Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiba Nur Ashri Ramadhani
"Latar belakang: Respon tubuh terhadap Hipoksia hipobarik intermitten sering dimanfaatkan dalam proses pre-conditioning hipoksia. Hati sebagai penghasil energi utama dan tempat metabolisme tubuh sangat terdampak dari kondisi hipoksia.
Tujuan: Menganalisa perubahan enzim metabolisme pada hati tikus yang mengalami hipoksia hipobarik intermitten.
Metode: Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok (n=5 perkelompok). Kelompok kontrol diberikan perlakuan normoksia. Kelompok perlakuan diberikan induksi hipoksia hipobarik intermitten menggunakan hypobaric chamber pada ketinggian 25000 kaki selama 1,2,3 dan 4 kali. Tikus kemudian dikorbankan pada ketinggian 5000 kaki dan diukur aktivitas spesifik enzim LDH pada 450 nm.
Hasil: Aktivitas spesifik enzim LDH pada jaringan hati yang mengalami hipoksia hipobarik intermitten meningkat secara signifikan (p<0,05), dengan peningkatan tertinggi pada 3 kali pajanan.
Simpulan: Hipoksia hipobarik intermitten menyebabkan peningkatan aktivitas spesifik enzim LDH.

Backgrounds: Body response to intermittent hypoxia hypobaric frequently used as pre-conditioning hypoxia. This condition affected the liver as an energy supplier and body metabolism location.
Aim: Compare metabolism enzyme response in the liver that affected by intermittent hypoxia hypobaric.
Methods: Mice were divided into five groups (n=5 per group). Control group was given normoxia condition. Meanwhile exposed groups were given 1, 2, 3, and 4 times hypoxia hypobaric intermittent exposure. The exposure was using a hypobaric chamber at 25,000 feet. All of the LDH specific activities in the liver were measured at 450 nm.
Results: LDH specific activities in the liver increased significantly (p<0,05). The peak activity was found at 3 times hypoxia hypobaric intermittent exposure.
Conclusion: LDH specific activities in the liver that affected by hypoxia hypobaric intermittent increased significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoiriyyah Amalia Az-Zahra
"Latar belakang: Kondisi hipoksia hipobarik intermiten sering digunakan pada pelatihan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen pada saat tertentu atau disebut sebagai kondisi hipoksia. Hal ini dapat memengaruhi jaringan otot karena otot merupakan salah satu organ yang bergantung pada ketersediaan oksigen untuk menghasilkan ATP. Tubuh akan melakukan berbagai mekanisme kompensasi untuk mempertahankan keadaan homeostasis melalui pengaturan HIF-1α. HIF-1α akan meregulasi banyak ekspresi gen, salah satunya adalah enzim glikolitik yang mengatur metabolisme jaringan. Laktat dehidrogenase merupakan salah satu enzim glikolitik yang diatur oleh HIF-1α dan banyak ditemukan di otot sehingga diduga aktivitas enzim laktat dehidrogenase meningkat dalam kondisi hipoksia.
Tujuan: Menganalisis aktivitas enzim laktat dehidrogenase pada otot tikus yang diinduksi hipoksia hipobarik intermiten
Metode: Menggunakan uji eksperimental pada 5 kelompok tikus Wistar, yaitu normoksia, hipoksia 1 kali, hipoksia 2 kali, hipoksia 3 kali, dan hipoksia 4 kali. Hipoksia dilakukan selama 5 menit dalam hypobaric chamber dengan interval 7 hari. Biomarker hipoksia yang diukur adalah aktivitas enzim laktat dehidrogenase menggunakan LDH activity assay kit Elabscience.
Hasil: Aktivitas spesifik enzim LDH dalam keadaan normoksia (1167,625±120,769 U/gprot), hipoksia 1 kali (1364,17±176,538 U/gprot), hipoksia 2 kali (911,218±130,305 U/gprot), hipoksia 3 kali (1069,153±121,685 U/gprot), dan hipoksia 4 kali (1085,814±52,314 U/gprot). Hasil ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok (p>0,05).
