Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Maulana Nur Pratama
"Indonesia merupakan wilayah dengan tingkat resiko bencana gempa bumi yang cukup tinggi, karena terletak pada zona tektonik yang sangat aktif yang merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik besar. Tingkat kerusakan akibat gempabumi selain karena magnitudo dan lokasi gempabumi, dipengaruhi oleh kondisi geologi permukaan setempat (local site effect). Salah satu kota di Indonesia dengan kondisi rawan terjadinya amplifikasi gelombang gempabumi adalah kota Jakarta. Mengacu pada peta geologi, Jakarta merupakan daerah hasil endapan alluvial dan kipas alluvial, sehingga kondisi dibawah permukaan terdiri dari lapisan-lapisan sedimen tebal seperti batu pasir dan batu lempung. Upaya mitigasi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan dan timbulnya korban jiwa, karena Jakarta memiliki jumlah populasi penduduk tinggi dan terdapat ratusan gedung-gedung tinggi diatas 150m. Studi kerentanan tanah di Jakarta, dilakukan dengan analisis HVSR. Parameter yang didapatkan berupa nilai amplifikasi dan frekuensi dominan, yang selanjutnya dapat dipelajari hubungan antara kedua parameter tersebut untuk memperkirakan tingkat kerusakan di wilayah Jakarta. Daerah dengan karakteristik nilai frekuensi dominan rendah dan faktor amplifikasi tinggi, resiko kerusakan bangunan akibat gempabumi akan lebih parah. Dari hasil pengolahan HVSR didapatkan rentang nilai frekuensi dominan 0.8 – 5.34 Hz, sedangkan rentang faktor amplifikasi antara 1.51 – 3.62. Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalam bentuk peta mikrozonasi berdasarkan parameter frekuensi dominan(f0), amplifikasi (A0) dan indeks kerentanan seismik (Kg), daerah sangat rawan terjadinya amplifikasi gempabumi berada di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.

Indonesia is an area with a high level of earthquake risks because it is located in a very active tectonic zone which is the junction of three large tectonic plates. The level of damage due to the earthquake, apart from the magnitude and location of the earthquake, is also influenced by the geological local site effect. One of the cities in Indonesia that is prone to earthquake wave amplification is the city of Jakarta. Referring to the geological map, Jakarta is an area resulting from alluvial deposits and alluvial fans, so that the subsurface conditions consist of thick layers of sediment such as sandstone and claystone. Mitigation efforts need to be done to prevent damage and casualties because Jakarta has high population and hundreds of tall buildings above 150m. Soil vulnerability study in Jakarta was then carried out using HVSR analysis. The parameters obtained are in the form of amplification value and dominant frequency, which can then be studied the relationship between these two parameters to estimate the level of damage in the Jakarta area. Areas with the characteristics of low dominant frequency values and high amplification factors have the risk of building damage due to earthquakes will be more severe. From the results of HVSR processing, the dominant frequency range is 0.8 - 5.34 Hz, while the amplification factor ranges from 1.51 to 3.62. Based on the results of the analysis outlined in the form of microzonation maps based on parameters of dominant frequency (f0), amplification (A0), and seismic susceptibility index (Kg), areas very prone to earthquake amplification are in the North Jakarta and Central Jakarta areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskia Cindy Veronica
"Akibat tatanan tektonik Pulau Sulawesi yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia (triple junction) serta keberadaan sesar-sesar yang masih aktif menyebabkan Kota Gorontalo berpotensi mengalami bencana kegempaan. Sebagai upaya mitigasi guna meminimalisir kerusakan pada tanah dan bangunan jika terjadi gempa bumi, dilakukan identifikasi karakteristik dinamis tanah dan analisis profil kecepatan gelombang geser di wilayah Kota Gorontalo. Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bahaya gempa bumi serta berguna untuk perencanaan dan pengembangan infrastruktur bangunan tahan gempa. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data mikrotremor yang diukur di 20 titik pengukuran yang tersebar di Kota Gorontalo. Data mikrotremor kemudian diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mengestimasi nilai frekuensi natural, amplifikasi tanah, dan indeks kerentanan seismik serta metode inversi eliptisitas gelombang Rayleigh untuk pemodelan kecepatan gelombang geser. Hasil analisis HVSR menunjukkan bahwa secara umum nilai frekuensi natural tanah di Kota Gorontalo lebih rendah di bagian tengah hingga utara dan semakin meningkat ke arah selatan. Sedangkan, sebaran nilai amplifikasi tanah lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Sebanding dengan pola sebaran amplifikasi tanah, indeks kerentanan seismik lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Inversi eliptisitas gelombang Rayleigh menghasilkan profil kecepatan gelombang geser pada lapisan tanah hingga kedalaman 30 meter. Kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 meter (Vs30) digunakan untuk menentukan kelas situs yang mengacu pada SNI 1726 – 2019. Hasil analisis nilai Vs30 menunjukkan bahwa tanah di Kota Gorontalo termasuk ke dalam kelas tanah lunak (SE), tanah sedang (SD), tanah sangat padat dan batuan lunak (SC), dan batuan (SB).

