Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Rahmawati Perwendha
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan R. azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi skimmed milk 1% (b/v) dan 2% (b/v) di suhu 30˚, 35˚, 40˚, 45˚, dan 50˚, 55˚, dan 60˚C. Blok agar (diameter 6 mm) mengandung 106 sel/mL R. azygosporus (umur 5 hari, pada Potato Sucrose Agar, PSA, di suhu 30˚C) digunakan untuk pengujian. Blok agar berisi biakan ditumbuhkan pada Czapek Dox Agar (CDA) modifikasi tanpa sumber karbon yang telah ditambahkan skimmed milk 1% (b/v) dan 2% (b/v) serta Victoria Blue 20% (b/v) sebagai indikator. Medium CDA modifikasi berisi blok agar diinkubasi selama 5 hari di suhu 30˚, 35˚, 40˚, 45˚, dan 50˚, 55˚, dan 60˚C. Medium CDA modifikasi tanpa kapang sebagai medium kontrol. Indikasi degradasi skimmed milk oleh R. azygosporus UICC 539 ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni. Kemampuan kapang mendegradasi skimmed milk dinyatakan dengan nilai Enzymatic Index (EI). Nilai EI dihitung menggunakan rumus R/r, yaitu R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil menunjukkan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi skimmed milk 1% dan 2% dengan terbentuknya zona bening. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi skimmed milk dipengaruhi oleh variasi konsentrasi substrat dan suhu inkubasi, yang ditunjukkan dengan nilai Enzymatic Index (EI) yang bervariasi.

This study aims to test the ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% (w/v) and 2% (w/v) skimmed milk at 30˚, 35˚, 40˚, 45˚, dan 50˚, 55˚, and 60˚C. Agar block (6 mm diameter) containing 106 cells/mL of R. azygosporus (5 days old, on Potato Sucrose Agar, PSA at 30˚C) was used for the test. Fungi on the agar blocks were grown on modified Czapek Dox Agar (CDA) without a carbon source with the addition of 1% (w/v) or 2% (w/v) skimmed milk and Victoria Blue 20% (w/v) as an indicator. Modified CDA plates containing agar blocks were incubated at 30˚, 35˚, 40˚, 45˚, and 50˚, 55˚, and 60˚C for 3 and 5 days. Modified CDA without the fungus served as a control medium. Indication of skimmed milk degradation by R. azygosporus UICC 539 was shown by the formation of a clear zone around the colony. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade skimmed milk was expressed by the Enzymatic Index (EI) value. The value was calculated using the formula: R/r, where R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 degraded 1% and 2% skimmed milk by forming clear zones. Skimmed milk-degrading ability of R. azygosporus UICC 539 was influenced by variation of substrate concentrations and various incubation temperatures, resulting in differences of Enzymatic Index (EI) values."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saika Faradila
"

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan Rhizopus azygosporus UICC 539 pada medium Potato Sucrose Agar (PSA) pada berbagai suhu dan kemampuan dalam mendegradasi tributirin 1% (v/v) dan 2% (v/v) pada berbagai suhu. Blok agar (diameter 6 mm) mengandung R. azygosporus UICC 539 2x106 CFU/mL pada medium PSA umur 5 hari di suhu 30°C digunakan untuk uji pertumbuhan dan kemampuan degradasi tributirin 1% (v/v) dan 2% (v/v). Suhu pengujian pertumbuhan yaitu 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60°C pada PSA selama 5 hari. Pengujian kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi tributirin dilakukan pada medium tributyrin agar selama 3 hari dan 5 hari.  Medium tributyrin agar tanpa biakan digunakan sebagai kontrol. Hasil pengujian menunjukkan pertumbuhan R. azygosporus UICC 539 pada medium PSA ditandai dengan adanya miselium berwarna putih kecokelatan, bentuk dan tekstur filamen serta sporulasi. Rhizopus azygosporus UICC 539 dapat tumbuh pada suhu 30, 35, 40, 45, dan 50°C tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 55°C dan 60°C. Degradasi tributirin ditandai dengan adanya zona bening di sekitar koloni, dan dinyatakan dengan nilai enzymatic index (EI), yaitu R/r dengan R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Adanya zona bening mengindikasikan aktivitas lipolitik pada medium tributirin. Rhizopus azygosporus UICC 539 dapat mendegradasi tributirin 1% dan 2% di suhu 30, 35, 40, 45, dan 50°C. Nilai EI tertinggi yaitu sebesar 4,17 pada konsentrasi 1% suhu 50°C pada inkubasi hari ke-5. 


