Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ambar Hapsari Leksono
"Penelitian ini membahas manajemen risiko reputasi perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek negara emerging markets di Asia Tenggara. Perusahaan perbankan di Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand tahun 2010-2019 dipilih karena masing-masing negara memiliki perwakilan perusahaan perbankan yang masuk dalam daftar 15 besar bank terbesar di Asia Tenggara berdasarkan total assets di tahun 2019, sebelum penyebaran kasus virus COVID-19 dengan jumlah observasi sebanyak 57 Bank. Penelitian menggunakan data sekunder dari Thomson Reuters dan analisis konten laporan tahunan. Penelitian menganalisis faktor yang memengaruhi suatu perusahaan perbankan untuk menerapkan Manajemen Risiko Reputasi dengan variabel independen yaitu firm size, leverage, return-on-assets, big four auditor, risk awareness, dan reputation awareness terhadap variabel dummy yaitu reputation risk management (RRM). Lalu, dilihat apakah penerapan RRM menambah nilai perusahaan (Tobin’s Q). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar firm size dan reputation awareness maka kecenderungan perusahaan menerapkan RRM semakin besar secara signifikan. Sementara, semakin besar leverage dan risk awareness maka kecenderungan perusahaan menerapkan RRM semakin kecil dan signifikan. Penerapan manajemen risiko reputasi memengaruhi nilai perusahaan walau tidak signifikan. Hasil univariat perbedaan mean perusahaan yang menerapkan RRM memiliki Tobin’s Q yang lebih tinggi daripada yang tidak menerapkan RRM, mendukung tanda awal hubungan positif antara RRM dengan nilai perusahaan

This study discussed about reputation risk management of banking firms listed in South East Asian countries’ emerging markets. Publicly listed bank companies in Indonesia, Philippines, Malaysia, Singapore, and Thailand from Year 2010-2019 were selected, as each country has at least one bank that made it to top 15 biggest bank in South East Asia based on total assets in 2019, before COVID-19 virus spread with total of 57 banks. This study data was acquired from Thomson Reuters and content analysis for each annual report available. Study analyze the determinants that affect firm’s decision on implementing reputation risk management with independent variables are as firm size, leverage, return on asset, Big Four auditor, risk awareness, and reputation awareness to dependent dummy variable for reputation risk management (RRM). Then, we examine the value of RRM to firm’s value with Tobin’s Q as the proxy. This study showed that with increasing value of firm size and reputation awareness, they increase the probability of firms to implement RRM. Whereas each increase in leverage and risk awareness, they decrease the probability of firms to implement RRM. RRM implementation also showed a positive sign to firm’s value although not statistically significant. The univariate analysis showed a support to the regression output with firms that implement RRM have higher firm’s value than those who don’t."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Cahya Prasetyanto
"Penelitian ini berfokus pada manajemen risiko reputasi perbankan syariah terbuka di negara-negara dengan aset bank syariah terbesar yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Sampel yang digunakan adalah 34 bank syariah terbuka pada tahun 2015-2019 sehingga memiliki jumlah observasi sebanyak 170 firm-year. Penelitian ini menggunakan (i) metode regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerapan manajemen risiko reputasi dan (ii) regresi data panel untuk mengetahui pengaruh manajemen risiko reputasi terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (firm size), leverage, profitabilitas (ROA), regional Gulf Cooperation Council (GCC), dan kesadaran reputasi memiliki pengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen risiko reputasi, namun hanya kesadaran risiko yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerapan manajemen risiko reputasi. Selain itu, penerapan manajemen risiko reputasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi berdasarkan uji univariat, terdapat perbedaan mean positif signifikan dari nilai perusahaan yang menerapkan manajemen risiko reputasi dan yang tidak menerapkan manajemen risiko reputasi, sehingga menjadi bukti awal bahwa penerapan manajemen risiko reputasi dapat menambah nilai perusahaan perbankan syariah.

This study focuses on reputation risk management of publicly listed Islamic banking in countries with the largest Islamic bank assets, which aims to determine factors that influence and its effect to company’s value. The sample used is 34 publicly listed Islamic banks in 2015-2019, resulting in 170 firm-year observations. This study employs (i) logistic regression method to determine the factors that influence the implementation of reputation risk management and (ii) panel data regression to determine the effect of reputation risk management on firm’s value (Tobin’s Q). The results show that firm size, leverage, profitability (ROA), countries in Gulf Cooperation Council (GCC), and reputation awareness have significant effect on the implementation of reputation risk management, however risk awareness is the only factor that does not have a significant effect on the implementation of reputation risk management. In addition, the implementation of reputation risk management does not have a significant effect on firm value. However, based on the univariate test, there is a significant positive mean difference in the value of companies that implement reputation risk management and those that do not. It implies that there is evidence that the implementation of reputation risk management can add value to Islamic banking companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lastya Vitriannissa Hendrian
"

Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penerapan manajemen risiko reputasi dan pengaruh dari penerapan manajemen risiko reputasi terhadap nilai perusahaan (Tobins Q) pada perusahaan perbankan dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2017. Sampel yang digunakan mencakup 360 hasil observasi firm-year yang terdiri dari 36 perusahaan selama 10 tahun. Pengujian hipotesis dalam menentukan determinan penerapan manajemen risiko reputasi dilakukan melalui regresi panel logistik dan pengujian hipotesis pengaruh penerapan manajemen risiko reputasi terhadap nilai perusahaan dilakukan menggunakan metode regresi data panel fixed-effects. Analisis univariat juga dilakukan untuk melihat perbedaan antara hasil observasi perusahaan yang menerapkan RRM dan tidak menerapkan RRM. Hasil penelitian menunjukan semakin besar ukuran (firm size), tingkat hutang (leverage) dan kesadaran akan reputasi (reputation awareness) maka semakin besar probabilitas perusahaan untuk menerapkan RRM dan hasil ini signifikan secara statistik. Selain itu, terdapat pula tanda awal bahwa RRM memengaruhi nilai perusahaan dilihat dari analisis univariat dimana perusahaan yang menerapkan RRM memiliki rata-rata nilai Tobins Q yang lebih tinggi dari perusahaan yang tidak menerapkan RRM dan signifikan secara statistik meskipun dari hasil regresi hubungan antara RRM yang positif memengaruhi nilai perusahaan tidak signifikan secara statistik.


This study discussed the factors that affect the implementation of Reputation Risk Management (RRM) and the effect of the implementation of Reputation Risk Management (RRM) on the firm value (Tobins Q) in banking and insurance firms listed on the IDX in 2008-2017. The sample used includes 360 firm-year observations consisting of 36 companies over 10 years. The hypothesis testing regarding the determinants RRM is done through panel logistic regression and hypothesis testing on the effect of RRM implementation on firm value is carried out using the fixed-effects panel data regression method. Univariate analysis was also conducted to see the differences between the results of observations of companies implementing RRM and not. The results shows that the greater the firm size, leverage and reputation awareness of the firm, the greater the probability of the company to implement RRM and this result is statistically significant. In addition, there is an initial indication of the value-relevance of RRM seen from univariate analysis that shows firms applying RRM have a higher firm value on average than companies that do not implement RRM and are statistically significant eventhough the regression results between RRM relationships are positive influencing firm value has not been statistically significant.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vimala Dewi Nurcahyani
"Reputasi perusahaan dan risiko reputasi menjadi hal yang penting dalam periode dinamika bisnis saat ini dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai secara empiris tingkat kepekaan perusahaan terhadap risiko, risiko reputasi dan implementasi manajemen risiko reputasi pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Penelitian ini fokus pada bank terdaftar karena bank seharusnya telah mempertimbangkan risiko reputasi sebagai bagian dari profil risikonya. Penelitian ini menggunakan pendekatan text mining approach untuk menganalisis tingkat kesadaran bank terhadap pengukapan risiko dan risiko reputasi dan menemukan bahwa tingkat kesadaran terhadap risiko reputasi sebagaimanan dijelaskan dalam laporan tahunan telah meningkat selama kurun lima tahun terakhir. Lebih lanjut, penelitian ini juga menganalisis faktor determinan manajemen risiko reputasi dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan menggunakan regresi data panel dan regresi logistik. Penelitian ini menyimpulkan perusahaan dengan tingkat kesadaran risiko reputasi yang tinggi cenderung mengimplementasikan manajemen risiko reputasi. Sebaliknya, implementasi manajemen risiko reputasi tidak secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena risiko reputasi masih tergolong sebagai secondary risk yang dikelola oleh bank dibandingkan dengan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Dengan mempertimbangkan peningkatan teknologi dan arus informasi, diperlukan kapabilitas dalam mengelola risiko reputasi oleh perusahaan di industry keuangan yang sebagian besar bisnisnya berlandaskan pada kepercayaan.

