Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Falah Putra Caesarianto
"Perkembangan terkini dari semen ionomer kaca (SIK) telah menjadikannya sebagai sebuah bahan restorasi gigi yang sangat baik, namun sifat mekaniknya masih perlu ditingkatkan. Sifat mekanik dari semen ionomer kaca dapat ditingkatkan melalui inkorpoasi kristal nano fluorhidroksiapatit, salah satu mineral penyusun jaringan keras gigi sehingga memiliki biokompatibilitas yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis kristal nano fluorhidroksiapatit dengan tingkat fluoridasi yang berbeda melalui metode yang cepat dan efisien serta mengevaluasi pengaruh penambahan kristal nano fluorhidroksiapatit terhadap kekerasan mikro semen ionomer kaca yang telah dimodifikasi melalui inkorporasi kristal nano fluorhidroksiapatit. Kristal nano fluorhidroksiapatit dengan tingkat fluoridasi 0 hingga ~95% disintesis melalui metode presipitasi yang dibantu iradiasi gelombang mikro. Fase kristal, gugus fungsi, morfologi permukaan, dan tingkat fluoridasi dari bubuk yang telah disintesis ditentukan melalui difraksi sinar-X (XRD), spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR), mikroskop pemindai elektron (SEM), dan energy dispersive x-ray spectrometer (EDX) secara berturut-turut. Kemudian, bubuk fluorhidroksiapatit yang telah disintesis ditambahkan ke dalam semen ionomer kaca komersial (Fuji IX, GC Gold Label) dengan jumlah sebanyak 5 wt%, 7,5 wt%, dan 10 wt%. Semen ionomer kaca yang tidak mengalami penambahan fluorhidroksiapatit digunakan sebagai kelompok kontrol. Kekerasan mikro dari semen yang telah dikondisikan selama 24 jam di dalam air distilasi bersuhu 37 °C dievaluasi dengan penguji kekerasan mikro Vickers. Metode karakterisasi menunjukkan bahwa bubuk yang telah disintesis merupakan fluorhidroksiapatit berukuran nano dengan tingkat fluoridasi yang berbeda. Kekerasan mikro dari semen yang dimodifikasi menunjukkan nilai yang lebih tinggi (54-100 HV) dibanding kelompok kontrol (48,94 HV). Hasil menunjukkan bahwa penambahan fluorhidroksiapatit dengan tingkat fluoridasi yang berbeda pada penambahan sebanyak persentase massa yang sama tidak menghasilkan perbedaan signifikan pada kekerasan mikro semen yang dimodifikasi. Selain itu, kekerasan mikro dari semen yang dimodifikasi akan meningkat dengan penambahan fluorhidroksiapatit maksimum sebanyak 7,5 wt% dan kemudian berkurang dengan penambahan lebih lanjut.

Recent developments of glass ionomer cement (GIC) have made it to become an excellent dental restorative material, nevertheless, its mechanical properties still need to be improved. The mechanical strength of glass ionomer cement could be enhanced through the incorporation of fluorhydroxyapatite nanocrystal, one of the minerals that compose dental hard tissues and therefore have great biocompatibility. This study aims to synthesize fluorhydroxyapatite with different degrees of fluoridation through a fast and efficient method and to evaluate the effect of fluorhydroxyapatite nanocrystals addition to the microhardness of glass ionomer cement modified by the incorporation of fluorhydroxyapatite nanocrystals. Fluorhydroxyapatite nanocrystals with 0 to ~95% fluoridation degrees were synthesized through a microwave-assisted precipitation method. The crystal phase, functional groups, surface morphology, and fluoridation degrees of the synthesized powder were determined through X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, Scanning Electron Microscopy (SEM), and Energy Dispersive X-ray (EDX) Spectroscopy, respectively. Thereafter, synthesized fluorhydroxyapatite powder was added to commercial glass ionomer cement (Fuji IX, GC Gold Label) with an amount of 5 wt%, 7.5 wt%, and 10 wt%. The glass ionomer cement which did not undergo fluorhydroxyapatite addition was used as the control group. The microhardness of the cement which has been conditioned for 24 hours in