As a result of the tectonic setting of Sulawesi Island which is in the clash zone of three major plates (a triple junction) and the presence of active faults, which make Gorontalo City vulnerable to earthquakes. For mitigation purposes to minimize the damage level of soils and buildings infrastructure when the earthquake occur, identification of the dynamic properties of the soil and an analysis of shear-wave velocity structures in Gorontalo City are carried out. This is essential study to investigate areas that are vulnerable to earthquake and can be useful for planning and developing earthquake-resistant structures. This study was conducted by utilizing microtremor data collected from 20 sites, scattered in Gorontalo City. The microtremor data was then processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to determine natural frequency values, soil amplification, and seismic vulnerability index as well as the Rayleigh wave ellipticity inversion method for modeling shear-wave velocity structures. Generally, the results of the HVSR analysis show that the middle to the northern part of the study area has lower natural frequency value than the southern part. In contrast, the amplification factor shows higher value in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. The seismic vulnerability index tends to be higher in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. Rayleigh wave ellipticity inversion generates the shear-wave velocity structure of the upper 30 meters soil layer. The average shear wave velocity of the upper 30 meters soil layer (Vs30) is used to classify the site class at the measurement points, referring to SNI 1726 – 2019. The Vs30 values show that the soils in Gorontalo City categorized as soil with soft clay, stiff soil, very dense soil and soft rock, and rock."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adeni Eka Suci
"Salah satu wilayah di Indonesia yang berada di zona gempabumi yaitu Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diperkirakan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang cukup tinggi sehingga sering mengalami gempabumi dari intensitas kecil hingga besar. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Kota Bengkulu menggunakan metode inversi HVSR. Data mikrotremor pada 15 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke belakang untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan nilai Vs30 sebesar 212-437 m/s. Daerah dengan jenis tanah yang dihasilkan dari nilai Vs30 hasil inversi HVSR diketahui klasifikasi jenis tanah C mendominasi Kota Bengkulu sedangkan klasifikasi jenis tanah D tersebar di utara, selatan, dan tenggara Kota Bengkulu.

One of the areas in Indonesia that is in the earthquake zone is Bengkulu City. Bengkulu City is estimated to have a high level of earthquake vulnerability so that it often experiences earthquakes of small to large intensities. In order to minimize the impact of disasters, the building design must suit dynamic and local soil conditions. This study aims to consider the average shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in Bengkulu City using HVSR inversion. Microtremor data at 15 points were analyzed using the HVSR method. The results of the HVSR analysis were then carried out by inversion with inverse modeling principles to obtain Vs30 from each measurement point. The results showed 212-437 m/s. Areas with soil types resulting from the Vs30 value of the HVSR inversion results show that soil type classification C dominates Bengkulu City, while soil type classification D is spread in the north, south and southeast of Bengkulu City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shobrina
"Kota Surabaya bagian barat berada di antara dua patahan aktif, yaitu Patahan Surabaya dan Waru. Mikrozonasi seismik dan karakterisasi lokasi gempa di wilayah sekitar patahan sangat penting untuk pembangunan kota dan mitigasi potensi bencana akibat gempa. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi tingkat kerentanan seismik di Kecamatan Tandes dan Sambikerep yang berada di bagian barat Kota Surabaya. Data mikrotemor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi dasar (f0) nilai amplifikasi (A0), dan kurva H/V. Inversi kurva H/V dilakukan untuk mendapatkan profil nilai kecepatan gelombang geser (Vs) terhadap kedalaman. Indeks kerentanan seismik tanah (Kg) dihitung berdasarkan nilai amplifikasi permukaan (A0) dan frekuensi dasar (f0). Hasil penelitian menunjukan nilai frekuensi dasar (f0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 0,5051-3,9541 Hz. Sebaran nilai faktor amplifikasi (A0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 1,0250-4,1135. Indeks Kerentanan Seismik (Kg) di wilayah penelitian bervariasi antara 0.4602 hingga 15.3294. Kecamatan Tandes dan Sambikerep memiliki nilai Kerentanan Seismik (Kg) relatif rendah sehingga lebih aman untuk pembangunan infrastruktur daripada daerah bagian utaranya.

