Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifiannisa Lawami Diar
"Evolusi teknologi awan di Indonesia terutama pada layanan penyimpanan awan individu (seperti Google Drive, iCloud Drive) tidak hanya menjadi peluang bagi penyedia layanan, tetapi juga tantangan. Konsep layanan freemium memenuhi persepsi mentalitas gratis pengguna layanan. Perilaku tersebut dapat memperlambat penyedia layanan mengakuisisi pengguna nya untuk menjadi pelanggan. Penelitian ini menganalisis pengaruh persepsi nilai pengguna pada sikap terhadap layanan premium dan kesediaan membayar layanan penyimpanan awan individu. Faktor-faktor yang diteliti antara lain kompatibilitas, keunggulan relatif, kemudahan penggunaan, keandalan, keberadaan di mana-mana, risiko privasi dan keamanan, dan biaya moneter. Penelitian juga menganalisis efek moderasi mentalitas gratis antara nilai yang dirasakan dengan kesediaan untuk membayar. Hipotesis mengenai pengaruh sikap terhadap layanan premium, dan sikap terhadap layanan premium pada kesediaan untuk membayar juga diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan, di mana 851 kuesioner berhasil didapatkan. Penelitian menggunakan teknik analisis pemodelan persamaan struktural berbasis kovarians (CB-SEM). Berdasarkan 11 hipotesis yang diteliti, 4 hipotesis ditolak: kompatibilitas, keunggulan relatif, kemudahan penggunaan, keberadaan di mana-mana. Faktor yang menentukan nilai yang dirasakan ialah keandalan, risiko privasi dan keamanan, dan biaya moneter. Penelitian juga menyimpulkan bahwa kesediaan pengguna untuk membayar turut dipengaruhi nilai yang dirasakan, sikap terhadap layanan premium, dan efek moderasi mentalitas gratis.

The evolution of cloud technology in Indonesia, especially personal cloud storage services (e.g., Google Drive, iCloud Drive) is not only a light of chance for cloud storage service providers, but also a challenge. The concept of freemium supports users’ free mentality perception. Such behavior can slow down the provider from acquiring its customers. This study analyzes the impact of users’ perceived value on attitude towards premium service and willingness to pay for the personal cloud storage services. Seven factors examined: compatibility, relative advantage, ease of use, reliability, ubiquity, privacy and security risk, and monetary cost. Research analyzes the moderating effect of free mentality between perceived value and willingness to pay. The effect of attitudes towards premium services on willingness to pay is also analyzed. The quantitative research methodology approach used, 851 questionnaires were successfully obtained. Covariance-based structural equation modeling (CB-SEM) analysis were used. Of 11 hypotheses analyzed, 4 of them were rejected (compatibility, relative advantage, ease of use, ubiquity). The factors that determine the perceived value are reliability, privacy and security risk, and monetary cost. The research also concluded that users' willingness to pay is influenced by perceived value, attitude towards premium service, and the moderating effect of free mentality."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana Hana Fatasya
"iCloud adalah salah satu layanan penyimpanan berbasis cloud terbesar di Indonesia yang didirikan oleh perusahaan Apple untuk para penggunanya. Layanan penyedia cloud storage melihat adanya permasalahan yang meresahkan pengguna digital, seperti penyimpanan lokal, tidak bisa akses, inkonsistensi data di setiap perangkat pengguna, dan masalah backup data sehingga perusahaan Apple menawarkan keunggulan aksesibilitas, easy-recovery, easy-backup, dan proteksi privasi dengan menghadirkan iCloud. Salah satu aspek bisnis yang dikembangkan layanan iCloud yaitu menyediakan gratis kapasitas penyimpanan, namun terbatas 5 GB. Suatu kecenderungan terjadi ketika terdapat kalangan pengguna iCloud rela membeli kapasitas tambahan berbayar. Untuk mencari tahu faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesediaan pengguna untuk membeli premium subscription dari iCloud+, penelitian ini menggunakan teori Perceived Value Theory (PVT) dan teori Willingness To Pay (WTP). Analisis kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) dengan jumlah 277 responden valid dari penyebaran kuesioner daring. Analisis kualitatif menggunakan metode content analysis dengan mewawancara 7 narasumber. Penelitian ini berhasil membuktikan pengaruh langsung perceived usefulness, perceived service quality, dan perceived fee serta pengaruh tidak langsung perceived privacy dan perceived security terhadap perceived value. Kemudian, faktor perceived value juga terbukti memengaruhi willingness to pay. Hasil temuan ini diharapkan dapat memperluas topik penelitian bidang cloud storage premium di Indonesia dan memberikan wawasan baru bagi penyedia layanan iCloud+ maupun lainnya untuk mengembangkan strategi layanan guna meningkatkan kesediaan pengguna membeli cloud storage premium subscription.

