual berpelukan, nonpenetrasi, masturbasi, seks oral, dan penetrasi, namun tidak pada aktivitas sexting akibat pandemi COVID-19. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan pada kepuasan seksual dan kepuasan hidup akibat pandemi COVID-19. Selain itu, hubungan antar aktivitas seksual dengan kepuasan seksual dan kepuasan hidup menunjukkan hubungan yang beragam pada kedua periode. Terlepas ada tidaknya pandemi COVID-19, kepuasan seksual dan kepuasan hidup berkorelasi positif dan signifikan pada masyarakat dewasa di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehidupan seksual merupakan aspek penting, terutama ketika menghadapi stressful life event seperti pandemi COVID-19.

COVID-19 pandemic has an impact on people's lives around the world, including sexual life and life satisfaction for Indonesian adults. This study further measures changes and the relationship between sexual activities, sexual satisfaction, and life satisfaction in sexually active adults before the pandemic (February 2019 - February 2020) and during the pandemic (March 2020 - June 2020). The results with 1006 participants showed that there was a significant decrease in sexual activities (hugging, non-penetrative sex, masturbation, oral sex, and penetrative sex), but not in sexting due to the pandemic. The results also showed a significant decrease in sexual satisfaction and life satisfaction despite gender and relationship status. In addition, the relationship between sexual activity and sexual satisfaction and life satisfaction showed diverse results between the two periods. Regardless of COVID-19 pandemic, sexual satisfaction and life satisfaction have a positive and significant correlation in Indonesian adults. The results of this study indicate that sexual life is an important aspect, especially when facing stressful life events like the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John Toding Padang
"Gambaran tentang kehidupan dan perilaku seks bebas diantara kaum homoseksual merupakan masalah kesehatan utama dan faktor penting dalam transmisi infeksi HIV ke populasi yang lebih luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap persepsi kaum homoseksual terhadap aktivitas seksual yang berisiko terjadi HIVAIDS. Pendekatan yang digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah 5 orang pria homoseksual yang aktif secara seksual. Proses analisis menggunakan tahapan analisis menurut Colaizzi, dan teridentifikasi lima tema utama: (1) Penampilan fisik sebagai modal utama (2) Pencapaian kebahagiaan melalui hubungan homoseksual (3) Ketergantungan kebutuhan seks sebagai alasan mempertahankan hubungan homoseksual (4) Ketidaknyamanan sebagai alasan tidak memproteksi diri (5) Upaya pencarian figur seorang ayah. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk data dasar pendidikan kesehatan pencegahan perilaku seksual berisiko dimana diharapkan dapat membantu mencegah peningkatan prevalensi HIV-AIDS pada kaum homoseksual. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan desain dan teknik sampling lainnya, untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Sehingga hasil yang diperoleh dapat ditransfer ke populasi yang memiliki tipologi yang sama.

The description of Homosexuals lifestyle and free sex behavior is the essential of the transmission of HIV in large population. This study aims to uncover the perceptions of homosexuals against risk sexual activity that occurs with HIVAIDS. The design of this qualitative research was descriptive phenomenology approach. Participants in this study include of five homosexual's. Analysis process is using the stage of Colaizzi's data analysis and five themes was identified in this study, consist of: (1) The physical appearance as the main capital (2) Attainment of happiness through homosexual relations (3) The dependence of sexual needs as the reason for maintaining a homosexual relationship (4) The discomfort as a reason not to protect yourself (5) The search for figure of a father. This study is usefull as the basic of health education in sexual behavior risk preventive, which can help to protect the increase of HIV-AIDS prevalency in the homosexuals. There's need continues study that using another design and sampling technique to increase the validity and reliability of the finding. So the result can be transfered to essential population that have similarity in tipology."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30702
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Rico Januar
"Penyalahgunaan narkotika yang melakukan hubungan seksual sebelum menikah, dan berganti-ganti mitra seksual merupakan perilaku berisiko. Masalah yang diakibatkan penyalahgunaan narkotika sangat kompleks, seperti masalah sosial dan kesehatan. Kecenderungan pengguna narkotika melakukan perilaku seksual dini dan tidak aman semakin memperparah kondisi kualitas hidup pecandu dan tentunya berdampak besar pada kelangsungan hidup di masa depan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan perilaku seksual berisiko di kalangan pengguna narkotika. Metode penelitian adalah potong lintang menggunakan data sekunder kajian rekam medis di instalasi Medical Psychiatric Evaluation di rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) Jakarta tahun 2013. Populasi penelitian adalah pasien ketergantungan narkotika yang dirawat inap di RSKO Cibubur selama tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat inap berjumlah 74 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian membuktikan bahwa mayoritas responden telah melakukan perilaku seksual berisiko, yaitu sebesar 82,4% dengan usia pertama kali berhubungan seksual ≤ 17 tahun sebesar 78,4%. Usia pertama kali berhubungan seksual ≤ 17 tahun merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko di kalangan pecandu narkotika. Model akhir analisis multivariat menunjukkan bahwa pengguna narkotika yang telah melakukan hubungan seksual ≤ 17 tahun berpeluang 6,74 kali (CI = 1,84 ? 24,73) untuk melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan dengan pengguna narkotika > 17 tahun.