The western part of Surabaya city is located between Surabaya and Waru active faults. Seismic microzonation and characterization of earthquake locations around fault areas are very important for city development and potential disaster mitigation caused by earthquakes. The objective of the research is to estimate the level of seismic vulnerability in the Tandes and Sambikerep districts located in the western area of Surabaya City. The microtremor data was processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain fundamental frequency values (f0), amplification values (A0), and H/V curves. Inversion of H/V curves carried to obtain profiles of shear wave velocity values (Vs) versus depth. The soil seismic vulnerability index (Kg) is calculated based on the surface amplification value (A0) and fundamental frequency (f0). The research results show that the fundamental frequency (f0) value in Tandes and Sambikerep Districts ranges between 0.5051-3.9541 Hz. The amplification factor values (A0) in Tandes and Sambikerep Districts range between 1.0250-4.1135. The Seismic Vulnerability Index (Kg) of the study area varies from 0.4602 to 15.3294. Conclusion. Tandes and Sambikerep districts have relatively low Seismic Susceptibility (Kg) values. Therefore, these areas are safer for infrastructure building than the northern areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Alya Khairunnisa Rizdinanti
"Berdasarkan sejarah kegempaannya, Cilacap merupakan wilayah yang pernah mengalami gempa besar (>M7.0) dan gempa dahsyat (>M8.0). Penelitian bermaksud untuk mengidentifikasi daerah rentan bencana gempa menggunakan data waveform noise. Pengolahan memanfaatkan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio yang menghasilkan nilai amplifikasi dan nilai frekuensi dominan suatu wilayah. Berdasarkan hasil penelitian, rentang nilai amplifikasi Kabupaten Cilacap ialah 0.24 – 6.63 dan rentang nilai frekuensi dominannya ialah 0.85 – 14.08 Hz dengan wilayah Karangkadri, Karangtalun, dan Tambakreja sebagai daerah yang sangat rawan. Berdasarkan nilai frekuensinya diestimasikan bahwa daerah penelitian ditutupi oleh litologi aluvial dengan intensitas maksimum gempa yang mungkin terjadi sekitar VIII MMI. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan nilai indeks kerentanan gempa, Peak Ground Acceleration, dan Ground Shear Strain. Nilai indeks kerentanan gempa yang didapat memiliki rentang 0.038 - 6.083 s2/cm. Nilai Peak Ground Acceleration bervariasi pada rentang 3.32835 – 3.32839 gal. Sementara nilai Ground Shear Strain daerah penelitian bervariasi dalam rentang 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa daerah yang sangat rawan pada Kabupaten Cilacap ialah wilayah Tambakreja yang memenuhi 5 dari 6 parameter kerawanan yang diuji.