Corporate reputation and reputation risk have become increasingly important in recent years related to corporate performance. The success of a company in managing business operations and risks can improve the performance of companies that can increase the intangible assets of the company in the form of reputation. The aim of this paper is to empirically study awareness of risk, reputation risk and reputation risk management in banks listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2013-2017. This paper focused on listed bank since the listed bank should have addressed the reputational issue on its risk profile. We first used text mining approach to analyze risk awareness towards reputation risk and find that the awareness of reputational risk as reflected in annual report has increased during the last five years. Furthermore, this paper provides empirical study of determinants and value of reputation risk management using panel data and logistic regression. The result show that firms with higher awareness of reputation risk tend to implement reputation risk management. In contrast, implementation of reputation risk management not significantly effects firm performance this due to reputation risk management still became the secondary risk that the bank manages compare to credit risk, operational risk and market risk. Due to increasing flow of information and technology, the importance of developing capability in managing reputation risk is needed by companies in the financial industry where most of the business is based on trust."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gamal Bachri Syamsul
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis hubungan antara dua jenis variabel yang terdiri dari variabel ekonomi makro dan variabel spesifik bank terhadap risiko kredit di ASEAN yang diwakili oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina, dalam lima periode mulai dari tahun 2010 sampai 2014. Motivasi studi ini adalah rencana Integrasi Keuangan ASEAN pada tahun 2020. Isu ini memiliki beberapa risiko terkait dengan risiko kredit yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu risiko kredit sebagai sinyal yang dapat dibaca baik dari variabel ekonomi makro maupun variabel spesifik bank. Dengan menggunakan pendekatan data panel dinamis untuk kelima negara ASEAN ini, penulis menemukan bahwa risiko kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel ekonomi makro dan variabel spesifik bank. Dilihat dari variabel ekonomi makro, penurunan tingkat inflasi dan penerapan sistem keuangan berbasis bank berkontribusi terhadap menurunnya kredit bermasalah. Sedangkan dari variabel spesifik bank, kenaikan provisi kerugian kredit dan profitabilitas serta penurunan ukuran bank mengindikasikan bahwa kredit bermasalah semakin meningkat. Menurut studi ini, baik perubahan tingkat inflasi yang merupakan variabel ekonomi makro maupun kebijakan provisi kerugian kredit sebagai variabel spesifik bank, keduanya merupakan indikator paling akurat untuk menilai kredit bermasalah, sebagai proksi dari risiko kredit.

ABSTRACT
In this study, the author analyzes the relationship between two kinds of variable that consist of macroeconomic and bank specific variables to credit risk in ASEAN which is represented by Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand and Philippines, during five periods start from 2010 until 2014. This study is motivated by the ASEAN Financial Integration in 2020. This issue has some risks related to credit risk which are discussed in this study. The main goals of this study is to find the determinants of credit risk as a signal which could be read from both macroeconomic and bank specific variables. Employing dynamic panel data approach to these five ASEAN countries, the author find that credit risk is significantly affected by both macroeconomic variables and bank specific variables. From the side of macroeconomic variables, the decreasing of inflation rate and bank based financial system implementation are contribute to the decreasing of non performing loan. While from the bank specific variables side, the increasing of loan loss provision, profitability and the decreasing of bank size indicate that the non performing loan is increasing. According to this study, either inflation rate change as macroeconomic variable or loan loss provision policy as bank specific variable, both are the most accurate indicators to assessing non performing loan, the credit risk proxy."
2017
S68602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Syaipudin
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap IC disclosure di berbagai negara. Selain itu, penelitian ini juga menguji pengaruh IC disclosure terhadap likuiditas saham dan nilai kapitalisasi pasar perusahaan dan perbedaan pengaruh IC disclosure terhadap likuiditas saham dan nilai kapitalisasi pasar perusahaan di berbagai negara. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan di 6 (enam) negara yaitu Indonesia, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Thailand. Lima negara tersebut memiliki struktur keuangan yang berbeda, ada yang market based dan ada yang bank based. Metode yang digunakan adalah regresi dengan pool data analysis.
Beberapa kontribusi penelitian ini adalah: (i) menyajikan pendekatan baru dalam mengukur intellectual capital disclosure dengan cara memberikan skor atas item pengungkapan dengan mempertimbangkan bentuk, isi atau makna, keragaman dan volume informasi dari sebuah pengungkapan IC, (ii) menyajikan pengukuran baru untuk variabel karakteristik komite audit dan variabel independensi komisaris, (iii) menyajikan bukti empiris mengenai pengaruh IC disclosure terhadap likuiditas saham, (iv) menyajikan bukti empiris mengenai perbedaan dampak IC disclosure terhadap likuiditas saham dan nilai kapitalisasi pasar perusahaan di berbagai negara dengan struktur keuangan yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CG indeks, karakteristik komite audit, usia listing, dan nilai kinerja IC perusahaan berpengaruh positif terhadap IC disclosure. Sementara itu, variabel konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap IC disclosure, dan variabel-variabel ukuran komisaris, independensi komisaris, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap IC disclosure. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa IC disclosure tidak berpengaruh terhadap likuiditas saham, namun struktur keuangan negara berpengaruh terhadap likuditas saham. Sementara itu, IC disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik ketika diukur dengan market capitalizations maupun market to book ratio.
Hasil penelitian memberikan implikasi bahwa kondisi CG dan struktur keuangan negara merupakan variabel yang harus dipertimbangkan dalam penelitian mengenai IC disclosure. Selain itu, adanya respon pasar terhadap pengungkapan informasi IC memberikan implikasi bahwa perusahaan memiliki insentif untuk melakukan IC disclosure. Penegakan hukum dan praktik CG yang baik dapat mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi IC. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang sekaligus merupakan peluang bagi penelitian selanjutnya yaitu pengukuran variabel IC disclosure belum memisahkan pengungkapan yang bersifat mandatory dan voluntary.

