Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khumaira Adienia Subagyo
"Latar Belakang: Adanya pandemi COVID-19 yang penyebaran virus SARS COV-2 dapat melalui klinik dental baik penyebaran kontak langsung maupun tidak langsung. Organisasi dental dunia termasuk juga PDGI menyarankan masyarakat untuk menunda perawatan gigi yang bersifat symptomatic, perawatan dengan menggunakan high-speed handpiece atau instrumen ultrasonik dapat menghasilkan sekresi berupa saliva, darah dan cairan tubuh lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai COVID-19 dan dental emergency dengan menggunakan media video edukasi. Tujuan: Mengetahui efek penggunaan video edukasi dalam meningkatkan pengetahuan dental emergency saat menghadapi pandemi corona virus disease 19 (COVID-19). Metode: Penelitian menggunakan desain one group pretest-posttest dengan populasi Mahasiswa S1 Perguruan Tinggi Negeri Jawa Barat berusia 18-22 tahun. Responden penelitian terdiri dari 363 mahasiswa yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada rerata nilai pre-test dan post-test pengetahuan (p < 0,05). Berdasarkan uji Effect Size Cohen’s d, efek video dalam meningkatkan pengetahuan relatif besar. Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan pada mahasiswa. Efek video dalam meningkatkan pengetahuan relatif besar.

Background: The COVID-19 pandemic spreads the SARS COV-2 virus through clinics both by direct and indirect contact. World dental organizations, including PDGI, advise the public to postpone dental care for cases that are of symptomatic dental cases and treatments using high-speed handpieces or ultrasonic instruments which can produce secretions in the form of saliva, blood and other bodily fluids. Therefore, education is needed to increase knowledge about COVID-19 and dental emergencies by using educational video. Objective: To know the effect of using educational videos in increasing dental emergency knowledge in facing corona virus disease 19 (COVID-19) pandemic. Method: This research using pre-experimental study with one group pretest-posttest design towards the colleges students bachelor program in West Java aged 18–22. Result: Based on Wilcoxon test, there is statistically significant difference between the mean of pre-test score and post-test score in knowledge (p < 0.05). Based on Effect Size Cohen’s d test, the effectivity of video in increasing knowledge of the students is relatively big. Conclusion: There is a relatively big increase in knowledge of students and video’s effect in increasing knowledge."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Novedia Esafrin
"Pandemi covid-19 yang merebak secara tiba-tiba menimbulkan kepanikan dan ketidaksiapan semua negara di belahan dunia termasuk dengan Indonesia. Keadaan darurat pandemi covid-19 di hadapi Indonesia dengan menerapkan status darurat Kesehatan masyarakat Status keadaan darurat tersebut dipilih pemerintah karena covid19 termasuk ke dalam bencana non alam. Dengan adanya penetapan status darurat Kesehatan masyarakat yang diatur di dalam Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020, pemerintah melakukan beberapa kebijakan dan peraturan pemerintah. Namun dalam proses pelaksanaannya baik program dan kebijakan pemerintah mengalami inkonsistensi sehingga menyebabkan kebingungan di dalam masyarakat. Tulisan ini menggunakan metode penelitian normatif yang mengacu pada asas-asas hukum, sistematika hukum, dan perbandingan hukum dengan mengkaji pengaturan kedaruratan, hak atas Kesehatan di dalam konstitusi beberapa negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah dalam melakukan perlindungan terhadap hak asasi manusia akan Kesehatan selama keadaan darurat pandemi covid-19 dianggap kurang berhasil oleh masyarakat sebab di awal penanggulangannya, pemerintah terkesan lamban dan tidak adanya inisiatif dalam melakukan pencegahan. Barulah covid-19 merebak di kalangan masyarakat pemerintah gencar dalam melakukan penanggulangan. Dalam penanggulangan covid-19, pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan untuk menanggulangi covid-19 seperti Penerapan Protokol Kesehatan, Pembatasan Sosial Berskala Besar, Vaksinasi Covid-19, Melakukan tes PCR Ketika akan bepergian dan terakhir Menetapkan PPKM. Namun peraturanperaturan tersebut selalu tidak memiliki kejelasan dan berubah-ubah seperti PPKM terkait dengan level kedaruratan. Selain itu, terkait program vaksinasi yang penyebaran informasi tidak sampai di tengah masyarakat sehingga program vaksinasi banyak menimbulkan keraguan dan keributan yang menyebabkan terhambatnya pencegahan dan penanggulangan covid-19. Permasalahan PCR juga dirasakan masyarakat sebab program tes PCR yang diwajibkan oleh pemerintah Ketika akan melakukan perjalanan dirasa sangat mahal harganya dan membebani masyarakat terlebih lagi dengan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Inkonsistensi pemerintah dalam membuat peraturan dan kebijakan inilah yang membuat carut marut sistem kedaruratan di Indonesia. Terlebih lagi banyaknya tumpang tindih peraturan dan tidak sesuainya peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar menambah daftar panjang persoalan terkait dengan perlindungan hak asasi manusia akan Kesehatan selama pandemi covid-19. Selain itu terdapat beberapa peraturan yang tidak memiliki rujukan dalam peraturan perundang-undangan dan jangka waktu pemberlakuan covid-19 yang sampai sekarang belum ada kejelasan kapan akan berakhir.