iCloud is one of the largest cloud-based storage services in Indonesia, established by Apple for its users. Cloud storage providers observed several issues that concerned digital users, such as local storage limitations, lack of accessibility, data inconsistency across user devices, and data backup problems. In response to these challenges, Apple introduced iCloud, offering advantages in terms of accessibility, easy recovery, easy backup, and privacy protection. One of the business aspects developed by iCloud is the provision of free storage capacity, but limited to 5 GB. A tendency arises when certain iCloud users are willing to purchase additional storage capacity. To explore the factors influencing users' willingness to buy the premium subscription of iCloud+, this study employs the Perceived Value Theory (PVT) and Willingness To Pay (WTP) theory. It utilizes quantitative analysis through the partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) method, with 277 valid respondents obtained through online questionnaire distribution. Additionally, qualitative analysis is conducted using content analysis by interviewing 7 informants. The research successfully establishes the direct influence of perceived usefulness, perceived service quality, and perceived fee as well as the indirect influence of perceived privacy and perceived security on perceived value. Furthermore, the study confirms that perceived value significantly influences willingness to pay. The findings are expected to broaden research topics in the premium cloud storage sector in Indonesia and provide new valuable insights for iCloud+ and other service providers to develop service strategies to increase users' willingness to pay cloud storage premium subscriptions."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Az-Zahra Syamsa Rahmita Putri
"iCloud adalah salah satu layanan penyimpanan berbasis cloud terbesar di Indonesia yang didirikan oleh perusahaan Apple untuk para penggunanya. Layanan penyedia cloud storage melihat adanya permasalahan yang meresahkan pengguna digital, seperti penyimpanan lokal, tidak bisa akses, inkonsistensi data di setiap perangkat pengguna, dan masalah backup data sehingga perusahaan Apple menawarkan keunggulan aksesibilitas, easy-recovery, easy-backup, dan proteksi privasi dengan menghadirkan iCloud. Salah satu aspek bisnis yang dikembangkan layanan iCloud yaitu menyediakan gratis kapasitas penyimpanan, namun terbatas 5 GB. Suatu kecenderungan terjadi ketika terdapat kalangan pengguna iCloud rela membeli kapasitas tambahan berbayar. Untuk mencari tahu faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesediaan pengguna untuk membeli premium subscription dari iCloud+, penelitian ini menggunakan teori Perceived Value Theory (PVT) dan teori Willingness To Pay (WTP). Analisis kuantitatif menggunakan metode partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) dengan jumlah 277 responden valid dari penyebaran kuesioner daring. Analisis kualitatif menggunakan metode content analysis dengan mewawancara 7 narasumber. Penelitian ini berhasil membuktikan pengaruh langsung perceived usefulness, perceived service quality, dan perceived fee serta pengaruh tidak langsung perceived privacy dan perceived security terhadap perceived value. Kemudian, faktor perceived value juga terbukti memengaruhi willingness to pay. Hasil temuan ini diharapkan dapat memperluas topik penelitian bidang cloud storage premium di Indonesia dan memberikan wawasan baru bagi penyedia layanan iCloud+ maupun lainnya untuk mengembangkan strategi layanan guna meningkatkan kesediaan pengguna membeli cloud storage premium subscription.