Simpulan: Tidak ditemukan adanya perbedaan aktivitas enzim laktat dehidrogenase antara kondisi normoksia dan hipoksia hipobarik intermiten

Background: Condition of intermittent hypobaric hypoxia is often used in training, this condition can cause lack of oxygen at certain times or is known as a hypoxic condition. This can affect the muscle, because muscle is one of the organs that needs oxygen to produce ATP. The body will perform various compensatory mechanisms to maintain the homeostatic state through HIF-1α regulation. HIF-1α will regulate many gene expression, one of which is a glycolytic enzyme that regulates tissue metabolism. Lactate dehydrogenase is one of the glycolytic enzymes that is regulated by HIF-1α and is found in many muscles so that it is suspected that the lactate dehydrogenase enzyme activity increases in hypoxic conditions.
Aim: to analyzed the activity of the enzyme lactate dehydrogenase in rat muscle induced by intermittent hypobaric hypoxia
Methods: Using experimental tests on 5 groups of Wistar rats, divided to normoxic group, one-time hypoxia group, two-times hypoxia group, three-times hypoxia group, and four-times hypoxia group. Hypoxia was performed for 5 minutes in a hypobaric chamber with 7 days interval. Hypoxic biomarker measured was the activity of the lactate dehydrogenase enzyme using the LDH activity assay kit Elabscience.
Results: Specific activity of the LDH enzyme in normoxic group (1167,625±120,769 U / gprot), one-time hypoxia group (1364,17±176,538 U / gprot), two-time hypoxia group(911,218±130,305 U / gprot), three-times hypoxia group (1069,153±121,685 U / gprot), and four-time hypoxia groyp (1085,814±52,314 U / gprot). These results indicate that there is no significant difference between groups (p> 0.05).
Conclusion: There was no difference in the activity of the enzyme lactate dehydrogenase between normoxia and intermittent hypobaric hypoxia
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rineke Twistixa Arandita
"Hipoksia merupakan keadaan dimana kadar oksigen berada dibawah kadar 20-21%. Otak merupakan salah satu organ yang rentan mengalami kematian sel akibat hipoksia disebabkan oleh kebutuhan energi yang lebih banyak untuk melakukan fungsinya. Aktivitas Enzim Laktat Dehidrogenase (LDH) memiliki peran dalam keadaan hipoksia untuk menghasilkan energi melalui reaksi glikolisis anaerob. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mempelajari adaptasi jaringan otak dengan melihat aktivitas enzim LDH di jaringan otak tikus normoksia dibandingkan dengan hipoksia.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental yang dilaksanakan sejak Maret 2011. Dilakukan pengkondisian hipoksia dalam hypoxic chamber (oksigen 10% dan nitrogen 90%) selama 1 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14 hari kepada 20 tikus galur Sprague Dawley, sedangkan 5 ekor tikus akan berperan sebagai kontrol. Pasca perlakuan, otak tikus diambil melalui proses bedah dengan melakukan eutanasia dengan eter terlebih dahulu, otak ditimbang hingga batas 100 mg, dan diubah menjadi supernatan yang akan diperiksa absorbansinya dengan menggunakan elektrofotometer untuk menentukan aktivitas enzim LDH.
Hasil menunujukkan peningkatan aktivitas pada 1 dan 3 hari hipoksia, dan menurun pada 7 dan 14 hari hipoksia. Analisis dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis didapatkan nilai p > 0.05 sehingga tidak ada perbedaan bermakna antara aktivitas LDH pada kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakuan hipoksia.