The COVID-19 pandemic that suddenly spreads has caused panic and unpreparedness for all countries in the world, including Indonesia. The emergency of the COVID-19 pandemic faced by Indonesia by implementing an emergency status public health is not a constitutional emergency status. The state of emergency was chosen by the government because COVID-19 is a non-natural disaster. With the establishment of a public health emergency status regulated in Presidential Decree No. 11 of 2020, the government has implemented several government policies and regulations. However, in the implementation process, both government programs and policies experienced inconsistencies, causing confusion in the community. This paper uses a normative research method that refers to legal principles, legal systematics, and comparative law by examining emergency settings, the right to health in the constitutions of several countries. The results showed that the government in protecting human rights for health during the Covid-19 pandemic emergency was considered less successful by the community because at the beginning of the response, the government seemed slow and there was no initiative in taking prevention. It was only then that the Covid-19 spread among the people of the government was aggressive in carrying out countermeasures. In dealing with COVID-19, the government has issued several regulations to deal with COVID-19, such as the application of health protocols, large-scale social restrictions, Covid-19 vaccination, conducting PCR tests when traveling and finally establishing the implementation of community activity restrictions (PPKM). However, these regulations always lack clarity and change such as PPKM related to the emergency level. In addition, related to the vaccination program, the dissemination of information did not reach the community so that the vaccination program caused a lot of doubts and commotions which hampered the prevention and control of COVID-19. The PCR problem is also felt by the community because the PCR test program that is required by the government when traveling is considered very expensive and helps the community, especially people with middle to lower economies. The government's inconsistency in making regulations and policies is what makes the emergency system chaotic in Indonesia. Moreover, the many overlapping regulations and the incompatibility of the laws and regulations used as the basis add to the long list of issues related to the protection of human rights to health during the covid-19 pandemic. In addition, there are some regulations that do not have references in the legislation and the same period of covid-19 enforcement now there is no clarity on when it will end."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Agustia Iswara
"Latar belakang: Risiko infeksi COVID-19 di tempat praktik dokter gigi menyebabkan pelayanan kedokteran gigi diprioritaskan untuk kasus kegawatdaruratan gigi, yaitu keadaan mulut yang mengancam nyawa dan membutuhkan perawatan segera untuk menghentikan perdarahan, infeksi, maupun nyeri. Anak kelompok usia 3-6 tahun sering mengalami trauma dental dan nyeri karena gigi berlubang yang termasuk dalam kegawatdaruratan gigi. Orang tua perlu diedukasi untuk mengetahui kasus kegawatdaruratan gigi yang mungkin terjadi pada anak dan penanganannya selama pandemi COVID-19 tanpa kontak langsung untuk mencegah penyebaran infeksi COVID-19, seperti sekolah taman kanak-kanak (TK) yang telah melakukan pembelajaran secara daring. Edukasi menggunakan media visual secara daring berpotensi untuk memperbaiki pengetahuan orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi pada anak. Tujuan: menganalisis efektivitas edukasi media visual secara daring tentang kegawatdaruratan gigi anak selama pandemi COVID-19 terhadap pengetahuan orang tua murid (OTM) TK. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan cara menilai pengetahuan OTM sebelum dan setelah dilakukan edukasi menggunakan media visual secara daring melalui kuesioner yang diberikan secara daring. Media visual berupa video animasi berdurasi 2 menit dengan narasi tertulis. Hasil: Penelitian diikuti oleh 45 OTM dari TK kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Pengetahuan OTM setelah edukasi meningkat secara signifikan dibandingkan sebelum edukasi (Uji Wilcoxon, p < 0,05), tetapi tidak dipengaruhi oleh pendidikan, usia, dan pekerjaan orang tua murid (Uji Mann Whitney dan Kruskal Wallis, p > 0,05). Kesimpulan: Edukasi menggunakan media visual secara daring tentang kegawatdaruratan gigi anak efektif dalam meningkatkan pengetahuan OTM TK.