iCloud is one of the largest cloud-based storage services in Indonesia, established by Apple for its users. Cloud storage providers observed several issues that concerned digital users, such as local storage limitations, lack of accessibility, data inconsistency across user devices, and data backup problems. In response to these challenges, Apple introduced iCloud, offering advantages in terms of accessibility, easy recovery, easy backup, and privacy protection. One of the business aspects developed by iCloud is the provision of free storage capacity, but limited to 5 GB. A tendency arises when certain iCloud users are willing to purchase additional storage capacity. To explore the factors influencing users' willingness to buy the premium subscription of iCloud+, this study employs the Perceived Value Theory (PVT) and Willingness To Pay (WTP) theory. It utilizes quantitative analysis through the partial least square structural equation modeling (PLS-SEM) method, with 277 valid respondents obtained through online questionnaire distribution. Additionally, qualitative analysis is conducted using content analysis by interviewing 7 informants. The research successfully establishes the direct influence of perceived usefulness, perceived service quality, and perceived fee as well as the indirect influence of perceived privacy and perceived security on perceived value. Furthermore, the study confirms that perceived value significantly influences willingness to pay. The findings are expected to broaden research topics in the premium cloud storage sector in Indonesia and provide new valuable insights for iCloud+ and other service providers to develop service strategies to increase users' willingness to pay cloud storage premium subscriptions."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mailan Sari
"Pertumbuhan bisnis e-commerce yang sukses dan terus mengalami peningkatan di negara-negara maju dan berkembang juga telah memberikan pengaruh pada kegiatan pengiriman barang menjadi bisnis yang potensial. Berkembangnya bisnis e-commerce yang semakin pesat telah menyebabkan penggunaan kendaraan barang sebagai sarana angkut pengiriman barang di daerah perkotaan meningkat khususnya layanan last mile delivery. Disisi lain, jejak karbon yang dihasilkan pada sektor transportasi barang menyumbang sebanyak 30% emisi gas CO2 dari sektor transportasi atau 7% emisi gas CO2 secara global. Polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan masyarakat yang tidak menggunakan jasa LMD yang dikenal juga sebagai eksternalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif. Untuk memvaluasi nilai ekternalitas negatif adalah menggunakan teknik survei stated preference dan Contingent Valuation Method (CVM) dengan pendekatan kuesioner survei kepada kelompok responden terkait sehingga didapatkan jumlah nilai kesediaan membayar (Willingness to Pay) dari dampak eksternalitas yang timbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif secara keseluruhan adalah Rp. 11.493 per paket. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori pendidikan SMA dan lebih rendah adalah Rp. 9.570 per paket, kategori pendidikan diploma Rp. 11.250 per paket dan kategori pendidikan S1/S2/lebih tinggi Rp. 12.035. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori penghasilan <1jt – 5jt adalah Rp. 10.693 per paket, kategori penghasilan 5.1jt – 20jt Rp. 10.734 per paket dan kategori penghasilan >20jt adalah Rp. 12.348. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan penghasilan, maka semakin tinggi besaran biaya eksternal yang bersedia dibayarkan.

