Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tze Yuan Tee
"Thrombotic thrombocytopenic purpura is a rare but life threatening medical condition. Early recognition and treatment of thrombotic thrombocytopenic purpura is important especially in patients who do not present with the classic pentad to reduce the high mortality. Herein, we describe a case of a patient who does not fulfil the classic pentad features thrombotic thrombocytopenic purpura that was induced by dengue fever. The patients’ initial full blood picture did not have all the typical features of microangiopathic haemolytic anaemia but there were fragmented red blood cells. However, even a small number of fragmented red blood cells in the peripheral blood should alert physicians of the possible diagnosis of thrombotic thrombocytopenic purpura together with other symptoms. Furthermore, signs and symptoms of thrombotic thrombocytopenic purpura and dengue fever can overlap such as fever, thrombocytopenia, neurological deficit mimicking dengue encephalopathy and dengue induced acute kidney injury."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2021
610 UI-IJIM 53:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Lestari
"Agregasi platelet memainkan peranan di dalam mekanisme terjadinya penyakit-penyakit penyumbatan pembuluh darah seperti serangan "stroke" dan serangan jantung. Interaksi antara fibrinogen melalui untaian Arg-Gli-Asp (RGD) dengan reseptor platelet Glikoprotein IIb/IIIa merupakan tahap terpenting untuk terjadinya agregasi platelet. Interaksi ini dapat diinhibisi oleh peptida yang mengandung untaian RGD.
Peneliti terdahulu telah mensintesis peptida RGD siklis dengan untaian asam amino Siklo(1,5)Ac-Pen-Arg-Gli-Asp-Sis dan menguji aktivitas antitrombotiknya. Namun aktivitas antitrombotik peptida tersebut masih relatif rendah (ICsn 48 µM Plasma kaya platelet [PRP] darah manusia). Pada penelitian ini disintesis peptida RGD dengan untaian asam amino NH2-Per -Arg-Gli-Asp-Gksazol-Sis-NH2 melalui 6 tahapan reaksi. Adanya penambahan gugus oksazol pada peptida tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antitrombotiknya.
Metode sintesis yang dipakai adalah metode sintesis fasa cair dengan aktivator DCCIHOBt (Dikloheksilkarbodiimidall-Hidroksibenzotriazol) dan proteksi Na-amino menggunakan metode t-Boc maupun Fmoc. Rendemen hasil sintesis setiap tahapan adalah 46 % hingga 81 %. Peptida hasiI sintesis diidentifikasi menggunakan Spektrofotorneter Infra Merah dan Spektrometer 'HNMR, serta dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Peptida hasil sintesis diuji aktivitas antitrombotiknya secara in vitro menggunakan PRP darah manusia sehat dengan zat induser ADP dan bantuan alat agregometer. Hasil uji aktivitas antitrombotik memberikan harga IC50 41.4 p.M.

Synthesis and Antithrombotic Activity (Inhibition of Platelet Aggregation) of Arg-Gly-Asp (Rgd) Peptide Derivative, NH2-Pen-Arg-Gly-Asp-Oxazole-Cys-NH2Platelet aggregation plays role in the mechanism of thrombosis disorders such as stroke and heart at-tack. The interaction between fibrinogen via Arg-Gly-Asp (RGD) sequence to the platelet Glycoprotein IIb/IIIa receptor is the most important step in the platelet aggregation formation. This interaction can be inhibited by RGD containing peptide.
In the previous study, the cyclic RGD has been synthesized, Cyclo(1,5)Ac-Pen-Arg-Gly-Asp-Cys and evaluating the antithrombotic activity. The antithrombotic activity of this peptide is relatively low (IC50 48 µM human blood Platelet Rich Plasma [PRP]). In the present study, we synthesized RGD containing peptide, NH2-Pen-Arg-Gly-Asp-Oxazole-Cys-N {2 in the 6 steps of reaction. The introducing of oxazole group into the peptide is expected to improve the antithrombotic activity.
The synthesis method is a liquid phase synthesis with the activator of DCCIHOBt (Dicyclohexylcarbodiimidell-Hydroxybenzotriazole) and Nu-amino protecting group using either t-Boc or Fmoc method. The yield of synthesis on each step is 46% - 81%. The identification of the peptide is performed by using Spectrophotometry Infra Red and Spectrometry 1H NMR and also analyze using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). The antithrombotic activity of the peptide were evaluated through in vitro test using PRP of healthy human blood with ADP as inducer agent, and aggregometer instrumentation. The result of antithrombotic activity test of the peptide is ICsa 41.4 M.M."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Continued geographic expansion of dengue viruses and their mosquito vectors has seen the magnitude and frequency of epidemic dengue/​dengue hemorrhagic fever (DF/​DHF) increase dramatically. Recent exciting research on dengue has resulted in major advances in our understanding of all aspects of the biology of these viruses, and this updated second edition brings together leading research and clinical scientists to review dengue virus biology, epidemiology, entomology, therapeutics, vaccinology and clinical management."
