Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alam Nur Ikhlas
"Penelitian ini membahas dari kelompok masyarakat mana tentara bayaran Jepang yang direkrut oleh VOC dari tahun 1609 sampai 1623 berasal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan siapa dan mengapa orang Jepang bisa menjadi tentara bayaran kongsi dagang milik Belanda. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode deskriptif-analitif dan metode penelitian sejarah dalam penulisannya. Adapun teori eksklusi sosial digunakan untuk menjelaskan mengapa orang-orang Jepang dari kelompok-kelompok masyarakat yang ditemukan bersedia untuk menjadi tentara bayaran VOC. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi empat kelompok masyarakat, yaitu ronin, umat Katolik Jepang, wako, dan orang-orang buangan yang berada di Hirado dan Nagasaki. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Keshogunan Tokugawa membawa perubahan sosial dan ekonomi yang menyebabkan kelompok-kelompok masyarakat ini kehilangan tempat mereka di masyarakat. Untuk keluar dari kondisi tersebut maka sejumlah individu dari kelompok-kelompok masyarakat tersebut menemukan jalan mereka ke dalam kontingen tentara bayaran VOC.

This study examines from which communities Japanese mercenaries recruited by VOC between 1609 to 1623 are from. The purpose of this study is to figure out which Japanese communities and why were these communities ended up being a Japanese mercenaries working for Dutch trading company. This study was done using descriptive-analytive and historical research methods. Social exclusion concept was used to explain why Japanese from these communities were willing to become Japanese mercenaries. This study managed to figure out four communities from which these Japanese mercenaries belong to: ronin, Japanese Catholics, wako, and outcasts from Hirado and Nagasaki. Edicts released by Tokugawa Shogunate had caused social and economi changes which driven these communities out of their place in society. To get Keterlibatan beberapa..., Alam Nur Ikhlas, FIB-UI, 2020 4 out of their situation several individuals from these communities found their way into Japanese mercenaries contingent under VOC."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S26107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini merupakan studi terhadap Wayang Onthel kreasi komunitas penggemar Old Bikers Velocipede Old Classic (VOC) di Magelang yang memanfaatkan onderdil sepeda tua sebagai bahan pembuatan wayang. Studi ini memfokuskan diri pada Wayang Onthel sebagai karya seni rupa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang penciptaan Wayang Onthel, bentuk dan karakterisasinya, serta relasi antara bentuk wayang dan identitas komunitas VOC. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi seni, estetika, didukung dengan kajian kreativitas, identitas, dan semiotika. Proses kreatif dalam penciptaan wayang ini menghasilkan bentuk wayang yang unik yang terbuat dari onderdil sepeda. Karakterisasi wayang dicapai dengan pembedaan penggunaan onderdil dan pola penyusunannya. Keterbatasan onderdil sepeda dengan mengakomodir penanda visual dalam upaya karakterisasi wayang disiasati dengan penambahan material non-onderdil sepeda. Dalam perspektif tanda, keseluruhan bentuk Wayang Onthel merupakan tanda ikonis yang merujuk pada sosok-sosok manusia, sedang dalam unsur-unsur pembentuknya terkandung tanda indeksikal untuk mempertahankan citra Onthel sebagai identitas komunitas VOC.
"
JKSUGM 1:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sagimun Mulus Dumadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
959.8 SAG s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gaastra, Femme S.
"Buku ini memberikan gambaran mengenai sejarah datangnya VOC dilihat dari berbagai macam aspek. Pengarang mencoba menganalisis perkembangan ekonomi serta naik turunnya keadaan kongsi dagang, organisasi, dan struktur organisasi tersebut. Penulis juga banyak membahas mengenai kantor-kantor perusahaan dagang VOC di Asia."
Leiden: Walburg Pers, 1991
BLD 949.2 GAA g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Somers, Jan A.