Background: Dental threatening or needs immediate treatment to control bleeding, infection, or pain, during COVID-19 pandemic to minimize the transmission risk of COVID-19 infection in dental setting. The children in 3-6-year age group are frequently experienced from dental trauma or pain due to dental caries that needs immediate treatment. Thus, an education in pediatric dental emergency during this pandemic is necessary to reduce the morbidity rate in children, especially for parents. An online education using visual aid, that is currently applied in most schools in Indonesia, can be useful to improve the parent’s knowledge in pediatric dental emergency. Objective: To analyze the effectiveness of online visual education about pediatric dental emergency during COVID-19 pandemic to improve the parents’ knowledge, who have children in kindergarten. Method: This study was an experimental study that was comparing parent’s knowledge before and after online visual education using online questionnaires. The visual aid was a 2-minute-animated video with written narration. Results: A total of fourty five parents who have children in kindergarten located in Setiabudi district, South Jakarta. Parent’s knowledge in pediatric dental emergency increased significantly after the visual education (Wilcoxon test, p<0.05), and was not influenced by the differences in parents’ educational level, ages, and occupation (Mann Whitney and Kruskal Wallis test, p>0,05). Conclusion: Online visual education is effective to improve the parents’ knowledge in pediatric dental emergency."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Airlangga University Press, 2021
616.24 COV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Presiden Joko Widodo dalam pelantikannya mengajak DPR untuk menerbitkan 2 (dua) undang-undang yang akan menjadi omnibus law, yaitu seru "
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Sekretariat Jenderal DPR RI, 2020
320 Parliamentary Review
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Sinta Martha Lovanya Sipayung
"Dalam situasi pandemi COVID-19 di Indonesia, terjadi penurunan aktivitas perekonomian di Indonesia. Kegiatan usaha yang semakin rendah berdampak pada keuangan negara yang memungkinkan untuk terjadinya krisis sistem keuangan. Dengan demikian, dibentuklah UU No. 2 Tahun 2020 tentang Perppu No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang (UU 2/2020) sebagai langkah luar biasa untuk menangani krisis sistem keuangan akibat COVID- 19, yang memuat kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka penyesuaian dengan kondisi COVID-19. Skripsi ini membahas bagaimana kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan UU 2/2020 dan implikasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang. Penulis menggunakan bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kewenangan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan Otoritas Jasa Keuangan dalam pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan diberikan sesuai dengan kedudukan tiap lembaga, dan UU 2/2020 mengakibatkan berbagai perubahan kewenangan. Saran yang diberikan adalah lembaga terkait perlu untuk memberikan rasionalisasi mengenai perubahan kewenangan tersebut, serta KSSK untuk menginformasikan indikator kesuksesan dalam pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan pandemi COVID-19.

In COVID-19 pandemic, economic activities in Indonesia has taken a downfall and can lead to a financial system crisis. Therefore, Law Number 2 of 2020 concerning Perppu Number 1 of 2020 on State Finance Policy and Financial System Stability for the Handling of Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) and/or in the Framework of Dealing with Threats Endangering National Economy and/or Financial System Stability (Law 2/2020) is ratified as an extraordinary step to handle the financial system crisis due to COVID-19, which includes the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority in order to adapt to the conditions of COVID-19. This paper discusses the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority according to Law 2/2020 and the implications. This research used normative legal research method with legislation approach. The author uses primary, secondary, and tertiary legal materials using a qualitative approach. From this research it can be concluded that the authority of Bank Indonesia, Indonesia Deposit Insurance Corporation and Financial Services Authority in preventing and handling financial system crisis is given according to their functions, and Law 2/2020 resulted in various changes in authority. The suggestions given are that related institutions need to provide a rationalization regarding the changes of authority, as well as KSSK needs to inform the indicators of success in preventing and handling financial system crisis due to COVID-19."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Rara Diah Handayani
"Dalam dua tahun terakhir pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) telah menginfeksi > 220 juta orang dan 5 juta orang meninggal. Di Indonesia > 4 juta orang terinfeksi dan > 140.000 orang meninggal. Pada puncak pandemi, kebutuhan perawatan tidak seimbang dengan sarana rumah sakit sehingga WHO menganjurkan untuk memprioritaskan pasien secara ekual. Untuk itu diperlukan prediktor luaran pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan menyusun prediktor luaran pasien COVID-19 menggunakan regresi logistik dan machine learning.