This study aims to examine the factors that influence IC disclosure in various countries. In addition, this study also examines the effect of IC disclosure on stock liquidity and the value of the company's market capitalization and the difference in the effect of IC disclosure on stock liquidity and the market capitalization value of companies in various countries. This study was conducted on companies in the banking sector in 6 (six) countries, including Indonesia, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapore, and Thailand. The five countries have different financial structures, some are market based and some are bank based. The method used is regression with pool data analysis.
Some of the contributions of this study are: (i) to present a new approach in measuring intellectual capital disclosure by giving a score on disclosure items by considering the form, content or meaning, diversity and volume of information from an IC disclosure, (ii) to present new measurements for the audit committee characteristic variables and the independence of the board of commissioners, (iii) to present empirical evidence regarding the effect of IC disclosure on stock liquidity, and (iv) to present empirical evidence regarding the different impact of IC disclosure on stock liquidity and the market capitalization value of companies in various countries with different financial structures.
The study found that the CG index variable, audit committee characteristics, listing age, and the company's IC performance value had a positive effect on IC disclosure. Meanwhile, the ownership concentration variable has a negative effect on IC disclosure, and the variables of commissioner size, commissioner independence, institutional ownership, profitability, and leverage company have no effect on IC disclosure. The test results also showed that IC disclosure has no effect on stock liquidity, but the state's financial structure has an effect on stock liquidity. In addition, IC disclosure has an effect on firm value both when measured by market capitalizations and market to book ratio.
The results of this research implies that CG condition and state financial structure are variables that must be considered in study on IC disclosure. In addition, the market response to the disclosure of IC information implies that companies have incentives to carry out IC disclosures. Law enforcement and Good CG practices can encourage companies to disclose IC information. Finally, the study has limitations which are also opportunities for further researches, which are the measurement of the IC disclosure variable that has not separated the disclosures between mandatory and voluntary.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachim
"ABSTRAK
Altman Z-score telah digunakan selama beberapa dekade untuk memprediksi kebangkrutan. Namun Altman Z-score konvensional mungkin tidak menyadari kemungkinan manipulasi laba yang mungkin merubah gambaran dasar akuntansi dan implikasi mereka terhadap model keputusan investor. Pengukuran risiko kebangkrutan secara umum menggunakan rasio keuangan, dalam kenyataannya Altman Z-score telah digunakan sebagai metode dalam memprediksi financial distress dan kebangkrutan. Selama bertahun-tahun Altman Z-score telah digunakan oleh analis dan investor, meskipun fakta bahwa metode tersebut sangat bergantung pada standard akuntansi terutama pengakuan laba dan laba ditahan. Pada penelitian ini kami menyusun ulang Altman Z-score dan membuat penyesuaian terhadap manajemen laba pada negara ASEAN. Kami mengaplikasikan earning management pada Altman Z-score untuk mengukur derajat deviasi dari probabilitas kebangkrutan pada sampel bangkrut di semua perusahaan terbuka di ASEAN. Lebih lanjut, kami menemukan jika adjusted model memiliki kinerja lebih baik dibandingkan model Altman Z-score original. Kami juga menemukan jika manajemen laba memperbaiki prediksi kebangkrutan perusahaan dengan memprediksi rata-rata 8,31% lebih baik dibandingkan unadjusted model pada kebanyakan negara ASEAN.