The successful growth of the e-commerce business and continues to increase in developed and developing countries has also had an impact on the activity of shipping goods into a potential business. The rapid development of the e-commerce business has caused the use of goods vehicles as a means of transporting goods in urban areas to increase, especially last mile delivery services. On the other hand, the carbon footprint generated in the goods transportation sector accounts for 30% of CO2 gas emissions from the transportation sector or 7% of global CO2 emissions. Air pollution resulting from these activities can increase the risk of public health problems that do not use LMD services which are also known as externalities. The purpose of this study is to analyse the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the impact of negative externalities. To evaluate the value of negative externalities, a stated preference survey technique and a Contingent Valuation Method (CVM) with a survey questionnaire approach to the relevant respondent groups are used so that the total value of willingness to pay is obtained from the impact of externalities that arise. The results showed that the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the overall impact of negative externalities was Rp. 11,493 per package. The value of willingness to pay (WTP) for the category of high school education and lower is Rp. 9,570 per package, diploma education category Rp. 11,250 per package and education category S1/S2/higher Rp. 12,035. The value of willingness to pay (WTP) for the category of income <1 million – 5 million is Rp. 10,693 per package, income category 5.1 million – 20 million Rp. 10,734 per package and income category >20 million is Rp. 12,348. The higher the level of education and income, the higher of external costs that are willing to be paid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Triana
"Langit malam dengan kegelapan alami dan penuh bintang merupakan sebuah sumber daya alam milik bersama, dan sebagai barang public merupakan tanggung jawab kita Bersama untuk menjaga nya. Polusi cahaya mengurangi kemampuan kita untuk melihat keatas, kepada langit malam yang penuh keindahan dan menghalangi kita untuk melihat berbagai objek langit seperti bintang dan milkyway, selain itu polusi cahaya memiliki konsekuensi terhadap alam, Kesehatan, energi, dan inspirasi. Agar pemerintah dapat melakukan intervensi secara lebih efektif, analisis ekonomi polusi cahaya berkaitan dengan cost dan benefit perlu dilakukan. Skripsi ini menggunakan metode CVM untuk menempatkan nilai ekonomi pada peningkatan kualitas langit malam melalui penurunan polusi cahaya. Responden diberikan pertanyaan mengenai kesediaan mereka membayar untuk kualitas langit malam yang lebih baik. Modus WTP dakam survey ini adalah Rp0, hal ini disebabkan oleh awareness dan pengetahuan terhadap langit malam dan polusi cahaya masih kurang. Faktor yang paling signifikan mempengaruhi WTP adalah perasaan terganggu oleh keberadaan polusi cahaya dan skyglow, persepsi tentang dampak polusi cahaya terhadap kesehatan, dan persepsi polusi cahaya terhadap lingkungan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Estimasi mean dari pengolahan data interval regression menunjukan responden secara rata-rata bersedia membayar sebesar Rp 32774 untuk meningkatkan kualitas langit malam dengan mengurangi polusi cahaya di kawasan Jabodetabek atau rumah mereka. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kunci pembuka bagi penelitian selanjutnya mengenai polusi cahaya di Indonesia.

The night sky with natural darkness and full of stars is a natural resource that belongs to everyone, and as a public good it is our collective responsibility to protect it. Light pollution reduces our ability to look up, to the beautiful night sky and prevents us from seeing various celestial objects such as stars and milkyways, besides light pollution has consequences for nature, health, energy and inspiration. In order for the government to intervene more effectively, an economic analysis of light pollution related to costs and benefits needs to be done. This thesis uses the CVM method to place an economic value on improving the quality of the night sky through reducing light pollution. Respondents were asked questions about their willingness to pay for a better quality of the night sky. WTP mode in this survey is Rp0, this is due to lack of awareness and knowledge of the night sky and light pollution. The most significant factors affecting WTP were feelings of being disturbed by the presence of light pollution and skyglow, perceptions of the impact of light pollution on health, and perceptions of light pollution on the environment. This study concludes that the mean estimation of interval regression data processing shows that respondents are on average willing to pay Rp. 32774 to improve the quality of the night sky by reducing light pollution in the Greater Jakarta area or their homes. This research is expected to be an opening key for further research on light pollution in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Armadhita
"Penelitian ini meneliti tentang pengaruh brand experience yang terdiri dari empat dimensi yaitu intellectual terhadap kesediaan membayar harga premium (willingness to pay a price premium) melalui variabel mediasi brand credibility dan perceived uniqueness pada pengguna iPhone 12. Dalam penelitian ini, diperoleh data dari penyebaran kuesioner sebesar 130 responden yang pernah membeli iPhone 12 dalam kurun waktu satu tahun kebelakang yang berumur 17-40 tahun dan berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Melalui analisis data deskriptif dan analisis data inferensial menggunakan uji regresi linear sederhana dengan SPSS 25.0 dan uji sobel, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif diantara variabel brand experience terhadap variabel willingness to pay a price premium, pengaruh positif diantara variabel brand experience terhadap willingness to pay a price premium melalui brand credibility dan pengaruh positif diantara variabel brand experience terhadap willingness to pay a price premium melalui perceived uniqueness pada pengguna iPhone 12 di Jabodetabek.