distilled water at 37 °C were evaluated with Vickers Microhardness Tester. Characterization methods revealed that the synthesized powder was nano-sized fluorhydroxyapatite with different degrees of fluoridation. The microhardness of the modified cement exhibited higher values (54-100 HV) compared to the control group (48.94 HV). The results showed that the difference in fluoridation degrees of fluorhydroxyapatite at the addition of the same mass percentage did not produce a significant difference in the microhardness among the modified cement. On the other hand, the microhardness of the modified cement would increase with the addition of fluorhydroxyapatite maximum at 7.5 wt% addition, and then decreases with further addition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farih Aminah
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyikatan dengan dan
tanpa pasta gigi charcoal terhadap kekerasan permukaan material restorasi semen
ionomer kaca modifikasi resin. Metode penelitian: Dalam penelitian ini digunakan
semen ionomer kaca modifikasi resin Fuji II LC. Sejumlah 24 spesimen berbentuk
silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan tebal 2 mm yang dipolimerisasi dengan
menggunakan LED light cured LEDMAX-Hilux selama 20 detik dengan irradiansi 800
mW/cm2. Setelah polimerisasi, spesimen direndam dalam akuades pada suhu 37C
selama 24 jam. Spesimen diukur kekerasan permukaan awal dengan dengan Knoop
Microhardness tester Shimatzu HMV-G21 DT yang diindentasikan dengan beban 50 gf
selama 15 detik. Selanjutnya, specimen dibagi menjadi tiga kelompok (n=8) dengan
perlakuan penyikatan dengan akuades, pasta gigi tanpa charcoal Colgate Total
Professional Clean®, dan pasta gigi dengan charcoal Colgate Total Charcoal Deep
Clean® selama 4 menit 40 detik setara satu bulan penyikatan dengan beban 150 gram
menggunakan Oral-B DB4010 Advance Power Battery Toothbrush. Spesimen kemudian
dibersihkan dengan ultrasonic cleaner selama 20 detik dan diuji kekerasan permukaan
akhir. Data dianalisis menggunakan uji One Way Anova untuk menilai perbedaan
kekerasan permukaan antara kelompok penyikatan. Hasil: Semen ionomer kaca
modifikasi resin yang diberikan penyikatan dengan akuades, pasta gigi tanpa charcoal,
dan pasta gigi charcoal menunjukkan peningkatan kekerasan permukaan yang signifikan
antar kelompok (p<0,5). Peningkatan kekerasan permukaan paling tinggi terjadi pada
penyikatan dengan pasta gigi charcoal. Kesimpulan: Semen ionomer kaca modifikasi
resin setelah penyikatan menggunakan pasta gigi yang mengandung charcoal memiliki
kekerasan permukaan yang lebih tinggi dibandingkan pasta gigi yang tidak mengandung
charcoal

Objective: The aim of this study was to determine the effect of brushing with and without
charcoal toothpaste to surface hardness changes of resin modified glass ionomer cement.
Method: Resin modified glass ionomer cement Fuji II LC was used in this study. 24
specimens of 6 mm in diameter and 2 mm in thinkness with disk-shaped were prepared
and polymerized using LED light cured LEDMAX-Hilux in 20 seconds with irradiance
800 mW/cm2. After polymerization, specimens were immersed in 37C aquadest solution
for 24 hours. Specimens were measured initial surface hardness using Knoop
Microhardness tester Shimatzu HMV-G21 with 50 gf indentation in 15 seconds.
Futhermore, specimens were divided into three groups (n=8); brushed using distilled
water (group A), toothpaste without charcoal Colgate Total Professional Clean® (group
B), and toothpaste with charcoal Colgate Total Charcoal Deep Clean® (group C) for four
minutes and 40 seconds (equivalent to a month brushing) using Oral-B DB4010 Advance
Power Battery Toothbrush with a load of 150 gr. Specimens were cleaned with ultrasonic
cleaner in 20 seconds and were measured for final surface hardness. Data were anylized
using One Way Anova to assess the significant differences between brushed groups.