Wallingford, Oxfordshire, UK : CABI, 2014
616.918 52 DEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ghotama Airlangga
"Tahun 1998 dikembangkan Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) guna memantau penyakit menular berpotensi KLB/wabah secara dini, khususnya penyakit menular baru. Informasi yang disajikan oleh EWORS berupa kombinasi beberapa gejala penyakit yang harus dianalisis secara manual, serta belum dapat membandingkan kondisi dengan standar untuk menentukan terjadinya KLB, khususnya untuk penyakit-penyakit menular lama, seperti demam berdarah dengue (DBD) dan diarc, sehingga sistem belum dapat memberikan peringatan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sistem informasi kewaspadaan dini KLB penyakit DBD) dan diare dengan (uji coba pada pendekatan diagnosis sebagai supplement EWORS). Desain penelitian ini adalah riset aksi dan dibatasi hanya sampai pada tahap uji coba prototype. Penelitian berhasil mengembangkan Sistem Informasi Kewaspadaan Dini KLB Pcnyakit DBD dan Diare (Uji Coba dengan Pendekatan Diagnosis sebagai Supplement EWORS), dengan keluaran berupa diagnosa dan jumlah kasus berdasarkan jenis penyakit, trn perjenis penyakit, prediksi kewaspadaan dini KLB, rekomendasi sebagai tindak lanjut dari prediksi, serta prediksi dapat dihasilkan sesuai kebutuhan (real time). Hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa sistem informasi ini berpeluang untuk dikembangkan, baik dari segi operasional, teknis, dan ekonomi. Agar sistem inforrmasi ini dapat dioperasikan secara optimal dan berkelanjutan, aplikasi dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan EWORS dan perlu dukungan aspek legal berupa Surat Keputusan Menteri Kesehatan, sehingga kerja sama lintas program maupun lintas sektor dapat terlaksana.

In 1998 Early Warning Outbreak Recognition Sysrem (EWORS) started to develop in order to look over the outbreak potential diseases earlier, specially newly communicable diseases. Initially, EWORS only provided the information through the combination of several diseases that must be analyzed manually and did not compare standardized conditions to determine whether the disease was classified into outbreak, specially the old type communicable such as dengue hemorrhagic fever (Dl-IF) and diarrhea as well. Therefor the sysem could not send early warning. The research objective is to develop early warning information system for DHF and diarrhea outbreak by diagnosis approaching trial as EWORS supplement. Research design is action research and limited on prototype trial level only. The research has successfully developed by providing the diagnosis and number of cases based on diseases type, trend of each disease, the outbreak early warning prediction and recommendation following from the prediction as the result. The tit of study shows that the information system has an opportunity to develop both in operational, technique and economy side as well. For optimal operation, the application of the system could be applied together with EWORS and requires legal aspect such as The Letter of Ministry of Health, therefore both program and sector coordination could be carried out."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32342
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Herdiman Theodorus
"Interleukin (IL)-18 (interferon-g inducing factor) merupakan salah satu sitokin yang diproduksi makrofag, berperan dalam diferensiasi sel T-helper menjadi T-helper-1, dan produksi interferon g. T-helper-1 berperan dalam imunitas seluler khususnya pada infeksi virus termasuk infeksi dengue. Dilakukan studi deskriptif korelatif mengenai hubungan kadar IL-18 dengan derajat penyakit pada penderita demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat. Pada 42 subyek yang terdiri dari 20 (47,6%) penderita demam dengue dan 22 (52,3%) demam berdarah dengue (derajat I sampai IV menurut kriteria WHO tahun 1999). Didapatkan kadar IL-18 secara bermakna lebih tinggi pada DHF dibandingkan DF. Didapatkan korelasi kadar IL-18 dengan nilai hematokrit dan hitung trombosit. Studi ini menunjang kemungkinan keterlibatan IL-18 dalam patogenesis DBD pada pasien dewasa. (Med J Indones 2004; 13: 86-9)

Interleukin (IL)-18 ( interferon-g inducing factor) is one of cytokines, produced by macrophage, take part in differentiation T-helper (Th) to Th1 and interferon g producing. T-helper1 play role in cellular immunity especially in viral infection include dengue. A descriptive correlative study has done to know the correlation between IL-18 levels and disease severity in admitted dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) patients. In 42 subjects consist of 20 (47.6%) DF and 22 (53.3%) DHF (grade I to IV WHO criteria, 1999) showed that IL-18 levels significantly higher in DHF than DF patients. There are significant correlation between IL-18 levels and hematocrit and low platelet value. This study supports the possible role of IL-18 in pathogenesis DHF in adults. (Med J Indones 2004; 13: 86-9)"
Medical Journal of Indonesia, 2004
MJIN-13-2-AprilJune2004-86
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiarsih Pujilaksani
"Peningkatan biaya pelayanan kesehatan merupakan permasalaban yang dihadapi oleh banyak negrua di belaban dunia. Di Indonesia, pada kurun waktu antara tahun 1995 1arnpai dengan tahun 2002, teloh teljadi kenaikan biaya pelayanan kesehatan yang !rastis. Biaya pelayanan kesehatan indonesia tahun 1995 tercatat 5.8 trilyun dan neningkat menjadi 41 ,8 tri1yun pada tahun 2002. Pengeluaran biaya pelayanan kesehatan li Amerika Serikat pada tahun 2011 nanti diperkirakan meneapai 2.8 trilyun usd, yang berarti naik dari 1.3 trilyun di tahun 2000.