Narcotic abuse having premarital sexual intercourse and multiple sexual partners is risky behavior. Problems caused by narcotic abuse are very complex, such as social and health problems. Tendency of narcotic users committing early and unsafe sexual intercourse worsen condition of the addict?s quality of life and definitely has a big impact on life survival in the future. This study aimed to determine determinants of risky sexual behavior among narcotic users. The method was cross sectional study using secondary data of medical record assessment at Medical Psychiatric Evaluation installation in Jakarta hospital for drug addicts in 2013. The study population was narcotic-addicted patients hospitalized at Cibubur Hospital for Drug Addicts within 2013. Sample of this study was all hospitalized patients amounted to 74 respondents. Data analysis used was univariate, bivariate and multivariate analysis. Results proved that most respondents had committed risky sexual behaviors worth 82.4% in which the age of first intercourse ≤ 17 years old worth 78.4%. The age of first intercourse ≤ 17 years old was the most influential variable to risky sexual behavior among narcotic addicts. The final model of multivariate analysis showed that narcotic users who committed sexual intercourse ≤ 17 years had 6.74 times opportunity (CI = 1.84 ? 24.73) to commit risky sexual behavior than > 17 yearold narcotic users."
Universitas Sriwijaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Widhi Lestari
"Skripsi ini membahas manajemen kasus kekerasan seksual anak yang dilakukan pekerja sosial di Pusat Krisis Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan peran pekerja sosial sebagai manajer kasus dalam penanganan kasus kekerasan seksual anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Diketahui bahwa angka kasus kekerasan seksual anak meningkat dari hari ke hari. Ini merupakan isu yang membutuhkan penanganan dengan tepat karena dampaknya sangat berbahaya pada pertumbuhan anak secara fisik dan mental. Salah satu cara untuk menangani kasus tersebut adalah dengan manajemen kasus dan ditangani oleh tenaga profesional. Pusat Krisis Terpadu RSCM menangani kasus tersebut dengan pekerja sosial sebagai manajer kasus. Manajer kasus adalah seorang yang mengkoordinasikan penanganan kasus dengan profesi lain seperi dokter, psikolog atau lembaga lain yang dapat membantu klien. Tujuannya adalah untuk membantu klien dan keluarga mendapatkan kebutuhan mereka dan dapat berfungsi sosial kembali.

This thesis present case management of child sexual abuse cases that handled by social worker in Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital and role of social worker as a case manager on handling child sexual abuse cases. This thesis used qualitative-descriptive method. Knew by the number of child sexual abuse cases is increase day by day. This is an issue that needs to handle with the right way because the impact is very dangerous to physically and mentally child growth. One of the ways to handle that, is case management and handled by the professional staff. Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital handled that case with social worker as a case manager. Case manager is a person that coordinated to handle case with another profession such as doctor, psychologist or other organization that can help the client. The aim is to help the client and the family gets their needs and will be good in social function."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novianita Ayu Pramestuti
"Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan kekhawatiran dampak COVID-19, resilient coping, dan kepuasan hidup selama pandemi COVID-19 antar kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan status pernikahan, serta untuk menguji pengaruh kekhawatiran dampak COVID-19 dan resilient coping terhadap kepuasan hidup. Partisipan adalah penduduk Indonesia berumur ≥ 18 tahun (N=1619). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum skor kekhawatiran dampak COVID-19 dan resilient coping berada di atas rata-rata, sementara skor kepuasan hidup berada di bawah rata-rata. Kelompok yang memiliki kesehatan mental paling rentan adalah kelompok usia 18-30 tahun, perempuan, kelompok tidak bekerja, dan kelompok tidak menikah. Kekhawatiran dampak COVID-19 dan resilient coping berbeda secara signifikan antar kelompok demografi. Akan tetapi kepuasan hidup tidak berbeda signifikan antara perempuan dan laki-laki. Kekhawatiran dampak COVID-19 dan resilient coping berpengaruh signifikan terhadap kepuasan hidup. Hal ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran dampak COVID-19 dapat menjadi faktor resiko terhadap kepuasan hidup, sementara resilient coping dapat berperan sebagai faktor protektif.