This study examines the influence of brand experience which consists of four dimensions: sensory, affective, behavioral, and intellectual on willingness to pay a premium price through the mediation of brand credibility and perceived uniqueness on iPhone 12 users. In this study, data obtained from the distribution of questionnaires to 130 respondents who had bought an iPhone 12 in the past one year, aged 17-40 years and domiciled in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. Through descriptive data analysis and inferential data analysis using simple linear regression test with SPSS 25.0 and the Sobel test, the results of this study indicate that there is a positive influence between brand experience variables on the willingness to pay a price premium variable, a positive influence between brand experience variables on willingness to pay a price premium through brand credibility and the positive influence between brand experience variables on willingness to pay a price premium through perceived uniqueness on iPhone 12 users in Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Rahmah
"Pertumbuhan penjualan pasar barang mewah Indonesia saat ini mencapai 6,6% per tahun. Di Indonesia, terjadi perubahan kelompok usia pembeli barang mewah ke yang lebih muda, dari Generasi X dan Y ke Generasi Z. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, pertumbuhan penjualan barang mewah pun semakin pesat. Hal ini bertentangan dengan nilai Islam yang diajarkan dalam hidup untuk tidak materialistis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi willingness to pay a premium Generasi X, Y dan Z untuk membeli barang fashion mewah. Metodologi purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan 490 responden yang pernah membeli barang mewah di level masstige selama tiga tahun terakhir. Dengan model Theory of Reasoned Action dan pendekatan kuantitatif melalui metode Partial Least Square, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa attitude towards behavior, subjective norms memiliki pengaruh positif signifikan terhadap purchase intention, sementara pengaruh religiosity ditemukan tidak signifikan. Religiosity memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap attitude towards behavior, subjective norms, dan willingness to pay a premium. Brand value dan purchase intention memiliki pengaruh positif signifikan terhadap willingness to pay a premium.

Indonesia's luxury goods market sales growth currently reaches 6.6% per year. In Indonesia, there has been a change in the age group of buyers of luxury goods to younger ones, from Generations X and Y to Generation Z. Considering that Indonesia is a country with the largest Muslim population in the world, sales of luxury goods are growing rapidly. This is contrary to Islamic values which are taught in life not to be materialistic. Therefore, the purpose of this research is to analyze the factors that influence the willingness to pay a premium of Generations X, Y and Z to buy luxury fashion goods. The purposive sampling methodology used in this study involved 490 respondents who had purchased luxury goods at the masstige level in the last three years. With the Theory of Reasoned Action model and a quantitative approach through the Partial Least Square method, the results of this study indicate that attitude towards behavior, subjective norms have a significant positive effect on purchase intention, while the effect of religiosity is found to be insignificant. Religiosity has a significant negative effect on attitude towards behavior, subjective norms, and willingness to pay a premium. Brand value and purchase intention have a significant positive effect on willingness to pay a premium."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Paramita
"Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengembangkan berbagai solusi dan alternatif untuk menjawab permasalahan transportasi, diantaranya melalui penyediaan transportasi publik berupa Bus Trans Anggrek Circle Line. Pada Tahun 2016, Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan menghapus subsidi sehingga tarif bus yang awalnya gratis menjadi tidak gratis lagi.