Hypoxia is a term to a condition which oxygen level below 20-21%. The brain is an organ which is susceptible to cell death due to hypoxia caused by the need of more energy to perform its function. Lactate Dehydrogenase (LDH)?s activity has role in hypoxic condition to produce energy through anaerob glycolisis. This research aimed to observe and study about the adaptation of brain through LDH's activity in the tissue of normoxic rat brain compared to the hypoxic rat.
This is an experimental study which held from March 2011. 20 rats were placed in the hypoxic chamber (10% Oxygen, 90% Nitrogen) for 1, 3, 7, and 14 days; while 5 normoxic rats will be served as control. The brain were taken by a surgery with a process of eutanaschia before it. The brain weighed up to the limit of 100 mg, then converted to supernatant. Absorbance of the supernatant examined by electrophotometer as the activity of the enzymes.
There were increased activity in the 1, and 3-day hipoxia, and decreased in 7, and 14-day hipoxia. analyzed by Kruskal-Wallis nonparametric test obtained p > 0.05 which means there is no significant difference between LDH?s activity in the normoxic and hypoxic tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faathimah Mahmudi Isma`il
"Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau ketidakmampuan dalam menggunakan oksigen. Keadaan ini telah dikaitkan dengan patologi dari penyebab utama kematian, termasuk penyakit kardiovaskuler. Agar tetap dapat menghasilkan ATP meskipun oksigen terbatas, sel memiliki kemampuan untuk mengubah glikolisis aerob menjadi glikolisis anaerob. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas spesifik enzim laktat dehidrogenase (LDH) pada jaringan jantung tikus yang diinduksi hipoksia sistemik. Penelitian ini merupakan studi eksperimental pada 25 ekor tikus Sprague-Dawley yang secara acak dibagi kedalam satu kelompok tikus normoksia sebagai kontrol dan empat kelompok tikus yang diinduksi hipoksia (10% O2 dan 90% N2) selama 1 hari, 3 hari, 7 hari, dan 14 hari, sehingga tiap kelompok terdiri lima ekor tikus. Pengukuran aktivitas spesifik LDH menggunakan kit LDH QuantiChromTM (DLDH-100). Aktivitas spesifik LDH jantung tikus hipoksia cenderung menurun selama perlakuan hipoksia dibandingkan dengan tikus normoksia. Analisis dengan Kruskal Wallis menunjukkan aktivitas spesifik LDH pada jaringan jantung tidak berbeda bermakna antara tikus normoksia dengan tikus hipoksia (p = 0,391). Disimpulkan bahwa tidak ditemukan perbedaan aktivitas LDH antara jantung tikus normoksia dan tikus yang diinduksi hipoksia sistemik.

Hypoxia is a state of oxygen deficiency in tissues or inability to use oxygen. This condition has been associated with the pathology of the leading causes of death, including cardiovascular disease. In order to maintain the ability to produce ATP although oxygen is limited, the cell has an ability to change from aerobic to anaerobic glycolysis. This research aims to evaluate the lactate dehydrogenase (LDH) spesific activity during systemic hypoxia in the heart. This research is an experimental study on 25 Sprague-Dawley rats that randomly divided into one group of normoxic rats as control and four groups of hypoxia induced rats (10% O2 and 90% N2) for 1 day, 3 day, 7 day, and 14 day, so that each group consisted of 5 rats. Measurement of LDH specific activity was done using LDH QuantiChromTM (DLDH-100) kit. Cardiac LDH specific activity of hypoxia induced rat tend to decrease during hypoxia compared with normoxic rat. Analysis with Kruskal-Wallis shows that there is no significant difference of cardiac LDH specific activity between groups (p = 0.391). So, it can be concluded that there is no difference of cardiac LDH activity between normoxic and systemic hypoxia induced rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naela Himayati Afifah