Based on its seismik history, Cilacap is an area that has experienced a large earthquake (>M7.0) and a great earthquake (>M8.0). The research intends to identify earthquake-prone areas using waveform noise data. The processing is done by utilizing the Horizontal to Vertical Spectral Ratio method, producing amplification values and dominant frequency values. Based on the study results, the amplification value range of the Cilacap is 0.24 – 6.63, and the dominant frequency range is 0.85 – 14.08 Hz with Karangkadri, Karangtalun, and Tambakreja areas as the danger areas. Based on the frequency value, it is estimated that the study area is covered by aluvial lithology with a maximum intensity of earthquakes that may occur around VIII MMI. Further research was conducted to obtain the value of the earthquake susceptibility index, Peak Ground Acceleration, and Ground Shear Strain. The earthquake susceptibility index value obtained has a range of 0.038 - 6.083 s2/cm. The Peak Ground Acceleration value varies in the range of 3.32835 – 3.32839 gal. Meanwhile, the Ground Shear Strain values in the study area varied in the range of 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Overall, it can be concluded that the earthquake-prone areas in Cilacap Regency is Tambakreja that qualified from the six parameter processing result."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dewi Lestari
"Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia, sebuah wilayah yang rentan akan bencana gempa bumi akibat letaknya di antara tiga lempeng tektonik. Sejarah mencatat aktivitas gempa di daerah ini, seperti pada tahun 1990 dan 2001, yang memiliki dampak signifikan terutama di Kabupaten Majalengka. Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) digunakan dengan data mikrotremor untuk mengidentifikasi potensi kerusakan. Pendekatan Nakamura (1989) membandingkan rasio kerusakan dengan indeks kerentanan seismik. Tujuan studi ini adalah menganalisis indeks kerentanan seismik Kabupaten Majalengka berdasarkan frekuensi natural (f0), amplifikasi tanah (A0), dan indeks kerentanan seismik (Kg). Penelitian menggunakan data mikrotremor yang diukur oleh BMKG pada tahun 2014 di 30 stasiun pengukuran di Kabupaten Majalengka. Indeks kerentanan seismik dihitung berdasarkan rumus yang melibatkan frekuensi natural dan amplifikasi tanah. Analisis indeks kerentanan seismik menggambarkan tingkat kerentanan tanah dan infrastruktur terhadap gempa bumi, dengan nilai indeks yang bervariasi dari 0.301811783 hingga 76.63016638. Pemetaan risiko bencana gempa bumi memperlihatkan daerah dengan tingkat kerentanan rendah hingga tinggi, membaginya menjadi tiga kategori: aman, rentan, dan sangat rentan. Daerah dengan kerentanan aman berada di bagian barat dan Selatan daerah penelitian, sedangkan yang sangat rentan berada di bagian timur daerah penelitian.

Majalengka Regency, West Java, Indonesia, is a region vulnerable to earthquake disasters due to its location between three tectonic plates. History records earthquake activities in this area, such as in 1990 and 2001, which had significant impacts, especially in Majalengka Regency. The Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method is employed with microtremor data to identify potential damage. Nakamura's approach (1989) compares the damage ratio with the seismic vulnerability index. The aim of this study is to analyze the seismic vulnerability index of Majalengka Regency based on natural frequency (f0), soil amplification (A0), and seismic vulnerability index (Kg). The research utilizes microtremor data measured by BMKG in 2014 at 30 measurement stations in Majalengka Regency. The seismic vulnerability index is calculated based on formulas involving natural frequency and soil amplification. The analysis of the seismic vulnerability index describes the level of vulnerability of the soil and infrastructure to earthquakes, with index values ranging from 0.301811783 to 76.63016638. The mapping of earthquake disaster risks shows areas with low to high vulnerability, categorizing them into three levels: safe, vulnerable, and highly vulnerable. Areas with safe vulnerability are located in the western and southern parts of the research area, while highly vulnerable areas are in the eastern part."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Irfiandi
"Kabupaten Sidoarjo tersusun oleh batuan sedimen, klastik, epiklastik, piroklastik, dan aluvium. Alluvium adalah fitur geologis yang rentan terhadap efek gempa bumi. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Sidoarjo menggunakan inversi HVSR. Data Mikrotermor pada 40 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke depan untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan 100-480 m/s. Daerah dengan Vs30 lebih rendah dan tebal dominan berada di letusan porong Lumpur Sidoarjo (LUSI) dan di candi. Ketebalan lapisan dengan Vs30 rendah semakin menipis ke arah selatan dan barat daya.

Sidoarjo district is composed by sedimentary clastic, epiclastic, pyroclastic and alluvium rocks. Alluvium is a geological feature that is susceptible to earthquake effects. In order to minimize the disaster impact, design of the building should has to the dynamic and local soil condition. This study aimed to consider shear wave velocity at the average down to 30 m depth (Vs30) in Sidoarjo using HVSR inversion. Microtermor data at 40 points were analyzed using the HVSR method. The result of HVSR analysis is then carried out by inversion with the forward modeling principle to obtain Vs30 of each measurement point. The study results show 100-480 m/s. Areas with lower Vs30 and dominant thick were in the eruption of Lumpur Sidoarjos (LUSI) porong and in candi. The thickness of the layer with low Vs30 increasingly thinning towards the south and south west."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Athur Fathan
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan memetakan klasifikasi susunan material geologis pada sebagian area Klaten dan Gunung Kidul, Jawa Tengah. Penentuan dan pemetaan klasifikasi susunan material geologis tersebut sangat membantu dalam proses analisa seismisitas pada area tersebut. Ada 12 (dua belas) titik yang dijadikan tempat pengambilan data yang tersebar pada area penelitian.