Result: The value of surface hardness of resin modified glass ionomer cement specimens
were increased significantly between groups (p<0,05). The enhancement of surface
hardness value of charcoal toothpaste was highest between brushed groups. Conclusion:
It was concluded that resin modified glass ionomer cement specimens after brushed with
charcoal toothpaste have a higher surface hardness than toothpaste without charcoal
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Akib
"SIK modifikasi resin dapat mengalami penurunan kekerasan permukaan pada pH kritis rongga mulut 5,5 yang dapat dicegah dengan pemberian ion kalsium dan fosfat. Ion tersebut bersumber dari CPP ACP. Pengaplikasian CPP ACP pada SIK modifikasi resin diketahui mampu mencegah terjadinya penurunan kekerasan permukaan SIK modifikasi resin. Saat ini telah ada penggabungan propolis pada CPP ACP yang bertujuan untuk meningkatkan sifat antibakteri tetapi diketahui penambahan propolis mengurangi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari CPP ACP sehingga berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melindungi SIK modifikasi resin dari penurunan kekerasan permukaan. Namun belum diketahui efek pengaplikasian CPP ACP yang ditambahkan propolis terhadap kekerasan permukaan SIK modifikasi resin.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi pasta CPP ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin.
Metode: Tiga puluh spesimen semen ionomer kaca modifikasi resin berbentuk silinder berukuran 6 x 3 mm, di polimerisasi menggunakan LED curing unit irradiansi 700 mW/cm2, selama 20 detik kemudian disimpan selama 1 hari kering dalam inkubator. Spesimen diuji kekerasan awalnnya dengan Knoop Hardness Tester (50 g selama 15 detik) dengan penjejasan 5 kali di 5 lokasi permukaan yang berbeda kemudian diambil nilai rata-ratanya untuk mempresentasikan permukaan spesimen. Spesimen dibagi menjadi tiga kelompok yaitu spesimen tanpa dan dengan pengolesan CPP ACP yang didiamkan 30 menit dan dengan pengolesan CPP ACP propolis yang didiamkan 30 menit. Seluruh spesimen direndam dalam larutan asam laktat pH 5,5 selama 24 jam dan diuji nilai kekerasan permukaan akhirnya. Data dianalisis menunggunakan uji statistik Kruskal Wallis dan uji Post Hoc Mann Whittney.
Hasil: hasil menunjukkan bahwa kekerasan awal seluruh spesimen adalah 30,68, 0,03 dan setelah diberi perlakuan kelompok A menjadi 24,96, 0,07, kelompok B menjadi 27,9, 0,01 dan kelompok C menjadi 26.5, 0,03. Pengaplikasian CPP ACP propolis pada SIK modifikasi resin menyebabkan penurunan kekerasan permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya diaplikasikan CPP ACP.

The surface hardness of Resin modified glass ionomer cement can be decrease at the critical pH of the oral cavity 5.5 which can be prevented by giving calcium and phosphate ions. These ions can be sourced from CPP ACP. Aplication CPP ACP is known to be able to prevent a decrease in the surface hardness of resin modified glass ionomer cement. Now there has been the addition of propolis to CPP ACP which functions as an antibacterial but it is known the further addition of propolis reduces ion calcium and phosphate release from CPP ACP which influences its capability in protecting RMGIC from further reduction of surface hardnes. However, the effect of CPP ACP application that added propolis is not yet known on resin modified glass ionomer cement.
Objective: this study aims to compare the effect of CPP ACP paste application with it and without a combination of propolis against the surface hardness of glass ionomer cement modified resin.
Methods: thirty specimens of Resin Modified Glass Ionomer Cement in cylindrical shape (6 x 3 mm), 1 day dray storage in the incubator and the specimen are polymerized for 20 seconds using a 700 mW/cm irradiance LED curing unit. The initial specimens were tested for hardness with Knoop Hardness Tester (50 g for 15 seconds) with 5 times of crushing in 5 different surface locations then the average value was taken to present the specimen surface. The specimens were divided into three groups: without CPP ACP application, CPP ACP and CPP ACP Propolis application which were allowed to stand for 30 minutes. All specimens were immersed in lactic acid pH 5.5 for 24 hours and tested for final surface hardness values. Data obtained analyzed using Kruskal Wallis dan Mann Whittney.