"Pada kondisi hipoksia, untuk tetap mencukupi jumlah adenosine trifosfat (ATP), sel akan melakukan adaptasi dengan mengubah metabolisme dari proses aerob menjadi anaerob. Sebagai enzim glikolisis anaerob, jumlah laktat dehidrogenase (LDH) pun akan meningkat di dalam sel. Paru, sebagai organ vital penyedia oksigenasi adekuat bagi tubuh, juga memiliki respon terhadap kondisi hipoksia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran adaptasi metabolisme jaringan paru melalui aktivitas spesifik LDH, pada tikus yang telah diinduksi hipoksia sistemik dibandingkan dengan normoksia (kontrol). Sejumlah tikus ditempatkan pada kandang hipoksia (kandungan O2 10%) selama 1, 3, 7, dan 14 hari. Pada akhir periode, bersama dengan kelompok tikus normoksia, semua tikus percobaan dieuthanasia, dan organ parunya dianalisis untuk pengukuran aktivitas spesifik LDH.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas LDH paru menurun pada kondisi hipoksia dibandingkan dengan normoksia. Penurunan glikolisis anaerob pada sel paru menggambarkan kegagalan mekanisme adaptasi sel yang berujung pada apoptosis. Perhitungan One-Way ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok normoksia dan kelompok-kelompok hipoksia (p=0,015). Pada Uji Post-Hoc diketahui bahwa aktivits LDH pada kelompok hipoksia 1 hari, 7 hari, dan 14 hari, berbeda bermakna dibandingkan normoksia.
Disimpulkan bahwa pada jaringan paru tikus hipoksia sistemik terdapat penurunan bermakna aktivitas spesifik LDH dibandingkan kontrol normoksia.

In hypoxia, to maintain adenosine triphosphate (ATP) production, cell conducts an adaptation mechanism by shifting metabolism from aerobic into anaerobic. As an anaerobic glycolytic enzyme, the amount of lactate dehydrogenase (LDH) is increasing intracellularly regarding hypoxia condition. Lung, as a vital organ regulating adequate oxygenation to systemic, has a response to hypoxia.
This research aims to get a display of metabolism adaptation on lung tissue in systemic hypoxia induced rats compared to normoxia. Some amount of rats are divided into groups and placed inside hypoxic cage (O2 10%) in 1, 3, 7, and 14 days. In the end, together with normoxia group, they were euthanized, and the lung organ was analyzed for specific LDH activity.
The result shows a declining on LDH activity in hypoxia compared to normoxia. The decreasing of anaerobic glycolytic process in lung tissue portrays a failure of lung cell adaptation mechanism, and this condicition leads to cell apoptosis. One-way ANOVA test shows significant difference on LDH specific activity between normoxia and hypoxia groups (p=0,015). Post-Hoc test then shows the significant difference is between 1 day, 7 days, and 14 days hypoxia compared to normoxia.
In conclusion, there is significant decreasing of specific LDH activity on hypoxia compared to normoxia in lung tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Nugroho Putri
"Hipoksia pada ketinggian diketahui menyebabkan stress oksidatif. Dilakukan penelitian mengenai aktivitas spesifik katalase pada jaringan hati tikus dengan metode spektrofotometri untuk mengukur pemecahan hidrogen peroksida. Tikus dipajankan pada hipoksia hipobarik akut berulang dengan simulasi ketinggian 35,000 kaki yang diturunkan bertahap ke ketinggian 25,000 kaki, 20,000 kaki, lalu 18,000 kaki. Hewan uji dibagi ke dalam 4 kelompok: 1) diberi 1 kali perlakuan, 2) diberi 2 kali perlakuan, 3) diberi 3 kali perlakuan, 4)diberi 4 kali perlakuan, dengan setiap prosedur diselingi periode normoksia selama 7 hari. Hipoksia menyebabkan penurunan aktivitas spesifik katalase pada semua kelompok uji. Penurunan bermakna didapatkan pada kelompok 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), dan 4 (p = 0.008). Hasil pada kelompok 1 tidak menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan kontrol (p = 0.548). Hipoksia hipobarik menginduksi penurunan aktivitas spesifik katalase hati.