Penelitian ini menggunakan perangkat mikrotremor yang digunakan untuk mengambil data kecepatan gelombang geser (Vs) yang kemudian digunakan untuk menentukan kedalaman batuan dasar teknik (engineering bedrock) sehingga lebih lanjut dapat menghasilkan gambaran analisis seismisitas pada area penelitian yang ditampilkan dalam tampilan mikrozonasi.


ABSTRACT

This study aims to determine and map the classification of geological material arrangement in parts of Klaten and Gunung Kidul, Central Java. Determining and mapping the classification of the geological material arrangement is very helpful in processing the seismicity analysis in the area. There are 12 (twelve) points that used to collect data scattered in the research area.

This study used a microtremor device to extract shear wave velocity data (Vs) which is used to determine the depth of the engineering bed rock so that it can further produce an overview of seismicity analysis in the research area displayed in microzonation view.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"ABSTRAK
Jaringan Mobile Internet Protocol adalah feature yang terdapat pada Ipv4 dan Ipv6 dan memungkinkan mobile device untuk dapat diidentifikasikan dengan menggunakan IP tunggal walaupun device tersebut berpindah dari satu jaringan (home network) ke jaringan lainnya (foreign network). Proses perpindahan tersebut dinamakan handover yang dibedakan menjadi horizontal dan vertical handover. Untuk mengetahui performa jaringan dengan kedua jenis handover tersebut, dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput, delay, packet loss dan transfer time. Skripsi ini menggunakan aplikasi game flash yang akan diukur QoSnya. Pengukuran dilakukan dengan cara memainkan aplikasi antara server dan client. Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa proses horizontal handover memiliki performa yang lebih baik dibandingkan proses vertical handover. Selisih performa skenario vertical handover dengan horizontal handover untuk parameter throughput, delay, packet loss, dan transfer time adalah 21,61%, 18,43%,20% dan 23,48%.

Abstract
Mobile Internet Protocol is a network feature contained in the IPv4 and IPv6 and enable mobile devices to be identified by using a single IP even though the device is moved from one network (home network) to another network (foreign network). Transfer process is called handover is divided into horizontal and vertical handover. To find out the network performance with both types of handover, the QoS can be measured several parameters such as throughput, delay, packet loss and transfer time. This thesis uses flash game application to be measured QoSnya. Measurements were performed by means play between server and client applications. Of QoS measurement results can be seen that the horizontal handover has better performance than the vertical handover process. Difference in the performance of vertical handover scenarios with horizontal handover to the parameters throughput, delay, packet loss, and transfer time is 21.61%, 18.43%, 20% and 23.48%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suwega Drestantiarto
"Jaringan Mobile IPv6 mendukung perpindahan mobile node dari titik akses jaringan satu ke titik akses lain tanpa harus memutuskan koneksi. Pada jaringan mobile, perpindahan ini disebut handover yang dibedakan atas vertical handover dan horizontal handover. Untuk mengetahui performa jaringan dengan kedua jenis handover tersebut, dapat diukur beberapa parameter QoS seperti throughput, transfer time, dan delay. Dalam skripsi ini, aplikasi yang digunakan berupa File Transfer Protocol (FTP).
Hasil pengukuran membuktikan bahwa throughput mengalami penurunan sebesar 4,14% pada horizontal handover dan mengalami penurunan sebesar 26,25% pada vertical handover; transfer time bertambah sebesar 8,34% pada horizontal handover dan bertambah sebesar 41,49% pada vertical handover; delay bertambah sebesar 8,22% pada horizontal handover dan bertambah sebesar 41,05% pada vertical handover. Secara keseluruhan performa jaringan mobile IPv6 skenario horizontal handover lebih baik daripada vertical handover.

Mobile IPv6 network supports mobile nodes movement from one location to another within the network without having to disconnect. In mobile networking, the movement is called handover which is divided into vertical handover and horizontal handover. To determine the network performance with both types of handovers, we can measure several QoS parameters such as throughput, delay, and transfer time. In this final paper, application that is used is the File Transfer Protocol (FTP).
Measurement results prove that the throughput decreased by 4.14 % in horizontal handover and decreased by 26.25 % in vertical handover; the transfer time increased by 8.34 percent in horizontal handover and increased by 41.49 % in vertical handover; the delay increased by 8.22 % in horizontal handover and increased by 41.05% in vertical handover. Overall, network performance of mobile IPv6 on horizontal handover scenario is better than the vertical handover.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>