Tesis ini bertujuan untuk menduga Willingness to Pay (WTP) dan faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pengguna Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan Contigent Valuation Method (CVM). Data primer diperoleh dengan wawancara terhadap responden melalui daftar pertanyaan kuesioner sedangkan data sekunder bersumber dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan dokumen kebijakan pemerintah serta sumber lain maupun literatur pendukung lainnya. Teknik analisa regresi bertingkat digunakan dalam menganalisa WTP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 (enam belas) variabel yang diteliti terdapat 4 (empat) variabel yang signifikan secara bersama berpengaruh terhadap kesediaan membayar pengguna Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan yaitu alokasi biaya transportasi, dummy pendidikan perguruan tinggi, jumlah anggota keluarga dan keselamatan.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu mempertimbangkan kesediaan membayar pengguna sebagai salah satu bahan pertimbangan penetapan tarif Bus Trans Anggrek Circle Line di Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2016, disamping itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan perlu meningkatkan fasilitas Bus Trans Anggrek Circle Line.

South Tangerang City Government to develop a variety of solutions and alternatives to address the problems of transport, including through the provision of public transport such as Bus Trans Anggrek Circle Line. In the Year 2016, South Tangerang City Government will remove the subsidies so the bus fare that were initially free becomes not free.
The objective of this study is to analyze Willingness to Pay (WTP) users of Bus Trans Anggrek Circle Line in South Tangerang City and factors which influence that. The study located in South Tangerang City, and uses Contigent Valuation Method (CVM). Primary data were collected by interviews with respondents through a questionnaire. While secondary data obtained from South Tangerang City Government and government policy documents and other sources as well as other supporting literature. Ordered regression technique is used to analyze the WTP.
The results show that of 16 (sixteen) variables only 4 (four) variables are having collectively significant effect on users? willingness to pay in Bus Trans Anggrek Circle Line. They are allocation of cost transportation, level of education (dummy university), family size and safety.
According to this study recommends that the Government of South Tangerang City needs to consider willingness to pay and those variables that significantly affect users'WTP as one of the basis in determining the services tariffs of Bus Trans Anggrek Circle Line. Furthermore South Tangerang City Government needs to improve the facilities of Bus Trans Anggrek Circle Line.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Metalia
"Studi kasus ini menunjukkan trangkain survei penilaian yang dapat diselenggarakan di kota-kota di negara-negara berkembang terhadap layanan-layanan publik seperti air minuet, dan informasi yang layak dipercaya tersebut dapat diperoleh melalui beberapa tuntutan rumah tangga terhadap teknologi-teknologi air rninum yang berbeda.
Mengingat air bersih merupakan barang Iingkungan yang merupakan kebutuhan hidup yang pokok untuk masyarakat, maka penilaian ekonomi Atas kuantitas dan kualitas pasokan air bersih dari PDAM oleh pelanggan yang akan menjadi konsurnen menjadi panting. Indikator penilaianlprobabilitas willingness to pay (WTP) pelanggan tersebut. Dengan melihat kenyataan dimana proses penentuan tarif oleh PDAM masih bias dalam menaksir kemampuan pelanggan, maka upaya mengestimasi WTP pelanggan ini menjadi panting dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini antara lain ingin mengestunasi besarnya nilai WTP pelanggan rumah tangga berikut dengan probabilitasnya di kota Bandar Lampung, sebagai respon alas pelayanan pasokan air bersih yang berasal dari PDAM Bandar Lampung, Berta menganalisis faktor-faktor atau variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhinya. Penelilian ini juga mencoba menganalisis apakah trdapat perbedaan yang signifikan dari pengaruh pelanggan yang memiliki sumur dengan pelanggan yang tidak memiliki sumur terhadap besarnya WTP pelanggan dan probabilitasnya, juga melihat implikasi kebijakan pemerintah daerah terutama PDAM dalam menentukan besarnya tarif/harga air yang dikenakan pada pelanggan rumah tangga. Penelitian ini mengaplikasikan survei Contingent Valuation (CV) dengan mengambil sampel 200 rumah tangga dari target population sebanyak 400 di seluruh wilayah kecamatan di kola Bandar Lampung. Teknik sampling yang clipakai adalah kombinasi antara area sampling dan proportionate random sampling, sedangkan slat analisisnya digunakan ekonometrika dengan model probit bertingkat (ordered probit models).