ABSTRACT
Altman's Z-score has been used for several decades to predict bankruptcy. However, the conventional Z-score may not consider possible earnings manipulations that could change the fundamental accounting figures and their implications for investors' decision models. The measurement of bankruptcy risk mostly using financial ratio, in real world Altman Z-score has been used for tools on predicting financial distress and bankruptcy. For many years Altman Z-score has been used by analyst and investor, despite the fact that Altman Z-score heavily impact by accounting standard especially for earnings and retained earnings. In this paper we reconstruct the Z-score and making adjustments for earnings management in ASEAN Countries. We apply earning management on Altman Z-score to measure the degree of deviation from bankruptcy probability for the bankruptcy sample in all public firms in ASEAN. Furthermore, we find that the adjusted model performs better than the original Altman Z-score, we also find that earning management improve the bankruptcy prediction by predict on average 8.31% more firms correctly than the unadjusted model in most ASEAN countries."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maissy Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh working capital management terhadap profitabilitas perusahaan pada business cycle yang berbeda pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2019. Pengukuran manajemen modal kerja menggunakan cash conversion cycle dengan komponennya yaitu receivable conversion period, inventory conversion period, dan payable deferral period. Profitabilitas diukur melalui return on assets dan gross profit margin, serta siklus bisnis ditentukan berdasarkan pertumbuhan PDB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siklus bisnis berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap signifikansi pengaruh manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas perusahaan di Indonesia.

This study aims to analyze the effect of working capital management on company profitability in different business cycles in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2019. The measurement of working capital management uses a cash conversion cycle with its components, namely the receivable conversion period, inventory conversion period, and payable deferral
period. Profitability is measured through return on assets and gross profit margin, and the business cycle is determined based on GDP growth. The results showed that working capital management had a significant and insignificant effect on company
profitability. The results of the study also show that the business cycle has an effect and has no effect on the significant effect of working capital management on the profitability of companies in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Larisha Dyra Nataya
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap risiko bank komersial yang terdaftar di negara ASEAN-6 periode 2010-2019. Data dalam penelitian ini didapat dari Thomson Reuters Refinitv Eikon, Worldbank Database, dan Heritage Foundation. Pengujian dilakukan pada 81 bank terdaftar di negara ASEAN-6 selama 10 tahun dengan total 810 observasi yang diperoleh dari teknik probability sampling. Hasil penelitian dengan data panel balance dan metode system GMM menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara diversifikasi pendapatan terhadap risiko bank. Selain itu, tidak ditemukan adanya pengaruh pendapatan non-bunga terhadap risiko. Penelitian ini menunjukan bahwa karena tidak adanya pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap risiko, bank dapat melakukan diversifikasi sebagai pendapatan alternatif mereka.

This study aims to analyze the effect of income diversification on the risk of commercial banks registered in ASEAN-6 countries for the 2010-2019 period. The data in this study were obtained from Thomson Reuters Refinitv Eikon, the Worldbank Database, and the Heritage Foundation. The test was conducted on 81 registered banks in ASEAN-6 countries for 10 years with a total of 810 observations obtained from probability sampling technique. The results of the study using panel balance data and the GMM system method found that there was no significant effect between income diversification and bank risk. In addition, there is no effect of non-interest income on risk. This study shows that as there is no effect of income diversification on risk, banks can diversify as the alternative to get additional income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairanisa Hazhar
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh reputasi underwriter terhadap manajemen laba dan untuk mengetahui efek moderating dari reputasi underwriter terhadap hubungan antara manajemen laba dan kinerja saham jangka panjang perusahaan IPO yang terdaftar di BEI periode 2002-2010. Proksi dari reputasi underwriter adalah dengan menggunakan 20 most active broker berdasarkan total trading value, volume dan frekuensi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya. Proksi dari manajemen laba adalah Discretionary Current Accrual (Modified Jones) dan Proksi dari kinerja saham jangka panjang adalah Buy And Hold Abnormal Return (BHAR). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Hasil Penelitian dalam model penelitian pertama menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan dari reputasi underwriter terhadap manajemen laba. Pada model penelitian kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari reputasi underwriter terhadap hubungan antara manajemen laba dan kinerja saham jangka panjang (3 tahun setelah IPO).

The aim of this study is to analyze the impact of underwriter reputation on earnings management and to analyze moderating effect of underwriter reputation on the relationship between earnings management and long-term stock performance of IPO firms listed in Indonesia Stock Exchange in 2002-2010. The proxy of underwriter reputation is using 20 most active broker based on the total trading value, volume and frequency, issued by Indonesia Stock Exchange (annually). The proxy of earnings management is Discretionary Current Accrual (Modified Jones) and the proxy of the long run performance is Buy And Hold Abnormal Return (BHAR). This research is quantitative and used multivariate regression. The first analysis model finds evidence that there is a negative and significant relationship between underwriter reputation and earnings management. In the second analysis model finds that there is a negative and significant effect on the reputation of underwriters reputation on the relationship between earnings management and long-run performance of IPO ( 3 years after IPO )."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>