Sehagai respons terhadap biaya pelayanan kesebatan yang terus meningkat, baik pemerintah ataupun perusahaan asuransi besar di berhagai negara mengembangkan berbagai upaya pengendalian biaya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan nengembangkan sistem pembayaran prospektif sebagni altematif sistem pembayaran jasa per pelayanan (JPP).
Di Indonesia sistem pembayaran prospektif telah direrapkan oleh beberapa pihak penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan seperti PT. Jamsostek (persero) yang nenerapkan sistem pembayaran paket per hari (PPH) untuk kasus rawat inap, dan Dinas Cesehatan DKI Jakarta yang menerapkan sistem pemhayaran paket per diagnosis yang lisebut sebagai paket pelayanan kesebatan esensial (PPE).
Hasil yang diharapkan dari penerapan sistem pembayaran di atas adaloh biaya kasebatan menjadi lehih efisien ibandingkan dengan sistem JPP. Apakah sistem pembayaran tersebut efektif dalam 1engendalikan biaya rawat inap dibandingkan dengan sistem JPP l belum diketahui.
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan di atas. Rancangan penelitian ini ada.iah penelitian survey yang analisisnya dilakukan ecara kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer berupa basil penelusuran okurnen rumah sakil. Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya illltuk kasus demam tphoid (tilus) dan demam berdarah denue (DBD) di kelas Ill RS X tahun 2005. Sampel enelitian adalah semua kasus tifus dan DBD yang dirawat di ke!as Ill yang tidak 1empunyai penyulit atau penyakit penyerta.
Penelitian ini melibatkan 437 kasus, yang terdiri dari 379 kasus DBD dan 54 asus tifus. Dari 437 kasus, ada sejumlah 298 merupakan jaminan Dinkes DKI, 92 kasus uninan PT. Jamsostek dan sisanya merupakan jaminan asuransi kesehatan atau erusahaan lain yang menerapkan sistem pembayaran JPP. Berdasarkan basil analisis cara univariat dan bivariat, didapatkan bahwa secara statistik ditemukan perbedaan ang signifikan antara lain hari rawat kasus DBD, pada kelompuk kasus yang dijumlah dengan sistem paket per hari dengan JPP. Berdasarkan hasil uji t independen antara kelompok sistem paket per diagnosis (PPE) dengan JPP, diperoleh basil adanya erbedaan yang signi:fikan antara rata-rata biaya rawat inap kelompok sistem PPE dengan PP. Hal ini berarti bahwa secara statistik terbukti sistem PPE yang diterapkan oleh tinkes DKI efektif untuk mengendalikan biaya rawat inap pada kasus tifus
Disarankan bagi universitas untuk beketjasama dengan organisasi profesi asuransi kesehatan, untuk melakukan penelitian serupa dengan ruang lingkup penelitian yang iperluas~ sebagai dasar pengembangan sistem pembayaran prospektif di Indonesia. Kepada Dinkes DKI Jakarta, disarankan agar seluruh tagihan rumah sakit dapat didokumentasikan secara lengkap dalam sistem data base sehingga dapat dimanfaatkan ntuk evaluas dan merubuat standar obat seperti yang dilaknkan oleh PT. Jamsostek sebagai tambahan usaha pengendalian biaya selain penerapan sistem pembayaran paket or diagnosis. Kepeda PT Iamsostek disarankan dapat meruperluas cakupan pelayanan kehatan dalam paket per hari, sehingga dapat lebih efektif. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Oraganization , 1986
614.588 52 DEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elian Hudiya
"Dengue merupakan infeksi virus yang sering ditemukan pada daerah tropis seperti Indonesia. Infeksi ini adalah sebuah masalah kesehatan dengan lebih dari 200 juta orang berisiko terinfeksi dan diperkirakan 30 juta orang terinfeksi dengue setiap tahunnya. Dengan case fatality rate 2,5%, 2000 orang di Indonesia meninggal setiap tahunnya karena infeksi dengue. Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk dengue yang dapat mengurangi aktivitas atau jumlah virus seperti antivirus. Perkembangan antivirus dengue terbilang lambat, dibandingkan dengan virus flaviviridae lain, seperti hepatitis C. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mencoba mencari pengobatan yang mungkin untuk menjadi antivirus dengue dengan daun trembesi (Samanea Saman). Percobaan dilakukan menggunakan sel Huh7it-1 yang diinfeksikan virus dengue lalu diberikan konsentrasi ekstrak yang beragam. Keamanan ekstrak yang dilihat dari nilai CC50 didapatkan dengan metode MTT assay. Dihitung juga tingkat inhibisi IC50 yang didapatkan dengan metode Focus Assay. Hasilnya adalah CC50 201,21 dengan IC50 14,6 dan didapatkan Selectivity Index sebesar 13,7. Studi ini memperlihatkan kemampuan inhibisi replikasi dengue pada ekstrak daun trembesi dan dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan antivirus dengue.