This study aims to detect the growth temperature of Rhizopus azygosporus UICC 539 on Potato Sucrose Agar (PSA) and the ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% (v/v) and 2% (v/v) tributyrin at various temperatures. Agar blocks (6 mm diameter) which contained R. azygosporus UICC 539 at 2x106 CFU/mL from 5-days old in PSA at 30°C were used for growth temperature test and tributyrin degradation assay. Growth temperature test was carried out on PSA at 30, 35, 40, 45, 50, 55, and 60°C for 5 days. Tributyrin degradation assay was carried out on 1% and 2% tributyrin agar for 3 days and 5 days. Tributyrin agar without culture was used as a control. Rhizopus azygosporus UICC 539 showed growth on PSA by the presence of brownish white mycelium, filamentous shape, wooly texture, and sporulation. The growth temperature of R. azygosporus UICC 539 was 30, 35, 40, 45, and 50°C but the fungus was not able to grow at 55°C and 60°C. Tributyrin degradation was shown by the presence of clear zones around the colony. The tributyrin degrading ability was calculated using enzymatic index (EI): R/r, R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. Rhizopus azygosporus UICC 539 degraded 1% and 2% tributyrin at 30, 35, 40, 45, and 50°C. Clear zone indicated lipolytic activity by R. azygosporus UICC 539. The highest EI value was 4.17 at 1% tributyrin at 50°C on day-5.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Ardita Khoirunnisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan Rhizopus azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) di berbagai suhu dan mendeteksi kemampuan kapang tersebut dalam menghidrolisis Carboxymethyl Cellulose (CMC) pada konsentrasi 1% (b/v) dan 2% (b/v) di berbagai suhu. Pengujian suhu pertumbuhan dan kemampuan degradasi CMC oleh R. azygosporus UICC 539 menggunakan blok agar (diameter 6 mm) pada PSA dengan konsentrasi 2x106 sel/mL. Pengujian R. azygosporus UICC 539 untuk pertumbuhan di suhu 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60C selama 5 hari, sedangkan pengujian kemampuan menghidrolisis CMC pada medium Czapek’s Dox Agar (CDA) modifikasi tanpa sumber karbon dengan penambahan CMC 1% dan 2%. Medium CDA modifikasi diinkubasi pada suhu 30, 35, 40, 45, 50, 55, dan 60C selama 3 hari dan 5 hari. Medium CDA modifikasi tanpa kapang digunakan sebagai medium kontrol. Indikasi degradasi CMC oleh R. azygosporus ditunjukkan dengan zona bening dan pewarna Congo red digunakan sebagai indikator. Kemampuan kapang mendegradasi CMC dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI) dengan rumus: R/r, R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 tumbuh pada medium PSA di suhu 30C hingga 50C dengan terbentuknya koloni yang memiliki tekstur cottony, bentuk filamentus, dan tepi filamentus. Rhizopus azygosporus UICC 539 dapat mendegradasi CMC 1% dan 2% pada suhu 30C hingga 50C pada hari ke-3 dan ke-5 inkubasi. Nilai EI yang tinggi diperoleh pada CMC 1% dan 2% di suhu 50C, dengan EI tertinggi diperoleh pada CMC 1% pada hari ke-5 inkubasi. Zona bening mengindikasikan terjadi sekresi CMC-ase (endoglukanase) pada medium oleh R. azygosporus UICC 539.