Penelitian terdiri atas 2 tahap. Tahap pertama adalah kohort retrospektif untuk menyusun prediktor kematian di rumah sakit dengan regresi logistik dan machine learning (decision tree, random forest, support vectore machine, gradient boost and extreme gradient boost). Pasien terkonfirmasi COVID-19 diinput di data registri REG-COVID-19 pada bulan Maret–Juli 2020 di RS Persahabatan (RSP) dan RS Universitas Indonesia (RSUI). Tahap kedua adalah kohort prospektif pada pasien COVID-19 di RSP, RSUI dan RSPI Suliati Saroso pada bulan Maret–Mei 2021. Data yang diinput adalah data demografi, gejala klinis, komorbid, laboratorium, skor Brixia dari radiografi toraks, luaran pasien dari perawatan dan lama rawat.
Pada tahap penyusunan diperoleh 271 subjek untuk analisis machine learning, 239 subjek untuk model 1, sebanyak 180 subjek model 2, dan 152 subjek model 3 dan model 4. Hasil analisis regresi logistik model 1 terdiri atas 7 variabel yaitu demam, diabetes melitus, frekuensi napas, saturasi O2, leukosit, SGOT dan CRP dengan AUC 0,930. Model 2 memberikan hasil hampir sama tetapi SGOT menjadi SGPT dengan AUC 0,926. Model 3 memiliki AUC 0,919 dan model 4 memberikan AUC 0,924 dengan variabel D dimer > 2000 menjadi salah satu prediktor. Validasi semua model regresi logistik dan machine learning menunjukkan penurunan AUC, tetapi tidak berbeda bermakna (uji perbandingan AUC, p = 0,683–0,736). Perbandingan model regresi logistik dan machine learning juga tidak berbeda bermakna (uji perbandingan AUC dengan rumus Hanley, p = 0,492–0,923).
Disimpulkan prediksi kematian pasien COVID-19 menggunakan regresi logistik dan machine learning memiliki akurasi yang baik sehingga regresi logistik dan machine learning dapat dijadikan prediktor luaran pasien COVID-19.

Corona virus disease 2019 (COVID-19) pandemic has lasted almost 2 years worldwide with more than two hundred million world population were infected and almost 5 million (2%) death. In Indonesia, there have been more than 4 million people were infected with more than 140.000 (3.5%) death. At the peak of the outbreak there were discrepancy between health care facilities and demands. WHO recommended to prioritize patient equally, to avoid patient discrimination by social class, race, and gender. The best prediction tool should be valid, reliable and feasible. Many studies develop assessment with logistic regression and machine learning with the goal to improve accuracy. Some study showed variety of predictors in outcome prediction, in this study we developed and validated assessment tool to predict hospital mortality comparing logistic regression and machine learning, included support vector machine (SVM), decision tree (DT), random forest (RF), gradient boost (GB) and extreme gradient boost (XGB). Our study was conducted in 2 stages. The first stage study was cohort retrospective to develop assessment tool to predict hospital mortality by comparing logistic regression and machine learning among hospitalized COVID-19 patients from March to July 2020. The second was cohort prospective study among the same population, to validate the tools. The development data were collected from Persahabatan hospital and Universitas Indonesia hospital who registered in REG-COVID-19, 271subjects were eligible for machine learning analysis and 239 subjects for logistic regression data set 1; 180 subjects for data set 2; 152 for data set 3 and 4. Analysis of data set 1 resulted in 8 variables as mortality prediction include fever, DM, respiratory rate (RR), oxygen saturation, leucocyte, ALT > 42, CRP > 88, with AUC 0,930. Data set 2 resulted in similar variables except AST, with AUC 0,926. Data set 3 resulted in 6 variables with AUC 0,919 and Data set 4 resulted in 7 variables included fever, HR, RR, leucocyte, age above 52, CRP > 86 and D-dimer > 2000 with AUC 0,924. Validation of all models showed decreasing AUC. Machine learning analysis resulted in 5 models with the best was XGB among all set data with AUC between 0,8–0,9. There were decreasing of AUC of all models, but not statistically different (p 0.683–0.736). Comparing developed models with logistic regression and machine learning showed there were differences but not statistically significant. (p 0.492-0.923)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Safira Ramadani