Dengue is a virus infection that is usually found in tropical area such as Indonesia. With over 200 million people at risk and 30 million people infected every year, dengue is a health problem. With 2,5% case fatality rate, over 2000 people in Indonesia die everyday because of dengue infection. Until now, there has been no specialized treatment for dengue that can lower the activity or virus titer like antivirus. If compared with other flaviviridae, dengue antivirus development is slower. Because of that, researcher is seeking for antivirus through Raintree leaves extract (Samanea Saman). The experiment is using infected Huh7it-1 cells and the Cells is given varied doses of the extract. Safety of the extract is evaluated in CC50 level through MTT Assay Method. IC50 is evaluated through Focus Assay. The results are CC50 201,21ug/ml and IC50 14,6ug/ml. Therefore; the selectivity index is 13,7. This study shows dengue replication inhibition activity of Samanea Saman leaves extract, thus can be beneficial for dengue antivirus development."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Pudjiani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang model matematis penyebaran demam dengan darah dengan intervensi vaksin dengan membagi kompartemen yang terinfeksi menjadi dua yaitu infeksi primer dan sekunder. Demam berdarah dengue (DBD) sudah menjadi penyakit sejak lama menjadi masalah serius di berbagai negara berkembang, terutama negara tropis dan subtropis. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus DEN dan disebarkan oleh nyamuk Aedes betina. Dalam kasus penyebaran DBD, individu yang terinfeksi untuk pertama kali akan kebal selama sisa hidup mereka terhadap jenis virus yang menginfeksinya dan kebal sementara terhadap ketiga jenis tersebut
virus lainnya. Beberapa hal telah dilakukan untuk mengatasi penularan DBD diantaranya lainnya fumigasi, penggunaan insektisida dan pengusir nyamuk, perawatan intensif terhadap manusia terinfeksi dan yang terbaru adalah vaksinasi. Dalam tesis ini vaksinasi hanya diberikan kepada orang yang belum pernah terinfeksi DBD sebelumnya. Analisis model berkaitan dengan keberadaan titik kesetimbangan, stabilitas titik kesetimbangan keseimbangan, dan nomor reproduksi dasar (R0) dilakukan secara analitik. Dalam tesis Studi analitis dan numerik model ini menunjukkan fenomena percabangan berkembang ketika R0> 1. Sebaliknya, fenomena percabangan terbalik terjadi jika R0 <1. Karenanya Oleh karena itu, penurunan R0 <1 saja tidak cukup untuk menghilangkan penyakit DBD. Beberapa Simulasi numerik disediakan untuk memberikan interpretasi terhadap hasil studi analitik selesai.
ABSTRACT
This thesis discusses a mathematical model of the spread of fever with blood with vaccine intervention by dividing the infected compartments into two, namely primary and secondary infections. Dengue hemorrhagic fever (DHF) has long been a serious problem in developing countries, especially tropical and subtropical countries. DHF is a disease caused by one of four types of DEN virus and spread by female Aedes mosquitoes. In the case of dengue spread, individuals who are infected for the first time will be immune for the rest of their life to the virus that infected them and are temporarily immune to all three strains.
other viruses. Several things have been done to overcome dengue transmission, including fumigation, the use of insecticides and mosquito repellents, intensive care for infected humans and most recently vaccination. In this thesis, vaccination is only given to people who have never been infected with dengue before. Model analysis related to the existence of an equilibrium point, the stability of the equilibrium point of equilibrium, and the basic reproduction number (R0) were carried out analytically. In the thesis of analytical and numerical studies this model shows a branching phenomenon develops when R0> 1. Conversely, the reverse branching phenomenon occurs if R0 <1. Therefore, a decrease in R0 <1 alone is not sufficient to eliminate DHF. Several numerical simulations are provided to provide an interpretation of the results of the finished analytic study."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>