Results: the test showed that the initial hardness of all specimens were 30,68, 0,03 and after treatment group A becomes 24,96, 0,07, group B becomes 27,9, 0,01 and group C becomes 26.5, 0,03. There was a decrease surface hardness of the resin modified glass ionomer cement before and after immersion at all groups. The initial hardness of all specimens were 30,68, 0,03 and after treatment group A becomes 24,96, 0,07, group B becomes 27,9, 0,01 and group C becomes 26.5, 0,03. The application of CPP ACP propolis to RMGIC caused.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesica Uli Giovani
"Semen Ionomer Kaca (SIK) konvensional dapat mengalami penurunan kekerasan permukaan pada pH 5,5 sehingga membutuhkan pemberian ion kalsium dan fosfat yang dapat ditemukan pada CPP-ACP untuk mencegah penurunan kekerasan. Penelitian terhadap CPP-ACP tengah dilakukan dengan penambahan propolis yang ditujukan untuk menambah sifat antimikroba. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa penambahan propolis pada CPP-ACP menyebabkan ion kalsium dan fosfat yang dilepaskan berkurang sehingga mungkin memengaruhi kemampuannya dalam mencegah penurunan kekerasan SIK konvensional. Namun belum diketahui efek CPP-ACP apabila ditambahkan propolis pada SIK konvensional.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh CPP-ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan SIK konvensional.
Metode: Tiga puluh spesimen SIK konvensional berbentuk silinder dengan diameter 6mm dan tebal 3 mm dibuat dan diletakkan dalam inkubator selama 24 jam. Spesimen lalu dilakukan pengujian kekerasan awal menggunakan Vickers Micro Hardness Tester dengan indenter Knoop, setiap spesimen diberikan indentasi dengan beban 50 g selama 15 detik sebanyak 5 kali diposisi berbeda pada permukaan dan diambil rata-rata untuk merepresentasikan seluruh permukaannya. Spesimen kemudian dibagi menjadi tiga kelompok (masing-masing 10 spesimen), yaitu yang tanpa diaplikasikan CPP-ACP, yang diaplikasikan CPP-ACP, dan yang diaplikasikan CPP-ACP propolis. Spesimen yang diaplikasikan CPP-ACP atau CPP-ACP propolis didiamkan selama 30 menit di dalam inkubator. Spesimen kemudian direndam dalam asam laktat pH 5,5 selama 24 jam lalu diuji kekerasan akhirnya.
Hasil: Kekerasan awal didapat sebesar 74,51±1,82KHNdan setelah perendaman pada kelompok tanpa diaplikasikan CPP-ACP menjadi 40,82±0,71KHN, kelompok yang diaplikasikan CPP-ACP menjadi 57,94±1,40KHN dan kelompok yang diaplikasikan CPP-ACP propolis menjadi 52,01±1,23KHN. Terdapat penurunan bermakna (p<0,05) antara kekerasan sebelum dan setelah perendaman di semua kelompok dan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada kekerasan antar kelompok dengan uji One-way ANOVA dan post hoc Tamhane.
Kesimpulan: Pengaplikasian CPP-ACP dengan kombinasi propolis pada SIK konvensional menyebabkan penurunan kekerasan permukaan lebih besar dibandingkan dengan yang hanya CPP-ACP.

Conventional glass ionomer cement (GIC) can be decreased in surface hardness at critical pH (5,5) so calcium and phosphate ions, which can be found in CPP-ACP, are needed to prevent it. Research about CPP-ACP were being developed by adding propolis to increase antimicrobial properties. However, study before stated that the addition of propolis into CPP-ACP could be decreasing ions release so probably decreasing its ability to prevent conventional GICs surface hardness reduction. But the effect of CPP-ACP if were added with propolis toward conventional GIC not yet known.
Aims: This study aims to compare the effect of CPP-ACP with and without propolis on conventional GICs surface hardness.
Methods: Thirty specimens of conventional GIC, 6mm in diameter and 3 mm in thick were prepared and saved in incubator for 24 hours. Specimens initial surface hardness were measured by Vickers Micro Hardness Tester with Knoop indenter. Each specimen was indented using 50 g weigh in 15 seconds for five times on different spot to represent all the surface hardness of the specimen and the mean value was calculated. Specimens then divided into three groups (each group contain 10 specimens), which were without CPP-ACP, applicated with CPP-ACP and applicated with CPP-ACP propolis. CPP-ACP or CPP-ACP propolis were applicated to conventional GIC and kept for 30 minutes in incubator. After that, specimens were immersed in lactic acid pH 5,5 for 24 hours and the final surface hardness were tested. The surface hardness values then were analyzed using One Way Anova and Post Hoc Tamhane test.