This study aims to look at the differences in worries about the impact of COVID-19, resilient coping, and life satisfaction during the COVID-19 pandemic between groups based on age, gender, occupation, and marital status, as well as to test the impact of COVID-19 and resilient coping on life satisfaction. Participants were Indonesians aged ≥ 18 years old (N=1619). The results showed that in general, the worry about the impact of COVID-19 and resilient coping score were above average, while life satisfaction score was below average. The groups that have the most vulnerable mental health are the 18-30 age group, women, the unemployed group, and the unmarried group. Worries about the impact of COVID-19 and resilient coping differ significantly among demographic groups. However, life satisfaction does not differ significantly between women and men. Worries about the impact of COVID-19 and resilient coping have a significant impact on life satisfaction. This indicates that worries about the impact of COVID-19 can be a risk factor for life satisfaction, while resilient coping can contribute as a protective factor."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanih
"[ABSTRAK
Perawat memegang peranan penting dalam pemberian asuhan keperawatan serta mendampingi
pasien dengan kanker ginekologi selama 24 jam. Pada pelaksanaan, belum semua perawat
melakukan pengkajian psikoseksual ketika memberikan asuhan pelayanan keperawatan untuk
menggali masalah seksual akibat terapi yang dialami oleh pasien kanker. Penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi pengalaman perawat yang bekerja diunit ongkologi dalam mendiskusikan
isu seksual dengan pasien dan penyintas kanker ginekologi. Secara keseluruhan fenomena yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah suatu gambaran pengalaman perawat dalam
mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Penelitian dengan metode kualitatif
dengan desain fenomenologi ini melibatkan sampel sepuluh partisipan. Analisa hasil penelitian
dilakukan dengan cara analisa isi dengan menyimpulkan pernyataan partisipan menjadi tema
dalam penelitian. Penelitian ini menemukan lima tema utama yang berkaitan dengan pengalaman
perawat dalam mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi yaitu persepsi
perawat tentang pelayanan psikoseksual, hambatan yang ditemukan perawat ketika
mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi, menemukan masalah yang
mengganggu seksualitas pada pasien kanker ginekologi, cara/upaya perawat memperoleh
dukungan dalam membantu masalah psikoseksual pada pasien kanker ginekologi, kebutuhan
perawat terhadap implementasi pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi.
Pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi dapat ditingkatkan dengan adanya diskusi
isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian
psikoseksual di dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker ginekologi.

ABSTRACT
Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses? experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants? statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses? experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses? perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses? attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses? needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses? experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants? statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses? experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses? perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses? attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses? needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients., Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Yunita Suryaputri
"Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan perkawinan Wanita dan pria dewasa lnuda yang dimediasi oleh frekuensi hubungan seksual dan kepuasan seksual. Penulis memprediksi citra tubuh akan meningkatkan frekuensi seksual yang kemudian meningkatkan kepuasan seksual lalu kepuasan perkawinan. Namun karena perbedaan peran gender, penelitian ini memprediksi citra tubuh akan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual lalu kepuasan seksualnya, sedangkan pada pria, citra tubuh diprediksi berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan tidak melalui meningkatnya frekuensi hubungan seksual hanya melalui kepuasan seksualnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode kroseksional. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah 98 partisipan Wanita dan 50 partisipan pria yang bukan merupakan pasangan.
Hasil yang didapat diketahui bahwa variabel citra tubuh, sexual attractiveness, weight concern, Serta physical condition,berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita sebesar 23,3% (R2= O,233), sedangkan pada pria, diketahui bahwa variabel citra tubuh, upper body strenght, physical attractiveness, dan physical condition berpengaruh terhadap kepuasan perkawinannya sebesar 14,4% (R2= O,144). Berbeda dengan prediksi, pada Wanita, citra tubuh berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan, tidak melalui frekuensi hubungan seksual namun hanya melalui kepuasan seksual. Sedangkan pada pria, citra tubuh tubuh tidak berpengaruh pada kepuasan perkawinan, baik melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual maupun kepuasan seksualnya. Kesirnpulan penelitian ini ialah pada Wanita, citra tubuh berpengaruh pada kepuasan perkawinannya melalui kepuasan seksual sedangkan pada pria citra tubuh tidak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.