"Latar belakang: Kegawatdaruratan gigi dan mulut merupakan kondisi pada gigi dan mulut yang dapat mengancam nyawa dan membutuhkan perawatan segera, meliputi perdarahan yang tidak terkontrol, nyeri akibat infeksi, selulitis atau abses yang disertai pembengkakan intraoral dan ekstraoral yang dapat membahayakan jalan napas, serta trauma dental. Anak dalam rentang usia 3-6 tahun cenderung aktif dan banyak bergerak sehingga rentan mengalami trauma. Adanya pandemi COVID-19 yang dapat ditransmisikan melalui droplet dan aerosol menyebabkan adanya risiko penularan COVID-19 di lingkungan praktik dokter gigi, sehingga perawatan yang dapat dilakukan terbatas hanya untuk kegawatdaruratan gigi dan mulut. Pengetahuan mengenai kondisi kegawatdaruratan gigi dan mulut anak diperlukan oleh orang tua agar dapat menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut, karena sebagai caregiver anak, orang tua sering kali menjadi yang pertama kali merespon terhadap kondisi kegawatdaruratan. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak.
Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19 sebelum dan setelah diberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) menggunakan media audiovisual secara daring.
Metode Penelitian: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 53 orang tua dari anak berusia 3-6 tahun yang bersekolah di TK dan RA pada kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan yang dipilih secara acak diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual berupa video animasi melalui aplikasi video conference dengan durasi 2 menit.
Hasil: Analisis data menggunakan uji komparatif non-parametrik Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan secara statistik (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan orang tua setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual secara daring.
Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19 setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual secara daring.

Background: Dental emergencies are potentially life-threatening oral conditions that demand immediate treatment, including uncontrolled bleeding, severe pain, cellulitis or any bacterial infection in soft tissue causing intraoral or extraoral swelling, and dental trauma. Dental trauma is more frequent among children because they tend to be more active, which makes them more vulnerable to dental injuries. COVID-19 pandemic, which is primarily transmitted through droplets and aerosols, causes dental practice to provide emergency-only dental services. The knowledge of dental emergencies are needed by parents in order to determine the appropriate action to treat these conditions, because as caregivers, parents are often the first to respond to children’s dental emergency conditions. Therefore, dental health education to parents regarding dental emergencies in children are needed.
Objectives: The purpose of this study was to analyze the difference of parental knowledge before and after education using online audio-visual media regarding dental emergency in children during COVID-19 pandemic.
Methods: The design of this study is an experimental study. A total of 53 parents of children aged 3 to 6 years old from randomly selected kindergartens at Setiabudi, South Jakarta were asked to fill out the questionnaire before and after online education using audio-visual media of a 2-minute duration via a video conference platform.
Results: Data analysis using the Wilcoxon comparative test showed that there was a statistically significant increase (p < 0.05) in knowledge of parents after watching the audio-visual media.
Conclusion: Online education using audio-visual media can improve the knowledge of parents on dental emergency in children during COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ardhy
"Penyalahgunaan narkoba masih menjadi ancaman utama diberbagai belahan dunia, termasuk saat pandemi Covid-19 mewabah. Penyalahgunaan narkoba tidak menunjukan penurunan ditengan pembatasan mobilitas manusia dan barang. Penelitian ini berusaha melihat bagaimana strategi penanggulangan dan kendala yang dihadapai dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba selama pandemi Covid-19 diwilayah hukum Polda Metro Jaya. Adapun lokasi penelitian adalah pada Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di Jakarta. Dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder, analisa menggunakan triangulasi sebagai uji validitas data. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi penanggulangan dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui razia kegiatan rutin yang ditingkatkan, pembentukan kampung tangguh jaya bersih narkoba, operasi kewilayahan nila jaya dan operasi gabungan serta pembentukan satuan tugas. Kendala yang ditemukan untuk melakukan penegakan hukum terdiri dari kendala internal diantaranya personil yang terinfeksi virus Covid-19 dan terbatasnya pergerakan personil. Sedangkan kendala eksternal perubahan konsumsi narkoba,serta perubahan pola distribusi narkoba.