Result: Initial surface hardness value was 74,51±1,82KHN, and decreased after immersion. The final surface hardness value become 40,82±0, 71KHN on without CPP-ACP group, 57,94±1, 40KHN on with CPP-ACP group, and 52,01±1, 23KHN on with CPP-ACP propolis group. There were statistically significant (p<0.05) in specimens hardness reduction between before and after immersion in all groups and in hardness differences between groups after immersion.
Conclusion: Application of CPP-ACP combined with propolis on conventional GIC caused greater surface hardness reduction compared to CPP-ACP without propolis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Arsanti
"Latar belakang: Semen ionomer kaca merupakan bahan restoratif untuk merawat karies gigi. Salah satu kekurangan dari bahan ini ialah jika berkontak dengan asam sebelum maturasi, akan terjadi penurunan sifat mekanik yang ditandai oleh berkurangnya kekerasan permukaannya. Kekerasan permukaan bahan kedokteran gigi memiliki hubungan dengan estetika dan resistensi terhadap goresan yang dapat menyebabkan fraktur. Oleh karena itu, coating agent seperti varnish diperlukan oleh restorasi semen ionomer kaca untuk melindunginya dari asam seperti minuman berkarbonasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh aplikasi varnish coating agent terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi. Metode: Spesimen semen ionomer kaca yang dibuat berjumlah 24 buah dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan yakni kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan tanpa perendaman, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan disimpan dalam saliva buatan, kelompok yang diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkabornasi, serta kelompok yang tidak diaplikasikan varnish coating agent dan direndam dalam minuman berkarbonasi. Hasil: Kekerasan permukaan restorasi semen ionomer kaca pada seluruh kelompok perlakuan mengalami peningkatan. Kesimpulan: Kekerasan permukaan semen ionomer kaca yang diaplikasikan varnish coating agent sesudah perendaman pada minuman berkarbonasi lebih tinggi dari yang tidak diaplikasikan varnish coating agent.

Background: Glass ionomer cement (GIC) is a material for treating dental caries. The disadvantage of GIC is that if it comes into contact with acids before maturation, there will be a decrease in mechanical properties which is indicated by a decrease in surface hardness. Surface hardness has a relationship with aesthetics and resistance to scratches that can cause fractures. Coating agents like varnishes are required for GIC to protect them from acids like carbonated drinks. Objective: Knowing the effect of varnish coating agent application on the surface hardness of glass ionomer cement after immersion in carbonated drinks. Methods: GIC specimens were divided into 4 treatment groups. The first group was not applied with varnish coating agent and stored without immersion, the second group was applied with varnish coating agent and stored in artificial saliva, the third group was applied with varnish coating agent and soaked in carbonated drinks, and the last group was not applied with varnish coating agent and was immersed in carbonated drinks. Results: The surface hardness of GIC in all treatment groups increased. Conclusion: The surface hardness of GIC which was applied with varnish coating agent after immersion in carbonated drinks was higher than that without application."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Ayu Nadia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca saat perendaman dalam jus jeruk kemasan. Delapan belas spesimen semen ionomer kaca Fuji IX dibagi ke dalam tiga kelompok; tanpa CPP-ACP Kelompok A, dioleskan CPP-ACP selama 3 menit Kelompok B, dan dioleskan CPP-ACP selama 30 menit Kelompok C. Spesimen direndam dalam jus jeruk kemasan dan diuji kekerasannya menggunakan Vickers Hardness Tester. Data dianalisa menggunakan One-Way ANOVA.

This study aims to identify the effect of CPP ACP paste towards surface hardness of glass ionomer cement when immersed in orange juice. Eighteen specimens of Fuji IX Glass Ionomer Cement were divided into three groups without CPP ACP Group A, applied with CPP ACP for 3 minutes Group B, and applied with CPP ACP for 30 minutes Group C. Specimens were immersed in orange juice and tested for surface hardness using Vickers Hardness Tester. Data were analyzed using One Way ANOVA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Anggraeny
"Semen ionomer kaca (SIK) pit and fissure sealantsdapat mengalamipenurunan kekerasan permukaan ketika terpapar kondisi pH kritis (5.5). Hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian ion kalsium fosfat yang dapat ditemukan pada CPP-ACP. Saat ini, CPP-ACP dapat dikombinasikan dengan propolis yang bertujuan untuk meningkatkansifat antibakteri, tetapi penambahanpropolis diketahui mengurangi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari CPP-ACP. Akan tetapi, belum diketahui efek pengaplikasian CPP-ACPyang dikombinasikan denganpropolis terhadap kekerasan permukaan SIK pit and fissuresealants.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh aplikasi CPP-ACP dengan dan tanpa kombinasi propolis terhadap kekerasan permukaan SIKpit and fissure sealantssetelah perendaman dalam asam laktat pH 5.5.