The aims of this study were to grow Rhizopus azygosporus UICC 539 on Potato Sucrose Agar (PSA) at various temperatures and to detect the degrading ability of the fungus on 1% (w/v) and 2% (w/v) Carboxymethyl Cellulose (CMC) at various temperatures. Growth temperature test and test of CMC-degrading ability of R. azygosporus UICC 539 were carried out using agar blocks (6 mm diameter) which contained 2x106 cells/mL on PSA. Growth temperature test was carried out on PSA at 30, 35, 40, 45, 50, and 60C for 5 days. Test of CMC-degrading ability of R. azygosporus was carried out on modified Czapek’s Dox Agar (CDA) without carbon sources with the addition of 1% and 2% CMC, and incubation was carried out at 30, 35, 40, 45, 50, and 60C for 3 and 5 days. Modified CDA plates without the fungus served as a control. Indication of CMC degradation by R. azygosporus was shown by clear zone and Congo red was used as an indicator. The fungus CMC-degrading ability was calculated by Enzymatic Index (EI) using the formula: R/r, R was the diameter of the entire clear zone, and r was the diameter of the fungal colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to grow on PSA at 30C to 50C, shown by colonies with cottony textures, filamentous shapes, and filamentous margins. Rhizopus azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% CMC at 30C to 50C on day-3 and day-5. High EI values were obtained at 50C at 1% and 2% CMC, with the highest EI obtained at 1% CMC on day-5. Clear zone indicated the secretion of CMC-ase (endoglucanase) in the plates by R. azygosporus UICC 539."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ino Fadhil
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan Rhizopus azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi pati 1% dan 2% pada suhu 30ºC, 35ºC, 40ºC, 45ºC, dan 50º C. Rhizopus azygosporus UICC 539 di Potato Sucrose Agar (PSA) usia 5 hari pada suhu 30ºC dibuat menjadi blok agar berdiameter 6 mm. Blok agar mengandung sel R. azygosporus (106 sel/mL) ditanam pada Czapek Dox Agar (CDA) modifikasi dengan penambahan pati 1% (b/v) dan 2% (b/v), kemudian diinkubasi pada suhu 30ºC, 35ºC, 40ºC, 45ºC, dan 50º C, selama 3 dan 5 hari. Kontrol adalah CDA modifikasi dengan pati 1% dan 2% tanpa blok agar serta CDA tanpa pati sebagai kontrol negatif. Hasil degradasi pati ditunjukkan sebagai zona bening dengan menambahkan larutan Lugol iodin pada medium perlakuan setelah 3 dan 5 hari. Kemampuan degradasi pati dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI) dengan R/r, yaitu R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 mampu mendegradasi pati 1% dan 2% pada suhu 30º–50ºC. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi pati semakin meningkat, seiring peningkatan suhu pertumbuhan dan waktu inkubasi.

This study aims to test the ability of Rhizopus azygosporus UICC 539 to degrade 1% and 2% starch at temperatures of 30ºC, 35ºC, 40ºC, 45ºC, and 50º C. Five-day old R. azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 30ºC was made into agar blocks in 6 mm diameter. Agar blocks containing R. azygosporus cells (106 cells/mL) were grown on modified Czapek Dox Agar (CDA) with the addition of 1% (w/v) and 2% (w/v) starch, and incubated at 30ºC, 35ºC, 40ºC, 45ºC, and 50ºC, for 3 and 5 days. Controls were modified CDA with 1% (w/v) and 2% (w/v) starch without agar blocks and CDA without starch as negative control. Indication of starch degradation was shown as a clear zone by adding Lugol’s iodine solution to the medium after 3 and 5 days. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade starch was calculated using Enzymatic Index (EI) formulation: R/r, where R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% starch at 30ºC–50ºC. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade starch increased with increasing temperature and incubation time."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Cania
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan Rhizopus azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid (minyak zaitun dan Tween 80) 1% (v/v) dan 2% (v/v) pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C. Blok agar (diameter 6 cm) digunakan untuk pengujian, yang berisi R. azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) berumur 5 hari di suhu 30°C dan mengandung jumlah sel 106 sel/ml. Blok agar berisi biakan diinokulasi pada Czapek Dox Agar (CDA) dengan penambahan lipid 1% atau 2% dengan indikator Victoria blue 20% (b/v). Medium CDA berisi biakan kemudian diinkubasi pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C selama 3 dan 5 hari. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi lipid 1% dan 2% dideteksi dengan adanya zona bening, dan dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI). Nilai EI dihitung dengan rumus R/r. R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 mampu mendegradasi lipid 1% dan 2% pada semua suhu (30°--50°C). Kemampuan R. azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid dipengaruhi oleh suhu pertumbuhan yang berbeda dan konsentrasi substrat (lipid) yang berbeda.