Hypoxia at high altitude is known as a cause of oxidative stress. Specific activity of catalase in rat liver submitted to recurrent acute hypobaric hypoxia were studied by means of measuring the breakdown of hydrogen peroxide spectrophotometrically. Animals were submitted to simulated altitudes of 35,000 ft lowered gradually to 25,000 ft, 20,000, and 18,000 ft. The experimental groups were as follows: 1) rats exposed to one procedure, 2) exposed to two procedures, repeatedly, 3) exposed to three-times of procedures, and 4) exposed to four-times of procedures, each procedure was interrupted with 7 days period of normoxia. Hypoxia produced a decrease in specific activity of liver catalase in all experimental groups. Significant decreases were showed in group 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), and 4 (p = 0.008). Group 1 showed no significant difference compared to control group (p = 0.548). Hypobaric hypoxia induces a decrease in the specific activity of catalase in rat liver."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
John Christian
"Saat hipoksia, tubuh memproduksi radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Radikal bebas, salah satunya, dapat menyerang protein sehingga menghasilkan dikarbonil. Namun, terdapat mekanisme adaptasi tubuh yang mungkin diinduksi hipoksia hipobarik intermiten, termasuk antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan dapat dilihat, salah satunya dengan penurunan produksi dikarbonil. Penelitian ini dilakukan dengan desain eksperimental dengan melibatkan 25 ekor tikus yang dibagi ke dalam 5 kelompok, yakni kelompok Hipoksia Hipobarik Intermiten (HHI) 7 kali, kelompok HHI 14 kali, kelompok HHI 21 kali, kelompok HHI 28 kali, dan kelompok kontrol. Terjadi fluktuasi kadar dikarbonil dan dapat terlihat tren perubahan kadar dikarbonil antara kelompok-kelompok perlakuan walaupun hasil uji statistik tidak memiliki perbedaan signifikan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari kadar dikarbonil pada jaringan hati tikus di kelompok yang diberikan perlakuan hipoksia hipobarik intermiten dengan kelompok kontrol sehingga hipotesis “jumlah paparan hipoksia hipobarik intermiten yang berbeda mengakibatkan perbedaan kadar dikarbonil yang bermakna pada jaringan hati tikus” dan adanya efek perlindungan HHI terhadap radikal bebas tidak terbukti.

During hypoxia, the body produces free radicals which are harmful to the body. Free radicals can attack proteins to produce dicarbonyl. However, there are body adaptation mechanisms that may be induced by intermittent hypobaric hypoxia, including antioxidants that protect the body from free radicals and can be seen, one of which is by decreasing dicarbonyl production. This study was conducted using an experimental design involving 25 rats which were divided into 5 groups, namely the Intermittent Hypobaric Hypoxia (HHI) group 7 times, the HHI group 14 times, the HHI group 21 times, the HHI group 28 times, and the control group. Fluctuations in dicarbonyl levels occurred and a trend of changes in dicarbonyl levels could be seen between the treatment groups, although the results of the statistical tests did not have a significant difference. The results showed that there was no significant difference in dicarbonyl levels in rat liver tissue in the group that was given intermittent hypobaric hypoxia treatment with the control group so that the hypothesis "different amounts of intermittent hypobaric hypoxia exposure resulted in significant differences in dicarbonyl levels in rat liver tissue" and there was an effect HHI's protection against free radicals is not proven."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Evendi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempeiajari konsumsi glukosa. aktivitas spesifik LDH
dan pola isozim LDH pada kondisi hipoksia sistemik kronik. Penelitian dilakukan
terhadap hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik kronik 1, 3. 7 dan 14 hari.