Belanda: Gouda Quint, 2001
341 SOM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wagenaar, Lodewijk
Den Haag: Koninklijke Nederlandse Toeristenbond ANWB, 1996
BLD 839.36 WAG i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratminto
"ABSTRAK
Disertasi ini meneliti batu-batu nisan masa VOC di Museum Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion, dan Pulau Onrust. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana memaknai pesan-pesan di batu nisan itu baik dalam bentuk ikonis maupun dalam bentuk verbal berupa teks dan bagaimana merekonstruksi temuan-temuan pada batu nisan sehingga dapat memberikan gambaran tentang struktur sosial komunitas Kristen di Batavia pada abad ke-17 dan ke-18. Hal ini mengingat bahwa VOC sebagai Serikat Badan Usaha Dagang di Asia lebih banyak berurusan dengan kepangkatan dalam komunitasnya. Pejabat-pejabat VOC pada umumnya diangkat dari para saudagar. Dari jumlah batu nisan yang ditemukan diseleksi sebanyak 50 buah batu nisan sebagai korpus data. Dari korpus data ini sebanyak 45 buah yang berdata ikonis dan verbal dan yang lima selebihnya tidak berdata ikonis. Keberadaan yang terakhir ini tidak dapat diabaikan dan menarik untuk dikaji sehingga mengundang berbagai interpreatasi karena dari representasinya ada eksepsi dibandingkan dengan kelompok pertama. Keseluruhan data dianalisis dengan menggunakan teori semiotik (untuk data ikonis) dan teori analisis teks (untuk data verbal). Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan hubungan antartanda. Absennya suatu tanda juga merupakan tanda yang dapat mengundang bermacam interprestasi. Teori analisis teks yang digunakan adalah CDA (Critical Discourse Analysis) atau analisis wacana kritis.
Hasil analisis semiotik mikro dan makro pada data ikonis; analisis mikro dan makro pada data teks yang diperoleh berdasarkan metode penelitian teks analisis melalui pendekatan sosio-historis, ditemukan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, struktur, sosio dan budaya masyarakat kompeni di Batavia sangat kompleks karena adanya percampuran budaya. Kedua, sistem pemerintahan dan institusi keagamaan kristiani yang diterapkan di Batavia persis sama seperti di Belanda. Ketiga, lambang-lambang heraldik pada batu nisan menunjukkan adanya mata rantai hubungan masyarakat kompeni dengan nenek moyang mereka di Eropa. Keempat, adanya perbedaan elemen lambang heraldik pada bangsawan Eropa dan non bangsawan di Batavia. Meskipun yang terakhir ini karena kekayaannya atau prestasinya dapat menyamai bangsa Eropa, dan dalam kesehariannya banyak mengikuti budaya Eropa tetapi ada perbedaan dalam lambang heraldik mereka karena mereka bukan dari golongan bangsawan. Kelima, pesan verbal para pejabat dalam batu nisan mereka nampak lebih singkat, jelas, dan tegas, dan mereka lebih banyak memaknai lambang. Orang kebanyakan sebaliknya tidak memakai lambang tetapi lebih banyak dengan ungkapan verbal. Keenam, batu nisan VOC di Batavia tidak dapat dianggap paganistis (kafir) karena banyak ungkapan-ungkapan religius kristiani dalam lambang-lambangnya. Komunitas kristiani di Batavia bukan pengikut ajaran Calvin murni karena pengaruh situasi dan kondisi Batavia yang multietnik dan multikultural. Semangat dari ajaran Calvin sangat nampak pada ketekunan, kerajinan, dan keuletan mereka dalam bekerja, sehingga hidup mereka sangat berkecukupan. Ini nampak pada uparan-upacara pemakaman yang megah dan batu-batu nisan mereka yang monumental dengan pahatan yang indah. Ketujuh, batu nisan komunitas Kristen tidak pernah berkembang menjadi benda yang dikultuskan. Kedelapan, berdasarkan analisis semiotik makro proksemik (proxemics) bahwa untuk pemakaman di luar gedung gereja tinggi rendahnya letak batu nisan melambangkan tinggi rendahnya status sosial orang yang dimakamkan. Besar atau kecilnya jasa mereka di dalam komunitas di gereja, nampak dari jauh atau dekatnya letak makam mereka dari gedung atau pintu masuk gereja. Pemakaman di dalam gereja hanya diperuntukkan bagi seseorang yang berkedudukan tinggi dalam masyarakt, atau orang yang besar jasanya bagi komunitas gereja. Semakin besar jasa seseorang dalam gereka letak makamnya semakin dekat dengan mimbar gereja. Kesembilan, kesederhanaan representasi makam atau absennya nama atau lambang ikon dari batu nisan tidak merendahkan status sosial seseorang dalam masyarakat, karena degan dimakankannya seseorang dalam gereja sudah menunjukkan status sosial mereka. Yang terakhir ini mungkin adalah pengikut aliran Calvinisme garis keras.