This study aims to test the ability of Rhizopus azygosporus UICC 539 to degrade 1% (v/v) and 2% (v/v) lipids (olive oil and Tween 80) at temperatures of 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C. Agar blocks (6 cm in diameter) were used for the test which contained R. azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 30°C for 5 days with 106 cells/ml. The agar blocks were placed on modified Czapek Dox Agar (CDA) with 1% or 2% lipids and 20% (w/v) Victoria blue as an indicator. Modified CDA containing the cultures were incubated at 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C for 3 and 5 days. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% and 2% lipids was detected in the presence of clear zones, and was calculated using Enzymatic Index (EI). The EI value was calculated by the formula R/r. R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% lipids at all temperatures (30°--50°C). The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade lipid was affected by different growth temperatures and different substrate (lipid) concentrations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Objectives of this study were to determine cadmium and lead concentration in the breas milk of healthy lactating women who were living in Zarrinshar, an industrial area of Iran and to investigate the effect of mother's age, parity and smoking habits in families living in the vacinity of areas contaminated with heavy metals."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmunaya
"ABSTRAK
Susu fermentasi telah terkenal sejak lama. Banyak negara-negara terutama di Eropa dan Timur tengah mempunyai minuman tradisional dari susu fermentasi ini. Sebagai organisme fermentasi dapat dipakai bakteri-bakteri dari spesies-spesies Lactobasilus, Bacilus, Stroptococcus ataupun ragi yang dapat memfermentasi laktosa. Kegunaan dari susu fermentasi belum dikethui dengan jelas.
Pada penelitian ini komponen-komponen utama yaitu laktosa, protein, leenit, dan asam laktat juga berat jenis dari susu sebelum dan sesudah fermentasi dibandingkan secara kualitatif. Untuk penelitian ini dijabarkan 3 jenis susu yaitu susu segar, susu bubuk full cream dan susu tanpa lemak. Sebagai organisme fermentasi dipakai laktobasilus bulgaricus.
Penentuan kadar protein dilakukan dengan cara Kjeldahl,penentuan kadar laktosa berdasarkan sifat nereduksinya yaitu ditambahkan dengan reagon cupri berlebihan, kemudian kelebihan cupri ditentukan secara jodometri. Penentuan kadar non dengan cara asam basa dengan menggunakan larutan NaOH. sedang penentuan kadar lemak dilakukan secara gravinetri dan penentuan jenis menggunakan piknometer.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar laktosa akan turun secara menyolok setelah difermentasi. sebaliknya kadar asam akan naik. Sedangkan kadar protein dan lemak tidak banyak mengalami perubahan. Tetapi sampai sekaran belum diketahui dengan pasti zat apa yang berkhasiat terhadap tubuh, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakeisha Aurelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Rhizopus azygosporus UICC 539 di medium Potato Sucrose Agar (PSA) pada suhu 51°C, 52°C, 53°C, 54°C, 55°C, mengetahui kemampuan R. azygosporus UICC 539 untuk memfermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit (3:1) steril pada suhu 30C dan 40C dengan Solid-State Fermentation (SSF), dan analisis komposisi campuran lumpur dan bungkil sawit (3:1) steril setelah pertumbuhan R. azygosporus UICC 539. Persiapan inokulum dengan menumbuhkan kapang dalam Potato Sucrose Broth (PSB) secara fermentasi pada suhu 30C dan 40C selama 5 hari. Inokulum (10%, v/v) ditambahkan ke dalam campuran lumpur sawit dan bungkil sawit (3:1) dalam cawan Petri (diameter 9 cm) pada 30C dan 40C selama 5 hari. Analisis nutrien pada fermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI-01-2891-1992). Parameter yang diuji yaitu, energi total, energi dari lemak, kadar air, kadar abu, lemak total, protein, dan karbohidrat total. Hasil penelitian menunjukkan R. azygosporus UICC 539 tidak tumbuh pada PSA di suhu 51, 52, 53, 54, 55C. Strain tersebut dapat memfermentasi campuran lumpur dan bungkil sawit (3:1) steril pada suhu 30°C dan 40°C dengan SSF. Pertumbuhan R. azygosporus UICC 539 pada campuran limbah menunjukkan peningkatan kadar air dan abu, penurunan kadar protein, total kalori dan kandungan karbohidrat. Tidak ada perubahan kalori dari lemak dan kadar lemak total dibandingkan dengan kontrol.