Drugs abuse is still a major threat in various parts of the world, including during the Covid-19 pandemic. Drugs abuse does not a decrease in the midst of restrictions on the mobility of people and goods. This study seeks to see how strategies and obstacles are faced in countermeasures drugs abuse during the Covid-19 pandemic in the jurisdiction of the Metro Jaya Regional Police. The research location is the Directorate of Narcotics Investigation of the Metro Jaya Regional Police in Jakarta. By using qualitative research with primary and secondary data sources, triangulation analysis as a test of data validity. The result of the study show that the countermeasures strategy is carried out in several ways including kegiatan rutin yang ditingkatkan raids, drug-free villages call with kampung tangguh jaya, nila jaya regional operations, and joint operations dan the formation task forces. Obstacles found in carrying out law enforcement consisted of internal obstacles including personnel infected with the Covid-19 virus and limited personnel movement. While the external constraints are changes in drug consumption, as well as changes in drug distribution patterns."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Mujahid Ziyad
"Latar Belakang: Praktik dokter gigi mengalami penyesuaian di masa pandemi COVID-19 untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 di tempat praktik dan masyarakat tetap dapat dilayani, terutama pada kasus kegawatdaruratan gigi dan mulut anak. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi kepada orang tua menggunakan media pembelajaran audiovisual dengan memanfaatkan sistem daring yang diterapkan di taman kanak-kanak (TK) untuk kegiatan pembelajaran.
Tujuan: Menganalisis efektivitas edukasi audiovisual secara daring terhadap pengetahuan orang tua murid (OTM) tentang praktik dokter gigi selama masa pandemi COVID-19.
Metode: Populasi penelitian merupakan OTM dari TK yang berlokasi di salah satu kecamatan di DKI Jakarta yang dipilih secara acak dan OTM yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian. Pengetahuan OTM mengenai praktik dokter gigi selama pandemi COVID-19 dinilai menggunakan kuesioner yang diberikan sebelum dan setelah edukasi audiovisual secara daring. Kuesioner terdiri dari tujuh pertanyaan yang diberikan secara daring.
Hasil: Terdapat 52 OTM yang berpartisipasi dalam penelitian. Pengetahuan OTM tentang praktik dokter gigi selama pandemi COVID-19 setelah edukasi audiovisual meningkat secara signifikan dibandingkan sebelumnya (uji Wilcoxon, p<0,05) dan tidak dipengaruhi oleh latar belakang sosiodemografi OTM (uji Kruskal Wallis, p>0,05).
Kesimpulan: Edukasi audiovisual secara daring efektif untuk meningkatkan pengetahuan OTM tentang praktik dokter gigi selama masa pandemi COVID-19.

Background: Dental practice has adjusted during the COVID-19 pandemic to reduce the risk of COVID-19 transmission in dental practice and to keep serving the patients, especially for dental emergency cases in children. Therefore, it is necessary to educate parents using online-based audiovisual method following the online education implementation in kindergartens.
Objective: To analyze the effectiveness of online-based audiovisual education on parents’ knowledge about dental practice during the COVID-19 pandemic.
Method: The study population is parents of kindergartens’ student located in one of the districts in DKI Jakarta which are randomly selected and those who meet the criteria of inclusion are included in the study. Parents’ knowledge about dental practice during the COVID-19 pandemic is assessed using questionnaire given before and after online-based audiovisual education. The questionnaire consists of seven questions which are given online.
Result: There are 52 parents who participated in the research. The parents’ knowledge about dental practice during the COVID-19 pandemic after audiovisual education increased significantly compared with pre-education (Wilcoxon test, p<0.05) and not influenced by parents’ sociodemographic status (Kruskal Wallis test, p>0.05).
Conclusion: Online-based audiovisual education is effective to increase parents’ knowledge about dental practice during the COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>