Konsumsi glukosa diukur dengan metode enzimatik Trlnder. Aktivitas spesiflk LDH
diukur dengan metode German Society of Clinical Chemistry (DGKC). Poia isozim
LDH dianaJisis dengan eJektroforesis Titan Gel. Hasil peneHtian menunjukkan bahwa
konsumsi g!ukosa pada hipoksia sistemik kronik cenderung rneningkat walaupun
tidak. berbeda dengan kontrol. Aktivitas spesIfik LDH ditemukan paling tinggi pada
hipoksia 3 hari sedangkan pola elektroforesis isozim LDH menunjukkan perbeda.an
pada hari ke-3 dan ke-7 hipoksia dengan kontroL Tidak terdapat hubungan antara
konsumsi glukosa dengan aktivitas spesifik LDH.

ABSTRACT
The aim of this study was to observe glucose consumption, specific activity of
LDH and electrophoretic LDH isoenzyme patterns on systemic chronic hypoxia. The
study was carried out with Jiver tissue of rats exposed to systemic hypoxia for 3, 7
and 14 days. Glucose consumption was measured by Trinder method. The specific
activity ofLDH was performed using Gcnnan Society of Clinical Chemistry (DGKC)
method, while LDH isoenzyme patterns were analyzed using Titcm Gel
electrophoresis, Results indicated that glucose consumption showed tendencies to
increase compared to control group, although the difference were not sigr.itlcant. The
specific activity of LDH was highest on day 3 of the hypoxic group. Electrophoretic
patterns of LDH isoenzyme showed differences on day 3 and day 7 of hypoxia with
controL It is concluded that glucose consumption is not related to specific activity of
LDH."
2010
T32795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Dea Safira
"Testis adalah organ yang sangat rentan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh stress oksidatif karena secara terus-menerus melakukan replikasi secara ekstrim seperti spermatogenesis dan steroidogenesis walaupun dengan vaskularisasi yang terbatas. Keadaan hipoksia sudah terbukti dapat merusak testis dari berbagai aspek, yaitu mengurangi jumlah produksi sperma, merusak struktur, serta menurunkan kemampuannya dalam beradaptasi menghadapi stress oksidatif. Banyak orang yang terpaksa hidup dalam keadaan terpapar pada hipoksia, seperti atlet dan orang-orang yang tinggal di dataran tinggi. Percobaan ini dilakukan dengan cara melihat absorbans dari homogenat testis tikus yang telah diberikan H2O2 dan melihat regresinya setelah 30 detik dan 2 menit 30 detik yang menggambarkan dekomposisi dari H2O2 oleh enzim katalase yang terdapat pada homogenat jaringan tersebut. Dari hasil percobaan ini, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikaan antara perlakuan hipoksia hipobarik yang intermiten terhadap aktifitas spesifik katalase (p=0.456). Keadaan testis yang rentan terhadap stress oksidatif membuatnya mempunyai berbagai macam mekanisme untuk mengeliminasi ROS. Bermacam macam antioksidan yang bekerja dalam organ tersebut bisa menjadi salah satu alasan mengapa perubahan aktifitas spesifik katalase tidak begitu signifikan karena perannya sudah terbantu oleh antioksidan lain. Selain itu, testis merupakan organ yang heterogen sehingga bagian testis yang menjadi tempat pengambilan sampel berpengaruh terhadap hasil. Sampai saat ini, belum terdapat bukti yang menjelaskan bahwa aktifitas spesifik katalase dapat dipengaruhi oleh paparan terhadap hipoksia hipobarik intermiten. Hasil yang lebih representatif bias didapatkan dengan melakukan pengukuran antioksidan lain dengan melibatkan seluruh jaringan testes dengan sampel yang lebih banyak.