Metode:Tiga puluh spesimenSIK pit and fissure sealantsdibuat dalam bentuk silinder dengan diameter 6 mm dan tinggi 3 mm, kemudian dibiarkan dalam inkubator selama 24 jam. Spesimen diuji kekerasan permukaan awalnya, lalu spesimen dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tanpa CPP-ACP,diaplikasikan CPP-ACP, dan diaplikasikan CPP-ACP propolis. Spesimen yang diaplikasikanCPP-ACP atau CPP-ACP propolis didiamkan selama 30 menit di dalam inkubator. Masing-masing spesimen direndam dalam asam laktat pH 5.5 selama 24 jam. Setelah itu, dilakukankembali uji kekerasan permukaan akhir. Uji kekerasan permukaan dilakukan dengan menggunakan Vickers Hardness Tester dengan indenter Knoopyang dijejaskan dengan beban 50g selama 15 detik 5 kali di 5 lokasi yang berbeda pada permukaan spesimen, kemudiandiambil nilai rata-ratanya untuk merepresentasikan seluruh permukaan spesimen. Data dianalisa menggunakan One-Way ANOVAdan Post Hoc Bonferroni.
Hasil: Kekerasan awal seluruh spesimenadalah84.87±0.85 KHN dan setelah diberi perlakuan, kekerasan permukaankelompok spesimen yang tanpa CPP-ACP menjadi 37.56±0.70 KHN, spesimen diaplikasikan CPP-ACP menjadi 72.32±0.69 KHN, dan spesimen diaplikasikan CPP-ACP propolis menjadi 55.12±1.30 KHN. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kekerasan permukaan yangbermakna (p<0.05) pada kekerasan permukaan sebelum dan setelah perendaman pada setiap kelompok dan terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) pada kekerasan permukaan antar kelompok.
Kesimpulan: Pengaplikasian CPP-ACP propolis pada SIK pit and fissure sealantsmenyebabkan penurunan kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya diaplikasikan CPP-ACP.

Glass ionomer cement (GIC) pit and fissure sealants may have decreasedthesurface hardnessat critical pH (5.5)conditionand can beprevented by giving calcium phosphate ionswhich werefound in CPP-ACP.Recently, CPP-ACP can be combined with propolis which aims to improve antibacterial properties, butprevious study showed that the addition of propolis canreduce the release of calcium and phosphate ions from CPP-ACP. However, the effect of CPP-ACP propolis is not yet known on the surface hardness of GIC pit and fissure sealants.
Objectives: To comparethe effect of CPP ACP paste with and without propolis towards surface hardness of GIC pit and fissure sealants when immersed in lactic acid pH 5.5.
Methods: A total of 30 cylindrical specimens of GIC pit and fissure sealants were set in incubator for 24hours. Initial surface hardness value of each specimen was measured, then specimens weredivided into three groups; without CPP-ACP, applied with CPP-ACP, and applied with CPP-ACP propolis. Specimens applied with CPP-ACP or CPP-ACP propolis werekeptfor30minutes in the incubator. Specimens were immersed in lactic acid pH 5.5 for 24 hours and their surface hardness were re-measured. Surface hardnesswere determined using Vickers hardness Tester with Knoopindenter with 50 g weight for 15 seconds 5 timesondifferent points and the mean value were measured to represent the entire surface of specimen. Statistical analysis of the results was then performed usingOne Way ANOVA and Post Hoc BonferroniTest.
Results: Initial surface hardness of all specimens resulted in 84.87±0.85KHN.After immersion, specimens without CPP-ACP resulted in 37.56±0.70 KHN, specimensappliedwith CPP-ACPresulted in 72.32±0.69 KHN, and specimensappliedwith CPP-ACP propolisresulted in 55.12±1.30 KHN. The results showed significantdecrease in surface hardness (p<0.05) before and after immersionin each group and there were significant differences (p<0.05) on surface hardness betweengroups.