This study aims to determine the growth temperature of Rhizopus azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 51°C, 52°C, 53°C, 54°C, 55°C, to determine the ability of R. azygosporus UICC 539 to ferment mixture of slurry and palm kernel cake (3:1) sterile at 30°C and 40°C with Solid-State Fermentation (SSF), and analysis of the composition of a mixture of sterile slurry and palm kernel cake (3:1) after the growth of R. azygosporus UICC 539. Inoculum preparation by growing the mold in Potato Sucrose Broth (PSB) by fermentation at 30°C and 40°C for 5 days. Inocula (10%, v/v) were added to the mixture of slurry and palm kernel cake (3:1) in Petri dishes (9 cm diameter) at 30°C and 40°C for 5 days. Nutrient analysis in the mixed fermentation of slurry and palm kernel cake was carried out based on the Indonesian National Standard (SNI-01-2891-1992). The parameters tested were total energy, energy from fat, moisture content, ash content, total fat, protein, and total carbohydrates. The results showed that R. azygosporus UICC 539 did not grow on PSA at 51, 52, 53, 54, 55C. The strain could ferment a mixture of slurry and palm kernel cake (3:1) sterile at 30°C and 40°C with SSF. The growth of R. azygosporus UICC 539 in the waste mixture showed an increase in water and ash content, a decrease in protein content, total calories and carbohydrate content. There were no changes in calories from fat and total fat content compared to controls."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melsiyana Redita Sari
"

Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan R. azygosporus UICC 539 melalui still-culture fermentation, dan pada campuran lumpur sawit dan bungkil sawit (3:1) tidak steril melalui Solid-State Fermentation (SSF) pada suhu 30oC dan 40oC, pembuatan formula R. azygosporus UICC 539 dengan limbah campuran tidak steril sebagai substrat pembawa, analisis kandungan nutrien pada formula, dan mengetahui viabilitas kapang tersebut pada formula setelah pengeringan 60oC. Perlakuan adalah SSF campuran limbah kelapa sawit tidak steril selama 5 hari oleh biomassa basah R. azygosporus UICC 539 dari Potato Sucrose Broth (PSB). Kontrol adalah campuran lumpur sawit dan bungkil sawit (3:1) tidak steril. Pengeringan campuran limbah terfermentasi pada suhu 60oC selama 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya pertumbuhan R. azygosporus UICC 539 selama still-culture fermentation, dan pada campuran limbah tidak steril selama SSF pada suhu terpilih, yaitu 30oC dan 40oC. Terdapat pertumbuhan koloni fungi dan bakteri lokal pada campuran limbah tidak steril selama SSF. Jumlah sel R. azygosporus UICC 539 pada campuran limbah menurun setelah pengeringan. Formula dari SSF di suhu 30oC menunjukkan peningkatan hanya pada kandungan karbohidrat, sedangkan formula dari SSF di suhu 40oC menunjukkan peningkatan kandungan karbohidrat dan total kalori. Formula 30oC dan 40oC menunjukkan penurunan kandungan protein, kadar air, kadar abu, lemak total, energi dari lemak.