A testes is an organ that is vulnerable with the damage done by the oxidative stress because it performs replication constantly, which are spermatogenesis and steroidogenesis, in spite of its limited vascularization. The state of hypoxia has been proven to have destructive effect to testes various aspects. Starts from reducing sperm production, destruct the structures, and decrease its ability to adapt against oxidative stress. Many people were forced to live within hypoxia exposure, such as athletes or people that live in high altitude. This experiment is done by measuring absorbance of testes homogenate of rat that has been given H2O2 and see the regression at 30 seconds and 2 minutes 30 seconds that represent decomposition of H2O2 by catalase contained in homogenate. From this experiment, no significant relation exists between treatment hypoxia hypobaric being intermittent on specific activity catalase can be found (p = 0.456). Testes are accommodated by sorts of mechanisms to eliminate ROS because of its susceptibility to ROS. Various kinds of antioxidant who works in the organ can be one reason why specific activity catalase does not change significantly, because its role has been supported by other antioxidant. Besides, testes are heterogeneous organs so that the part of the testes that become the place of the sample collection may give impact on the results. Until this moment, there is no evidence that explains that specific activity catalase can be influenced by exposure to hypobaric hypoxia intermittent yet. Measuring other antioxidant along with the ROS by involving the whole testes as the tissue sample instead of taking some parts of it can be done to obtain more representative result.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rahmadiansyah
"Hipoksia hipobarik merupakan kondisi dimana tubuh memiliki kekurangan oksigen dalam jaringan dan sel. Pada keadaan hipoksia, tubuh mampu memproduksi radikal bebas. Sehingga, tubuh menghasilkan antioksidan yang berfungsi menangkal radikal bebas. Salah satu antioksidan yang berfungsi yaitu glutation (GSH). Glutation memiliki peranan penting dalam antioksidan khususnya menangkal radikal bebas hidrogen peroksida (H2O2). Dengan adanya antioksidan ini, maka dapat melindungi sel tubuh yang mengalami kerusakan akibat radikal bebas. Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode desain eksperimental. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok 7 kali, kelompok 14 kali, kelompok 21 kali, dan kelompok 28 kali hipoksia hipobarik intermiten (HHI). Setiap kelompok diberikan prosedur hypobaric chamber training. Selanjutnya melakukan pengukuran kadar glutation dengan menggunakan metode Ellman. Rata-rata kadar glutation organ hati kelompok tikus 7 kali HHI lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol (p = 0.001). Rata-rata kadar glutation organ hati kelompok tikus 14 kali HHI lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus 7 kali HHI (p < 0.001). Rata-rata kadar glutation organ hati pada kelompok lainnya kembali menurun setelah diberikan paparan 21 kali HHI dan 28 kali HHI dibandingkan dengan kelompok normal namun tidak memiliki makna yang signifikan. Menurut hasil penelitian ini, kadar glutation pada keadaan HHI mengalami penurunan akibat dari suatu efek perlindungan hati terhadap adanya radikal bebas yang dihasilkan dari hipoksia hipobarik intermiten.

Hypobaric hypoxia is a condition in which the body has a low level of oxygen in the tissues and cells. The effect that occurs when in a state of hypoxia is that the body produces free radicals. However, the body also produces antioxidants that work to eliminate free radicals. One of the antioxidants is glutathione. Glutathione has a role in antioxidants, especially scavenging free radical hydrogen peroxide (H2O2). With this antioxidant, it can protect from cell damage by free radicals. This research use the experimental design method. This study used 25 rats which grouped into 5 groups, namely the control group, group with 7 times, group with 14 times, group with 21 times, and group with 28 times intermittent hypobaric hypoxia (IHH). Each group will be exposed to hypobaric chamber training procedure. Furthermore, measuring glutathione levels in rat liver samples in each group using the Ellman’s method. The average glutathione level of the group rats 7 times IHH was significantly lower than that of the control rats group (p = 0.001). The average liver glutathione levels in the group rats 14 times IHH were significantly higher than the group rats 7 times IHH (p < 0.001). The average liver glutathione levels in the other groups decreased again after exposure to 21 times IHH and 28 times IHH compared to the control group but did not significantly different. According to the results of this study, glutathione levels in rat's liver decreased due to a protective effect of the liver against the presence of free radicals resulting from IHH."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>