ABSTRACT
This dissertation is entitled The Christian Community in Dutch East-Indies Period Regardedjirom its Tombstones: of study of the history through the semiotics view point and textual analysis. Those examined are the East lndies Company?s tombstones in Jakarta`s Taman Prasasti Museum, the Wayang Museum, the Sion Church, and Onrust Island. The principal problem in this research is how to elucidate the meaning of the messages on those tombstones both in the form of icons as well as in verbal textual expressions, and how to reconstruct the findings on the tombstones in such a manner that a notion can be formed of the social and cultural structure, ofthe community around the East Indies Company in Batavia in the l7th and the l8th centuries. Out of the entire number of the studied tombstones a total of 50 units was selected as the data corpus. From this data corpus a number of 45 units have iconic and verbal data- The live remaining units have only verbal data. These tive units cannot be neglected and are indeed interesting enough to be examined, so that these then call for various interpretations since from their representation an exception is noticeable when compared to the first group of 45 units. The whole data was analyzed with the semiotics theory (for the iconic data) and with the text analysis (for the verbal data) namely with the Critical Discourse Analysis.
The result of the micro and macro semiotics analysis in the iconic data; The result ofthe micro and macro data text analysis; obtained based upon the text analysis method have both been analyzed through the socio-historical approach, which resulted a number ofconclusions as follows: Firstly, the social and cultural structure of the east Indies Company society in Batavia was extremely complex because of the presence of a mixing ofthe culture of the rulers who were the minority with that of the various ethnic in Asia whose numbers were large. Secondly, the govemmental and the Christian religious institutional systems which were applied in Batavia were exactly the same as it was in Holland. at that time. Thirdly The heraldic emblems on the tombstones indicate the presence of a link in the social intercourse between the society of the East India Company and their ancestors in Europe, which is apparent ttom principal elements in their heraldic symbols, namely the summit ofthe emblem, the war-helmet, the suit of armour, the shield?s contents and the mantling. Fourthbt, there is a difference in the elements of the heraldic symbols of the European nobility and that of the non-nobility in Batavia. Even though the latter mentioned could with their wealth or their achievements equal the European race, and in their everyday life followed the European culture to a great extent, there still was a difference in tl1eir heraldic emblems because they did not belong to the nobility. Fifihbr, the verbal messages on the tombstones of functionaries appear shorten, clear, and firm, and they made more use of symbols. The majority of people on the other hand did not make use of symbols but used more verbal expressions. Sixthly, the East Indies Company?s tombstones cannot be regarded as paganistic (heathen) since there are quite a number of religious Christian expressions on their emblems. The community of the East Indies Company were not followers of the pure Calvin teachings on account ofthe situation and the condition of Batavia that was multiethnic and multicultural. The spirit of Calvin?s teachings could very clearly be perceived in their perseverance, industriousness a|1d ability to endure great hardship in their work such an extent that they could an existence of ample sufiiciency. This was obvious from the pompous burial ceremonies and their monumental tombstones with magniiicent carvings. Se'venthly: lt is possible to consider the usage of heraldic symbols of the east Indies Company?s tombstones as sacred so far as it is regarded individually or in family relationship, however as not sacred in so far as the general opinion goes. Therefore the East Indies Company?s tombstones have never developed into becoming a cult form of worship.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
D603
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Den Haag: Kedutaan Besar Republik Indonesia ; Balai Pustaka, 2002
959.8 VOC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"Japan and the Netherlands have maintained a special relationship for about 300
years since the adoption of the National Seclusion policy, the so-called sakoku by
the Tokugawa shogunate (1603-1867). The Dutch began trading with Japan and
engaging with Japanese society in 1600, when a Dutch ship, De Liefde, arrived in
Kyushu. The Tokugawa government measures regarding foreign policy included
regulations on foreign access to Japan and a prohibition on Japanese going
abroad. Between the middle of the seventeenth to the early nineteenth century,
Japan was characterized by a stable political pattern in which representatives
of the VOC (Dutch East India Company), were the only Europeans with a right
to trade in Japan. In the course of this period, the Japanese evaluation of the
Dutch changed from regarding them as commercial agents to seeing them as
importers of European knowledge. This paper is especially concerned with the
influence of the so-called ?Dutch Studies? (rangaku) on the early modernization
of Japan, especially with regard to medicine and the natural sciences. This
research examines the development of rangaku and the trading between Japan
and VOC at Dejima"
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>