This study is about the role of body image on marital satisfaction in young adult Women and men mediated by sexual frequency and sexual satisfaction. We predict that body image will increase sexual frequency thus sexual satisfaction and marital satisfaction. But, because of gender role differences between men and Women, We predict body image Will affect marital satisfaction through increasing sexual frequency and sexual satisfaction in Women but in men, We predict body image will affect marital satisfaction through sexual satisfaction not sexual frequency. This research is quantitative with cross sectional method. Participants in this research are 98 Women and 50 men, and they were not couple.
The results show, body image variable, sexual attractiveness, Weight concern, and physical condition affected to marital satisfaction in Women about 23,3% (R2= 0,233), in men, body image variable, upper body strenght, physical attractiveness, and physical condition affected to marital satisfaction about l4,4% (R2= O,l44). ln Women, body image components affect marital satisfaction through sexual satisfaction only not sexual frequency. In men, body image components do not affect marital satisfaction through sexual frequency or sexual satisfaction. The summary of this study are in Women, body image affect marital satisfaction through sexual satisfaction, but in men body image do not affect marital satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Maria Cristissa Windanti
"Pasangan hubungan jarak jauh semakin umum di Indonesia yang mana memiliki keterbatasan dalam bertemu dan berinteraksi secara fisik. Keterbatasan tersebut berdampak pada aktivitas seksual yang biasa dilakukan bersama pasangan sehingga dapat berpengaruh pada menurunnya kepuasan seksual. Namun seiring berkembangnya teknologi, aktivitas seksual dapat dilakukan secara daring yang salah satunya adalah sexting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perilaku sexting terhadap kepuasan seksual pada dewasa muda berusia 20 – 30 tahun (M = 22.04, SD = 1.833) yang menjalani hubungan jarak jauh. Penelitian ini dilakukan pada 411 partisipan (93.2% perempuan, 6.8% laki-laki) yang berpacaran selama minimal enam bulan (M = 28.38, SD = 24.34), menjalani hubungan jarak jauh, melakukan aktivitas seksual dan sexting dengan pasangan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur perilaku sexting yang dikembangkan oleh Gordon-Messer et al. (2013) dan The Global Measure of Sexual Satisfaction (GMSEX). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sexting berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan seksual (B = .219, t(411) = 5.905, p < .05) dengan rata-rata frekuensi menerima sext sebesar 10.06 (SD = 4.003) dan rata-rata frekuensi mengirimkan sext sebesar 10.61 (SD = 4.265) sepanjang menjalin hubungan pacaran dengan pasangan. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pasangan berpacaran jarak jauh untuk menjaga aspek seksual dalam hubungan dengan melakukan sexting.

Long-distance relationship couples are increasingly common in Indonesia and which has limitations in meeting and interacting physically. This limitation has an impact on sexual activity that is usually done with a partner so it can affect the decrease in sexual satisfaction. However, as technology develops, sexual activity can be carried out online, one of which is sexting. This study aims to see the effect of sexting behavior on sexual satisfaction among young adults who establish long-distance relationships. This research was conducted on 411 participants (93.2% female, 6.8% male) who had been dating for at least six months (M = 28.38, SD = 24.34), establish long distance relationship, had sexual activity and sexting with partner, which were obtained by convenience sampling. The measurement tool used in this research is the sexting behavior measurement tool developed by Gordon-Messer et al. (2013) and The Global Measure of Sexual Satisfaction (GMSEX). The results showed that sexting had a positive and significant effect on sexual satisfaction (B = .219, t(411) = 5.905, p < .05) with average frequency of receiving sext is 10.06 (SD = 4.003) and average frequency of sending sext is 10.61 (SD = 4.265) during the dating relationship. The result of this study can be a reference for long-distance dating couples to maintain sexual aspects in their relationship by doing sexting"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco : W.H. Freeman, 1979
155.2 REA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eda Arthaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian korelasional, dan kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study, retrospektif, dan non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 wanita dewasa madya yang sudah mengalami menopause dan yang memiliki pasangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Melalui korelasi Pearson, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya.

The purpose of this research is to find the correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women. This study belongs to the type of correlational and quantitative research designed with cross-sectional studies, retrospective and non-experimental studies. Participants in this study were 51 middle aged women in the menopausal status who still have spouse. This research uses incidental sampling as the sampling technique. Using Pearson Correlation, the result shows significant correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>