 


This study aims to grow R. azygosporus UICC 539 through still-culture fermentation, and on non-sterile slurry and palm kernel cake mixtures (3:1) through Solid-State Fermentation (SSF) at 30oC and 40oC, formulation of R. azygosporus UICC 539 using the palm waste mixture as carrier, analysis of nutrient content of the formula, and viability of R. azygosporus UICC 539 in the formula after the drying process. SSF of palm waste mixtures by wet biomass of R. azygosporus UICC 539 in PSB served as treatment, and non-sterile slurry and palm kernel cake mixtures (3: 1) served as control. The fermented waste mixtures were dried at 60oC for 5 days. The results showed that R. azygosporus UICC 539 showed growth during still-culture fermentation, and on non-sterile palm waste mixtures during SSF at selected temperatures, 30oC and 40oC. There were presence of colonies of local fungi and bacteria in the mixtures during SSF. The number of R. azygosporus UICC 539 cells were decreased after the drying process. Formulation prepared at 30oC showed an increase only at carbohydrate content, while formulation prepared at 40oC showed an increase of carbohydrate content and total calories. Both formulas showed a decrease of protein content, water content, ash content, total fat, and energy from fat.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Qurrata A`yun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah 3,75%; 7,5%; dan 15% konsentrasi etilen glikol (EG) dan susu skim (SS) dalam vitrifikasi dapat mempengaruhi morfologi ovarium tikus (Rattus norvegicus L.) Sprague-Dawley fase proestrus. Ovarium yang digunakan dalam penelitian berasal dari tikus dengan usia 12 minggu dan diisolasi ketika fase proestrus kemudian vitrifikasi selama 48 jam. Ovarium dibagi menjadi sembilan kelompok dengan tiga pengulangan, yaitu KK 1, KK 2, KK 3, KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, dan KP 3. KK 1, KK2, dan KK 3 adalah ovarium fase proestrus tanpa vitrifikasi. KKP 1, KKP 2, dan KKP 3 adalah ovarium fase proestrus yang divitrifikasi menggunakan EG dengan konsentrasi 3,75%; 7,5%; dan 15%. KP 1, KP 2, dan KP 3 adalah ovarium fase proestrus yang vitrifikasi menggunakan kombinasi EG dan SS dengan konsentrasi 3,75%; 7,5%; dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah folikel preantral dengan morfologi utuh pada KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, dan KP 3 lebih rendah dibandingkan KK dan tidak berbeda nyata. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa vitrifikasi ovarium tikus dengan etilen glikol dan susu skim memiliki pengaruh terhadap morfologi folikel preantral tikus.

The research aimed to find out whether 3,75%; 7,5%; and 15% concentration of ethylene glycol (EG) and skimmed milk (SM) in vitrification can influence the development of ovary of rat (Rattus norvegicus L.) strain Sprague-Dawley during the proestrus phase. The test ovary used were from rat with age 12 weeks and isolated when proestrus phase then vitrified for 48 hours. The test ovaries were divided into nine groups with three repetitions, namely KK 1, KK 2, KK 3, KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, and KP 3. KK 1, KK2, and KK 3 are proestrus ovary without vitrification. KKP 1, KKP 2, and KKP 3 are proestrus ovary that vitrification on EG with concentrations of 3,75%; 7,5%; and 15%. KP 1, KP 2, and KP 3 are proestrus ovary that vitrification on EG and SM with concentrations of 3,75%; 7,5%; and 15%. The results showed that the average of the preantral follicle ovary in KKP 1, KKP 2, KKP 3, KP 1, KP 2, and KP 3 are lowest than KK and not were significantly different. However, this research showed that vitrification of rat ovary with ethylene glycol and skimmed milk may have effect to ovary morphology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>