Conclusions:Application of CPP-ACP propolis towards GIC pit and fissure sealants caused greater reduction in surface hardness compared with application of CPP-ACP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Mi`dad Arrizza
"Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh aplikasi nano filled coating agent terhadap kekuatan tarik diametral semen ionomer kaca yang terkontaminasi saliva buatan. Spesimen direndam didalam aquabides selama 1 jam, 1 hari dan 1 minggu dengan suhu 37oC. Uji analisis statistik menggunakan t test tidak berpasangan.
Hasil penelitian didapatkan pada perendaman 1 jam p= 0.051 dan 1 hari p=0,528 (P>0,05), sedangkan pada 1 minggu p=0.030 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa aplikasi nano filled coating agent pada semen ionomer kaca yang terkontaminasi saliva buatan, sampai 1 hari dapat memberikan perubahan yang tidak bermakna pada nilai kekuatan tarik diametral.

The purpose of this study is to see the influence of nano-filled coating agent applications for diametral tensile strength of GIC contaminated with artificial saliva. Specimens were stored in aquabides for 1 hour, 1 day and 1 week at 37 °C. Test analysis using non-paired t test.
The results obtained at 1 hour immersion p = 0051 and 1 day p = 0.528 (P> 0.05), whereas at 1 week p = 0030 (p <0.05). It can be concluded that the application of nano-filled coating agent on GIC contaminated with artificial saliva, until one day may provide a non-significant change in DTS values​​.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Novrizal
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kuat tarik diametral antara semen ionomer kaca yang diaplikasikan dan tidak diaplikasikan nano filled coating agent. Dibuat 36 spesimen (diameter 6 mm x tebal 3mm) dibagi kedalam 2 kelompok perlakuan, diaplikasikan dan tanpa aplikasi coating agent, direndam dalam aquabides selama (1 jam, 1 hari, 1 minggu). Analisis statistik menggunakan t-test tidak berpasangan. Semen ionomer kaca dengan aplikasi coating agent menunjukan kekuatan yang lebih baik secara signifikan dibandingkan semen ionomer kaca tanpa aplikasi coating agent pada perendaman 1 jam dan 1 minggu. Semen ionomer kaca yang diaplikasikan nanofilled coating agent berpengaruh terhadap kuat tarik diametral.

The aim of this study is to know the differences of diametral tensile strength between glass ionomer cement applicated and not applicated with nano filled coating agent. Made 36 speciments(6.00 mm in diameter x 3.0 mm in height)is devided into 2 group,applicated and not applicated with coating agent and stored in aquabides for(1 hour, 1 day,and 1 week). Statistical analysis using unpaired t-test. Coated glass ionomer cement showed significantly higher strength than uncoated glass ionomer cement storage at 1 hour and 1 week. Coated glass ionomer cement applicated with nano filled coating agent have an effect to diametral tensile strength."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Latar Belakang : Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) merupakan salah satu material restorasi yang terdiri dari bubuk dan cairan yang kestabilannya dipengaruhi oleh shelf life. Hal ini masih belum diperhatikan oleh pengguna maupun penjual. Tujuan : Mengetahui pengaruh shelf life terhadap nilai kuat tekan SIKMR. Metode : 30 spesimen berbentuk silinder (d=4mm dan t=6mm) SIKMR (Fuji II LC dari GC, Tokyo) dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan lama penyimpanan dan dilakukan uji kuat tekan dengan universal testing machine. Data kemudian dianalisis statistik dengan uji One-Way ANOVA. Hasil : Terdapat perbedaan bermakana (p<0,05) antara ketiga kelompok SIKMR. Kesimpulan : Terdapat penurunan nilai kuat tekan seiring dengan lamanya penyimpanan, Background : Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) is one of restoration materials composed by powder and liquid that their stability is affected by shelf life. This thing hasn’t been taken as a consideration by customers or sellers. Objective : To observe the influence of shelf life on compressive strength of RMGIC. Methods: 30 cylindrical (d = 4mm and t = 6mm) specimens RMGIC (Fuji II LC of GC, Tokyo) are divided into three groups with different storage time and compressive strength tested with universal testing machine. Results were statistically analyzed with One-Way ANOVA test. Results: There are significant differences (p< 0.05) between three groups of RMGIC. Conclusion: There is a decrease in compressive strength value along with the length of storage time]"
[, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>