Hasil analisa menunjukkan bahwa probabilitas pelanggan rumah tangga akan mempunyai keinginan untuk membayar (WTP) maksimum per bulan berturut-turut, dibawah Rp 15.000,00 adalah 24%; antara lip 15.000,00 hingga kurang dari Rp 20.000,00 adalah 58,6%; antara Rp 20.000,00 hingga kurang dari Rp 25.000,00 adalah 11,2%; antara Rp 25.000,00 hingga kurang dari Rp 30.000,00 adalah slam 4,5% dan di atas Rp 30.000,00 adalah 1,7%. Terdapat delapan variabel yang secara signifikan mempengaruhi nilai dart probabilitas WTP, yakni lama tinggal, tingkat pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, total pendapatan keluarga per bulan, sesuai tidaknya biaya pemasangan akan dibayar, cara pembayaran yang akan dilakukan, tahu tidaknya pelanggan tentang informasi air PDAM, serta jarak rumah dengan sambungan instalasi terdekat. Hasil ird dapat membantu PDAM dalam menemukan keseimbangan tarif air bersih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Wulansari Hasdiansa
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana kecemburuan merek memengaruhi motivasi konsumen untuk membayar harga premium untuk merek tertentu. Penelitian ini juga menguji bagaimana brand love dan materialisme memengaruhi kesediaan calon pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk sebuah merek yang mereka inginkan. Survei dilakukan secara online di 3 kota di Indonesia: Jabodetabek, Surabaya, dan Makassar. Subjek penelitian ini adalah pelanggan potensial luxury fashion brand yaitu Coach. Coach digunakan sebagai objek penelitian berdasarkan hasil studi penentuan objek yang dilakukan terlebih dahulu. Pelanggan potensial adalah mereka yang tidak memiliki tas produk dari merek Coach yang mereka inginkan dan sukai, tetapi mereka melihat bahwa orang lain seperti teman atau tetangga mereka sudah memiliki merek tersebut. Data dikumpulkan dari 413 responden dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling SEM untuk menguji 5 hipotesis penelitian. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa kecemburuan merek, cinta merek dan materialisme memiliki pengaruh positif terhadap keinginan membayar premium. Hasil penelitian juga memberikan masukan bagi penerapan praktik pemasaran dengan membangkitkan strategi jealousy-inducing dan nilai materialistis dalam program komunikasi pemasaran.

This study attempts to explain how brand jealousy influences the motivation of consumers to pay premium prices to specific fashion luxury brands. This paper also examines whether brand love and materialism will affect willingness to pay premium. Survey was conducted online in 3 cities in Indonesia Surabaya, Makassar and Jabodetabek. The subjects of this research are the potential customer of luxury fashion brand, which is Coach. The potential customers are those who do not have bag from Coach, the brand that they want, but they know and see that others already own the brand. The data were collected from 413 respondents and were analyse using structural equation modelling to test 5 research hypotheses. The findings of this research reveal that brand jealousy, brand love and materialism have a positive influence on willingness to pay premium. The results also ensure applicable insights for marketing practitioners to motivate potential customers pay premium prices to specific brands by evoking jealousy inducing strategies and materialistic values in their marketing communication programs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>